• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Hipotesis Penelitian :

H1 : Penerapan Sistem Akuntansi berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Dalam hal pengurusan dan pengelolaan dana desa, Sistem Informasi Akuntansi sangat perlu dilakukan karena akan menentukan bagaimana pengelolaan serta penggunaan dana desa dengan baik. Dalam hal ini, Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai catatan dan laporan koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan desa yang dibutuhkan oleh pemerintah desa guna memudahkan pengelolaan dana desa yang ada.

Rusmayanti (2016) menyatakan bahwa adanya sistem pengelolaan keuangan di Desa, Kaur Keuangan menjadi lebih terbantu. Penyimpanan data pengelolaan keuangan tidak membutuhkan berkas banyak dan data bisa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Sistem Informasi Akuntansi pada pengelolaan dana desa akan memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap ketidakstabilan pengelolaan dana desa yang ada serta Sistem Informasi Akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap sistem pengelolaan dana desa yang ada di desa tersebut.

H2 : Pemanfaatan Teknologi berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Teknologi informasi digunakan oleh sebuah organisasi untuk pemrosesan, dan penyimpanan informasi, serta berfungsi sebagai penyebaran informasi. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meringankan dan membantu tugas yang dilakukan sepertihalnya penyusunan laporan keuangan. (Rahadi, 2017) menyatakan bahwa Teknologi Informasi

mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang dalam menghemat waktu maupun tenaga. Begitupula pada tingkat pemerintahan desa, pemanfaatan teknologi digunakan oleh aparat desa dalam mengelola data dan menyimpan informasi.

Berdasarkan Stewardship theory, principals yaitu pemerintah berhak meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan desa dari Pemerintahan Desa. Oleh karena itu Pemerintah Desa memiliki kewajiban membuat laporan sesuai dengan peraturan serta tidak mengandung unsur yang membingungkan bagi para pemakai laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah desa nantinya akan diberikan kepada pemerintah sebagai bahan evaluasi. Adanya pemanfaatan teknologi informasi menjadikan laporan keuangan disusun secara lebih andal dan relevan. Teknologi informasi mempermudah integrasi pelaporan dari Pemerintah Desa (steward) ke Pemerintah (principals). Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi akan meminimalisir keterlambatan pelaporan kinerja pengelolaan dana desa.

H3 : Pengawasan Internal berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pengawasan internal yang efektif dapat meningkatkan praktek tata kelola yang baik dan menurunkan korupsi di Ghana (Mensah, et al., 2015).

Mehaela dan Iulian (2015) menyatakan bahwa corporate governance dan pengendalian internal tidak boleh dilihat secara terpisah. Sebuah organisasi

tanpa sebuah cara pandang pemimpin jangka panjang yang efisien, mekanisme pengendalian internal yang efektif tidak akan dapat bertahan.

Oleh karena itu corporate governance tidak akan berjalan efektif tanpa pengendalian internal yang baik. Inspektorat daerah di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang SPIP pada bagian kedua mengenai Pengawasan Internal atas Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah. Inspektorat daerah merupakan pengawas internal (internal auditor) dalam pemerintah daerah.

Sebagai pengawas internal, keberadaan inspektorat daerah dinilai sangat penting dilihat juga dari fungsi dasarnya yaitu melakukan pengawasan pada seluruh kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi perangkat daerah sesuai dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Pengawasan pemerintah meningkatkan akuntabilitas keuangan melalui evaluasi dan perbaikan pengendalian internal, manajemen risiko dan proses tata kelola pemerintahan (Aikins 2016).

Teori stewardship pihak principal adalah pihak yang memberi mandat kepada pihak lain yaitu agents untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

Penyimpangan dan kebocoran masih banyak ditemukan di dalam akuntabilitas pengelolaan dana desa. Hal ini menunjukkan bahwa Sistem Pengendalian Internal dibutuhkan untuk meminimalkan adanya kecurangan dalam suatu sistem. Semakin baik Sistem Pengendalian Internal maka semakin baik Akutabilitas pengelolaan Dana Desa.

H4 : Partisipasi Penganggaran berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Menurut Halim dan Kusufi (2017:48), anggaran adalah dokumen yang berisi estimasi kerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran yang disajikan dalam ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja. Anggaran dibutuhkan oleh organisasi dalam hal perencanaan, memperjelas kebijakan, mempererat hubungan antar karyawan dan menciptakan keselarasan tujuan perusahaan. Keterlibatan karyawan dalam perencanaan, penyusunan, serta pengoperasian anggaran menjadikan keterbukaan dalam hal financial suatu organisasi. Partisipasi penyusunan anggaran menunjukkan luasnya partisipasi aparat pemerintah daerah dalam memahami anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban anggaran.

Jika dihubungkan dengan Stewardship theory, principals yaitu Pemerintah memerlukan adanya partisipasi dalam melakukan perencanaan anggaran terkait dana desa. Hal ini dilakukan agar anggaran yang dibuat selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunan angggaran terkait dana desa dilakukan secara musyawarah yang dihadiri oleh masyarakat setempat. Selain berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka masyarakat juga dapat mengawasi apakah penggunaan anggaran yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya. Adanya partisipasi masyarakat

dalam penyusunan anggaran, menjadikan anggaran yang direncanakan lebih transparan sehingga akan menghindari adanya kecurangan dan manipulasi.

Hasil Sugiarti & Yudianto (2017), Sapartiningsih, dkk (2018) serta Dewi & Gayatri (2019) menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.

Partisipasi anggaran oleh masyarakat dapat menjadi media monitoring atas kinerja yang dilakukan. Adanya partisipasi masyarakat dalam perencanaan anggaran menjadikan pengelolaan lebih terbuka sehingga mendorong terciptanya akuntabilitas pegelolaan dana desa.

H5 : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik berpengaruh terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Charlick mengatakan (Supriadi, dkk, 2012, h.2) good governance terkait segala macam urusan publik yang efektif dengan memformulasikan kebijakan yang sah serta memperhatikan nilai-nilai yang tumbuh dan dimasyarakat secara umum. Pilar-pilar good governance menurut Andrianto (2007, h.26) adalah Negara, Sektor Swasta, dan masyarakat.

Ketiga pilar tersebut harus saling bekerjasama untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik . Adapun prinsip - prinsip tersebut terdiri dari prinsip utama sesuai yang dijelaskan oleh Sedarmayanti (2004, h.7) yaitu: akuntabilitas, transparansi, aturan hukum.

Kecamatan Patumbak merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang mendapatkan dana bantuan berupa Alokasi

dana desa (ADD), maka dari itu berkewajiban untuk mengelola ADD sesuai peraturan yang berlaku. Sebab pengelolaan keuangan khususnya pengelolaan ADD ini merupakan sarana yang tepat sebagai perwujudan pemerintahan yang baik (good governance). Menerapkan prinsip akuntabilitas pada pengelolaan ADD tepat sebab dapat digunakan sebagai acuan kinerja penerintah desa dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam pengelolaan keuangan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait