• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Hipotesis Kerja

2.7 Hipotesis Kerja

”Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan diperoleh melalui pengumpulan data” (Sugiyono 2011:64). “Hipotesis dalam penelitian kualitatif tidak diuji, tetapi diusulkan sebagai salah satu panduan dalam proses analisis data” (Umar 2010:38). Hipotesis yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah efektivitas rekrutmen pegawai negeri sipil dalam meningkatkan kinerja yang dilakukan oleh badan kepegawaian daerah dalam memenuhi kebutuhan pegawai di daerah Toba dan sesuai dengan bidang yang diperlukan dan berdasarkan kemampuan sumber daya manusia yang memadai.

Efektivitas pelaksanaan rekrutmen PNS

Pencapaian Tujuan Integrasi Adaptasi

Mengetahui efektivitas rekrutmen PNS di

Badan Kepegawain

Daerah Kabupaten Toba

Peningkatan kinerja pegawai.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dan menekankan pada kegiatan kepegawaian di Kabupaten Tobasa, maka jenis penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif. “Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, menggambarkan/ menjelaskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya”.

(Nawawi, 1994:73). Dalam penelitian diskriptif ini, sifatnya menggali, menyusuri, menentukan fakta – fakta, masalah atau kendala yang mungkin dihadapi sekaligus memberikan penjelasan.

”Kualitatif sendiri adalah suatu konsep keseluruhan untuk mengungkapkan rahasia sesuatu, dilakukan dengan menghimpun data dalam keadaan sewajarnya, dengan menggunakan cara kerja yang sistematik, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan”. (Nawawi, 1994:174 )

Untuk lebih jelasnya, deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara memaparkan, menafsirkan, menganalisa, serta menginterpretasikan data yang ada.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tobasa yang terletak di Jl. A.B. SIlalhi Komplek Perkantoran Soposurung Desa Simanjalo, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Kode Pos 22311. Diambil lokasi

tersebut karena adanya restrukturisasi Badan Kepegawaian Daerah di Toba Samosir dari pusat untuk lebih menekan kuota rekrutmen di wilayah kota Toba agar disesuaikan kebutuhan yang diperlukan.

Disamping hal tersebut, Badan Kepegawaian Daerah Toba telah mendapat penghargaan dari Badan Kepegawaian Negara karena telah berhasil melakukan proses rekrutemen dengan menggunakan metode Computer Assisted Test (CAT) secara cepat, akuntabel, dan transparan dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam rangka mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang profesional dan bermartabat.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksutkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172), informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu

1. Informan kunci (key informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam hal ini Kepala BKD yang menjadi informan kunci.

2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam hal ini informan utama dalah Pegawai Negeri Sipil di BKD.

pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan, yaitu para CPNS.

3.4 Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moloeng (2002: 112) sumber data utama dalam penelitian “kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Kata-kata atau tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan utama atau melalui rekaman audio tapes atau foto.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

A. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan pihak yang berkompeten. Adapun sumber data primer penelitian ini adalah: Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Toba terutama kepegawaian yang berada di Bidang Pengadaan, Data dan Informasi.

B. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang secara tidak langsung memberi keterangan maupun data yang

ikut mendukung data primer. Data sekunder tersebut terdiri dari buku-buku mengenai Efektivitas Organisasi dan Kinerja.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

A. Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan informan atau pejabat dengan menggunakan pedoman wawancara. Kemudian jawaban yang diperoleh akan menjadi data yang dilengkapi dengan menggunakan teknik lain. Adapun narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala BKD Kabupaten Toba.

2. Sekertaris.

3. Bidang Pengadaan, Pensiun, Data dan Informasi.

4. Bidang Diklat dan Penilaian Kinerja Apartur.

5. CPNS.

B. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mendatangi lokasi penelitian untuk melihat secara langsung mengenai kegiatan yang ada dan sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan observasi tak berperan atau teknik observasi non partisipasi, dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitan Dalam hal ini peneliti hanya melakukan pengamatan mengenai fenomena rekrutmen

pegawai yang akan ditempatkan dilingkungan Badan Kepegawain Daerah Tobasa.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif. Dimana analisa data disajikan berdasarkan konsep tertentu dalam kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya. Data yang diperoleh dalam obyek penelitian ini ditemukan, diolah dan dikonfirmasikan dengan opini dari responden yang sedang diamati.

Berdasarkan paparan tersebut kemudian ditarik kesimpulan dan saran. Selain itu juga bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah yang telah disebutkan dalam rumusan masalah.

Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat model analisis interaktif yang meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

1. Reduksi Data

Merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat membuat kesimpulan akhir.

2. Sajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan.

Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat

menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Dari membaca sajian data yang berupa criteria dengan kelengkapan beragam pendukungnya ( matriks, tabel, gambar ), peneliti bisa mengusahakan pikiran yang mengarah pada simpulan. Simpulan ini tentu saja bersifat sementara, karena proses pengumpulan data masih berlangsung. Begitu peneliti mendapatkan data baru dengan pemahaman baru, kemungkinan besar kesimpulan akan perlu dirubah secara lebih tepat.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Dalam menentukan keabsahan data atau validitas data, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4 macam tehnik triangulasi menurut Patton (1984) dalam H. B Sutopo (2002: 78), yaitu: (1) triangulasi data (data triangulation), (2) triangulasi peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis (methodological triangulation), dan

(4) triangulasi teoretis (theoritical triangilation).

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Toba

Kabupaten Tobasa merupakan salah satu daerah otonom yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir menjadi Kabupaten Toba, Kabupaten Toba Samosir telah berganti nama menjadi Kabupaten Toba.

Perubahan ini sarat dengan nilai-nilai sejarah dan adat istiadat masyarakat yang tinggal di Kabupaten Toba. Kabupaten Toba memiliki luas wilayah 2.021.80km atau 3,19 dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba berada pada 2 03 - 2 40 intang Utara dan 98 56 - 99 40 ujur Timur. Kabupaten Toba dimekarkan dari Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara setelah menjalani waktu yang cukup lama dan melewati berbagai proses, pada akhirnya terwujud menjadi kabupaten baru dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten DATI II Toba Samosir dan Kabupaten DATI II Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Dalam perjalanannya, Kabupaten Toba memiliki visi yaitu : “TOBASA HEBAT 2021”. Yang dimana bermakna bahwa di Kabupaten Toba dilaksanakan serangkaian aktivitas terpadu lintas sektoral dan lintas stakeholder yang dapat berintegrasi di seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik untuk mendorong kenaikan kepedulian dan kemandirian

masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan di Toba termasuk dibidang kepegawaian. Dalam hal ini Kabupaten Toba Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih (clean governance).

Dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan birokrasi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang prima, menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat yang didukung dengan peningkatan kompetensi aparatur, peningkatan kesejahteraan Aparatur dan sistem modern berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam rangka menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

Gambar 4.1

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2020

Dasar Hukum Pembentukan Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Toba adalah Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba Samosir sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 86 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Kepegawain Daerah Kabupaten Toba Samosir.

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba dipimpin oleh Kepala Badan (Eselon II.b), membawahi 4 (empat) orang Pejabat Struktural Eselon III, yang terdiri dari (satu) orang Eselon III.a dan 3 (tiga) orang Eselon III.b, serta 8 (delapan) orang Pejabat Struktural Eselon IV.a. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba beralamat di Jl. A.B. Silalahi- Kompleks Perkantoran Simanjalo Balige (22311) Sumatera Utara.

4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba

4.1.2.1 Visi

Dengan mepedomani Visi Pemerintahan Kabupaten Toba “ Tobasa Hebat 2021”. Maka Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba Menetapkan Visi sebagai berikut : “Terciptanya Aparatur Yang Profesional Dan Bertanggungjawab”.

4.1.2.2 Misi

Memperhatikan Misi Pemerintah Kabupaten Toba , bahwa dari keenam misi tersebut kaitannya pada Tupoksi Badan Kepagawaian Daerah maka Misi Pemerintah Kabupaten Toba yang secara langsung juga menjadi tanggung jawab Badan Kepegawian Daerah adalah :

1. Misi Mewujudkan Pemeritah yang Bersih dan Berwibawa mengandung arti bahwa dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka pelaksanaan pembangunan, pemerintah dan pelayanan masyarakat perlu terus dikembangkan agar pemerintah dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemerintah harus bertindak sebagai pelayan publik bukan untuk dilayani,oleh karena itu pelaksanaan pemerintah harus transparan, yang didasari rasa kasih, peduli dan bermartabat, sehingga dapat dipertanggung jawabkan, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Disamping itu dalam hal pembangunan, pemerintah harus mampu melihat kebutuhan masyarakat, menampung berbagai aspirasi yang berkembang dan alokasi anggaran yang berpihak kepada masyarakat.

2. Misi Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mengandung arti bahwa pembangunan sector pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan merupakan investasi peningkatan SDM. Kabupaten Toba sejak dahulu sudah terkenal menjadi daerah pendidikan, hal ini ditandai dengan banyaknya putra-putri Toba yang sudah berhasil. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka pemerintah harus mampu mengakomodir kebutuhan akan peningkatan mutu pendidikan. Disamping itu pengembangan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian guna memecahkan masalah pengangguran yang relatif cukup besar di Kabupaten Toba.

Memperhatikan hal tersebut diatas, maka ditetapkan MISI badan kepegawaian Daerah Kabupaten Toba sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan baik structural, fumgsional maupun teknis dalam menghadapi era globalisasi.

2. Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan kepegawaian.

4.1.3 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba

Adapun struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba aadalah sebagai berikut

Gambar 4.2

Bagan Struktur Organisai Badan Kepegawaian Kabupaten Toba

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2020

Susunan organisasi Dinas terdiri dari Kepala Badan, Sekertariat (membawahi 2 Sub Bagian Keuangan dan Program dan Sub Bagian Umum).

Bidang Pengadaan, Pensiunan dan Data Informasi (membawahi 2 Sub Bidang Pengadaan dan Pensiun dan Sub Bidang Data dan Informasi). Bidang Mutasi, Promosi dan Pangkat (membawahi 2 Sub Bidang Mutasi dan Promosi dan Sub

Bidang Pangkat). Bidang Diklat dan Penilaian Kinerja Aparatur (membawahi 2 Sub Bidang Diklat dan Sub Bidang Penilaian Kinerja Aparatur).

Dalam rangka meningkatkan tujuan diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Untuk itulah diperlukan Pegawai Negeri yang berkemampuan melaksanakan tugas secara professional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Untuk membentuk sosok PNS sebagaimana yang diharapkan, memerlukan upaya untuk meningkatkan manajemen Pegawai Negeri sebagai bagian dari Pegawai Negeri, tujuannya yaitu untuk meningkatkan hubungan Pemerintah Daerah dengan Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/ Kota, serta untuk mendorong peranan PNS sebagai salah satu unsur perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebijakan manajemen PNS berada pada Presiden sebagai Kepala Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS, sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2020 Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan PNS berwenang menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS.

Presiden dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada Pejabat Pembina

Kepegawaian Pusat dan menyerahkan sebagian wewenangnya kepada Pejabat Kepegawaian Daerah

Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 86 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba Samosir. Adapun yang menjadi kedudukan, tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Toba meliputi adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan Badan Kepegawaian Daerah Toba

Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan bidang Kepegawaian daerah, pendidikan dan latihan. Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Badan Kepegawaian Daerah menyenggarakan fungsi :

a. penyusunan dan pelaksanaan rencana strategis Badan Kepegawaian Daerah;

b. penyusunan rencana kegiatan dan anggaran Badan Kepegawaian Daerah;

c. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah;

d. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian;

e. penyusunan kebijakan teknis di bidang kepegawaian;

f. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang kepegawaian;

g. pengelolaan data dan informasi dibidang kepegawaian;

h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kepegawaian daerah;

i. penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian daerah;

j. pengelolaan prasarana dan sarana kepegawaian daerah;

k. pengelolaan kepegawaian badan kepegawaian daerah;

l. pengelolaan keuangan badan kepegawaian daerah;

m. pengelolaanketatausahaan badan kepegawaian daerah;

n. pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggan badan kepegawaian daerah;

o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya;

p. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas dan fungsi badan kepegawaian daerah.

2. Struktur Organisasi

Efektivitas kerja suatu lembaga, badan atau organisasi tergantung dari susunan atau pembagian tugas dan wewenang masing-masing individu atau anggota yang berperan menjadi pengurus dari lembaga, badan atau organisasi, dengan didukung peran serta aktif dari seluruh keluarganya. Kemampuan dan keahlian individual yang tinggi dari para pengurus juga menentukan keberhasilan kemajuan suatu organisasi seperti halnya dalam BKD. Kemampuan yang tinggi dari para anggota tanpa

disertai pembagian tugas atau pembagian kerja yang baik, tentunya akan mendapat hasil yang baik. Demikian pula penempatan anggota secara baik tanpa disertai kemampuan yang memadai dari para anggota atau pengurus tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.

BKD dibentuk sebagai lembaga teknis sebagai bagian dari perangkat daerah. BKD bertugas untuk melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah di Toba Samosir. Dalam menjalankan manajemen Pegawai Negeri tersebut perlu adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas dari masing-masing pengurus disesuaikan dengan kemampuan individunya dan perkembangan serta kebutuhan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

3. Mekanisme Kerja Badan Kepegawaian Daerah Toba

Mekanisme kerja BKD Toba menurut struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut : seluruh kegiatan pemegang jabatan dikoordinasikan langsung dan di bawah pengawasan Kepala Badan.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Kepala badan dibantu oleh seorang skretaris. Secara efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dibentukkan bidang-bidang kerja yang dibagi-bagi lagi membentuk sub-sub bidang.

1) Kepala Badan

Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas :

a. memimpin dan mengorganisasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah;

b. mengorganisasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang dan serta kelompok jabatan fungsional;

c. menyiapkan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah;

d. mengembangkan dan melaksanakan koordinasi, kerjasama dan kemitraan dengan SKPD, instansi pemerintah, swasta dan/atau pihak ketiga lainnya dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah;

e. merumuskan kebijakan rencana dan program kerja Badan;

f. merumuskan kebijakan pengadaan, pemberhentian dan Informasi pegawai ASN;

g. merumuskan kebijakan kediklatan, pengembangan kompetensi, Penilaian Kinerja Aparatur dan Penghargaan pegawai ASN;

h. merumuskan kebijakan Mutasi dan Promosi Pegawai ASN;

i. menetapkan Sasaran Kerja Pegawai dan Penilaian Prestasi Kerja Staf yang dibawahinya;

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati; dan k. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.

2) Sekretariat

Sekretariat merupakan unit kerja Badan Kepegawaian Daerah sebagai unsur staf dalam pelaksanaan administrasi yang dipimpin

oleh Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi serta koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.

Untuk melaksanakan tugas Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. pengorganisasian penyusunan kebijakan, rencana strategis, program, kegiatan, dan anggaran bidang Kepegawaian Daerah;

b. pengelolaan kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah;

c. pengorganisasian dan pelaksanaan kerjasama di bidang Kepegawaian;

d. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

e. pengorganisasian penyusunan laporan keuangan di bidang Kepegawaian Daerah;

f. penyelenggaraan ketatausahaan, rumah tangga, bahan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang Kepegawaian Daerah, serta hubungan masyarakat;

g. pengelolaan keuangan Badan Kepegawaian Daerah;

h. pengorganisasian pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan;

i. pengelolaan perlengkapan Badan Kepegawaian Daerah;

j. memberikan pelayanan teknis administrasi dan pengesahan surat-menyurat semua unsur pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir termasuk keabsahan Ijazah pegawai ASN;

k. menetapkan Sasaran Kerja Pegawai dan Penilaian Prestasi Kerja Staf yang dibawahinya;

l. mengawasi dan mengendalikan penggandaan surat menyurat, perpustakaan, perlengkapan, rumah tangga, rapat kerja, kearsipan dan distribusi surat;

m. melaksanakan koordinasi dan pengendalian urusan penataan organisasi dan ketatalaksanaan, hubungan kemasyarakatan di lingkungan Badan;

n. pengorganisasian penyusunan laporan asset Badan Kepegawaian Daerah;

o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Badan Kepegawaian Daerah; dan

p. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Badan Kepegawaian Daerah.

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kepegawaian, arsip, dan dokumentasi Badan Kepegawaian Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala

Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Badan.

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, arsip, dokumentasi, dan kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah.

Untuk melaksanakan tugas, Subbagian Umum dan Kepegawaian melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. melaksanakan kegiatan surat-menyurat, perlengkapan, kebersihan, keindahan, ketertiban, ketentraman, keamanan, kearsipan, dan dokumentasi serta keprotokoleran;

d. melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan, pembinaan, dan kesejahteraan kepegawaian;

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris Badan; dan

f. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas.

4) Subbagian Program dan Keuangan

Subbagian Program dan Keuangan merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan penyusunan dokumen pelaksanaan

anggaran, administrasi keuangan, pengelola barang milik/kekayaan negara serta sarana yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Badan.

Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas penyusunan Renstra, RKA, DPA, penyusunan laporan keuangan, LAKIP, LPPD Badan Kepegawaian Daerah.

Untuk melaksanakan tugas, Subbagian Program dan Keuangan melaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Program dan Keuangan;

c. menyusun rencana program kerja dan dokumen pertanggungjawaban untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang;

d. memonitoring pelaksanaan program,serta pembuatan laporan bulanan, triwulan dan tahunan;

e. menyelenggarakan sosialisasi dan evaluasi pembinaan serta pemberdayaan pengendalian pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

f. mengkoordinasikan dengan kepala bidang/kepala sub bidang terkait dalam perencanaan dan realisasi pelaksanaan kegiatan;

g. memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis;

h. menetapkan Sasaran Kerja Pegawai dan Penilaian Prestasi Kerja Staf yang dibawahinya;

i. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Sekretaris;

j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

k. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Badan

k. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Badan

Dokumen terkait