• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara pada suatu penelitian.Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah,diduga bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan kemudian menginterpretasikan hasil nalasisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan.(Sugiono, 2014).

Dalam penelitian kuantitatif memiliki beberapa pendekatan, diantaranya:

pendekatan deskriptif, tindakan, eksperient dan expose facto. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuntitatif deskriptif.Penelitian deskriptif dalah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya.Penelitian ini juga sering disebut non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Soppengdengan mengambil data pada Bandan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Jl. Salotungo No. 127, 90812, Kabupaten Soppeng.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian di rencanakan bulan September sampai November 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.Populasi dari penelitian ini adalah laporan keungan tahunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah dari semua sector pembangunan di Kab.Soppeng.Sedangkan sampelnya adalah hanya jumlah amggaran yang dialokasikan pada sektor ekonomi saja, atau anggaran untuk sarana dan prasarana ekonomi.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah,non probability sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang memberi peluang atau memberi kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keungan tahunan pada periode 2015-2019.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data laporan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dari tahun 2015-2019.

E. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yaitu mencatat jumlah PDRB ( Produk Domistik Bruto ) dari tahun – tahun tertentu dibandingkan dengan jumlah tahun - tahun sebelumnya, sehingga nampak adanya peningkata jumlah PDRB atau peningkatana/

pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun, yang dipengaruhi oleh adanya APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah) yang juga mengalami perobahan dari tahun ketahun.

Selain dalam bentuk angka-angka, juga dihitung dalam bentuk persentase ( % ) sehingga mudah menafsirkan berapa besar peningkatan

27

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun dalam bentuk perentase ( % ).

N

o Variabel Indikator

1 APBD (X) Rasio = Nilai tahun sekarang - Nilai tahun sebelumnya Nilai tahun sebelumnya

2 Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Pertumbuhan = PDBt - PDBt-1 X100%

PDBt-1

1. Uji Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak gagal atau bahkan menyesuaikan, maka perlu di gunakan uji asumsi klasik :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model model penelitian.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Cara yang digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini yaitu menggunakan uji runs test. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji runs test, yaitu :

1). Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala

autokorelasi.

2). Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas di tunjukkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka di sebut homokedatisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas.

2. Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear sederhana merupakn metode yang digunakan untuk mengukur besarnya variabel terikat dan mempediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Metode regresi liniar di maksudkan untuk mempengaruhi seberapa besar tingkat pengaruh antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Metode ini juga bisa digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat di perkirakan antara baik atau buruknya suatu variabel X terhadap naik turunya suatu tingkat variabel Y, begitu pun sebaliknya .Rumus regresi linear sederhana.

Y = α+ βx+e

Y = Pertumbuhan Ekonomi (%) a = konstanta

b = Kofesien Regresi x = APBD

e = error

29

3. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinan (R2) mencerminkan kemampuan variabel dependen. Nilai R2 menunjukan seberapa besar pengaruh proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 menunjukan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel dependen.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan suatu pengujian yang betujuan untuk mengetahui apakah masing - masing koefisien regresi berganda signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Langkah - langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha).dengan taraf nyata (α) yang biasadigunakan adalah 5% atau 0,05.

Pengambilan kesimpulannya adalah dengan melihat nilai sig α (5%) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima.

2) Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis

Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan dengan luas wilayah tercatat 1.500 Km². Dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 M diatas permukaan laut.

Kabupaten Soppeng terletak di Depresiasi Sungai WalanaE, yang terdiri dari dataran seluas ±700 Km2berada pada ketinggian rata–rata ±60 Meter dari permukaan air laut dan perbukitan seluas ±800 Km2berada pada ketinggian rata–rata 200 Meter dari permukaan air laut. Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng berada pada ketinggian rata –rata 120 dari permukaan air laut.

Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8 kecamatan terdiri dari 49 desa, 21 kelurahan, 124 dusun, dan 39 lingkungan. Kabupaten Soppeng terletak antara 4006’ Lintang Selatan dan 4032’ Lintang Selatan dan antara 119041’ 18” Bujur Timur - 120006’ 13” Bujur Timur dengan batas wilayah : Sebelah Utara dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,

Sebelah Timur dengan Kabupaten Wajo dan Bone Timur, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bone dan,

Sebelah Barat dengan Kabupaten Barru.

31

Gambar4.1

Peta Kabupaten Soppeng

2. Keadaan Iklim

Temparatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar 240 - 300. Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Sesuai dengan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng diketahui bahwa temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar 24oC sampai dengan 30oC.Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedangsedangkan curah hujan( rainfall ) rata-rata 180mm dan hari hujan (daily rainfall ) 15Hari.

3. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data Kabupaten Soppeng Dalam Angka, jumlah penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2019 tercatat sebanyak 226.770 jiwa yang terdiri lakilaki 106.788 jiwa dan perempuan 119.982

jiwa.Penduduk tersebut tersebar si seluruh Desa/ Kelurahan dalam wilayah Kabupaten Soppeng dengan kepadatan 154 jiwa/km2.

Penyebaran penduduk Kabupaten Soppeng dirinci menurut kecamatan, menujukkan bahwa penduduk terkonsentrasi di wilayah kacamatan Marioriwawo yaitu sekitar 45.037 jiwa dari total jumlah penduduk, disusul oleh kacamatan Lalabata dengan jumlah penduduk 44.839 jiwa dari total jumlah penduduk, kemudian kacamatan Lilirilau sekitar 38.688 jiwa dari total jumlah penduduk, dan yang terendah kacamatan citta dengan jumlah peenduduk 8.113 jiwa dari total penduduk.

Ditinjau dari kepadatan penduduk per km2 kecamatan terpadat adalah kecamatan Liliriaja yaitu 284,11 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya adalah kecamatan Marioriawa sekitar 88,01 jiwa/km2.

4. Kondisi Sosisial Ekonomi a. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merajut pada amanat UUD 1945 beserta Amandemenya (Pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM di Kabupaten Soppeng. Salah satu indikator yang dapat melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf. Makin rendah presentase penduduk yang buta huruf menunjukkan keberhasilan program perndidikan, sebaliknya semakin tinggi presentase penduduk yang buta huruf mengindikasikan kurang berhasilnya tingkat pendidikan.

33

Dikabupaten Soppeng jumlah sarana pendidikan terdiri dari SD Negeri sebanyak 256 buah dan swasta 2 buah,SLTP Negeri sebanyak 31 buah dan swasta 7 buah,SMU negeri sebanyak 8 buah dan swasta 4 buah, SMK Negeri 5 buah dan swasta 3 bua, MI Negeri 1 buah dan swasta 20 buah, MTs Negeri sebanyak 1 buah serta Madrasah Aliyah Negeri 2 buah dan swasta sebanyak 4 buah.

b. Kesehatan

Tingkat kemajuan suatu daerah dapat tercermin dari banyaknya fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Jumlah fasilitas yanga da di kabupaten soppeng adalah satu buah ruamah sakit, puskesmas 17 induk, 45 puskesmas pemantu. Rumah sakit ini terletak di Malaka, sedangkan puskesmas dan pustu tersebar di berbagai kacamatan.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Status kesehatan dan gizi masyarakat di kabupaten soppeng terus di tingkatkan.melalui perluasan akses penduduk terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Selain itu kinerja upaya peningkatan kesehatan di kabupaten soppeng juga dapat di lihat dari meningkatanya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkatnya cakupan kunjungan keempat (K4), meningkatnya cakupan imunisasi lengkap anak balita, meningkatnya cakupan jaminan kesehatan masyarakat dan lain sebagainaya.

5. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu tolak ukur keberhasialan pembangunan di daerah. Ada berbagai indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi, tingkat pendapatan perkapita, (PDRB), dan lain sebagainaya.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah di capai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi dapat di gunakan untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan suatu proses pembangunan, sehingga pembangunan yang berhasil salah satunya di tentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Melalui pertumbuhan ekonomi, dapat di ketahui adanya peningkatan skala produksi barang dan jasa dalam aktivitas ekonomi masyaratat. Pertumbuhan ekonomi hendaknya selalu tercermin dalam pembangunan yang di laksanakan secara selaras, serasi, dan seimbang dimana ada ada saling keterkaitan dan saling menunjang antara satu sektor dengan sektor lainya.

