• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

OLEH RESKI S NIM 105711119816

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

i

ANALISIS PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SOPPENG

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelsaikan studi pada program studi starata 1 Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

ii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT atas terselesaikanya skripsi ini dengan baik dan lancar dengan judul “Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Soppeng”

Skripsi ini adalah persembahan kecil saya untuk kedua orang tua saya. Ibu dan ayah telah melalui banyak perjuangan dan rasa sakit. Tapi saya berjanji tidak akan membiarkan semuai itu sia-sia. Terimah kasih untuk semua cinta yang Ibu

dan Ayah berikan kepada saya selama ini, terimah kasih selalu menjaga saya dalam doa-doa ayah dan ibu serta selalu membiarkan saya mengejar mimpi

saya, terimah kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.

MOTTO HIDUP

Hiduplah Seolah-olah setiap hari adalah hari terakhirmu. Maka kamu akan menghargai setiap waktu yang ada dalam hidup

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai penulis skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng”.

Skripsi yang buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Sudirman dan ibu Hasna yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa yang tulus.

Dan juga untuk saudaraku-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukungdan memberikan semangat hinggaakhir studi ini. Dan keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusuanan skripsi ini tidak kan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimah kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M. Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. H,Sanusi AM, SE., M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyususnan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuanya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Teman-teman kelas EP16F atas kebersamaanya selama ini dan tidak sedikit bantuanya kepada penulis.

10. Terimah kasih untuk Asmiati, Asmaul Husna, Selviati dan Erwin Cahyo Djoenarso yang telah mendukung dan memberikan arahan dan banyak membantu untuk penyelesaian skripsi ini

(9)

viii

11. Terima kasih juga untuk adik sepupuku Abd.Rahman yang membantu saya dalam penelitian sehingga semuanya dapat terselesaikan dengan baik.

12. Terimah kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukunganya sehingga penulis dapat merangpungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamnya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikanya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaiku Wr.Wb

Makassar 07 November 2020

Reski S

(10)

ix

ABSTRAK

Reski S, Tahun 2020. ”Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatan Dan Belanja Dearah (APBD) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng”, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Sanusi A.M dan Pembimbing II Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif data yang di olah adalah data sekunder yakni nilai data APBD dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 2015-2019.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara simultan APBD berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng. Hal ini di buktikan nilai signifikan lebih besar dari probabilitas (0,065 >

0,05).

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, APBD

(11)

x

ABSTRACT

Reski S, 2020. “Analysis of the Effect of Regional Revenue and Expenditure Budget (APBD) on Economic Growth in Soppeng Regency”, Thesis, Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Supervisor I Sanusi A.M and Advisor II Ismail Rasulong.

This study aims to determine the analysis of the effect of the Regional Budget (APBD) on Economic Growth in Soppeng Regency. The type of research used in this research is quantitative research, the data processed is secondary data, namely the value of APBD data and Economic Growth of Soppeng Regency in 2015-2019.

The results showed that simultaneously the APBD positive effect and no significant effect on economic growth in Soppeng Regency. This is evidenced by a significant value greater than the probability (0.065> 0.05).

Keywords: Economic Growth, APBD

(12)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumuan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian Perumbuhan Ekonomi ... 5

B. Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah ... 15

C. Karakteristik dan Fungsi APBD ... 17

D. Tinjauan Empiris ... 18

E. Kerangka Konsep ... 23

(13)

xii

F. Hipotesis... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Teknik Analisis... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 30

B. Penyajian Data ... 35

C. Hasil Analisis Data ... 39

D. Pembahasan dan Hasil ... 45

BAB V PENUTUP ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 19

Tabel 4.1 Produk Domestik Ragional Bruto Kabupaten Soppeng ... 36

Tabel 4.2 APBD Kabupaten Soppeng ... 38

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Kofisien Determinasi ... 43

Tabel 4.6 Hasil Uji Persial ... 45

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep... ...23

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Soppeng ... 31

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 39

Gambar 4.3 Hasil Heteroskedastisitas ... 41

(16)

1

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah bentuk pengelolaan keungan daerah yang di tetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keungan tahunan pemerintah daerah yang sudah disetujui oleh DPRD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari pendapatan daerah,belanja daerah,dan pembiayaan daerah.

Kebijakan otonomi daerah yang mulai diberlakukan melalui UU Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999 dan disempurnakan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keungan Antara Pusat dan Daerah membawa perubahan mendasar kepada semua bidang pembangunan dan hubungan keungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dengan tujuan agara pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fisikal semakin baik. (Depkeu RI, 2008). Namun, karena sering keterlambatan pengesahan APBD, sekalipun pemerintah pusat telah berulang kali menhimbau di ujung setiap setiap akhir tahun anggaran yang berdampak terhadap pembangunan pada tahun berikutnya terhambat dan penyerapan anggaran tidak bias maksimal akan berimbas buruk juga pada realisasi pembangunan di daerah. Maka dari itu pada ujung pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono-Boediono dilsahkan undang-undang baru tentang pemerintah daerah yaitu UU Nomor 23 Tahun 2014. (KPPO)

(17)

Tujuan pelaksanaan otonomi daerah sesuai undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang di perbaharui dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 merupakan upaya memberdayakan dan meningkatkan kemampuan perekonomian daerah, menciptakan system pembiayaan daerah yang adil, proposional, rasional, trasparan, partisipasif, bertanggung jawab dan pasti serta mewujudkan system perimbangan keungan yang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah. (Raharjo, 2011)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 74 Tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 244 Tahun 2010 mengenai Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran 2011, daerah mendapat kesempatan untuk mengurus dan mengelola sendiri Pajak Bumi dan Bangunan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Pengelolaan PBB secara mandiri diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang di dasarkan pada kekhususan daerah yang bersangkutan (endogenus development), dengan menggnakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya daya fisik secara lokal (daerah).Orientasi ini mengarah kepada pengambilan keputusan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam pembangunan untuk menciptakan kerja baru dan merangsang penigkatan kegiatan ekonomi.Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya terus secara bersama-sama mengambil inisiatif

(18)

3

pembangunan daerah.Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyrakatnya dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. (Licolin, 2004)

Menurut Keynes (2003), pemerintah perlu berperan dalam perekonomian. Dari berbagai kebijakan yang dapat diambil Keynes lebih sering mengandalkan kebijakan fiskal. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi jalannya perekonomian. Langkah itu di lakukan dengan menyuntikan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Kebijakan ini sangat mampu dalam meningkatkan output dan meberantas pengangguran terutama dalam situasi sumber daya belum di manfaatkan secara penuh.

Tujuan pemberian kewenangan dalam penyelenggaraan otonomi daerah adalah guna peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran masyarakat. Disamping itu, melalui otonomi yang luas daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah Terhadap pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Soppeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah

(19)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terhadap pertumbuhan ekonomidi Kabupaten Soppeng.”

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antar lain :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat tentang pemahamanatas penganggaran daerah (APBD) yang berfokus pada partisipasi masyarakat pada perencanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng.

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah dan Masyarakat di Kabupaten Soppeng tentang pentingnya melibatkan masyarakat dalam pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan hidup masyarakat.

3. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnyaterutama pada bidang penelitian yang sama.

(20)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

.

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara atau daerah yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.Kenaikan kapasitas itu sendiri di tentukan atau memungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.Kenaikan kapasitas itu sendiri di temukan atau memungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntunan keadaan yang ada.Masing-masing ketiga komponen pokok dari definisi ini sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu. Yaitu: 1) Kenaikan output secara berkesinambungan adalah menifestasi atau perwujudan dari pada yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan penyediaan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi (economi manurity) disuatu Negara yang bersangkutan, 2) perkembangan teknologi merupakan dasar prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ini ada lah suatu kondisi yang di perluhkan, tetap tidak cukup itu saja (jadi disamping kemajuan teknologi masih di prlukan factor- faktor lain, 3) guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkadang di dalam teknologi baru, maka perlu diadakan serangkaian kelembagaan, sikap, dan 5ocial5r. (Todaro, 1989).

(21)

Pertumbuhan ekonomi merupakan target yang ingin dicapai oleh perekonomian dalam jangka panjang dan semaksimal mungkin konsisten dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

Pertumbuhan ekonomii dapat menerangkan dan sekaligus mengukur prestasi perkembangan suatu perekonomian, secara menyeluruh, hal ini dapat diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan membawa kepada peluang dan pemerataan ekonomi yang lebih besar.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabil diharapkan akan memberikan dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung bagi variabel ekonomi lainnya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, pemerintah di masing-masing negara mempunyai beberapa komponen kebijakan yang bisa digunakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai. Salah satunya adalah melalui kebijakan perdagangan internasional

Dalam analisis yan panjang lebar mengemukakan enam karasteristik atau proses pertumbuhan ekonomi yang biasa di temui hampir semua Negara yang sekarang maju sebagai berikut : 1) tingkat pertumbuhan output perkapita dan dan pertumbuhan penduduk, 2) tingkat kenaikan total produktivitas factor yang tinggi, 3) tingkat trasformasi 6ocial6ral ekonomi yang tinggi, 4) tingkat trasformasi 6ocial dan ideology yang tinggi, 5) Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau yang sudah maju perekonomian untuk berusaha menambah bagian-bagian lainya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru, 6) terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sepertiga bagian penduduk dunia. (Todaro, 1989)

(22)

7

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi a. Adam Smith.

Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Menurutnya rasio antara jumlah pekerja dengan lahan yang tersedia akan menimbulkan penurunan marginal produk sehingga akan menimbulkan upah riil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations

b. David Ricardo.

Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.

c. Keynes

Teori ini di pelopori oleh John Maynard Keynes yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja terutama di tentukan oleh permintaan agregat.

Konsep-konsep Keynes menujukkan bahwa pemerintah berperan besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran pasar

(23)

sepertinya sulit untuk menjamin ketersediaan barang yang di butuhkan masyarakat, dan bahkan sering menimbulkan stability, inequity, dan efesiensi. Bila perekonomian sering di hadapkan pada ketidakstabilan jelas akan menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

d. Model Input-Output Leontief

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antar industri. Perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antar industri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .

e. Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus Negara sedang berkembang yang mempunyai banyak penduduk. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

f. Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output.

Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow

(24)

9

pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yangpositif.

g. Harrord Domar

Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Pertumbuhan suatu sektor tergantung pada stok barang modal pertenaga kerja, tingkat keahlian tenaga kerja dan perubahan teknologi serta skala ekonomi yang pada gilirannya akan menentukan keunggulan komparatif suatu sektor.

2. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi

Adapun keenam ciri – ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut adalah sebagai berikut :

a. Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita.

Pertumbuhan ekonomi modern sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ditandai dengan kenaikan produk perkapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

b. Peningkatan produktifitas.

Pertumbuhan ekonomi terlihat dari semakin meningkatnya laju produk perkapita terutama adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efesiensi dan produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semaikn besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efesiensi, atau kedua-duanya.

(25)

Kenaikan efesiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.

c. Laju perubahan struktur yang tinggi.

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dari skala unit–unit produksi dan peralihan dari perusahaan perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.

d. Urbanisasi.

Pertumbuhan ekonomi ditandai pula dengan semakin banyaknya penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan kedaerah perkotan.

e. Ekspansi negara maju.

Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama pada beberapa bangsa. Pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada bangsa lain. Hal ini sebagian besar disebabkan perbedaan latar belakang sejarah masa lalu.

f. Arus barang, modal dan orang antar bangsa.

Arus barang modal dan orang antar bangsa akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(26)

11

Pada umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau“Product Domestic Regional Bruto” (PDRB) untuk daerah dan “Gross National Product”

(GNP) untuk skala nasional. (Djoyohadikusumo Dalam Irma, 2000, 26).

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Adapun faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Barang modal

Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus ditambah. Karena itu, salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah menangi faktor-faktor yang memepengaruhi tingkat investasi. Yang harus diingat adalah pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jikainvestasi neto lebih besar daripada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnnya. Akan lebih baik lagi, jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan kualitas.

b. Tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan tenaga kerja akan terus meningkatkan output. hal itu sangat terdantung dari seberapa cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada

(27)

sinergi antara tenaga kerja dan teknologi, penambahan tenaga kerja akan memacu pertumbuhan ekonomi.

c. Teknologi

Hampir dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan output. Namun, akan ada imbang korban antara kemajuan teknologi dan kesempatan kerja. Lebih dari itu, kemajuan teknologi telah makin memperbesar ketimpangan ekonomi antar bangsa, utamanya bangsa-bangsa maju (Barat dan Jepang) serta dunia ketiga atau (NSB).

d. Uang

Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral. Uang bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia.

Tidak mengherankan makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat dihasilkan output yang lebih besar jika penggunaannya efisien. Uang akan sangat memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, selama pengunaannya sangat efisien. Tingkat efisiensi penggunaan uang juga sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan.

e. Manajemen

Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk kemudian mengelola perekonomian modern, terutama bagi perekonomianyang sangat mengandalkan mekanisme pasar. Sistem manajemen yang baik, terkadang jauh lebih berguna disbanding barang modal yang

(28)

13

banyak, uang yang berlimpah dan teknologi tinggi. Ada perekonomian yang tidak terlalu mengandalkan teknologi yang tinggi, namun berkat manajemen yang baik, mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

f. Kewirausahaan (entrepreneurship)

Kewirausahaan cukup didefenisikan sebagai kemampuan dan keberanian mengambil resiko guna memperoleh keuntungan.

Keberanian itu bukan asal-asalan. Para pengusaha mempunyai perkiraan yang cukup matang bahwa inputs yang dikombinasikan akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, atau menjadi barang dan jasa, yang akan dibutuhkan masyarakat.

Kemampuan mengkombinasikan inputs ini dapat disebut dengan kemampuan inovasi.

g. Informasi

Syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang (perfect and simetric information). Kegagalan pasar merupakan akibat tidak terpenuhnya asumsi ini. Tuntutan gerakan reformasi Indonesia berupa transparansi dan kebebasan informasi (pers), dilihat dari teori ekonomi, dapat dibenarkan. Sebab, makin banyak, makin benar dan makin seimbang arus informasi, para pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik

4. Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi

Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan alat ukur yang tepat, beberapa alat ukur ekonomi antara lain yaitu :

(29)

(Nugaraheni dan Kristanto, 2014) a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Ragional Bruto (PDRB), perekonomian dalam satu tahun yang dinyatakan dalam harga pasar.Baik PDB atau PDRB merupakan yang global fisiknya, dan bukan alat ukur ekonomi yang tepat, karena belum dapat di cerminkan kesejahteraan penduduk sesungguhnya, padahal sesungguhnya kesejahteraan yang harus dinikmati oleh setiap penduduk negara atau daerah yang bersangkutan.

b. Produk Domestik Perkapita/ pendapatan perkapita

Produk Domestik Bruto Perkapita atau Produk Ragional Bruto (PDRB) perkapita pada skala daerah dapat digunakan sebagai pengukur pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena lebih cepat mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu Negara dari pada nilai PDB atau PDRB saja, produk domestic bruto perkapita baik tingkat nasional maupun PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk di Negara manapun di daerah yang bersangkutan, atau dapat di sebut juga sebagai PDB atau PDRB rata-rata.

Menurut BPS, Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang

(30)

15

dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun.

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah( APBD )

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan cermin dari pilihan-pilihan ekonomis dan sosial masyarakat suatu daerah. Untuk menjalankan peran yang dimandatkan masyarakat untuk menjadikan pilihan- pilihan tersebut. Pemerintah daerah harus melaksanakan fungsi pertama, pengumpulan sumber daya dan mencukupi dengan cara tepat, dan kedua, pengalokasian dan penggunaan sumber daya tersebut secara terponsif efesien dan efektif. Fungsi pertama berkaitan dengan isi penerimaan (pendapatan) dari APBD sedangkan fungsi kedua dari sisi pengeluaran (belanja). (Nadaek, 2003).

Pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas menjalankan mandat dari rakyat membutuhkaan biaya yang besar.Untuk pembiayaan tersebut pemerintah daerah mempunyai beberapa sumber penerimaan daerah yang di tuangkan dalam anggaran. Anggaran yang di buat akan mencerminkan politik pengeluaran pemerintah yang rasional baik secara kuantitatif maupun kualitatif sehingga akan terlihat kinerja pemerintah sebegai berikut.

(Mardiasmo,2003) :

1. Adanya pertanggungjawaban pemungutan pajak dan pemungutan lain- lain olehpemerintah misalnya untuk memperlancar ekonomi.

2. Adanya hubungan yang erat antara fasilitas pengunaan dana dan penarikannya

(31)

3. Adanya pola pengeluaran pemerintah yang dapat di pakai sebagai pertimbangandalam menentukan pola tingkat distribusi penghasilan dalam ekonomi.

Ada pula beberapa pengertian mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) antara lain :

1. Rencana keungan tahunan Pemerintah Daerah yang di bahas dan di setujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan peraturan Daerah. (Undang-Undang, 2004).

2. Rencana operasional Keungan Pemerintah Daerah, dimana disatu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayaikegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu, dan pihak lain menggambarkan perkiraan peneriman dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran- pengeluaran tertentu. Definisi APBD mengandung unsur untuk rencana operasional daerah, yang menggambarkan adanya aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan damana aktivitas tersebut diuraikan secara rinci, adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya yang ada merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan,dituangkan dalam bentuk angka, jenis kegiatan, dan jenis proyek, dan juga untuk keperluan satu tahunanggaran. (Mamesah, 1995).

3. Rencana kegiatan daerah yang dituangkan dalam bentuk angka dan menunjukkan adanya sumber penerimaan yang merupakan targetminimal

(32)

17

dan biaya yang merupakan batas maksimal untuk suatu priode anggaran.

(Halim, 2002)

C. Karakteristik dan Fungsi APBD.

1. Karakteristik APBD

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Kepala Daerah.

b. Pendekatan yang di pakai dalam penyususnan anggaran adalah pendekatan tradisional (line item) yaitu anggaran yang disusun berdasarkan jenis penerimaan dan jenis pengeluaran. Oleh karena itu, setiap baris dalam APBD menunjukkan tiap jenis penerimaan dan pengeluaran. Penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk melakukan pengendalian atau pengeluran. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling tradisional (tertua) diantara berbagai pendekatan penyususnan anggaran.

Karakteristik APBD menurut Abdul Halim ( 2002 ) antara lain : a. Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeriksaan, penyusunan dan penetapan perhitungan APBD. Penyusunan dan perhitungan APBD merupakan pertanggungjawaban APBD.

b. Dalam tahap pengawasan dan pemeriksaan dan tahap penyusunan dan tahap penentuan APBD, pengendalian dan pemeriksaan /audit bersifat keungan. Hal ini tampak pada pengawasan pendapatan daerah dan pengawasan pengeluaran daerah.

c. Pengawasan terhadap pengeluaran daerah dilakukan berdasarkan 3 unsur utama, yaitu unsur ketaatan pada peraturan perundangan yang

(33)

berlaku, unsur kehematan dan efesiensi, dan unsur hasil program (untuk proyek-proyek daerah).

d. Sistem akutansi keungan daerah menggunakan tata buku anggaran yaitu anggaran dan pembukuan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

2. Fungsi APBD

Berdasarkan ketentuan dalam UU No. 33 Tahun 2004, pasal 66 ayat 3 APBD mempunyai fungsi utama sebagai berikut :

a. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan prndapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

b. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi menejemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelanggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.

d. Fungsi Alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harusdi serahkan untuk mengurangi penganggaran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efesiensi dan efektifitas perekonomian.

e. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebutuhan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.

D. Tinjauan Empiris

Hasil penemuan dari penelitian-penelitian terdahulu dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang sangat luas mengenai variabel-variabel

(34)

19

yang terkait dengan analisis pengaruh anggran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng . Adapun hasil penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

NO Nama

(Tahun) Judul Alat

analisis Hasil Penelitian 1 Nurul

Imamah (2018)

Dampak Belanja Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Pendekatan Persamaan Simulat

Statistika Deskriptif dan Regresi Simulatan Panel

Belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Hartati, (2012); Marta Pascual dan Santiago Elfarez-Garcla (2006);

Jamzani Sodik (2007);

Wibisana,(2014); Budianto, (Amelia, 2013); (Adrian 2013); namun berlawanan dengan hasil temuan Agus Bagiyanto, 92015); Febian (2014). masing-masing daeraah realatif sama.

2 Muhammad Yasin, Dkk (2017)

Analisis Pengaruh Struktur APBD Terhadap Kinerja Keungan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dan Kota se- Jawa Timur

Uji Statistik Penelitian ini menguji Analisis stuktur APBD terhadap kinerja keungan daerah dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten dan sekota jawa timur. PAD terhadap Kinerja keungan daerah di kabupaten dan se-kota jawa timur adalah tidak signifikan dengan t- statistik sebesar 1.747 (<1,96). Nilai original sampel estimate adalah negatif yaitu sebesar -0.392 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara PAD terhadap Kinerja keungan daerah adalah negatif.

