HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6 Uji Hipotesis
4.6.1 Koefisien Determinasi R 2
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen pada persamaan regresi dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar
antara nol hingga satu (0<R2<1). Jika nilai koefisien determinasimendekati nol maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sedangkan jika mendekati satu maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk variasi variabel dependen.
Gambar 4.5
Sumber : Olahan Peneliti, 2021
Berdasarkan Gambar 4.5, hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,640, artinya variabel penerapan sistem akuntansi, pemanfaatan teknologi, pengawasan internal, partisipasi penganggaran dan tata kelola pemerintahan yang baik secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa sebesar 0,640 (64,0%), sedangkan sisanya sebesar 36,0% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
4.6.2 Uji F (Simultan)
Dalam penelitian ini seluruh variabel independent secara bersama sama memiliki pengaruh terhadap variabel akuntabilitas pengelolaan
alokasi dana desa yang dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yakni sebesar 0.00 dan nilai f hitung > f tabel (14.894 > 0.249)
Gambar 4.6
Sumber : Olahan Peneliti, 2021
4.6.3 Uji T (Parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, dan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel dependen secara parsial. Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan uji t, yaitu jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
Gambar 4.7
Sumber : Olahan Peneliti, 2021
(a) Pembahasan
Pengujian Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel Penerapan Sistem Akuntansi yaitu 0.001 < 0.05 dan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel 3.685 > 2.032 Artinya, variabel Penerapan Sistem Akuntansi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dalam hal pengurusan dan pengelolaan dana desa, penerapan sistem akuntansi sangat perlu dilakukan karena akan menentukan bangaimana pengelolaan serta penggunaan dana desa dengan baik. Dalam hal ini, Sistem Akuntansi dapat diartikan sebagai catatan dan laporan koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan desa yang dibutuhkan oleh pemerintah desa guna memudahkan pengelolaan dana desa yang ada.
Sistem akuntansi yang dirancang dan dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan organisasi
Sudana (2015) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem aplikasi terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data transaksi keuangan perusahaan secara terintegrasi.
Rusmayanti (2016) menyatakan bahwa adanya sistem pengelolaan keuangan di Desa, Kaur Keuangan menjadi lebih terbantu. Penyimpanan data pengelolaan keuangan tidak membutuhkan berkas banyak dan data bisa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.
(b) Pengujian Hipotesis Pengaruh Pemanfaatan Teknologi terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel Pemanfaatan Teknologi yaitu 0,005 < 0,05 dan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel -2.968 > 2.032 Artinya, variabel pemanfaatan teknologi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Adanya pemanfaatan teknologi informasi menjadikan laporan keuangan disusun secara lebih andal dan relevan, tetapi menurut beberapa
sumber yang telah peneliti peroleh dari hasil wawancara di Kecamatan Patumbak, pihak terkait sepakat bahwasannya terdapat kendala mengenai penerapan teknologi informasi di desa Kecamatan Patumbak. Diantaranya adalah perangkat komputer serta sistem aplikasi yang digunakan nyatanya belum sepenuhnya sempurna. Meskipun demikian, pemanfaatan teknologi informasi pada pemerintahan desa tidak menurunkan akuntabilitas kinerja desa. Desa tetap melakukan kegiatan pelayanan dan tidak menurunkan akuntabilitas kinerja desa.
Berdasarkan teori Stewardship, pemerintah (principal) berhak meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan desa dari Pemerintahan Desa (steward). Oleh karena itu Pemerintah Desa memiliki kewajiban membuat laporan sesuai dengan peraturan serta tidak mengandung unsur yang membingungkan bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah desa nantinya akan diberikan kepada pemerintah sebagai bahan evaluasi.
Pemanfaatan teknologi informasi dapat meringankan dan membantu tugas yang dilakukan sepertihalnya penyusunan laporan keuangan. Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi menjadikan laporan keuangan disusun secara lebih andal dan relevan. Teknologi informasi mempermudah integrasi pelaporan dari Pemerintah Desa (steward) ke Pemerintah (principals). Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi akan meminimalisir keterlambatan pelaporan kinerja pengelolaan dana desa.
Penelitian Sugiarti & Yudianto (2017), Jannah, dkk (2018) dan Sapartiningsih, dkk (2018) menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa.
