• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian-uraian di atas, hipotesis penelitian yang diajukan adalah ada hubungan antara gaya hidup metroseksual pada mahasiswadengan perilaku konsumtif. Semakin tinggi gaya hidup metroseksual pada mahasiswa maka semakin tinggi pula perilaku konsumtifnya, semakin rendah gaya hidup metroseksual pada mahasiswa maka semakin rendah pula perilaku konsumtifnya.

32

1. variabel tergantung (dependent) : Perilaku Konsumtif 2. variabel Bebas (independent) : Gaya Hidup Metroseksual

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif adalah tindakan remaja sebagai konsumen dalam mendapatkan, menggunakan, dan mengambil keputusan dalam memilih suatu barang yang belum menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama, hanya karena ingin mengikuti mode, mencoba produk baru, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial dengan dominasi faktor emosi sehingga menimbulkan perilaku konsumtif

Semakin tinggi skor yang didapatkan maka semakin tinggi pula perilaku konsumtifnya, begitupun sebaliknya. Semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula perilaku konsumtifnya. Adapun aspek yang digunakan dalam skala perilaku konsumtif tersebut meliputi membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya), membeli produk untuk mengikuti mode, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, membeli produk untuk menjaga simbol status dan pengakuan sosial, membeli

produk untuk meningkatkan rasa percaya diri, mencoba dari dua merk yang berbeda.

2. Gaya Hidup Metroseksual

Gaya hidup metroseksual merupakan gaya hidup laki-laki yang hidup di kota besar dan memiliki karakteristik: a) Sangat memperhatikan penampilan; senang berdandan (chic, wangi, dandy, good looking, mature), peduli dengan perawatan diri, b) memiliki kesadran yang tinggi mengenai konsep kesetaraan gender (gender equality); menyadari tentang pentingnya emansipasi wanita, romantis, penyayang, perhatian, realistis, sangat terbuka terhadap hal-hal baru, easy going, c) fashion oriented;

selalu mengikuti mode terbaru, selalu memperhatikan apa yang dipakai orang lain di sekitarnya, technology enthusiast dan trend enthusiast (sangat gandrung dengan teknologi atau trnd-trend terbaru), selalu yang terdepan dalam peralatan mutakhir dan mode, gaya hidup yang liberal dan kosmopolit karena kemampuannya mengakses informasi tentang berbagai hal dari manapun di seluruh dunia, berpendidikan, d) social butterfly, mereka umumnya menyukai bersosialisasi dalam komunitas tertentu, misalnya komunitas penyuka musik jazz atau rock, komunitas penyuka motor besar, komunitas para lajang, komunitas arisan dan sebagainya.

Gemar membicarakan fenomena baru di lingkungannya, selalu berhubungan satu sama lain dan saling berbagi informasi dengan sesamanya, mereka membentuk komunitas dengan berbagai tujuan

diantaranya membangun relasi, saling berbagi pengalaman dalam melakukan bisnis, berbagi perasaan dan emosi ajang bertukar pendapat.

Gaya hidup metroseksual ini dinilai dari skor yang didapatkan subjek setelah mengisi skala gaya hidup metroseksual. Semakin tinggi skor yang didapatkan, maka semakin tinggi pula gaya hidup metroseksual yang dilakukan. Begitupula sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan subjek maka semakin rendah pula gaya hidup metroseksual yang dilakukannya.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki. Mempunyai kriteria suka bersosialisasi dalam komunitas-komunitas tertentu (social butterfly); aktif dalam komunitas atau grup dalam facebook, berkumpul dengan teman-teman di acara pesta tertentu, memiliki kesadaran tinggi mengenai kesetaraan gender; menurut mereka manusia tidak boleh dibedakan berdasarkan gender, setuju jika wanita menjadi pemimpin, setuju apabila wanita berpendidikan tinggi, memilih gaya hidup urban dan hedonis; lebih memilih hidup di kota besar, sering pergi berwisata ke luar kota, secara intens mengikuti perkembangan fashion; sering pergi ke butik-butik pakaian, mencari perkembangan fashion melalui majalah-majalah mode pria, menggunakan pakaian yang sedang trend, dan sangat memperhatikan penampilan; pergi ke salon untuk melakukan perawatan tubuh, rutin olahraga di tempat fitnes, berdandan rapi, wangi, bersih, untuk

menunjang penampilannya mereka menggunakan pakaian bermerk, karena menurut mereka akan menambah rasa percaya diri.

Berumur 18-24 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Keuntungan yang diperoleh dengan metode skala adalah merupakan metode yang praktis dalam penelitian, dalam waktu singkat dapat dikumpulkan data yang relatif banyak, dan orang dapat menjawab dengan leluasa sehingga tidak dipengaruhi oleh orang lain (Walgito, 2001). Penelitian ini menggunakan angket yang terdiri dari dua buah skala yaitu skala gaya hidup metroseksual dan skala perilaku konsumtif.