3 T Nurhidayah dan P

Hendikawati

Pengaruh Realisasi APBD

Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil

penelitian, simpulan yang di peroleh dari penelitian ini

(35)

(2018) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan dengan Statistical Mediation Analisi

adalah terdapat pengruh langsung positif PAD dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai kofisien jalur PAD sebesar 0,28 dan nilai kofisien jalur DAK sebesar 0,38

sedangkan DAU dan belanja pembangunan tidak

berpengaruh langsung positif terhadap

pertumbuhan ekonomi pada kabupaten kota di jawa tengah. variable / variabel perantara. Pengaruh tidak langsung PAD, DAU, dan DAK terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi berturut-turut sebesar 0,01;-0,01 dan 0,00.

4 Adrika Fardisa Maskuna, Dkk (2018)

Analisis Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Terhadap Kinerja Keungan Pemerintah Derah Kota Blitar Tahun 2011-2015

Regresi linear berganda

Pada tahn 2011 derajat desentralisasi sebesar 10,35%, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi 10,68% akan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan dimana

desentralisasinya sebesar 10,21%. Sementara tahun 2014-2015 kembali

mengalami peningkatan menjadi 12,54% pada tahun 2014 dan 13,00% pada tahun 2015. Secara keseluruhan rata-rata derajat desentralisasi dari tahun 2011-2015 sebesar 11,36% yang artinya kontribusi pendapatan asli daerah dari total

pendapatan deerah masih kurang.

5 Debby Ch, Dkk (2017)

Analisis Dampak Anggaran Pendapatan dan Belanja

Regresi Variabel Independen

Dari kota manado Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap

(36)

21

Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Penganggura n di Sulawesi Utara

pertumbuhan ekonomi penurunan angka

kemiskinan serta penurunan tingkat pengangguran.

Meskipun olokasi anggaran terus meningkatini belum memberi pengaruh yang signifikan dikarenakan perekonomian dimanado kian berkembang dan kian tingginya peranan sektor swasta dalam

perekonomian.

6 Septi Rindawati dan Marjoyo (2017)

Responsibilit as

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bengkulu

Regresi linear berganda

Berdasarkan hasil

pembahaan menyebabkan rendahnya respontabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dari Wali kota bengkulu di pengaruhi . ekspoloitasi sumber daya alam secara lebih adil, mengembangkan keahlian teknik sumber daya manusia dalam menggali potensi sumber daya alam yang lebih efektif dan efisien..

7 Bahrun Assidiqi (2014)

Analisis Kinerja Keungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Klaten Thun 2008-2012

Regresi Linear Berganda

Dilihat dari Rasio

Ketergantungan Keuangan 100Kabupaten Klaten selama 2008-2012 menunjukkanbahwa Kabupaten Klaten masih tergantung kepada pemerintah pusat

ditunjukkan dengan angka ketergantungan mencapai 90,44%. .

8 Indra Susila, Dkk (2015)

Pengaruh Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Terhadappert umbuhan Ekonomi DiProvinsi Sumatera

regresi Linear berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji regresi linier

berganda dan

hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa belanja rutin tidak

berpengaruh terhadap petumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.

(37)

Barat (2014) 2mengalami peningkatan.

9 Reza Monanda Berutu (2009)

Pengaruh APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dairi

Analisis Linear Berganda

Penelitian ini merupakan sebuah studi empiris yang dilakukan terhadap

pengaruh realisasi APBD terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat dari tahun 1997- 2011.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji regresi linier

berganda dan

hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa belanja APBD berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat.

Pemerintah Daerah yang memiliki belanja

pembangunan tinggi maka pengeluaran untuk

pembangunan

perekonomian juga semakin tinggi.

10 Mayang Sari Nasution (2018)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Modal (Studi Kasus Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Kabupaten Deli Serdang)

Analisis LinearBerga nda

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah terhadap anggaran belanja modal. Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel Pendapatan asli daerah terhadap belanja modal sebesar 0,885, hal ini menunjukkan bahwa besar kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja modal adalah sebesar 88,5% sedangkan sisanya sebesar 11,55% variansi belanja modal dipengaruhi oleh faktor lain di luar pendapatan asli daerah.

Penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial pendapatan asli daerah

(38)

23

berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal daerah kabupaten Deli Serdang.

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan susunan yang diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten”

dalam memakainya, dari uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa peranan kerangka konseptual dalam penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan di teliti atau diukur melalui penelitian yang dilaksanakan. Kerangka konsep di harapkan akan memberikan gamabaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel yang akan di teliti.

.

Gambar 2.1

Kerangka konsep Penelitian

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah melihat adanya pengaruh anggaran pendapatan dan belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.

