• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Statistik

Dalam dokumen HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Halaman 52-200)

BAB III : METODE PENELITIAN

G. Hipotesis Statistik

1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1,0 0,9 0,8

93,3 91,9 90 88 86 84 82 79

Sedang 0,7

0,6 0,5

76 73

Rendah 0,4 69

0,3 0,2 0,1 0,0

66 62 58 54 Sumber: Lee A Backer, 2000, hal.3 50

Kriteria yang diusulkan oleh Cohen’s tentang besar kecilnya ukuran efek adalah sebagai berikut:

0 < d < 0,2 Efek Rendah 0,2 < d < 0,8 Efek Sedang d > 0,8 Efek Tinggi

Keterangan :

Ho = Tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA di MAN 1 Muaro Jambi (μ 1 ≤ μ 2).

Hα = Terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MIA di MAN 1 Muaro Jambi (μ 1 >μ 2).

µ1 = Skor hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining)

µ2 = Skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan di MAN 1 Muaro Jambi. Penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan 2 (dua) kali pertemuan dalam seminggu.

Selanjutnya setelah selesai melakukan proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan, siswa diberikan tes di akhir perlakuan pada pertemuan ke-5 untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa dalam menyelesaikan soal pada materi Sistem Gerak Pada Manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas XI MIA 1 (Matematika dan Ilmu Alam) sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 (Matematika dan Ilmu Alam) sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas XI MIA 1 (22 orang) yang menerapkan model Student Facilitator and Eplaining sedangkan kelas kontrol adalah kelas XI MIA 2 (22 orang) yang tidak menerapkan model Student Facilitator and Eplaining. Adapun jadwal pembelajaran yang telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda. Tes yang dipersiapkan peneliti berjumlah 20 soal untuk posttest setelah materi selesai, peneliti mengadakan posttest untuk mengetahui berapa skor hasil belajar biologi siswa dalam proses

Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertama 04 Oktober 2018 04 Oktober 2018 Kedua 06 Oktober 2018 06 Oktober 2018 Ketiga 11 Oktober 2018 11 Oktober 2018 Keempat 13 Oktober 2018 13 Oktober 2018

pembelajaran. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk melihat perbedaan antara hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan hasil belajar biologi siswa yang tidak menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Kemudian hasil dari perbedaan hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan yang tidak menggunakan model Student Facilitator and Explaining di MAN 1 Muaro Jambi pada pokok bahasan Sistem Gerak Pada Manusia.

Penulis melakukan perhitungan atau pengolahan data setelah data tes hasil belajar biologi siswa didapatkan, dari hasil analisis data yang telah dikumpulkan maka nilai 𝑡 akan dibandingkan dengan nilai 𝑡 . Jika nilai 𝑡 lebih besar dari nilai 𝑡 maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam skripsi ini diterima. Jika sebaliknya 𝑡 lebih kecil dari nilai 𝑡 maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol yang diterima.

Dari perbandingan yang diperoleh tersebut dapat dilihat apakah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining memberikan pengaruh positif yang signifikan dalam proses pembelajaran.

a. Skor Hasil Nilai Biologi Siswa Yang Menerapkan Model Student Facilitator And Explaining

Sebelum peneliti memberikan posstest untuk mengetahui skor hasil belajar, peneliti menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dalam proses pembelajarannya. Maka didapatkan nilai hasil belajar biologi siswa sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Tabel Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa

No. Nama Responden Skor nilai kelas eksperimen

1 Aji Djati Purnomo 95

2 Alfina Damayanti 85

3 Alivia Alyski 80

4 Aprilian Hardian P. 75

5 Ayu Alpiyah 80

6 Bella Rezqi K. 100

7 Desi Prastiyan S. 85

8 Dian Sulistianto 75

9 Felisia Nugraha 80

10 Jumiah 80

11 Kartinem 60

12 Pebri Tugi Ahmad S. 75

13 Reka Tri Kurnia 90

14 Sabila Dwi Handayani 95

15 Sabila Tasirul Umri 80

16 Sena Jumawarti 70

17 Semaliana 70

18 Silviana 75

19 Siti Lailatul Maghfiroh 85

20 Siti Rohmadiah 70

21 Sirry Hidayati 85

22 Yuni Kartika 90

Dengan sebaran data :