Pemanfaatan teknologi informasi menjadikan informasi yang didapat semakin relevan dan pendistribusian infromasi lebih efektif. Sehingga dengan demikian akan meminimalisir kecurangan dalam pengalokasian dana desa
(c) Pengujian Hipotesis Pengaruh Pengawasan Internal terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel pengawasan internal yaitu 0,151 > 0,05 dan nilai thitung lebih kecil daripada nilai ttabel -1.468 < 2.032 . Artinya, tidak ada pengaruh yang ditemukan antara variabel pengawasan internal terhadap variabel Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengawasan internal tidak memberikan dampak terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan Patumbak. Tidak adanya pengaruh pengawasan internal terhadap akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa bisa terjadi karena pengawasan yang dilakukan di desa belum sepenuhnya di terapkan dengan baik, seperti belum terlaksananya indikator - indikator dari pengawasan itu sendiri (lingkungan pengendalian, penafsiran resiko, sistem informasi dan komunikasi akuntansi, aktifitas pengawasan, pemantauan)
sehingga aktivitas pengendalian atau pengawasan internal yang ada dalam desa tidak berjalan sesuai dengan tujuan intansi.
Menurut teori Stewardship, Pemerintah Desa sebagai (steward) akan lebih berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya karena dalam mengelola dana desa akan diawasi oleh dua pihak yaitu masyarakat dan pemerintah.
Adanya suatu pengawasan membantu terlaksananya kebijakan yang ditetapkan agar dapat mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien.
Pengawasan atas kinerja Pemerintah Desa menjadi sebuah kontrol, sehingga dengan adanya pengawasan maka dapat meminimalisir terjadinya kecurangan. Semakin ketat pengawasan yang dilakukan maka akan semakin akuntabel pengelolaan dana desa
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ina Mutmainah & Bambang Agus Pramuka ( 2017) yang menyatakan bahwa pengendalian atau pengawasan internal tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa.
(d) Pengujian Hipotesis Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel Partisipasi Penganggaran yaitu 0.000 < 0.05 dan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel 5.981 > 2.032 Artinya, variabel Partisipasi Penganggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Partisipasi merupakan hal yang penting
dilakukan untuk mencapai tujuan dari dana desa itu sendiri yaitu adalah mensejahterakan masyarakat dimana partisipasi penganggaran atau partisipasi masyarakat ini dilaksanakan untuk mengupayakan masyarakat agar lebih mandiri.
Jika dihubungkan dengan teori Stewardship, principals (Pemerintah) memerlukan adanya partisipasi dalam melakukan perencanaan anggaran terkait dana desa. Hal ini dilakukan agar anggaran yang dibuat selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunan angggaran terkait dana desa dilakukan secara musyawarah yang dihadiri oleh masyarakat setempat.
Selain berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka masyarakat juga dapat mengawasi apakah penggunaan anggaran yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya. Adanya partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran, menjadikan anggaran yang direncanakan lebih transparan sehingga akan menghindari adanya kecurangan dan manipulasi
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Firdaus (2020) yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhahadap pengelolaan alokasi dana desa.
(e) Pengujian Hipotesis Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik yaitu 0.002 < 0.05 dan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel 3.299 > 2.032 Artinya, variabel Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Saat ini tata kelola pemerintahan yang baik tidak hanya didominasi pemerintah semata.
Masyarakat mulai menunjukkan kapasitas dalam pembangunan. Komponen masyarakat dan pemerintah harus bersinergi untuk menciptakan good governance, khususnya dalam pengelolaan Dana Desa. Apabila aparatdesa mengalami keterbatasan sumber daya manusia seperti kebutuhan tenaga ahli, maka bisa dibantu pihak akademisi atau lembaga profesional.
Akademisi berbagai perguruan tinggi berperan aktif memberikan pendidikan dan pelatihan pada perangkat desa. Kementrian Desa dan pemerintah kabupaten/kota juga harus membangun kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil yang berkompeten dalam melakukan pendampingan. Peningkatan anggaran desa diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat
Implikasi teori Stewardship dalam penelitian ini adalah guna mendeskripsikan eksistensi pemerintah desa sebagai organisasi sektor publik yang dapat dipercaya, menampung aspirasi masyarakatnya, memberikan pelayanan yang baik, dan dapat mempertanggung jawabkan apa yang diamanahkan kepadanya. Sehingga tujuan organisasi untuk mensejahterakan masyarakatnya dapat dicapai secara maksimal.
Pemerintahan yang baik dapat dilihat dari baik tidaknya akuntabilitas kinerja
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini (2016) bahwa mekanisme pengelolaan Dana Desa telah
mengimplementasikan good governance sebagaimana harapan masyarakat.
Meskipun pelaksanaan kebijakan di lapangan tidak sepenuhnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun secara umum telah sesuai secara normatif.
(f) Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi, Pengawasan Internal, Partisipasi Penganggaran dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Berdasarkan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi hasil regresi yaitu 0.000 < 0.05 dan nilai Fhitung 14.894 > Ftabel 0.249 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama Penerapan Sistem Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi, Pengawasan Internal, Partisipasi Penganggaran dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
BAB V