Pertumbuhan ekonomi daerah turut di pengaruhi oleh kondisi perekonomian secara regional dan naional. Adanya krisis ekonomi global yang berdampak pada perekonomian nasional sedikit banyak berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi

35

kabupaaten soppeng dapat di ketahui dari perkembangan 9 sektor usaha yakni pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, keungan persewaan dan jasa perusahaan,

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng di fokuskan pada pengembangunan pertanian khusunya sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan di samping sektor perdagangan.

Struktur peekonomian kabupaten Soppeng di dominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor andalan. Oleh karena itu sektor pertanian tetap akan menjadi perhatian utama dalam memperkuat struktur perekonomian daerah, di samping sektor lainya seperti peternakan. Sebagai wilayah yang berbasis pertanian, pengembangan agribisnis dan agroindustri memang merupakan pilihan yang tepat.

Untuk pengembangan agribisnis dan agroindustri pemerintah daerah secara bertahp melakukan peningkatan infrastruktur sumber daya manusia, kelembagaan ekonomi, dan mengupayakan terciptnya iklim usaha yang kondusif serta pembuatan regulasi yang jelas.

B. Penyajian Data 1. Deskripsi Variabel

a. Perumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan adanya peningkatan pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan jasa. Adanya peningkatan pendapatan ini tidak berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, dan bisa

dinilai dari peningkatan output, teknologi yang makin berkembang, dan inovasi pada bidang sosial. Pertumbuhan ekonomi juga memiliki arti suatu proses perubahan ekonomi yang terjadi pada perekonomian negara dalam kurun waktu tertentu menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Umumnya, pertumbuhan ekonomi ini identik dengan kenaikan kapasitas produksi yang direalisasikan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional.

Produk Dometik Ragiona Bruto (PDRB), dIaanggap sesuatu yang penting karena memiliki banyak manfaat yang menggambarkan kemajuan dan perkembangan ekonomi, keunggulan, dan kelemahan diberbagai sektor dalam struktur perekonomian dan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar konstan) yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, penggunaan atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk mengihndari pengaruh perubahan

No Tahun PDRB (juta Rupiah)

37

harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan perubahan riil ekonomi.

Pada tabel 4.1 di atas pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11%, pada tahun 2016 mengalami laju pertumbuhan yang sama sebesar 8,11%, pada tahun 2017 juga mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar yakni 8,29%, pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali sebesar 8,11%. Akan tetapi pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi pengalami penurunan dengan nilai PDRB yaitu 6.993.513,10 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,69%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng akan berdampak pada PDRB.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

APBD merupakan salah satu instrumen kebijakan yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan di masyarakat di daerah. APBD merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah yang di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Anggaran daerah juga digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran pada kurun waktu satu tahun sealain itu untuk membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan serta otoritas pengeluaran-pengeluaran yang akan datang untuk melihat seberapa banyak pendapatan dan belanja daerah dalam waktu satu tahun tersebut. Untuk melihat perkembangan APBD di Kabupaten Soppeng yang terealisasi selama periode tahun 2015-2019. Dapat di lihat sesuai tabel yang di sajikan dibawah ini

Tabel 4.2 Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng tahun 2015-2019.

No Tahun APBD (juta rupiah) APBD (%)

1 2015 1,019,713,497,247.00 10,70

2 2016 1,236,893,800,959.00 5,74

3 2017 1,131,991,996,848.00 2,13

4 2018 1,116,687,367,171.00 0,84

5 2019 1,177,973,927,583.00 1,33

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Soppeng Tahun 2020

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keungan tahunan pemerintah daerah yang di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggran Pendapatan dan Belanja Daeah (APBD) di tetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun.

Berdasarkan data di atas selama 5 tahun yaitu 2015-2019 APBD Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 1,019,713,497,247.00 dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,236,893,800,959.00 dan pada tahun 2017 mengalami penurunan kembali 1,131,991,996,848.00, di tahun selanjutnya yang paling mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu tahun 2018 sebesar 1,116,687,367,171.00 dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan dari tahun 2018 namun tdk terlalu berbeda jauh yaitu sebeasar 1,177,973,927,583.00.