PEMDA KAB. SOPPENG

APBD KAB. SOPPENG

ALOKASI ANGGARAN UNTUK SARANA DAN PRASARANA EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI

(39)

Dimana di dalamnya pemerintah daerah berperan penting dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD atas asas otonomi, sejalan dengan rencana kerja pemerintah daerah sebagai landasan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan dasar pengelolaan anggaran dalam kurun waktu satu tahun yang kemudian di realisasikan untuk pembangunan daerah dalam sarana dan prasarana ekonomi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya dalam memenuhi kewajiban daerah yang di wujudkan dalam pentuk pelayanan daerah, pendidikan, fasilitas sosial, kesehatan dan fasilitas umum yang layak untuk masyarakat. Untuk itu pemerintah dalam hal ini berperan penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyrakat agar masyarakat dapat merasakan fasilitas-fasilitas daerah dengan sebaimana mestinya, Untuk mewujudkannya pemerintah dan DPRD diharapkan mampu mengalokasikan anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagaimana mestinya agar segala sarana dan prasarana ekonomi dalam daerah dapat berjalan dengan baik Dalam penelitian ini akan di paparkan tentang adanya keterkaitan antara APBD dengan pertumbuhan ekonomi.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara pada suatu penelitian.Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah,diduga bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng.

(40)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan kemudian menginterpretasikan hasil nalasisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan.(Sugiono, 2014).

Dalam penelitian kuantitatif memiliki beberapa pendekatan, diantaranya:

pendekatan deskriptif, tindakan, eksperient dan expose facto. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuntitatif deskriptif.Penelitian deskriptif dalah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya.Penelitian ini juga sering disebut non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Soppengdengan mengambil data pada Bandan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Jl. Salotungo No. 127, 90812, Kabupaten Soppeng.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian di rencanakan bulan September sampai November 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.Populasi dari penelitian ini adalah laporan keungan tahunan Anggaran Pendapatan dan

(41)

Belanja Daerah dari semua sector pembangunan di Kab.Soppeng.Sedangkan sampelnya adalah hanya jumlah amggaran yang dialokasikan pada sektor ekonomi saja, atau anggaran untuk sarana dan prasarana ekonomi.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah,non probability sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang memberi peluang atau memberi kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keungan tahunan pada periode 2015-2019.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data laporan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dari tahun 2015-2019.

E. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, yaitu mencatat jumlah PDRB ( Produk Domistik Bruto ) dari tahun – tahun tertentu dibandingkan dengan jumlah tahun - tahun sebelumnya, sehingga nampak adanya peningkata jumlah PDRB atau peningkatana/

pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun, yang dipengaruhi oleh adanya APBD ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah) yang juga mengalami perobahan dari tahun ketahun.

Selain dalam bentuk angka-angka, juga dihitung dalam bentuk persentase ( % ) sehingga mudah menafsirkan berapa besar peningkatan

(42)

27

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun dalam bentuk perentase ( % ).

N

o Variabel Indikator

1 APBD (X) Rasio = Nilai tahun sekarang - Nilai tahun sebelumnya Nilai tahun sebelumnya

2 Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Pertumbuhan = PDBt - PDBt-1 X100%

PDBt-1

1. Uji Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak gagal atau bahkan menyesuaikan, maka perlu di gunakan uji asumsi klasik :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model model penelitian.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Cara yang digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini yaitu menggunakan uji runs test. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji runs test, yaitu :

1). Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala

(43)

autokorelasi.

2). Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas di tunjukkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka di sebut homokedatisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas.

2. Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear sederhana merupakn metode yang digunakan untuk mengukur besarnya variabel terikat dan mempediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Metode regresi liniar di maksudkan untuk mempengaruhi seberapa besar tingkat pengaruh antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Metode ini juga bisa digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat di perkirakan antara baik atau buruknya suatu variabel X terhadap naik turunya suatu tingkat variabel Y, begitu pun sebaliknya .Rumus regresi linear sederhana.

Y = α+ βx+e

Y = Pertumbuhan Ekonomi (%) a = konstanta

b = Kofesien Regresi x = APBD

e = error

(44)

29

3. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinan (R2) mencerminkan kemampuan variabel dependen. Nilai R2 menunjukan seberapa besar pengaruh proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 menunjukan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel dependen.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan suatu pengujian yang betujuan untuk mengetahui apakah masing - masing koefisien regresi berganda signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Langkah - langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha).dengan taraf nyata (α) yang biasadigunakan adalah 5% atau 0,05.

Pengambilan kesimpulannya adalah dengan melihat nilai sig α (5%) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima.

2) Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak

(45)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis

Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan dengan luas wilayah tercatat 1.500 Km². Dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 M diatas permukaan laut.

Kabupaten Soppeng terletak di Depresiasi Sungai WalanaE, yang terdiri dari dataran seluas ±700 Km2berada pada ketinggian rata–rata ±60 Meter dari permukaan air laut dan perbukitan seluas ±800 Km2berada pada ketinggian rata–rata 200 Meter dari permukaan air laut. Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng berada pada ketinggian rata –rata 120 dari permukaan air laut.

Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8 kecamatan terdiri dari 49 desa, 21 kelurahan, 124 dusun, dan 39 lingkungan. Kabupaten Soppeng terletak antara 4006’ Lintang Selatan dan 4032’ Lintang Selatan dan antara 119041’ 18” Bujur Timur - 120006’ 13” Bujur Timur dengan batas wilayah : Sebelah Utara dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,

Sebelah Timur dengan Kabupaten Wajo dan Bone Timur, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bone dan,

Sebelah Barat dengan Kabupaten Barru.

