• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA "

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

SKRIPSI

Oleh

ANITA DEWI ANGGARA NIM. TB.140430

PROGARAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SFAE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

ANITA DEWI ANGGARA NIM. TB.140430

PROGARAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk semua yang telah memberikan ketegaran jiwa, mendukung, motivasi, dan membantu terselesainya skripsi ini baik secara material maupun spiritual.

1. Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayat, Taufik, serta Inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maha Suci Allah yang telah mengabulkan semua doa serta harapanku yang telah kupanjatkan dihadapannya hingga pada saat ini aku telah merasakan kenikmatan berkat rahmatNya.

2. Bapak dan ibuku yang terhormat dan tercinta (Wakijan Suparman, Sp. &

Kadarwati) yang selalu mendukungku, membimbingku, merawatku, memotivasiku dan selalu mendo’akan yang terbaik untukku. Terima kasih yang tak terhingga kuucapkan kepada kedua malaikatku yang kasih sayangnya tak akan pernah bisa untuk aku membalasnya. Terima kasih atas segala yang telah engkau berikan kepadaku selama ini.

3. Kakak kandungku (Iwan Andi Mustakim, S.Pd. beserta istrinya Sartika, S.Pt) yang selalu menasehatiku, mengingatkanku, menemaniku disaat suka maupun duka, dan rajin memotivasiku, membantuku baik material maupun spiritual tanpa kenal lelah dan bosan.

4. Adik kandungku (Intan Tri Pamungkas) yang selalu mendoakanku, menemaniku, support serta mau membantuku dalam proses penyusunan skripsi.

5. Pembimbingku (Bapak Dr. Abd. Malik, M.Si dan Ibu Suraida, M.Si) yang selalu meluangkan waktu untuk aku bisa bimbingan dengan Bapak dan Ibu, memberikan motivasi, nasihat, kritikan yang membangun, yyang dengan sabar telah membimbingku hingga aku bisa menyelesaikan skripsiku, terima kasih atas segala jasa Bapak dan Ibu.

6. Bapak angkatku (Ahmad Said Akbar, S.Pd.) yang selalu membantuku ketika aku sedang kesusahan sekaligus yang menjadi pemimbing ke tiga ku, yang selalu memberikan motivasi, support, serta tiada henti memberikan aku semangat begitu juga dengan guru-guru yang ada di MAN 1 Muaro Jambi (Ibu Dra. Barianti, M.Pd., Ibu Anik Lutfiah S.Pd., Pak Amat Ariyadi, S.Pd., Pak Arif Tri Wiprabowo, S.Pd., Ibu Arkoah, S.Ag., Ibu Afifah, S.E., Ibu Rika Dewi Lestari, S.Pd., Kak Tia Siti Wirya, S.Pd., Ibu Sulisetiawati, S.Pd., Ibu Ismiyati, S.Pd., Kak Rini Fauziah S.Pd., serta seluruh jajaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada di MAN 1 Muaro Jambi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu).

(8)

7. Kakak angkatku (Nanang Setiawan) yang selalu memberikan nasihat, motivasi, semangat, yang selalu mengajariku hal-hal yang baik, selalu ada di saat aku membutuhkan, yang selalu setia menemani dalam suka maupun duka, serta selalu membantuku dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

8. Sahabat-sahabatku (Bang Zainul Imran, Mbak Nurhayati, Kak Sari Fitria, Arif Rohman, Miftahul Rohmah, Kak Alfa Riana, Bang Qurrataa’yun, Mbak Sudarna, Kak Desi Ratnasari) yang selalu support aku, memberikan motivasi, membantuku di saat sedang susah, yang selalu ada di kala susah maupun senang, terima kasih atas kebaikan kalian semua sahabatku.

(9)

MOTTO

ِﻢﻴ ِﺣﱠﺮﻟا ِﻦ ْﲪﱠﺮﻟا ِ ِﻢْﺴِﺑ

”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

) اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم ﱠنِإَف ) ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم ﱠنِإ ( ٥

٦ (

"Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." (Q.S Al-Insyirah, 94:5-6) (Tafsir: Jalallain, 2014).

(10)

KATA PENGANTAR ِمْي ِح ﱠرلا ِنمْح ﱠرلا ِ ّ ِمْسِب

Alhamdulillahirobbil‘alamin, segala puji dan rasa syukur penulis haturkan sepenuhnya kepada Allah SWT, maha pencipta alam semesta, maha pemberi dengan segala rahmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis diberi kejernihan dalam berfikir, ketenangan dalam berbuat, kekuatan dalam beraktifitas untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Shalawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada sosok manusia mulia yang telah Allah SWT janjikan syurga untuknya, yakni Rasulullah SAW. Begitu pula kepada keluarga, sahabat serta para umatnya yang senantiasa setia melaksanakan sunnahnya serta tiada lelah memikul beban dakwah.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Pendidikan Biologi UIN STS Jambi. Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA sebagai Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dra. Hj. Armida, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Ibu Reny Safita, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(11)
(12)

ABSTRAK

Nama : Anita Dewi Anggara

Program Studi : Biologi

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Skripsi ini membahas tentang bagaimana hasil belajar biologi siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi dengan menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) pada pembelajaran biologi. Penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif, menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Posttest-Only Control Design sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan tes. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen berjumlah 22 orang siswa dan siswa kelas XI MIA2 sebagai kelas kontrol berjumlah 22 orang siswa. Data hasil penelitian di peroleh skor tertinggi di kelas eksperimen adalah 100 dan skor terendah 60 dengan rata-rata 80,68, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh skor tertinggi 90 dan skor terendah 55 dengan rata-rata 70,68. Berdasarkan perrhitungan menggunakan uji t diperoleh thitung= 3,68 dan pada taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,02 dan taraf signifikansi 1% ttabel= 2,63 dengan demikian 2,02 < 3,68 > 2,63. Besar pengaruh antara hasil belajar siswa yang meggunakan model pembelajaran SFAE adalah 86% dan 14% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti. Sehingga Ha

diterima, artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model Student Facilitator And Explaining dengan yang tidak menggunakan model Student Facilitator And Explaining di MAN 1 Muaro Jambi.

Kata kunci : hasil belajar biologi siswa, model SFAE (Student Facilitator And Explaining)

(13)

ABSTRACK

Name : Anita Dewi Anggara Study Program : Biology

Title : Effect of SFAE Learning Model (Student Facilitator and Explaining) on Student Biology Learning Outcomes

This thesis discusses how the biology learning outcomes of students of Muaro Jambi Aliyah Negeri 1 Madrasah using the SFAE (Student Facilitator And Explaining) learning model on biology learning. This research is quantitative research, using the SFAE learning model (Student Facilitator and Explaining).

This research is a quantitative study using the Posttest-Only Control Design design while data collection is done by tests. The study sample was students of class XI MIA 1 as an experimental class totaling 22 students and students of class XI MIA 2 as a control class totaling 22 students. The research data obtained the highest score in the experimental class was 100 and the lowest score 60 with an average of 80.50, while in the control class the highest score was 90 and the lowest score was 55 with an average of 70.58. Based on calculations using the t test obtained tcount = 3.68 and at a significant level of 5% obtained ttable = 2.02 and a significance level of 1% t table = 2.63 thus 2.02 <3.68> 2.63.

The influence between the learning outcomes of students who use the SFAE learning model is 86% and 14% is influenced by other factors not examined. So that Ha is accepted, meaning that there is a significant difference between the biology learning outcomes of students using the Student Facilitator model and Explaining with those who do not use the Student Facilitator model and Explaining at MAN 1 Muaro Jambi.

Keywords : student biology learning outcomes, SFAE model (Student Facilitator and Explaining)

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSEMBAHAN... v

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. DekripsiTeori ... 7

B. Studi Yang Relevan………12

C. Kerangka Pikir ... 17

D. Hipotesis Penelitian ... 19

BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 20

B. Pendekatan dan Desain Penelitian ... 20

C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel ... 21

D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian... 23

E. Instrumen Penelitian ... 23

F. Teknik Analisis data ... 31

G. Hipotesis Statistik... 35

(15)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 28 B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan. ... 2

Tabel 2.1 Studi Yang Relevan. ... 12

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI. ... 22

Tabel 3.2 Sampel Penelitian. ... 22

Tabel 3.3 Kisi Soal Uji Coba. ... 27

Tabel 3.4 Rentang Tingkat Kesukaran. ... 30

Tabel 3.5 Uji Cohens. ... 35

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen. ... 41

Tabel 4.4 Standar Deviasi. ... 42

Tabel 4.5 Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 46

Tabel 4.7 Standar Deviasi. ... 47

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Postest ... 50

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Postest ... 51

Tabel 4.11 Uji t Tes Hasil Nilai Postest Siswa ... 53

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Normalitas dan Homogenitas Awal ... 64

Lampiran 2 Uji Normalitas Populasi... 64

Lampiran 2 Uji Homogenitas Populasi ... 73

Lampiran 3 Uji Normalitas Sampel ... 76

Lampiran 4 Uji Homogenitas Sampel ... 80

Lampiran 6 Soal Sebelum Validasi ... 84

Lampiran 7 Data Uji Validitas ... 90

Lampiran 8 Uji Validitas Butir Soal . ... 91

Lampiran 9 Uji Realibilitas ... 100

Lampiran 10 Taraf Kesukaran Soal ... 104

Lampiran 11 Soal Setelah Valid ... 106

Lampiran 12 Kunci Jawaban ... 111

Lampiran 13 Daya Pembeda ... 112

Lampiran 14 Silabus ... 113

Lampiran 15 RPP ... 115

Lampiran 16 Lembar Validasi RPP ... 140

Lampiran 17 Uji Tabel Z. ... 141

Lampiran 18 Uji t Tes. ... 142

Lampiran 19 Tabel Uji Lilifors. ... 151

Lampiran 20 Lembar Konsultasi ... 157

Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup ... 158

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi adalah salah satu Madrasah Aliyah yang ada di wilayah Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.

Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi berdiri sejak tahun 1998 dan di Negerikan pada tahun 2004. Madrasah ini telah menggunakan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2016/2017.

Menurut Slameto (2013) Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab itu dari masa ke masa perlu adanya usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dilihat dari keberhasilan pada pendidikan formal yang berupa hasil belajar siswa, sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari keberhasilan suatu sistem, jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan adanya peningkatan dan pengembangan sistem pembelajaran (Destianah, 2017, hal. 1).

Dalam buku karya Munadi (2013) mengatakan bahwa seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh dalam setiap proses pembelajaran.