60 70 70 70 75 75

75 75 80 80 80 80

80 85 85 85 85 90

90 90 95 100

1) Nilai tertinggi dan terendah Tertinggi = 100 Terendah = 60

2) Rentang

R = H – L + 1

= 100 – 60 + 1

= 41

3) Menentukan Banyaknya Kelas K = 1 + 3,33 log N

= 1 + 3,33 log 22

= 1 + 3,33 x 1,342

= 1 + 4,468

= 5,468

= 6 (pembulatan) 4) Menentukan panjangnya kelas (I)

I =

=

= 6,83

= 7 (pembulatan) 5) Mean (𝑋)

𝑋 = 𝑋 =1775

22

= 80,68 6) Modus (𝑀 )

Modus = 85 7) Mencari median

𝑁 = 2𝑛 22 = 2𝑛 𝑛 =22

2

= 11

Posisi 𝑚 = ( )

=(𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 11) + (𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 12) 2

=80 + 80 2

= 80

8) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel Distribusi Frekuensi hasil belajar biologi siswa yang menerapkan model Student Facilitator And Explaining

No Interval f

1 60 1

2 70 3

3 75 4

4 80 5

5 85 4

6 90 3

7 95 1

8 100 1

Jumlah 𝟐𝟐

9) Membuat grafik Poligon Nilai Posttest Siswa di kelas Eksperimen

Gambar 4.3 : Grafik Poligon Nilai Hasil Belajar Biologi Siswa di kelas Eksperimen

0 2 4 6 8 10

60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101

Frekuensi

Skor Nilai Hasil Belajar Biologi Siswa di

kelas Eksperimen

10) Standar Deviasi Tabel 4.4

Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi hasil belajar biologi siswa yang menerapkan model Student Facilitator and Explaining

No x f (x-𝑿) (x-𝑿)2

1 95 1 14.5 210.25

2 85 1 4.5 20.25

3 80 1 -0.5 0.25

4 75 1 -5.5 30.25

5 80 1 -0.5 0.25

6 100 1 19.5 380.25

7 85 1 4.5 20.25

8 75 1 -5.5 30.25

9 80 1 -0.5 0.25

10 80 1 -0.5 0.25

11 60 1 -20.5 420.25

12 75 1 -5.5 30.25

13 90 1 9.5 90.25

14 95 1 14.5 210.25

15 80 1 -0.5 0.25

16 70 1 -10.5 110.25

17 70 1 -10.5 110.25

18 75 1 -5.5 30.25

19 85 1 4.5 20.25

20 70 1 -10.5 110.25

21 85 1 4.5 20.25

22 90 1 9.5 90.25

Jumah 22 9 1935.5

11) Mencari Standar Deviasi 𝑆𝐷 =

= 1935,5 22

= 87,97

= 9,37

12) Mencari standar error mean variabel

𝑆𝐷 =

= ,

=9,37

√21

= 2,04

b. Skor Hasil Nilai Biologi Siswa Yang Tidak Menerapkan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining

Sebelum peneliti memberikan posstest untuk mengetahui skor hasil belajar, siswa diajar dengan tidak menerapkan model pembelajaran SFAE.

Dalam penerapannya, pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru bukan pada siswa, yang mengakibatkan siswa cenderung pasif pada proses pembelajaran.

Setelah siswa diajar dengan tidak menerapkan model pembelajaran SFAE, peneliti memberikan posttest untuk mengetahui skor hasil belajar siswa dan diadakan evaluasi dalam aspek kognitif kepada siswa pada materi sistem gerak pada manusia.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (lampiran). Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.5 Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol No. Nama Responden Skor Nilai

Kelas Kontrol

1 Afriliani 80

2 Ahlul Ma’rif 55

3 Ali Ibnu 65

4 Angga Saputra 65

5 Desi Ratmasari 70

6 Devinta Wulandari 75

7 Elok Intan Sahara 60

8 Faris Alanur Falah 70

9 Fauzi Abdullah 75

10 Fauzi Fahmi 75

11 Fitri Andriani Putri 70

12 Heru Prasetyo 70

13 Khotibbul Umam 85

14 Lukman Hakim 70

15 M. Africo 65

16 M. Dani Harianto 60

17 Nadia Oktarina 90

18 Putri Komala Sari 75

19 Ria Wardhani 70

20 Sepriyanto 65

21 Siska Wardiahningsih 70

22 Tasiman Muntholip 80

Dengan sebaran data

55 60 60 65 65 65

65 70 70 70 70 70

70 70 70 75 75 75

80 80 85 90

Distribusi frekuensi hasil belajar postest siswa di kelas Kontrol 1) Mencari nilai tertinggi dan terendah

Tertinggi = 90 Terendah = 55 2) Mencari rentang

𝑅 = 𝐻 – 𝐿 + 1

= 90 − 55 + 1

= 36

3) Menentukan banyaknya kelas K = 1 + 3,33 log N

= 1 + 3,33 log 22 = 1 + 3,33 x 1,342 = 1 + 4,468 = 5,468

= 6 (pembulatan)

4) Menentukan panjangnya kelas (I) I =

=

= 6 5) Mean (𝑋)

𝑋 =

𝑋 =1555 22 = 70,68 6) Modus (𝑀 )

Modus = 70 7) Mencari median

𝑁 = 2𝑛 22 = 2𝑛 𝑛 =22

2 = 11

Posisi 𝑚 = ( )

=(𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 11) + (𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 12) 2

=70 + 70 2

= 70

8) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi hasil belajar biologi siswa yang tidak menerapkan model Student Facilitator And Explaining

No Interval f

1 55 1

2 60 2

3 65 4

4 70 8

5 75 3

6 80 2

7 85 1

8 90 1

Jumlah 𝟐𝟐

9) Membuat grafik Polygon Nilai Postest Siswa di Kelas Kontrol

Gambar 4.2 : Grafik Poligon Nilai Postest Siswa di Kelas Kontrol 0

1 2 3 4 5 6 7 8

55-60 61-66 67-72 73-78 79-84 85-90

Frekuensi

Skor Nilai Postest Siswa di Kelas

Kontrol

10) Standar Deviasi Tabel 4.7

Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi hasil belajar biologi siswa yang tidak menerapkan model Student Facilitator And Explaining

No x f (X-𝑿) (X-𝑿)2

1 80 1 9.5 90.25

2 55 1 -15.5 240.25

3 65 1 -5.5 30.25

4 65 1 -5.5 30.25

5 70 1 -0.5 0.25

6 75 1 4.5 20.25

7 60 1 -10.5 110.25

8 70 1 -0.5 0.25

9 75 1 4.5 20.25

10 75 1 4.5 20.25

11 70 1 -0.5 0.25

12 70 1 -0.5 0.25

13 85 1 14.5 210.25

14 70 1 -0.5 0.25

15 65 1 -5.5 30.25

16 60 1 -10.5 110.25

17 90 1 19.5 380.25

18 75 1 4.5 20.25

19 70 1 -0.5 0.25

20 65 1 -5.5 30.25

21 70 1 -0.5 0.25

22 80 1 9.5 90.25

Jumah 22 9 1435.5

11) Mencari Standar Deviasi 𝑆𝐷 =

= 1435,5 22

= 65,25

= 8,07

12) Mencari standar error mean variabel

𝑆𝐷 =

= ,

=8,07

√21

= 1,76

c. Signifikansi Pengaruh Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Tidak Menerapkan Model Pembelajaran SFAE Dengan Yang Menerapkan Model SFAE Di MAN 1 Muaro Jambi

Signifikasi hasil belajar biologi siswa dari kelas kontrol (kelas yang tidak menerapkan model Student Facilitator and Explaining) dalam proses pembelajarannya akan tetapi menerapkan model ceramah dan tanya jawab seperti yang biasa diterapkan oleh guru mata pelajaran biologi dalam proses pembelajarannya dan kelas eksperimen (kelas yang menerapkan model Student Facilitator and Explaining dalam proses pembelajarannya) bisa dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No. Ukuran Penetapan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1

2 3 4

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Range Nilai Mean

90 55 36 70,68

100 60 41 80,68

Dapat dilihat dari tabel 4.8 bahwa nilai tertinggi dari kelas eksperimen lebih besar dibandingkan nilai tertinggi dari kelas kontrol, yaitu nilai tertinggi dari kelas eksperimen = 100 dan nilai tertinggi dari kelas kontrol = 90.

Kemudian, nilai terendah dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan nilai terendah dari kelas kontrol, yaitu nilai terendah dari kelas eksperimen = 60 dan nilai terendah dari kelas kontrol = 55.

Rentang yang dihasilkan dari kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rentang yang dihasilkan dari kelas kontrol, yaitu rentang dari kelas eksperimen

= 41 dan rentang dari kelas kontrol = 36. Selain itu juga, nilai rata-rata dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan nilai rata-rata dari kelas kontrol, yaitu nilai rata-rata dari kelas eksperimen = 80,68 dan nilai rata-rata dari kelas kontrol = 70,68 Kemudian, standar deviasi yang diperoleh dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan standar deviasi yang diperoleh dari kelas kontrol, yaitu standar deviasi dari kelas eksperimen = 9,37 dan standar deviasi dari kelas kontrol= 8,07. Jika nilai yang diperoleh seperti ini, maka hasil belajar biologi siswa yang menerapkan model Student Facilitator And Explaining lebih baik dibandingkan hasil belajar biologi siswa yang tidak menerapkan model Student Facilitator And Explaining.

2. Analisis Data 5 6 7 8

Nilai Median Nilai Modus

Nilai Standar Deviasi Nilai Standar Error

70 70 8,07 1,76

80 85 9,37 2,04

Analisis data yang dimaksud untuk menganalisis pengujian hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian yang telah di ajukan. Analisis data yang di gunakan dalam peneltian ini adalah analisis korelasi koefisien kontigensi.

Dimana sebelum analisis ini dilakukan harus dipenuhi beberapa syarat yaitu data harus berdistribusi normal dan bersifat homogen. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka di lakukan uji persyaratan analisis sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah liliefors.

Setelah diadakan uji normalitas dengan langkah-langkah (perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran). Hasil Uji Normalitas Postest Kelas eksperimen dan Kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Postest

No. Statistik Nilai Postest

Eksperimen Kontrol

1 𝑁 22 22

2 𝑋 80,68 70,68

3 𝑆𝐷 9,37 8,07

4 𝐿 0,144 0,134

5 𝐿 0,183 0,183

6 Kesimpulan 𝑋 < 𝑋 , maka kedua sampel penelitian berdistribusi Normal.

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diperoleh :

(1) Hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen adalah 𝑋 < 𝑋 atau 2,85 < 11,070.

(2) Hasil belajar biologi siswa kelas kontrol adalah 𝑋 < 𝑋 atau 9,53 < 11,070.

Maka kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi Normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas terhadap varians-varians yang terdapat didalam populasi yang diteliti dilakukan dengan menggunakan uji varians terbesar dibanding varians terkecil. Adapun hasil perhitungan Uji Homogenitas data pada penelitian ini adalah sebagai berikut (perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran) :

Hasil Uji Normalitas Postest Kelas eksperimen dan Kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini :

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Postest

No. Statistik Nilai Postest

1 𝑆 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 92,16

2 𝑆 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 68,35

3 𝐹 1,348

4 𝐹 2,04

5 perbandingan 1,348 < 2,04

6 kesimpulan 𝐹 < 𝐹 , maka kedua sampel penelitian bervarians Homogen

Berdasarkan tabel 4.10 Uji Homogenitas menunjukkan bahwa hasil perhitungan varians kelas eksperimen = 92,16 sedangkan varians kelas kontrol 68,35. Dengan membandingkan 𝑓 dengan 𝑓 , diperoleh 𝑓 =1,348 dengan 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1 = 22 − 1 = 21 (untuk varians besar) dan 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1 = 22 − 1 = 21 (untuk varians kecil), taraf signifikansi (𝛼) = 0,05 maka diperoleh 𝑓 = 2,04 . Hasil tersebut memberikan interpretasi bahwa 𝑓 < 𝑓 atau 1,348 <2,04 maka varians-varians dalam populasi yang diteliti adalah homogen.

c. Hipotesis t test

Signifikan atau tidaknya penggunaan model Student Facilitator and Explaining diikuti pemberian kuis dapat diukur dengan menggunakan analisis parametrik dengan rumus 𝑡𝑒𝑠 “𝑡”. Hal ini peneliti lakukan untuk membandingkan antara hasil belajar biologi siswa di kelas eksperimen dengan hasil belajar biologi siswa di kelas kontrol terlebih dahulu. Dari perbandingan yang diperoleh dapat dilihat dari hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dalam proses pembelajarannya akan lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan model Student Facilitator and Explaining.

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh : 𝑀 = 80,50

𝑀 = 70,58 𝑆𝐸 = 1,93 𝑆𝐸 = 1,88

1. Perhitungan standar error variabel 𝑋 dengan variabel 𝑌

𝑆𝐸 = 𝑆𝐸 + 𝑆𝐸

= (1,88) + (1,93)

= 3,53 + 3,72

= 7,25

= 2,69

2. Mencari t0 atau “tt”, dengan rumus : 𝑡 =𝑀 − 𝑀

𝑆𝐸

= , , ,

=9,92 2,69

= 3,68

3. Mencari interpretasi terhadap t0 atau “ttest” 𝑑𝑓 atau 𝑑𝑏 = 𝑁 + 𝑁 − 2

= 22 + 22 − 2

= 42

Df atau db = (N1 + N2 – 2 ) = 22 + 22 – 2 = 42. konsultasi table nilai “t”

ternyata dalam table diperoleh t tabel sebagai berikut:

1. Pada taraf signifikan 5% = 2,02 2. Pada taraf signifikan 1% = 2,63

Karena “t” yang penulis peroleh melalui perhitungan (to = 3,68) adalah lebih besar dari t tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%), 2,02 <

3,68 > 2,63, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan antara kelas yang diterapkan penggunaan model SFAE (Studen Facilitator And Explaining) dan yang tidak menggunakan model SFAE (Student Facilitator And Explaining). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penggunaan Model model SFAE (Studen Facilitator And Explaining) sangat mempengaruhi hasil belajar biologi siswa MAN 1 Muaro Jambi.

Dari perhitungan di atas maka dapat diperoleh:

Tabel 4.11 Uji “t” Test Hasil nilai postest siswa No Nilai postes siswa kelas

eksperimen

Nilai postes siswa kelas kontrol

1 M1 = 80,50 M2 = 70,58 2 SEM1 = 1,93 SEM2 = 1,88

3 SEM1-M2 = 2,69

4 t0 = 3,68

5 Db = 42

6 ttabel 5%= 2,02, 1% = 2,63 7 Kesimpulan Ha diterima Ho ditolak

Karena “𝑡” yang diperoleh dalam perhitungan (𝑡 = 3,68) adalah lebih besar dari pada 𝑡 (baik pada taraf signifikansi 5% = 2,02 maupun pada taraf signifikansi 1% = 2,63 yaitu 2,02 < 3,68 > 2,63 dengan demikian berarti 𝐻 ditolak, dan 𝐻 diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil analisis tes antara hasil belajar biologi siswa yang tidak menggunakan model Student Facilitator And Explaining dengan hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator And Explaining.

Hasil belajar biologi siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terbukti berbeda, untuk melihat yang manakah yang lebih baik, maka dilakukan uji lanjut pada uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji Median.

Berdasarkan deksripsi data hasil belajar biologi siswa yang menerapkan model Student Facilitator And Explaining diperoleh Median

=78,93 dan yang tidak menerapkan model Student Facilitator And Explaining diperoleh Median = 69,92. Jika siswa yang memperoleh nilai diatas atau sama dengan Median lebih banyak dibandingkan siswa yang memperoleh nilai dibawah Median, maka model pembelajaran yang diterapkan memiliki perbedaan yang positif yang signifikan.

d. Ukuran Efek

Setelah berhasil menguji hipotesis dengan taraf signifikansi tertentu, maka bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek adalah besarnya efek yang ditimbulkan oleh parameter yang diuji di dalam pengujian hipotesis selain itu, dalam hal ini akan dilihat seberapa besar efek pengaruh metode praktikum terhadap hasil belajar dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut:

ds= to .

Keterangan:

ds =besar pengaruh perlakuan yang diberikan 𝑛 = jumlah sampel kelas kontrol

𝑛 = jumlah sampel kelas eksperimen to = hasil uji t

Langkah-langkah perhitungan:

d2= .

= , .

= ,

= , √0,09

= 3,68 x 0,3

= 1,104

= 1,1

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan besarnya effect size perlakuan yang diberikan adalah 1,1.

Kriteria yang diusulkan oleh Cohen’s tentang besar kecilnya ukuran.

efek adalah sebagai berikut:

0 ds 0,4 Efek rendah 0,5ds 0,7 Efek sedang

s 0,8

d  Efek tinggi

Berdasarkan kriteria dari Cohen’s tersebut, maka pada penelitian ini sumbangan perlakuan yang diberikan pada kelompok Postest dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa besar ukuran efeknya termasuk kategori tinggi yaitu 1,1 artinya pengaruh penerapan model SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap hasil belajar biologi siswa masuk

kriteria tinggi. Dengan persentase pengaruh sebesar 86% dari 14% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak di teliti.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari perhitungan di atas berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan di MAN 1 Muaro Jambi, dengan jumlah sampel sebanyak 22 siswa dan semuanya dijadikan sampel. Dalam penerapan model pembelajaran SFAE, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai kompetensi yang ingin dicapai, kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok diberikan tugas dengan sub materi yang berbeda, kemudian guru meminta siswa untuk berdiskusi dan dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas.

Dalam proses presentasinya, siswa diminta bergantian dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya yaitu dengan cara presentasi satu kelompok per pertemuannya, sehingga ada 4 kelompok yang presentasi per empat kali pertemuan, maka seluruh masing-masing kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan papan tulis. Selanjutnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang ingin bertanya. Sehingga akan semakin terlihat bahwa siswa aktif dalam berbicara dan mengikuti proses kegiatan belajar.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penggunaan model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar siswa, maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan secara statistik.

Untuk pengujian hipotesis menggunakan rumus uji “t”. Uji independent sampel test adalah uji t yang digunakan untuk mengukur beda antara dua kelompok yang saling tidak berpasangan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan uji “t” maka nilai “t” yang diperoleh adalah= 3,68 dan lebih besar dari ttabel (baik pada taraf signifikasi 5%, maupun dari taraf 1% artinya 2,02 < 3,68 > 2,69, maka Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar pada siswa kelas XI MIA 1 di MAN 1 Muaro Jambi.

Adanya pengaruh tersebut selain dapat diketahui melalui penghitungan uji t, dapat juga diketahui dengan membandingkan skor rata-rata dari nilai postest siswa. Nilai rata-rata postest siswa kelas kontrol 70,58, dan nilai standar deviasi 8,60. Sedangkan nilai rata-rata hasil nilai postest siswa kelas eksperimen 80,50, dan nilai standar deviasi 8,89. Dengan demikian rata-rata skor siswa pada nilai postest siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari niai postest siswa kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan nilai postest kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih baik dari pada nilai postest kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa model Student Facilitator And Explaining lebih efektif dalam pembelajaran biologi dari pada metode ceramah saja. Karena metode ceramah membuat siswa pasif, sedangkan Student Facilitator And Explaining membuat siswa aktif (Hidayanti, 2016, hal 78).

Berdasarkan analisis uji t dan perbandingan rata-rata nilai postest siswa, maka bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek bertujuan untuk mengetahui besarnya efek yang ditimbulkan oleh parameter yang diuji di dalam pengujian hipotesis selain itu, dalam hal ini akan dilihat seberapa besar efek pengaruh model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar dengan menggunakan rumus uji Cohen’s. Berdasarkan kriteria dari Cohen’s tersebut, maka pada penelitian ini sumbangan perlakuan yang diberikan pada kelompok kelas eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa besar ukuran efeknya termasuk kategori sedang yaitu 1,1 artinya pengaruh penerapan model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar siswa masuk kriteria tinggi. Karena Student Facilitator And Explaining adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dilakukan dengan cara demonstrasi (Hidayanti, 2016, hal 78).

Berdasarkan hasil lapangan bahwa pembelajaran SFAE mampu memahami konsep yang telah dipelajarinya sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi sehingga proses pembelajaran tersebut berdampak

pada kemampuan kognitif dalam hal pemahaman konsep yang efisien dan optimal yang ditunjukkan dari hasil belajar yang meningkat dan maksimal.

Pengunaan SFAE dalam proses pembelajaran dilihat dari Aspek ranah afektif tersebut meliputi keterampilan bertanya, berkomunikasi, kerja sama, memperhatikan penjelasan guru, dan menghargai pendapat orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bahwa SFAE juga dapat meningkatkan afektif siswa karena aspek keterampilan bertanya dan berkomunikasi siswa meningkat saat mengikuti proses pembelajaran terutama saat melaksanakan kegiatan diskusi, siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan baik dari guru maupun peserta didik lainnya dan aktif bertanya kepada guru. Selain aspek menyampaikan pendapat atau berpartisipasi yang termasuk dalam penilaian aktivitas siswa, aspek menghargai juga diamati dalam ranah afektif. Hal ini diterapkan agar siswa terbiasa untuk mendengarkan dan memperhatikan pendapat yang disampaikan oleh siswa lain sehingga siswa mendapatkan informasi yang lebih banyak terkait dengan materi pembelajaran.

Selanjutnya pada ranah psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi serta menyimpulkan materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gita Pebriani (2014) yaitu model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) pada ranah psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi serta menyimpulkan materi (Pebriani, 2014, hal 2).

Selain itu juga hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bahwa SFAE juga dapat meningkatkan psikomotorik siswa yang mana siswa mampu menerapkan menerapkan gerakan ekspresif pada saat mencontohkan gerakan yang berkaitan dengan otot dan sendi.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian dari beberapa pendapat diatas maka, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran melalui penerapan model SFAE mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang di tinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai signifikansi hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan model pembelajaran Konvensional di Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) yaitu MIA 1 dan MIA 2 diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Skor Nilai Postest Kelas Kontrol siswa pada pokok bahasan sistem gerak pada manusia di kelas XI MIA 2 yang di peroleh dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55 didapat nilai rata-rata (Mean) = 70,68 standar deviasi (SD)= 8,07 dan standar eror (SE)= 1,76

2. Skor Nilai Postest kelas eksperimen pada pokok bahasan sistem gerak pada manusia di XI MIA 1 yang di peroleh dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 di dapat nilai rata-rata (Mean) = 80,68 standar deviasi (SD)= 9,37 dan standar eror (SE)= 2,04.

3. Berdasarkan hasil uji “t” maka “t yang diperoleh adalah= 3,68 dan lebih besar dari ttabel (baik pada taraf signifikasi 5%, maupun dari taraf 1%

artinya 2,02 <3,68> 2,69, maka Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa. Hasil uji ukuran efeknya memiliki kriteria tinggi yaitu 1,1 yang artinya pengaruh penerapan model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar siswa masuk kriteria tinggi, dengan persentase pengaruh sebesar 86% dan 14% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak di teliti.

Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang sifnifikan antara penerapan model Student Facilitator And Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA 1 di MAN 1 Muaro Jambi.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah diperoleh, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Sistem Gerak Pada Manusia.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi Sistem Gerak Pada Manusia dengan model Student Facilitator and Explaining diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang serupa pada materi yang berbeda, mengukur aspek yang lain atau jenjang sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. 2015. Pengembangan Perangkat Pembentukan Tematik Integratif Berbasis Sosiokultural Di Sekolah Dasar. Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Destianah. 2017. Pengaruh Model Kooperatif Tipe SFAE Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPA Di MTs Negeri 2 Palembang

Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Firmansyah, Ficky. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran SFAE Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Muara Beliti. Lubuk Linggau

Riduwan, M. 2010. Metode Dan Teknis Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Ryane, Siska. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator And Explaining Dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK Di Kota Tasikmalaya Slameto, B. 2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudijono, A. 2014. Pengantar Statistik Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tersito

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta

Dalam dokumen HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Halaman 52-200)

Dokumen terkait