(46)

31

Gambar4.1

Peta Kabupaten Soppeng

2. Keadaan Iklim

Temparatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar 240 - 300. Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Sesuai dengan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng diketahui bahwa temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar 24oC sampai dengan 30oC.Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedangsedangkan curah hujan( rainfall ) rata-rata 180mm dan hari hujan (daily rainfall ) 15Hari.

3. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data Kabupaten Soppeng Dalam Angka, jumlah penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2019 tercatat sebanyak 226.770 jiwa yang terdiri lakilaki 106.788 jiwa dan perempuan 119.982

(47)

jiwa.Penduduk tersebut tersebar si seluruh Desa/ Kelurahan dalam wilayah Kabupaten Soppeng dengan kepadatan 154 jiwa/km2.

Penyebaran penduduk Kabupaten Soppeng dirinci menurut kecamatan, menujukkan bahwa penduduk terkonsentrasi di wilayah kacamatan Marioriwawo yaitu sekitar 45.037 jiwa dari total jumlah penduduk, disusul oleh kacamatan Lalabata dengan jumlah penduduk 44.839 jiwa dari total jumlah penduduk, kemudian kacamatan Lilirilau sekitar 38.688 jiwa dari total jumlah penduduk, dan yang terendah kacamatan citta dengan jumlah peenduduk 8.113 jiwa dari total penduduk.

Ditinjau dari kepadatan penduduk per km2 kecamatan terpadat adalah kecamatan Liliriaja yaitu 284,11 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya adalah kecamatan Marioriawa sekitar 88,01 jiwa/km2.

4. Kondisi Sosisial Ekonomi a. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merajut pada amanat UUD 1945 beserta Amandemenya (Pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM di Kabupaten Soppeng. Salah satu indikator yang dapat melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf. Makin rendah presentase penduduk yang buta huruf menunjukkan keberhasilan program perndidikan, sebaliknya semakin tinggi presentase penduduk yang buta huruf mengindikasikan kurang berhasilnya tingkat pendidikan.

(48)

33

Dikabupaten Soppeng jumlah sarana pendidikan terdiri dari SD Negeri sebanyak 256 buah dan swasta 2 buah,SLTP Negeri sebanyak 31 buah dan swasta 7 buah,SMU negeri sebanyak 8 buah dan swasta 4 buah, SMK Negeri 5 buah dan swasta 3 bua, MI Negeri 1 buah dan swasta 20 buah, MTs Negeri sebanyak 1 buah serta Madrasah Aliyah Negeri 2 buah dan swasta sebanyak 4 buah.

b. Kesehatan

Tingkat kemajuan suatu daerah dapat tercermin dari banyaknya fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Jumlah fasilitas yanga da di kabupaten soppeng adalah satu buah ruamah sakit, puskesmas 17 induk, 45 puskesmas pemantu. Rumah sakit ini terletak di Malaka, sedangkan puskesmas dan pustu tersebar di berbagai kacamatan.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Status kesehatan dan gizi masyarakat di kabupaten soppeng terus di tingkatkan.melalui perluasan akses penduduk terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Selain itu kinerja upaya peningkatan kesehatan di kabupaten soppeng juga dapat di lihat dari meningkatanya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkatnya cakupan kunjungan keempat (K4), meningkatnya cakupan imunisasi lengkap anak balita, meningkatnya cakupan jaminan kesehatan masyarakat dan lain sebagainaya.

(49)

5. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu tolak ukur keberhasialan pembangunan di daerah. Ada berbagai indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi, tingkat pendapatan perkapita, (PDRB), dan lain sebagainaya.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah di capai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi dapat di gunakan untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan suatu proses pembangunan, sehingga pembangunan yang berhasil salah satunya di tentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Melalui pertumbuhan ekonomi, dapat di ketahui adanya peningkatan skala produksi barang dan jasa dalam aktivitas ekonomi masyaratat. Pertumbuhan ekonomi hendaknya selalu tercermin dalam pembangunan yang di laksanakan secara selaras, serasi, dan seimbang dimana ada ada saling keterkaitan dan saling menunjang antara satu sektor dengan sektor lainya.

Pertumbuhan ekonomi daerah turut di pengaruhi oleh kondisi perekonomian secara regional dan naional. Adanya krisis ekonomi global yang berdampak pada perekonomian nasional sedikit banyak berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi

(50)

35

kabupaaten soppeng dapat di ketahui dari perkembangan 9 sektor usaha yakni pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, keungan persewaan dan jasa perusahaan,

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng di fokuskan pada pengembangunan pertanian khusunya sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan di samping sektor perdagangan.

Struktur peekonomian kabupaten Soppeng di dominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor andalan. Oleh karena itu sektor pertanian tetap akan menjadi perhatian utama dalam memperkuat struktur perekonomian daerah, di samping sektor lainya seperti peternakan. Sebagai wilayah yang berbasis pertanian, pengembangan agribisnis dan agroindustri memang merupakan pilihan yang tepat.

Untuk pengembangan agribisnis dan agroindustri pemerintah daerah secara bertahp melakukan peningkatan infrastruktur sumber daya manusia, kelembagaan ekonomi, dan mengupayakan terciptnya iklim usaha yang kondusif serta pembuatan regulasi yang jelas.