Bila di lihat dari jumlah APBD dari tahun 2015-2019 yang mengalami kenaikan yang cukup besar hanya pada tahun 2016 saja,

39

sedangkan pada tahun 2017-2018 mengalami penurunan yang sangat drastis.

C. Hasil Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah salah satu syarat dalam menggunakan analisis regresi linear sederhana.. Adapun cara yang digunakan antara lain sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah model, regresi variabelnya berdistribusi normal atau tidak, Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Berikut ini hasil uji normalitas.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalita

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Berdasarkan gambar 4.2 di atas bahwa data berdistribusi normal karena titik-titik mengikuti garis diagonal.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Cara yang digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini yaitu menggunakan uji runs test. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji runs test, yaitu :

1) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi.

2) Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,26268

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 3

Z ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Median

41

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 1,000 > 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau masalah autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan menggunakan uji scatterplot.

Dengan kriteria pengujian yaitu apabila penyebaran titik-titik data tidak berpola, titik-titik data menyebar diatas dan dibawah dan titik-titik data tidak mengumpul maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber :Data sekunder setelah diolah, 2020.

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas hasil uji heteroskedastisitas menujukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga layak dipakai dalam penelitian.

2. Hasil Regresi Sederhana

Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang di timbulkan oleh nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah( APBD) di Kabupaten Soppeng yang akan di analisis dengan menggunakan model analisis regresi linear sederhana yang akan diolah melalui aplikasi SPSS 23. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil akhir sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Regresi Sederhana

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Berdasarkan uji Regresi linear sedrhana pada tabel 4.6 diketahui constant (α) sebsar 8,604 sedangkan nilai APBD sebesar 0,275 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :

Y= α + βx + e

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

43

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Dari persamaan regresi diketahui bahwa nilai konstanta = 8,604 berarti jika tidak ada pengaruh variable APBD maka nilai Y sebesar 8,604.

2) Dari hasil penelitian variable APBD (X) bernilai positif (0,275). Artinya bahwa setiap kenaikan 1 % APBD maka pertumbuhan ekonomi mengalami penurun sebesar 0,275%.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian. Uji hipotesis terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Uji Kofisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1. Semakin besar nilai R2(mendekatisemakin baik hasil untuk model regresi tersebut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Kofisien Determinasi

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,854a ,729 ,639 ,80081

a. Predictors: (Constant), APBD

b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan tabel 4.5 Dari hasil output SPSS di atas, didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,729% yang artinya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) sebesar 72,9%.

Sedangkan sisanya 27,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti.

b. Uji Parsial (uji t)

Uji ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel independen secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui signifikan dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan :

1) Berdasarkan nilai signifikasi (Sig.)

a) Jika nilai Signifikasi < Probabilitas 0,05 maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.

b) Jika nilai signifikasi > probabilitas 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak.

2) Berdasarkan perbandingan nilai t_hitung dengan t_tabel

a) Jika nilai t_hitung > t_tabel maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.

b) Jika nilai t_hitung < t_tabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak.

45

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng. Ini dibuktikan dari hasil olah data dimana koefisien variabel APBD sebesar 0,275 dengan nilai signifikansi 0,065 lebih besar dari 0,005 (0,065 > 0,005) dibuktikan pula dari nilai t hitung 0,844 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,353. Berdasarkan nilai perbandingan t hitung dengan t tabel, hasil yang di tunjukkan pada nilai t hitung lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara rinci maka hasil pengujian Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng sebagai berikut :

APBD berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng. Ini dibuktikan dari hasil olah data dimana koefisien variabel APBD sebesar 0,275 dengan nilai signifikansi 0,065 lebih besar dari 0,005 (0,065 > 0,005), dibuktikan pula dari nilai t hitung 0,844 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,353. Berdasarkan nilai

perbandingan t hitung dengan t tabel, hasil yang di tunjukkan pada nilai t hitung lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, berbeda dengan hasil penelitian Reza Monanda Berutu (2009) dengan judul penelitian Pengaruh APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Dairi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, berbeda dengan hasil penelitian Reza Monanda Berutu (2009) dengan judul penelitian Pengaruh APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Dairi

Dokumen terkait