Guru tidak hanya menyampaikan materi kepada peserta didik, tetapi juga harus menanamkan konsep pengetahuan sampai siswa memahami materi yang diajarkan. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran merupakan individu yang unik dengan segala karakteristik yang berbeda-beda. Tidak mudah bagi seorang guru dalam proses pembelajaran menanamkan konsep pengetahuan yang langsung dapat dipahami oleh peserta didik (Jufri, 2013, hal. 6).

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 3-6 Mei 2018 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi, ditemukan permasalahan hasil belajar siswa masih banyak yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan guru yang hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tanpa adanya model pembelajaran yang efektif sehingga siswa kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran dan pada akhirnya mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran biologi, masih adanya siswa yang

(19)

kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan ketika mengalami kesulitan, dalam pengerjaan tugas hanya siswa yang pandai saja yang mau mengerjakan tugas dengan baik, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah kurang antusias dalam mengerjakan tugas.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang mana ditemukan nilai siswa cenderung berada di bawah KKM yaitu 75, dan terbukti ketika siswa mengikuti ulangan harian masih terdapat diantara siswa yang tidak dapat menjawab semua soal yang diberikan. Untuk lebih jelasnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Nilai rata-rata Ulangan Biologi Kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi

Kelas Jumlah Siswa

Nilai rata-

rata kelas KKM Jumlah Siswa Tuntas

Jumlah Siswa Tidak Tuntas

XI MIA 1 22 62,72 75 9 13

XI MIA 2 22 64,31 75 10 12

Sumber. Guru Biologi Kelas XI MAN 1 Muaro Jambi

Adapun masalah utama yang menyebabkan belum tuntasnya hasil belajar siswa berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru Biologi pada tanggal 06 Mei 2018 adalah siswa tampak kurang antusias dan kurang bersemangat untuk membaca dan merangkum hasil bacaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi, salah satu siswa menyatakan bahwa mereka belajar hanya membaca buku dan berdiskusi secara kelompok, kemudian guru menjelaskan ulang mengenai apa yang telah dibaca oleh siswa tersebut. Hal tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif belajar menjadi semakin kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan oleh guru yang hanya menjelaskan materi pelajaran tanpa adanya model pembelajaran yang diterapkan, sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran dikarenakan pelajaran yang bersifat monoton dan tidak

(20)

menarik perhatian siswa.

Maka dari itu peneliti mengambil solusi untuk menggunakan model Student Facilitator and Explaining, karena model ini memiliki kelebihan dapat membuat siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapatnya kepada siswa lain sehingga meningkatkan minat, antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang peserta didik terhadap sebuah pembelajaran (Fauji, 2015, hal. 20).

Dari uraian permasalahan di atas maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran biologi baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Sehingga tercipta kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Huda (2014), model Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang menyajikan materi ajar dengan diawali penjelasan secara terbuka, kemudian memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada siswa yang lain. Dengan demikian siswa akan aktif dalam pembelajaran (Hasbi, 2016, hal. 33).

Model SFAE (Student Facilitator and Explaining) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Pada model ini siswa/peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan atau menjelaskan ide ataupun pendapat kepada rekan-rekannya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Dengan proses pembelajaran seperti ini siswa dapat meningkatkan keaktifan, minat, motivasi dan kreativitas siswa dalam berpikir sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan menyenangkan. Siswa tidak hanya menjadi objek pembelajaran, tetapi juga sebagai subjek yang dapat mengalami, menemukan, mengkonstruksikan, dan memahami konsep dengan cara melakukan atau memanipulasi benda, menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka (pengalaman nyata). Hal ini tentu akan sangat menyenangkan bagi siswa. Apabila siswa sudah merasa senang dalam pelajaran, maka prestasi belajar mereka tentu

(21)

akan meningkat (Sitohang, 2014, hal. 37).

SFAE (Student Facilitator and Explaining) merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk membuat siswa menjadi lebih aktif sehingga antara siswa dengan rekan siswa lainnya dan antara siswa dengan guru saling berinteraksi hingga membuat suasana belajar menjadi lebih menarik dan berkesan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Siswa pasif dalam belajar.

2. Di duga siswa kurang antusias terhadap pelajaran Biologi.

3. Penggunaan metode dan teknik belajar yang kurang efektif.

4. Pembelajaran yang berlangsung di kelas berpusat pada guru.

5. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

6. Siswa mendapat nilai rendah rata-rata di bawah KKM yaitu 75

C. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada kelas XI jurusan MIA (Matematika dan Ilmu Alam) yang terdiri dari 2 kelas yaitu MIA 1 dan MIA 2.

2. Mata pelajaran Biologi, materi sistem gerak.

3. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining).

(22)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut:

1. Berapa besar skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model SFAE (Student Facilitator And Explaining)?

2. Berapa besar skor hasil belajar siswa yang mengguakan model SFAE (Student Facilitator And Explaining)??

3. Seberapa besar pengaruh penerapan model SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar biologi pada siswa kelas XI MIA 1 di MAN 1 Muaro Jambi?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh model SFAE terhadap hasil belajar biologi siswa. Dan tujuan spesifiknya adalah sebagai berikut :

a. Untuk membuktikan berapa besar skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining).

b. Untuk membuktikan berapa besar skor hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining).

c. Untuk membuktikan seberapa besar pengaruh penerapan model SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar biologi pada siswa kelas XI MIA 1 di MAN 1 Muaro Jambi

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:

(23)

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

b. Bagi guru, akan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi dan mendapat wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Bagi peneliti, sebagai persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya (Slameto, 2003, hal. 3).

Hasil belajar bersifat proses atau cara yang harus dikuasai siswa sepanjang kegiatan belajar tertentu. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar tersebut dapat berupa suatu produk seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu, tetapi dapat juga berbentuk kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mengolah produk tersebut (Mukhtar, 2003, hal.54).

Hasil belajar adalah kemampuan belajar yang umumnya dinyatakan dalam bentuk angka dan merupakan pencerminan hasil usaha yang dicapai siswa dalam periode tertentu (Sadewa, 2012, hal. 20).

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar (Jihad, 2008, hal. 14).

Hasil belajar menurut Bloom terbagi atas tiga ranah yakni:

a. Ranah kognitif, berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

(25)

c. Ranah psikomotorik, berkenan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikimotorik, yakni:

gerakan refleks keterampila gerakan dasar, kemampuan perseptual, dan gerakan eksperesif dan interperatif (Sudjana, 2011, hal.22-23).

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui evaluasi, hal ini perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menampilkan performa sesuai yang diharapkan (Imron, 2011, hal.116).

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yaitu mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010, hal. 1).

Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjuk apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya (Yamin, 2009, hal. 204).

Hasil belajar yang dilakukan seorang guru dapat mengetahui berhasil atau tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidak berhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:

a. Kemampuan anak didik yang rendah

b. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak

(26)

c. Jumlah bahan pelajaran terlalu benyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan

d. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan (Djamarah, 2010, hal. 247).

Berdasarkan penjabaran mengenai hasil belajar yang telah dijelaskan oleh pakar pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan.Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara bertatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program- program media komputer, dan kurikulum. Joyce dan Weil (2006) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lainnya (Trianto, 2012, hal. 52-53).

(27)

Ciri-ciri model pembelajaran :

a. Melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan : 1) Urutan langkah-langkah pembelajaran

2) Adanya prinsip-prinsip reaksi 3) Sistem sosial

4) Sistem pendukung

Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

a. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi dampak pembelajaran dan dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

b. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya (Rusman, 2012, hal. 136).

3. Model Pembelajaran SFAE

Cara mengajar dikatakan efektif jika mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009, hal. 20). Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining.

Menurut Kurniasih (2015, hal. 79) salah satu kelebihan dari model pembelajaran Student Facilitator and Expaining adalah dalam proses pembelajaran siswa diajak untuk dapat menjelaskan materi pelajaran kepada siswa lain yang dapat meningkatkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Maka perlunya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga mampu memotivasi siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka perlu dilakukan inovasi dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.

(28)

Menurut Suyatno (2009, hal. 126), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining yaitu a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

c. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun lainnya

d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu f. Penutup

Keunggulan dan Kelemahan model Student Facilitator and Explaining : Menurut Lestari kelebihan dan kelemahan pada model Student Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut :

a. Keunggulan

Adapun keunggulan model Student Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut:

1) siswa ikut serta menjelaskan materi kepada siswa lain

2) dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut

3) materi yang disampaikan lebih jelas dan konkrit

4) dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi.

b. Kelemahan

Adapun kelemahan pada model Student Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut :

1) Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil 2) Siswa yang pemalu tidak mau mendemostrasikan apa yang diperintahkan

oleh guru kepadanya (Hidayanti, 2016, hal 78).

(29)

B. Studi Yang Relevan 2.1 Tabel Studi yang relevan

No Peneliti/judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Wahyu Tika Mufrika (2011) dalam skripsinya yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) Terhadap Kemampuan Komunikasi Siswa”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi Matematika siswa yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and Explaining sebesar 66,5 sedangkan rata-rata kemampuan komunikasi Matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional sebesar 59,13.

Rata-rata kemampuan komunikasi Matematika siswa yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and Explaining lebih tinggi dan signifikan daripada rata-rata kemampuan komunikasi Matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

Sama-sama menggunakan model pembelajaran SFAE

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tika Mufrika adalah untuk

mengetahui kemampuan komunikasi Matematika siswa

2. Siska Ryane Muslim (2014)

“Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator And Explaining Dalam Pembelajaran Kooperatif

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining lebih baik daripada kelompok siswa yang

Sama-sama menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Pada penelitian yang dilakukan oleh Siska Ryane Muslim adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

(30)

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik Dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK Di Kota Tasikmalaya”

mengikuti pembelajaran langsung; terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok atas, tengah, dan bawah yang memgikuti pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and Explaining; serta terdapat korelasi positif antara kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and ExplainingDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining lebih baik daripada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran langsung; terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok atas, tengah, dan bawah yang memgikuti pembelajaran kooperatif dengan metode

Matematik Dan kemampuan berpikir kritis Matematik

(31)

Student Facilitator and Explaining; serta terdapat korelasi positif antara kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif dengan metode Student Facilitator and Explaining

3. Nurhalima, (2017) dalam skripsinya yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Student

Facilitator And Explaining Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Peserta Didik Kelas V Min Bontosunggu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata nilai (pretest)

sebesar 67,22 dan rata-rata nilai (posttest) sebesar 79,17 yang dikategorikan

tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil analisis statistik inferensial diperoleh

t hitung= 6,683 dengan nilai sign sebesar 0,857 0,05 menunjukkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA pada peserta didik kelas V

MIN Bontosunggu pada penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and

Explaining.