B. Penyajian Data 1. Deskripsi Variabel

a. Perumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan adanya peningkatan pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan jasa. Adanya peningkatan pendapatan ini tidak berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, dan bisa

(51)

dinilai dari peningkatan output, teknologi yang makin berkembang, dan inovasi pada bidang sosial. Pertumbuhan ekonomi juga memiliki arti suatu proses perubahan ekonomi yang terjadi pada perekonomian negara dalam kurun waktu tertentu menuju keadaan ekonomi yang lebih baik. Umumnya, pertumbuhan ekonomi ini identik dengan kenaikan kapasitas produksi yang direalisasikan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional.

Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Periode 2015-2019.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten soppeng, Tahun 2020.

Produk Dometik Ragiona Bruto (PDRB), dIaanggap sesuatu yang penting karena memiliki banyak manfaat yang menggambarkan kemajuan dan perkembangan ekonomi, keunggulan, dan kelemahan diberbagai sektor dalam struktur perekonomian dan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar konstan) yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, penggunaan atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk mengihndari pengaruh perubahan

No Tahun PDRB (juta Rupiah)

Laju Pertumbuhan

(%)

1 2015 5.131.715,87 5,11

2 2016 5.549.501,32 8,11

3 2017 6.007.455,72 8,29

4 2018 6.494.392,43 8,11

5 2019 6.993.513,10 7,69

(52)

37

harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan perubahan riil ekonomi.

Pada tabel 4.1 di atas pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11%, pada tahun 2016 mengalami laju pertumbuhan yang sama sebesar 8,11%, pada tahun 2017 juga mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar yakni 8,29%, pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali sebesar 8,11%. Akan tetapi pada tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi pengalami penurunan dengan nilai PDRB yaitu 6.993.513,10 dengan laju pertumbuhan sebesar 7,69%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng akan berdampak pada PDRB.

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

APBD merupakan salah satu instrumen kebijakan yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan di masyarakat di daerah. APBD merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah yang di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Anggaran daerah juga digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran pada kurun waktu satu tahun sealain itu untuk membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan serta otoritas pengeluaran- pengeluaran yang akan datang untuk melihat seberapa banyak pendapatan dan belanja daerah dalam waktu satu tahun tersebut. Untuk melihat perkembangan APBD di Kabupaten Soppeng yang terealisasi selama periode tahun 2015-2019. Dapat di lihat sesuai tabel yang di sajikan dibawah ini

(53)

Tabel 4.2 Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng tahun 2015-2019.

No Tahun APBD (juta rupiah) APBD (%)

1 2015 1,019,713,497,247.00 10,70

2 2016 1,236,893,800,959.00 5,74

3 2017 1,131,991,996,848.00 2,13

4 2018 1,116,687,367,171.00 0,84

5 2019 1,177,973,927,583.00 1,33

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Soppeng Tahun 2020

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keungan tahunan pemerintah daerah yang di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggran Pendapatan dan Belanja Daeah (APBD) di tetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun.

Berdasarkan data di atas selama 5 tahun yaitu 2015-2019 APBD Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 1,019,713,497,247.00 dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,236,893,800,959.00 dan pada tahun 2017 mengalami penurunan kembali 1,131,991,996,848.00, di tahun selanjutnya yang paling mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu tahun 2018 sebesar 1,116,687,367,171.00 dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan dari tahun 2018 namun tdk terlalu berbeda jauh yaitu sebeasar 1,177,973,927,583.00.

Bila di lihat dari jumlah APBD dari tahun 2015-2019 yang mengalami kenaikan yang cukup besar hanya pada tahun 2016 saja,

(54)

39

sedangkan pada tahun 2017-2018 mengalami penurunan yang sangat drastis.

C. Hasil Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah salah satu syarat dalam menggunakan analisis regresi linear sederhana.. Adapun cara yang digunakan antara lain sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah model, regresi variabelnya berdistribusi normal atau tidak, Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Berikut ini hasil uji normalitas.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalita

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

(55)

Berdasarkan gambar 4.2 di atas bahwa data berdistribusi normal karena titik-titik mengikuti garis diagonal.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Cara yang digunakan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada penelitian ini yaitu menggunakan uji runs test. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji runs test, yaitu :

1) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala autokorelasi.

2) Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2020.

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,26268

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 3

Z ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Median

Gambar

Tabel 2.1  Tinjauan Empiris
Tabel  4.1  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Menurut  Harga   Konstan          Laju  Pertumbuhan  Ekonomi  Kabupaten  Soppeng Periode  2015-2019
Tabel  4.2  Jumlah  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Daerah  Kabupaten Soppeng tahun 2015-2019
Gambar 4.2  Hasil Uji Normalita
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio kemandirian mengalami kenaikan, rasio efektifitas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan PADnya telah dapat melampaui

Dengan pemahaman bahwa apabila belanja pembangunan meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat karena belanja pembangunan merupakan bagian dari

Tujuan utama dari penelitian ini adalah meliputi bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (pertumbuhan PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU)

Hasil berbeda dari penelitian Sun’an dan Astuti (2008) dalam menganalisis pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan

Suatu proses kenaikan pendapatan nasional dalam jangka waktu panjang yang diikuti dengan modernisasi, perubahan struktur ekonomi disebut …..

signifikansi variabel independen (pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum) yang kurang dari α = 5%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli

pertumbuhan ekonomi, PAD dan DAU terhadap Anggaran Daerah masih sedikit dilakukan hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH