• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis Tindakan

1. Upaya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Duwet dapat dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) melalui 5 langkah yaitu: 1) penyajian kelas, 2) pembagian kelompok, 3) games (tournament), 4) penghargaan kelompok, 5) evaluasi.

24 2. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan

sikap ilmiah siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Duwet.

3. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Duwet.

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab 3 dibahas mengenai jenis penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Kusuma & Dwitagama (2010: 9). Menurut Mulyasa (dalam Taniredja dkk, 2010: 20), terdapat 6tujuan dari PTK yaitu: 1) memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran, 2) meningkatkan layanan prefesional dalam konteks pembelajaran, 3) khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima, 4) memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasaran, 5) memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan, 6) membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena permasalahan muncul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas dan memerlukan tindakan untuk memperbaikinya menuju kondisi yang lebih baik. Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart. Tahapan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2010: 70-76) meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus penelitian tindakan kelas model dari Kemmis dan Taggart tersaji pada gambar 3.1

26 Gambar 3.1 Siklus PTK Model dari Kemmis dan Mc Taggart

Dalam melaksanakan penelitian, mengacu pada keempat tahapan kunci dari penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Adalah upaya yang dilakukan untuk merancang tindakan perbaikan una mengatasi masalah. Perencanaan ini perlu disusun secara sistematis logis dan kontekstual.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian merupakan implementasi yang dilakukan secara sadar dan terkendali sebagai upaya untuk mengadakan perbaikan, peningkatan, atau perubahan sesuai dengan perencanaan.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian berfungsi untuk merekam data proses pelaksanaan tindakan yang diberikan.

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

SIKLUS 1

Perencanaan

Refleksi

Observasi

SIKLUS 2

Tindakan

27 4. Refleksi

Refleksi yang dimaksud dalam penelitian adalah kegiatan analisis, mengingat, mempertimbangkan mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi dapat dijadikan sebagai rekomendasi perbaikan yang akan menjadi pertimbangan dalam merencanakan siklus berikutnya.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu belum optimalnya sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA SD Kanisius Duwet. Oleh karena itu, melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA di SD Kanisius Duwet dapat meningkat.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Duwet yang beralamatkan di Jl.

Kabupaten No.99, Duwet, Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55285.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V semester 1 tahun ajaran 2019/2020 SD Kanisius Duwet, dengan jumlah siswa 35 orang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada materi peredaran darah manusia menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) SD Kanisius Duwet.

4. Waktu Penelitian

Penelitian inI dilaksanakan pada tanggal 18-21 November 2019, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan penelitian langsung akan disajikan jadwal pelaksanaan penelitian:

28 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat mengenai waktu pelaksanaan kegiatan penelitian sampai dengan selesai.

C. Persiapan

Sebelum melaksanakan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu melakukan persiapan sebagai berikut:

Meminta surat izin dari kampus Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Duwet.

1. Meminta izin kepada Kepala SD Kanisius Duwet untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Duwet.

2. Melakukan observasi awal di kelas V SD Kanisius Duwet untuk mengetahui kondisi siswa saat mengikuti proses pembelajaran.

3. Melakukan wawancara kepada guru wali kelas V SD Kanisius Duwet untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada pada siswa ditinjau dari proses pembelajaran dan hasil belajar.

4. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Menganalisis permasalahan dan menentukan solusi untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi.

6. Menyusun proposal penelitian.

7. Merumuskan hipotesis.

8. Menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 Permohonan izin penelitian

29 9. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan wawancara.

10. Melakukan validitas instrumen penelitian kepada ahli.

11. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPPH, bahan ajar, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian dikolaborasikan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

12. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat melakukan penelitian.

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah melakukan langkah persiapan dan memperoleh gambaran mengenai kondisi kelas, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan tindakan dalam dua siklus. Adapun rencana tindakan yang telah disusun adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Pada siklus pertama, dilaksanakan pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali.

Setiap pertemuan pembelajaran berlangsung selama 3 x 35 menit.

a. Rencana Tindakan

Rencana yang akan dilakukan pada siklus I adalah menyusun perangkat pembelajaran, RPPH, bahan ajar, soal evaluasi siklus I, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat melaksanakan tindakan. Siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar dengan tiap kelompoknya terdiri dari 7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan pelaksanaan tindakan, dilaksanakan pertemuan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I:

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan 1, diajarkan materi tentang organ peredaran darah manusia dan fungsinya yang terdapat pada RPPH 1.

30 a. Kegiatan Awal

1. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa bersama.

2. Guru mengucapkan salam pembuka.

3. Guru melakukan absensi.

4. Siswa bersama guru menyanyikan lagu yang berjudul “jantung sehat”

dengan nada dasar aku punya anjing kecil (motivasi).

5. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang organ peredaran darah manusia dan fungsinya (apersepsi).

6. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok, games tournament (orientasi).

7. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa menunjukkan sikap terbuka dan berpikir kritis, siswa dapat mengkategorikan bagian-bagian organ peredaran darah manusia, dan siswa dapat menganalisis fungsi organ peredaran darah manusia (orientasi).

b. Kegiatan inti

1. Siswa bersama guru mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Siswa memperhatikan penyajian materi dan aturan permainan yang disampaikan guru (penyajian kelas).

3. Siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen (pembagian kelompok).

4. Siswa menyiapkan 5 meja ditata sejajar.

5. Memulai permainan tiap kelompok mengajukan 2 siswa (games tournament).

6. Siswa mendengarkan pertanyaan yang dibacakan oleh guru. Setiap kelompok beradu cepat untuk menjawab pertanyaan dengan mengambil kartu jawaban dan menempatkan diri di tempat yang telah ditentukan begitu seterusnya sampai dengan soal terakhir.

31 7. Kelompok yang mendapat skor tertinggi pertama akan diberikan penghargaan. Penghargaan berupa token reward dengan gambar harta karun yang dapat ditukarkan di akhir siklus II. Token reward dapat ditukar dengan alat tulis (penghargaan kelompok).

c. Kegiatan akhir

1. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi organ peredaran darah yang telah dipelajari.

2. Penguatan materi pembelajaran dan refleksi atas kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan, dan mencari jawaban yang benar secara bersama-sama.

3. Tindak lanjut guru meminta siswa untuk belajar materi yang baru saja disampaikan.

4. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama.

5. Salam penutup.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan 2, diajarkan materi tentang jenis-jenis sel darah dan sistem peredaran darah manusia yang terdapat pada RPPH 2.

a. Kegiatan awal

1. Pembelajaran diawali dengan doa bersama.

2. Guru mengucapkan salam pembuka.

3. Siswa dan guru melakukan tepuk semangat (motivasi).

4. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang darah dan sistem peredaran darah (apersepsi).

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok, games tournament dan, evaluasi (orientasi).

6. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah siswa dapat menunjukkan sikap terbuka dan berpikir kritis, menganalisis jenis-jenis sel darah, menganalisis sistem peredaran darah manusia, menyusun pengertian sistem peredaran darah menggunakan kalimat sendiri (orientasi).

32 b. Kegiatan inti

1. Siswa bersama dengan guru mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Siswa mendengarkan penyajian materi dan aturan permainan yang dilakukan oleh guru (penyajian kelas).

3. Siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 -7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen (pembagian kelompok).

4. Tiap-tiap siswa yang telah tergabung dalam kelompok segera menyusun meja dan kursi tempat duduk untuk anggota kelompok.

5. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada semua kelompok.

Setiap kelompok beradu cepat untuk menjodohkan kartu soal dan kartu jawaban dengan batas waktu 15 menit (games tournament).

6. Kelompok dengan skor tertinggi pertama akan mendapatkan penghargaan.

Penghargaan berupa token reward dengan gambar harta karun yang dapat ditukarkan di akhir siklus II. Token reward dapat ditukar dengan alat tulis (penghargaan kelompok).

7. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan, dan mencari jawaban yang benar secara bersama-sama.

8. Siswa mengerjakan tes materi pertemuan I dan II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I (evaluasi).

c. Kegiatan akhir

1. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi jenis-jenis sel darah dan sistem peredaran darah yang telah dipelajari.

2. Tindak lanjut guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang baru saja disampaikan.

3. Penguatan materi pembelajaran dari guru.

4. Pembelajaran diakhiri dengan doa.

5. Guru mengucapkan salam penutup.

33 c. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, bertujuan untuk mengumpulkan data sikap terbuka dan berpikir kritis siswa pada siklus I. Kegiatan observasi juga digunakan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan yang direncanakan. Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan oleh dua orang observer.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil pelaksanaan tindakan siklus I. Analisis dilakukan untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya siklus I. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kondisi awal dengan data yang didapat pada siklus I.

Pedoman yang digunakan untuk membandingkan kedua data tersebut adalah mengacu pada indikator keberhasilan sikap ilmiah dan hasil belajar yang telah ditetapkan. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah perlu melaksanakan siklus II atau tidak.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan siklus I. Hal yang membedakan antara siklus I dan siklus II adalah matri yang diajarkan lebih mendalam. Pada siklus kedua, pertemuan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali. Setiap pertemuan pembelajaran berlangsung selama 3 x 35 menit.

a. Rencana Tindakan

Rencana yang dilakukan pada siklus II adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPPH, soal evaluasi siklus II, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat melaksanakan tindakan. Pada pertemuan 1 membuat 3 kelompok yaitu 1 kelompok kecil dan mengabungkan 4 kelompok kecil menjadi 2 kelompok besar. Sedangkan pada pertemuan 2 siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar dengan tiap kelompoknya terdiri dari 7 siswa.

Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

34 b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan pelaksanaan tindakan, pertemuan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II:

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan 1, dilakukan penyampaian materi tentang gangguan pada organ peredaran darah manusia sesuai dengan RPPH 3.

a. Kegiatan awal

1. Pembelajaran diawali dengan doa bersama.

2. Siswa dan guru melakukan ice breaking “konsentrasi” (motivasi).

3. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang gangguan organ peredaran darah manusia (apersepsi).

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok, games tournament (orientasi).

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah siswa menunjukkan sikap terbuka dan berpikir kritis, menganalisis macam-macam gangguan peredaran darah manusia, mengidentifikasi penyebab gangguan peredaran darah manusia (orientasi).

b. Kegiatan inti

1. Siswa bersama dengan guru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Siswa memperhatikan penyajian materi dan aturan permainan (penyajian kelas).

3. Siswa dibagi dalam 2 kelompok besar dan 1 kelompok kecil. Kelompok besar terdiri dari gabungan kelompok 1,3 dan kelompok 4,5. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen (pembagian kelompok).

4. Tiap-tiap siswa yang telah tergabung dalam kelompok segera menyusun meja dan kursi tempat duduk untuk anggota kelompok.

35 5. Guru membagikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban kepada

masing-masing kelompok dengan 7 siswa memegang kartu pertanyaan dan 7 siswa memegang kartu jawaban.

6. Setiap kelompok beradu cepat untuk menjodohkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Sedangkan untuk siswa kelompok kecil bertugas mencocokan kebenaran dari kartu yang dijodohkan oleh kelompok besar (games tournament).

7. Kelompok dengan skor tertinggi pertama akan memperoleh penghargaan.

Penghargaan berupa token reward dengan gambar harta karun yang dapat ditukarkan di akhir siklus II. Token reward dapat ditukar dengan alat tulis (penghargaan kelompok).

c. Kegiatan akhir

1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi atas kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan dan mencari jawaban yang benar secara bersama-sama.

2. Siswa dan guru menyimpulkan materi gangguan peredaran darah manusia yang telah dipelajari.

3. Guru melakukan tindak lanjut dengan meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan.

4. Siswa menerima penguatan materi pembelajaran dari guru.

5. Pembelajaran diakhiri dengan doa.

6. Guru mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan 2

Pada pertemuan 2, diajarkan materi tentang cara memelihara organ peredaran darah manusia yang terdapat pada RPPH 4.

a. Kegiatan awal

1. Pembelajaran diawali dengan doa bersama.

2. Guru mengucapkan salam pembuka.

3. Siswa bersama dengan guru melakukan tepuk kanisius dan nilai kanisius (motivasi).

36 4. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang cara

memelihara organ peredaran darah manusia (apersepsi).

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok dan games tournament (orientasi).

6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat menunjukkan sikap terbuka dan berpikir kritis, mengkategorikan cara-cara pencegahan gangguan peredaran darah manusia, mengidentifikasi cara-cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia (orientasi).

b. Kegiatan inti

1. Siswa bersama dengan guru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Siswa memperhatika penyajian materi dan aturan permainan (penyajian kelas).

3. Siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen (pembagian kelompok).

4. Tiap-tiap siswa yang telah tergabung dalam kelompok segera menyusun meja dan kursi tempat duduk untuk anggota kelompok.

5. Guru memulai permainan dengan membacakan setiap pertanyaan yang telah di siapkan.

6. Setiap kelompok beradu cepat untuk menjawab pertanyaan dengan mengacungkan tangan terlebih dahulu (games tournament).

7. Kelompok dengan skor tertinggi pertama akan mendapatkan penghargaan.

Penghargaan berupa token reward dengan gambar harta karun yang dapat ditukarkan di akhir siklus II. Token reward dapat ditukar dengan alat tulis (penghargaan kelompok).

8. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas kesalahan-kesalahan dalam menjawab pertanyaan, dan mencari jawaban yang benar secara bersama-sama.

37 9. Siswa mengerjakan tes materi pertemuan I dan II untuk mengetahui hasil

belajar siswa pada siklus II (evaluasi).

c. Kegiatan akhir

1. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi cara memelihara organ peredaran darah yang telah dipelajari.

2. Siswa mendapatkan penguatan materi pembelajaran dari guru.

3. Pembelajaran diakhiri dengan doa.

4. Guru mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, bertujuan untuk mengumpulkan data sikap terbuka dan berpikir kritis siswa pada siklus I. Kegiatan observasi juga digunakan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan yang direncanakan. Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan oleh dua orang observer.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil pelaksanaan tindakan siklus II. Analisis dilakukan untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya siklus II. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara membandingkan data siklus I dengan data yang didapat pada siklus II. Pedoman yang digunakan untuk membandingkan kedua data tersebut adalah mengacu pada indikator keberhasilan sikap ilmiah dan hasil belajar yang telah ditetapkan. Hasil analisis digunakan untuk melihat capaian target dan sebagai pertimbangan perlu atau tidaknya pelaksanaan siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data-data dari masyarakat agar ia dapat menjelaskan permasalahan penelitian (Citra, 2006: 117). Pada penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu tes dan non tes.

38 1. Tes

Amir (dalam Trisnamansyah, 2015: 119) menegaskan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan dengan cara tepat dan cepat. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Berdasarkan bentuknya tes dibagi menjadi 3 yaitu tes secara lisan, tes secara tulisan dan tes tindakan. Pada penelitian ini menggunakan tes dengan bentuk tulisan yaitu soal evaluasi. Soal evaluasi adalah tes yang dilaksanakan setelah siswa menempuh pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Pemberian soal evaluasi dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada akhir siklus I dan siklus II. Soal evaluasi yang digunakan yaitu 15 soal pilihan ganda dan 9 soal uraian di setiap siklus.

2. Non Tes

Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik ini umumnya menilai kepribadian anak secara menyeluruh yang meliput sikap tingkah laku sifat sikap sosial dan lain-lain (Trisnamansyah, 2015: 200). Pada Penelitian ini menggunakan dua jenis evaluasi non tes yaitu observasi dan wawancara.

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Trisnamansyah, 2015:

125). Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi terstuktur.

Tujuan dari observasi adalah untuk mengetahui sikap ilmiah yaitu sikap terbuka dan berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dalam rangka untuk memperoleh data mengenai sikap ilmiah siswa. Kegiatan observasi dilakukan sebanyak lima kali yaitu pada saat pra penelitian, penelitian siklus I, dan penelitian siklus II.

39 b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak (Trisnamansyah, 2015: 123). Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada saat pengambilan data awal dengan narasumber guru kelas V.

F. Instrumen Penelitian

Widoyoko (2015:51) Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran, intrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu instrumen tes dan non tes. Pada penelitian ini, menggunakan instrumen penelitian non tes berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan intrumen tes berupa tes tertulis (soal evaluasi).

1. Instrumen Non Tes

Intrumen non tes digunakan untuk mengumpulkam data sikap ilmiah dan hasil belajar siswa, meliputi lembar observasi dan pedoman wawancara.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan indikator sikap terbuka dan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Harlen (dalam Bundu, 2006: 141) Pengisian lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat sikap terbuka dan berpikir kritis siswa ketika sebelum melaksanakan penelitian, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Kisi-kisi instrumen observasi sikap terbuka dan berpikir kritis siswa dapat disajikan pada tabel 3.2 dan 3.3.

40 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Sikap Terbuka Siswa

No Indikator Pernyataan

1. Menghargai pendapat teman.  Menerima perbedaan pendapat.

 Menanggapi pendapat teman.

2. Mau mengubah pendapat jika kurang.

 Memperbaiki pendapat yang kurang tepat.

3. Menerima saran yang diberikan teman.

 Menggunakan saran yang diberikan teman.

4. Tidak merasa paling benar.  Menyadari kesalahan yang mungkin dilakukan.

 Menyadari kekurangan dari pendapat yang diberikan.

 Tidak memaksakan pendapat pribadi.

Berdasarkan tabel kisi-kisi instrumen observasi sikap terbuka di atas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: pada kolom 2 terdapat 4 indikator sikap terbuka, dan kolom 3 berisi pernyataan dari indikator sikap terbuka yang dapat memudahkan observer dalam proses observasi sikap terbuka.

Berdasarkan tabel kisi-kisi instrumen observasi sikap terbuka di atas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: pada kolom 2 terdapat 4 indikator sikap terbuka, dan kolom 3 berisi pernyataan dari indikator sikap terbuka yang dapat memudahkan observer dalam proses observasi sikap terbuka.

Dokumen terkait