Sama-sama menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurhalima adalah meneliti hasil belajar IPA

pada peserta didik kelas v Madrasah Ibtidaiyyah Negeri

4. Yollanda Ollyvia Penelitian ini menunjukkan Sama-sama Pada penelitian

(32)

Dkk (2016) Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD NEGERI 124 PEKANBARU

bahwa Berdasarkan analisis lembar observasi ternyata aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran ARIAS pada pertemuan pertama siklus pertama sebesar 75% (kategori cukup), dan pertemuan kedua siklus pertama sebesar 81,25%

(kategori baik). Pada siklus kedua, aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 89,58% (kategori baik) dan pada pertemuan kedua sebesar 95,83% (kategori sangat baik).

Aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus pertama sebesar 66,67% (kategori kurang) dan pertemuan kedua sebesar 70,83% (kategori cukup). Pada siklus kedua, aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 83,33% (kategori baik), pertemuan kedua sebesar 93,78% (kategori sangat baik).

Hasil belajar matematika siswa sebelum penerapan model pembelajaran ARIAS memiliki nilai rata-rata sebesar 62,17, setelah penerapan model pembelajaran ARIAS rata-rata

meneliti hasil belajar siswa

yang dilakukan oleh Yolanda, dkk adalah menggunakan model pembelajaran ARIAS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

(33)

hasil belajar siswa meningkat pada Ulangan Harian (UH) I menjadi 72,50 dengan persentase peningkatan sebesar 16,61% dan pada UH II ratarata hasil belajar siswa meningkat menjadi 85,17 dengan persentase peningkatan sebesar 36,99%.

5. Mawarni, dkk (2014) Peranan Media Gambar Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Adapun hasil yang diperoleh pada Siklus I tuntas klasikaldiperoleh 7 orang (41,17%) dan yang belum tuntas diperoleh 10 orang (58,82%).untuk tes akhir setelah siklus II tuntas klsikal diperoleh 15 orang siswa (88,2%) dan yang belum tuntas mencapai 2 orang siswa (11,7%). Siklus II diperoleh 76,47 %, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.

Sama-sama meneliti hasil belajar siswa

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mawarni, dkk adalah menggunakan media gambar untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

(34)

6. Nofi Yani, (2017)

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi

Kelompok Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Shalat Jumat Di Kelas Vii Di Mts. Al- Hasanah Medan”

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah meningkatkan nilai-nilai rata-rata kelas pada test awal sebesar 54,4% dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 13,3%. Pada siklus I nilai rata- rata kelas sebesar 76 dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 46,67%. Dan siklus II nilai rata-rata sebesar 74 dengan ketuntasan belajar sebesar 80%.

(3) meningkatkan hasil belajar siswa dari tes awal sampai siklus II.

Sama-sama meneliti hasil belajar siswa

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nofi Yani adalah

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi kelompok Pada mata pelajaran Fiqih

C. Kerangka Pikir

Rendahnya hasil belajar siswa MAN 1 Muaro Jambi tepatnya di kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu-ilmu Alam) diduga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Siswa tidak memperhatikan dan menyimak guru ketika guru menjelaskan materi

2. Siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran

3. Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas

4. Nilai siswa terbukti rendah (di bawah KKM)

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk itu peneliti melakukan sebuah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining). Peneliti menerapkan model pembelajaran SFAE pada kelas yang mendapatkan nilai rata-rata rendah dan berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM

(35)

aitu siswa kelas XI MIA 1. Untuk itu, peneliti akan menjadikan kelas XI MIA1.

Berikut adalah kerangka pikir yang telah peneliti sediakan

Gambar 2.1 Kerangka pikir

Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Biologi kelas XI MIA

Siswa kurang memperhatikan

dan tidak menyimak guru

Siswa merasa bosan dalam

mengikuti pembelajaran

Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan

hasil pekerjaannya di depan kelas

Kelas eksperimen (XI MIA 1)

Kelas kontrol (XI MIA 2)

Guru menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Hasil belajar siswa kelas XI MIA

Nilai siswa rendah (rata-rata

di bawah KKM)

Guru tidak menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

(36)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana dirumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2017, hal. 63).

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining) terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Muaro Jambi.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MAN 1 Muaro Jambi, pada Semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018. Alasan mengambil lokasi penelitian ini karena berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di MAN 1 Muaro Jambi belum pernah menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) dalam proses pembelajaran biologi materi pokok bahasan sistem gerak. Selain itu peneliti ingin mengetahui dan membuktikan ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran SFAE (Student Facilitator and Explaining) terhadap hasil belajar biologi siswa.

B. Pendekatan dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana penelitian ini mencari pengaruh dua variabel independen (model pembelajaran Student Facilitator And Explaining) dan variabel dependen (hasil belajar siswa).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan desain penelitian Posttest-Only Control Design artinya pengontrolan secara acak dengan pemberian tes hanya di akhir perlakuan. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O ∶ O ). Rancangan desain penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Postest Only Control Design

R X 𝐎𝟐

R 𝐎𝟒

(38)

Keterangan:

R = sampel yang dipilih random

X = perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining

𝐎𝟐 = hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining

𝑶𝟒 = hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan tidak menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hal. 80).

a) Populasi target

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010, hal 31). Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelas yang ada di MAN 1 Muaro Jambi.

b) Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dapat di jangkau oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010, hal 31). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah kelas MIA 1 dan MIA 2.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jumlah siswa dalam penelitian ini pada tabel :

(39)

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) MAN 1 Muaro Jambi

Kelas Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki perempuan

XI MIA 1 6 16 22

XI MIA 2 13 9 22

Sumber: Data siswa MAN 1 Muaro Jambi 2017/2018

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2013, hal.118).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2014, hlm. 81) Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling.

Dalam hal ini dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah populasi yang digunakan memiliki varians yang homogen. Cara penarikan sampel dapat dilakukan dengan undian atau lotre secara tradisional.

(Muri Yusuf, 2014, hlm. 154)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Kelas MIA 1 MAN 1 Muaro Jambi

Siswa Jumlah siswa

Laki-laki 6 siswa

Perempuan 16 siswa

Jumlah 22 siswa

Sumber: Dokumentasi MAN 1 Muaro Jambi, 2018

(40)

D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hal.38).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (independent variable): variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), variabel yang biasanya disimbolkan dengan X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran Student Facilitator And Explaining.

2. Variabel Terikat (dependent variable):sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel terkuat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, biasanya disimbolkan dengan Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat yaitu hasil belajar biologi siswa (Sugiyono, 2013, hal. 38).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Tes.

Tes adalah suatu pertanyaan, tugas, atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi, yang setiap butir pertanyaaan mempunyai jawaban, dan memberikan implikasi bahwa setiap butir tes menuntut jawaban dari orang yang di tes (Uno, 2011, hal. 71).

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

(41)

yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya (Arikunto, 2007, hal. 53).

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar biologi siswa dengan tipe pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal.

Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan validitas tes secara rasional yaitu validitas kontruksi dan validitas isi.

“Validitas kontruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberikan keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Sedangkan validitas isi adalah uji validitas dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan” (Sugiyono, 2013, hal. 125).

Secara teknis pengujian validitas kontruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2013, hal. 127).

1. Hasil belajar

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa, tingkah laku sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, efektif dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan, dan keterampilan.

(42)

Hasil belajar merupakan perubahan keseluruhan dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa yang tidak dapat dipisahkan karena ketiga hal tersebut merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA di MAN 1 Muaro Jambi dalam ranah kognitif. Hasil belajar biologi siswa dilihat dari kemampuan pemahaman siswa setelah selesai proses pembelajaran. Dan hasil belajar Biologi siswa diperoleh melalui tes pilihan ganda yang dibuat dengan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari 4 jawaban salah dan 1 jawaban benar.

Soal-soal tersebut dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan dijabarkan menjadi indikator-indikator pencapaian pembelajaran materi Sel.

Dari soal-soal tersebut maka akan diperoleh hasil belajar biologi siswa.

Namun sebelum tes dilakukan atau diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu soal harus melalui beberapa tes yaitu uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda .

Skor yang diperoleh dari hasil belajar biologi siswa berupa angka (nilai) setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan model SFAE (Student Facilitator And Explaining) dan yang tidak menggunakan SFAE (Student Facilitator And Explaining) di kelas XI MAN 1 Muaro Jambi.

Kemudian di evaluasi dengan menggunakan soal-soal yang valid yang berbentuk pilihan ganda.

2. Model SFAE (Student Facilitator and Explaining) a. Definisi konseptual

Menurut Taniredja (2014) “Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining adalah model pembelajaran dimana siswa/

peserta didik dapat mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya” (Firmansyah, 2017, hal. 7).

(43)

Sedangkan menurut Destianah (2017, hal. 17) “Model kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining adalah model yang sangat efektif untuk melatih peserta didik berbicara untuk menyampaikan ide dan gagasannya”.

b. Definisi operasional

Berdasarkan uraian dari teori-teori model belajar SFAE dapat di simpulkan bahwa SFAE adalah strategi belajar yang berpedoman pada premis, yang menggambarkan bahwa keberhasilan siswa dan kemahiran seorang siswa untuk belajar sendiri, mengerti apa yang dipelajari dan bisa memonitor belajarnya sendiri. Karena pada prinsipnya model SFAE adalah strategi yang berbasis pada intelektualitas siswa yang dibinanya secara mandiri sesuai dengan kemampuan.

Menurut Suyatno (2009, hal. 126), langkah-langkah Model Student Facilitator And Explaining yang harus dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining yaitu:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3) Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui baga/ peta konsep maupun lainnya 4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa

5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu 6) Penutup

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil tes. Untuk tes hasil belajar biologi siswa dalam bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan (a, b, c, d dan e). Kisi-kisi soal tes hasil belajar pada pokok bahasan sistem gerak pada manusia dapat dilihat pada tabel berikut:

(44)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Uji Coba Kompetensi

Dasar Indikator Aspek Yang Di Amati Jumlah

C1 C2 C3

Menganalisis hubungan antara jaringan penyusun organ pada sistem gerak daam kaitannya dengan

bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia

a. Menyebutkan struktur dan fungsi

rangka dan

mengidentifikasi bentuk-bentuk rangka

1,2,

3,7 5,6 4 7

b. Menjelaskan proses pembentukan tulang dan perkembangan serta pentumbuhan pada tulang

8,9 2

c. Menyebutkan struktur otot dan persendian

12,13, 14,15, 16,18

6

d. Mengidentifikasi kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia

10,20 19 11,17 5

Jumlah 20

d. Teknik Kalibrasi Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010, hal. 193).

Dari hasil uji coba dilakukan analisis soal. Analisis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Uji Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi poin biserial (rpbi) (Arikunto, 2010, hal. 211).

Rumus untuk mencari Angka Indeks Korelasi Poin Biserial (rpbi) adalah sebagai berikut:

(45)

rpbi=

Keterangan:

𝑟 = Angka Indeks Korelasi Poin Biserial

𝑀 = Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes (teste) yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

𝑀 = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes (teste).

𝑆𝐷 = Deviasi standar total (Deviasi dari standar skor total)

p = Proporsi peserta tes (teste) yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal.(Sudijono, 2014, hal. 258)

Untuk interpretasi validitas soal dengan membandingkan rhitung dan rtabel, df = N-n, dan α = 0,05, maka kaidah keputusannya adalah:

Jika rhitung ≥ rtabel, maka soal dinyatakan valid Jika rhitung ≤ rtabel, maka soal dinyatakan tidak valid

2) Uji Reliabilitas

Rabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Relibilitas disini yaitu ketepatan atau keajengan dalam menilai apa yang dinilai. Adapun rumus yang digunakan adalah:

𝑟 2 1 + 𝑟 Keterangan:

ri = Reabilitas internal seluruh instrument rb = Korelasi product moment

(46)

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reabilitas tes (r11) pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

jika r11 ≥ rtabel berarti reliable (digunakan), dan

jika r11 ≤ rtabel berarti tidak reliable (Riduwan, 2010, hal. 107).

3) Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran (difficully index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar (Purwanto, 2005, hal. 99). Definisi itu dapat dinytakan dengan sebuah rumus dimana TK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta.

Untuk menghitung taraf kesukaran (difficulty level) soal dari suatu tes digunakan rumus sebagai berikut.

JS P  B

Keterangan:

P = proporsi angka indek kesukaran item

B = banyak testee yang dapat menjawab dengan betul JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Secara keseluruhan pembagian rentang TK diatur sebagai berikut (Purwanto, 2005, hal. 100).

(47)

Tabel 3.4 Rentang Tingkat Kesukaran

Rentang TK Kategori

0,00-0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00

Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah

4) Daya Beda (DB)

Daya beda (discriminating power) atau yang desingkat dengan DB adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010, hal. 226).

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:

D= − = 𝑃 -𝑃 Dimana:

D = Daya pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya pserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2010, hal. 226).

(48)

Menurut Arikunto lebih lanjut butir-butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai data pembeda 0,4 sampai 0,7 dan Arikunto mengklasifikasikan daya pembeda sebagai berikut:

D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,20 – 0,40 : Cukup D = 0,40 – 0,70 : Baik

D = 0,70 – 1,00 : Baik sekali (Arikunto, 2010, hal. 232).

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Nomarlitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors karena sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil, dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar (X1, X2,X3,….,X11) b. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan

rata-rata tunggal

c. Menghitungkan standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata tunggal

d. Menghitungkan Zi dengan rumus Zi=

e. Menentukan nilai tabel Z (melihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai Z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.

f. Menentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z (ditulis dengan simbol f (Zi)). Yaitu dengan cara nilai 0,5- nilai tabel Z apabila tabel Zi negatif (-), dan 0,5 + nilai tabel Z apabila nilai Zi positif (+).

g. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nyata dari masing-masing nilai Z untuk setiap baris, dan disebut dengan S (Gultom and Fauziah) kemudian dibagi dengan jumlah number of cases (N) sampel.

(49)

h. Menentukan nilai Lo(hitung)=׀f (Gultom and Fauziah)– S (Gultom and Fauziah)׀Dan dibandingkan dengan nilai Ltabel (tabel nilai krisis uji liliefors) dalam hal ini taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% (0,5).

Apabila Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Sudjana, 2005, hal. 466-467).

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2014, hal. 167).

Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor tertinggi dan terendah Skor tertinggi (H)

Skor terendah (L) b. Menentukan rentangan (R) R = H – L + 1 c. Menentukan banyak kelas

K = 1 + 3,33 log n d. Menentukan panjang kelas (I)

I=

e. Mencari nilai X X =

f. Menentukan standar deviasi S = .∑ (² (∑)

g. Mencari nilai varian terbesar dan terkecil fhitung=

(50)

h. Bandingkan fhitungdengan nilai ftabeldengan niali α = 0,05 derajat kebebasan (db) = n – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika fhitung ≥ ftabeltidak homogen

Jika fhitungftabel homogen (Riduwan, 2010, hal.177-179).

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan rumus tes

“t” untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.

Rumus yang digunakan adalah:

to=

Adapun langkah – langkah perhitungan tes “t” adalah sebagai berikut:

a. Mencari mean variabel I (X), dengan rumus:

M₁ = M + i (

b. Mencari mean variabel II (Y), dengan rumus:

M₂= M + i (

c. Mencari standar deviasi variabel I, dengan rumus:

SD₁ = i − (

d. Mencari standar deviasi variabel II, dengan rumus:

SD₂ = i − (

e. Mencari standar error variabel I, dengan rumus:

𝑆𝐸 = 𝑆𝐷₁

√N₁ − 1

f. Mencari standar error variabel II, dengan rumus:

𝑆𝐸 = 𝑆𝐷₂

√N₂ − 1

g. Mencari standar error perbedaan antara mean variabel I dan mean variabel II, dengan rumus:

𝑆𝐸

₂²

(51)

h. Mencari t0 dengan rumus:

t =

i. Memberi interprestasi

1) Jika t₀ lebih besar atau sama ttabel maka hipotesis nihil ditolak, maka metode pembelajaran melalui praktikumbaik diterapkan dalam pembelajaran Biologi

2) Jika t₀ lebih kecil atau sama ttabel maka hipotesis nihil diterima, maka metode pembelajaran melalui praktikumtidak baik diterapkan dalam pembelajaran Biologi (Sudijono, 2014, hal. 347-348).

4. Ukuran Efek (Effect Size)

Setelah berhasil menguji hipotesis dengan taraf signifikansi tertentu, maka bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek adalah besarnya efek yang ditimbulkan oleh parameter yang diuji di dalam pengujian hipotesis selain itu, dalam hal ini akan dilihat seberapa besar efek pengaruh metode praktikum terhadap hasil belajar dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut:

ds= to .

Keterangan:

ds =besar pengaruh perlakuan yang diberikan 𝑛 = jumlah sampel kelas kontrol

𝑛 = jumlah sampel kelas eksperimen to = hasil uji t

Dengan kriteria nilai Cohen’s seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Uji Cohen’s Standar

Cohen’s Standar Effect Size Persentase (%)

Tinggi 2,0

1,9 1,8 1,7 1,6

97,7 97,1 96,4 95,5 94,5

(52)

1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1,0 0,9 0,8

93,3 91,9 90 88 86 84 82 79

Sedang 0,7

0,6 0,5

76 73

Rendah 0,4 69

0,3 0,2 0,1 0,0

66 62 58 54 Sumber: Lee A Backer, 2000, hal.3 50

Kriteria yang diusulkan oleh Cohen’s tentang besar kecilnya ukuran efek adalah sebagai berikut:

0 < d < 0,2 Efek Rendah 0,2 < d < 0,8 Efek Sedang d > 0,8 Efek Tinggi

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu prameter. Suatu pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat di buat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan (Sugiyono, 2013, hal. 64).

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : μ 1 ≤ μ 2 H

: μ 1 >μ 2

(53)

Keterangan :

Ho = Tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA di MAN 1 Muaro Jambi (μ 1 ≤ μ 2).

Hα = Terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining) terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MIA di MAN 1 Muaro Jambi (μ 1 >μ 2).

µ1 = Skor hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining)

µ2 = Skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining)

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan di MAN 1 Muaro Jambi. Penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan 2 (dua) kali pertemuan dalam seminggu.

Selanjutnya setelah selesai melakukan proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan, siswa diberikan tes di akhir perlakuan pada pertemuan ke-5 untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa dalam menyelesaikan soal pada materi Sistem Gerak Pada Manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas XI MIA 1 (Matematika dan Ilmu Alam) sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 (Matematika dan Ilmu Alam) sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas XI MIA 1 (22 orang) yang menerapkan model Student Facilitator and Eplaining sedangkan kelas kontrol adalah kelas XI MIA 2 (22 orang) yang tidak menerapkan model Student Facilitator and Eplaining. Adapun jadwal pembelajaran yang telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda. Tes yang dipersiapkan peneliti berjumlah 20 soal untuk posttest setelah materi selesai, peneliti mengadakan posttest untuk mengetahui berapa skor hasil belajar biologi siswa dalam proses

Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertama 04 Oktober 2018 04 Oktober 2018 Kedua 06 Oktober 2018 06 Oktober 2018 Ketiga 11 Oktober 2018 11 Oktober 2018 Keempat 13 Oktober 2018 13 Oktober 2018

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembahasan ini akan difokuskan pada tampilan (user interface) dari aplikasi perangkat lunak penjadwalan guru apakah sudah dapat memenuhi beberapa aspek criteria

(3) Pada akhir setiap tahun kewangan dan sebaik sahaja akaun Kumpulan Wang telah diauditkan, Majlis hendaklah menyebabkan satu salinan penyata akaun itu dikemukakan kepada

Dari data sumur uji yang dilakukan pada daerah uji petik Sonai KD/SU-1 terlihat, bahwa zona limonit di daerah ini cukup tebal kurang lebih 4 m dengan kadar Fe = 200.000 ppm = 20

Penelitian yang berkaitan dengan segmentasi pemilik hewan peliharaan dengan dimensi dari human-pet relationship sebagai variabel inti dan perilaku konsumsi yang dipengaruhi

agamemnon pada enam jenis tanaman pakan yaitu larva instar dua dan instar tiga, panjang dan berat larva pada tanaman sirih hutan lebih baik dari pada larva pada tanaman pakan

Sistem informasi pada laboratorium pada perguruan tinggi masih menggunakan sistme informasi yang belum terintegrasi dengan baik seperti: (1) penjadwalan pratikum

dari peneliti yaitu : bagi siswa, agar dapat menggunakan Lembar Kerja Siswa dalam menyelesaikan topik literasi finansial; bagi Guru matematika, agar dapat

Secara garis besarnya yang sesuai dengan masaiah peneiitian, data yang ingin dikumpuikan antara lain : 1- Upaya yang bagaimana yang dilaksanakan kepala sekoiah dalam..