1. Skala perilaku Konsumtif

Skala perilaku konsumtif berfungsi untuk mengungkap tingkat perilaku konsumtif yang dialami oleh subjek penelitian terhadap kondisi konsumsinya. Adapun aspek-aspek yang akan diukur dengan skala ini adalah aspek perilaku konsumtif yang diungkapkan oleh Sumartono (2002), yaitu membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya), membeli produk untuk mengikuti mode, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan,

membeli produk untuk menjaga simbol status dan pengakuan sosial, membeli produk untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan mencoba dari dua merk yang berbeda.

Skala perilaku konsumtif dalam penelitian ini, menggunakan empat alternatif jawaban antara lain SS (sangat sesuai) diberi skor empat untuk aitem favorable dan satu untuk aitem unfavorable, S (sesuai) diberi skor tiga untuk aitem favorable dan dua untuk aitem unfavorable, KS (kurang sesuai) diberi skor dua untuk aitem favorable dan tiga untuk aitem unfavorable, dan TS (tidak sesuai) diberi skor satu untuk aitem favorable dan empat untuk aitem unfavorable. Tingkat konsumtif subjek dapat dilihat dari jumlah skor yang didapat subjek dari skala tersebut.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku konsumtif begitu pula sebaliknya.

Jumlah pernyataan dalam skala ini adalah 56 pernyataan, dan pernyataan-pernyataan tersebut disusun sendiri oleh peneliti. Dimana 56 pernyataan tersebut akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu 28 pernyataan bersifat favourable dan 28 pernyataan bersifat unfavourable.

Tabel 1

Distribusi Butir Skala Perilaku Konsumtif sebelum uji coba

Aspek

Butir Favourable Butir Unfavourable

Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah Membeli

Mencoba dari dua merk berbeda

13, 27, 41, 55 4 2, 16, 0, 44 4

Jumlah Aitem 28 28

2. Skala gaya hidup metroseksual

Skala gaya hidup metroseksual ini disusun sendiri oleh peneliti.

Skala ini disusun berdasarkan klasifikasi gaya hidup metroseksual yang dikemukakan oleh Kartajaya (2004), yang mencakup aspek-aspek suka bersosialisasi dalam komunitas-kmunitas tertentu, memiliki kesadaran tinggi mengenai kesetaraan gender, memilih gaya hidup urban dan hedonis, secara intens mengikuti perkembangan fashion, dan sangat memperhatikan penampilan.

Skala gaya hidup metrosksual dalam penelitian ini, menggunakan empat alternatif jawaban antara lain SS (sangat sesuai) diberi skor empat untuk aitem favorable dan satu untuk aitem unfavorable, S (sesuai) diberi skor tiga untuk aitem favorable dan dua untuk aitem unfavorable, KS (kurang sesuai) diberi skor dua untuk aitem favorable dan tiga untuk aitem unfavorable, dan TS (tidak sesuai) diberi skor satu untuk aitem favorable dan empat untuk aitem unfavorable.

Jumlah pernyataan dalam skala ini adalah 40 pernyataan, dan pernyataan-pernyataan tersebut akan disusun sendiri oleh peneliti.

Dimana 40 pernyataan tersebut akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu 20 pernyataan bersifat favorable dan 20 pernyataan bersifat unfavorable.

Tabel 2

Distribusi Butir Skala Gaya Hidup Metroseksual sebelum uji coba

Aspek

Butir Favourable Butir Unfavourable Nomor

Butir

Jumlah Nomor Butir Jumlah

Suka hidup urban dan hedonis.

E. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan pada penelitian yang sebenarnya kedua skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada sekelompok subjek untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Hal tersebut bertujuan untuk membuktikan apakah

alat ukur tersebut secara tepat dapat mengungkap apa yang ingin diungkap, serta konsisten dalam pengukurannya. Suatu alat ukur yang telah memenuhi standar validitas dan reliabilitas inilah yang nantinya akan digunakan dalam penelitian.

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2009).

Validiatas yang digunakan adalah validitas konstrak, yang mana suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritis yang menjadi dasar pengukuran.Uji validitas dilakukan dengan mengkoreksikan antara skor tiap aitem dengan skor total.

Batas indeks valid yang digunakan sebesar 0,30 atau 0,25, artinya aitem yang mempunyai indeks validitas kurang dari 0,30 atau 0,25 adalah aitem yang gugur dan aitem yang memiliki indeks validitas 0,30 atau 0,25 lebih adalah aitem yang valid, untuk selanjutnya aitem yang valid dapat digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsisten atau kepercayaan hasil pengukuran suatu alat ukur. Azwar (2009) mendefinisikan reliabilitas dengan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subjek yang diukur belum berubah. Suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi apabila alat ukur tersebut stabil dan dapat diandalkan.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik uji reliabilitas alpha yang dikembangkan oleh Cronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, maka semakin rendah reliabilitasnya.

F. Metode Analisis data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu hubungan antara Gaya Hidup Metroseksual pada Mahasiswa dengan Perilaku konsumtif.

Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis statistik. Peneliti menggunakan statistic korelasi Product Moment dari Spearman. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya hidup metroseksual pada mahasiswa dengan perilaku konsumtif. Pengolahan data, peneliti menggunakan SPSS 19.0 for Windows.

Sebelum dilakukan uji korelasi maka dilakukan terlebih dahulu uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas.

42 1. Orientasi Kancah

Penelitian mengenai hubungan antara gaya hidup metroseksual pada mahasiswa dengan perilaku konsumtif ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia yang berusia 18 – 24 tahun, berjenis kelamin laki-laki, disesuaikan dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Universitas Islam Indonesia merupakan salah satu universitas swasta yang ada di Yogyakarta.Universitas ini merupakan salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat Yogyakarta maupun luar Yogyakarta yang ingin anaknya bisa mengecap pendidikan di bangku kuliah. Kualitas Universitas Islam Indonesia cukup diperhitungkan, hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang terdaftar.

Cukup besarnya jumlah mahasiswa dikarenakan hasil akademik mahasiswa tahun sebelumnya cukup bagus dan kualitas tenaga pengajar juga bagus. Tenaga pengajar di Universitas Islam Indonesia ini memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dan memiliki kemampuan yang berkompeten di bidangnya.

Universitas Islam Indonesia memiliki banyak pilihan fakultas dan jurusan, dosen dan karyawan yang cukup banyak untuk mendukung berbagai kegiatan Perkuliahan.

Peneliti melakukan observasi dan survei sebelum memulai penelitian dan hasil observasi menunjukan bahwa pada salah satu fakultas di Universitas Islam

Indonesia yaitu Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya menunjukan ada banyak mahasiswa yang memilki kriteria atau berdandan layaknya pria metroseksual, seperti kulit tampak mulus. Lokasi universitas terletak tidak cukup jauh dari pusat kota dan lingkungan pemukiman warga, sehingga di lingkungan kampus banyak tersedia fasilitas-fasilitas penunjang mahasiswa yang tampil atau bergaya metroseksual, seperti mall, tempat olahraga, café-café untuk tempat berkumpul dengan komunitasnya, dan banyak tempat hiburan lainnya yang letaknya tidak jauh serta strategis dari kampus ini. Banyak juga mahasiswa di kampus ini berasal dari luar daerah bahkan luar provinsi. Ada yang berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Pekanbaru, dan daerah-daerah lainnya. Adapun mahasiswa di kampus ini memiliki ciri-ciri berikut, sering merawat diri dengan pergi ke salon, mengikuti trend gaya rambut, pakaian, celana, dan sepatu terbaru, selain itu mereka pun suka bersosialisasi dan banyak membicarakan sesuatu yang baru dengan komunitasnya, dan mereka bisa menerima jika perempuan lebih maju dan berprestasi (tidak setuju dengan pembatasan gender). Gaya hidup metroseksual yang terjadi di lingkungan kampus maupun di lingkungan luar kampus merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswanya.

Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa yang kuliah di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, rentang usia antara 18 sampai 24 tahun dengan ciri-ciri berpenampilan pria metroseksual.

2. Persiapan Penelitian a. Persiapan Administrasi

Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian untuk skripsi yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Nomor 758/Dek/70/Div.Um&RT/V/2012 tertanggal 24 Mei 2012. Surat tersebut diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia untuk melakukan penelitian. Surat ijin penelitian tersebut digunakan untuk melakukan try out dan melakukan penelitian.

b. Persiapan alat ukur penelitian 1. Skala Perilaku Konsumtif

Skala Perilaku konsumtif disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada pendapat Sumartono (2002). Berdasarkan aspek-aspek perilaku konsumtif yang dikemukakannya seperti membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya), membeli produk untuk mengikuti mode, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, membeli produk untuk menjaga simbol status dan pengakuan sosial, membeli produk untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan mencoba dari dua merk yang berbeda.

Pada uji validitas aitem ini dilakukan seleksi butir aitem yang akan digunakan sebagai data dalam penelitian. Dengan menggunakan batas

kritis 0,25, aitem-aitem yang memiliki korelasi total di atas atau sama dengan 0,25 layak digunakan sebagai aitem dalam pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan hasil analisis statistik pada program SPSS version 19,00 for windows, Uji koefisien reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach Alpha diperoleh nilai α = 0,912 dengan indeks diskriminasi aitem bergerak dari -0,128-0,685. Terjadi dua kali putaran pengguguran aitem.putaran kedua Cronbach Alpha diperoleh nilai α =0,936 dengan indeks diskriminasi aitem bergerak dari 0,279-0,781 dan tidak ada aitem yang gugur di putaran 2 ini. Sehingga dari 56 aitem yang tersedia, terdapat 13 aitem gugur dan 43 aitem sahih dengan perincian sebagai berikut:1 aitem pada aspek membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, 1 aitem pada aspek membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya), 1 aitem pada aspek membeli produk untuk mengikuti mode, 2 aitem pada aspek memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, 2 aitem pada aspek membeli produk untuk menjaga simbol status dan pengakuan sosial, 3 aitem pada aspek membeli produk untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan 3 aitem pada aspek mencoba dari dua merk yang berbeda. Sebaran nomor aitem yang sahih setelah di uji coba dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Distribusi Butir Skala Perilaku Konsumtif setelah uji coba

Aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah Membeli

Mencoba dari dua merk berbeda.

13, 27, 55 (38) 3 16 (2), 30 (16) 2

Jumlah Aitem 26 17

Catatan: angka yang ada di dalam ( ) adalah nomor aitem dalam alat ukur yang baru.

2. Skala Gaya Hidup Metroseksual

Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam skala (alat ukur) ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada pendapat House (Smet, 1994). Peneliti mengajukan 40 aitem dalam skala ini. Uji koefisien reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach Alpha diperoleh nilai α = 0,855 dan indeks diskriminasi aitem bergerak dari-0,354-0,601. Terjadi tiga kali putaran pengguguran aitem. Putaran pertama terdapat sebelas buah aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 4, 5, 6, 10, 11, 17, 20, 24, 34, 38, 39. Putaran kedua terdapat dua buah aitm yang gugur, yaitu aitem nomer 16, dan 30 . Putaran kedua Cronbach Alpha diperoleh nilai α = 0,881 dengan indeks diskriminasi aitem bergerak dari0,213-0,631. Putaran ketiga Cronbach Alpha diperoleh nilai α = 0,884 dan indeks diskriminasi aitem bergerak dari0,254-0,647, dan tidak ada aitem yang gugur dalam putaran 3 ini. Sehingga dari 40 aitem yang tersedia, terdapat 13 aitem gugur dan 27 aitem sahih dengan perincian sebagai berikut: 4 aitem pada aspek suka bersosialisasi dalam komunitas-komunitas tertentu (social butterfly), 1 aitem pada aspek memiliki kesadaran tinggi mengenai kesetaraan gender, 3 aitem pada aspek memilih gaya

hidup urban dan hedonis, 4 aitem pada aspek secara intens mengikuti perkembangan fashion, dan 1 aitem pada aspek sangat memperhatikan penampilan. Sebaran nomor aitem yang sahih setelah diuji coba dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4

Distribusi Butir Skala Gaya Hidup Metroseksual setelah uji coba

Aspek

Butir Favourable Butir Unfavourable

Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah Suka bersosialisasi

Memiliki gaya hidup urban dan hedonis.

Mengikuti

Catatan: angka yang ada di dalam ( ) adalah nomor aitem dalam alat ukur yang baru.

B. Laporan Pelaksanaan

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara penyebaran angket kepada mahasiswa fakultas psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25-30 Mei 2012 untuk pelaksanaan tryout, dan tanggal 11-14 Juni 2012 untuk pelaksanaan penelitian, subjek diminta menanggapi dua buah skala yaitu skala perilaku konsumtif dan skala gaya hidup metroseksual. Skala dilengkapi dengan penjelasan mengenai prosedur pengisian skala, sehingga subjek dapat mengisi skala tanpa harus bertemu langsung dengan peneliti.

Penulis tidak menemui banyak kendala yang berarti dalam proses pengambilan data penelitian. Subjek penelitian yang diperoleh sebanyak 60 orang.

Semua item dalam skala penelitian yang diberikan kepada subjek diisi dengan baik dan benar.

C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berkuliah di fakultas psikologi dan ilmu soisal budaya, Universitas Islam Indonesiadan memiliki kriteria berpenampilan metroseksual. Adapun gambaran umum mengenai kondisi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia

Faktor Kategori Jumlah

Usia

2. Deskripsi Data Penelitian

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan penyekoran, sesudah data diskor dilakukan analisis terhadap data tersebut. Gambaran umum data penelitian dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian yang meliputi variabel perilaku konsumtif dan skala gaya hidup metroseksual secara lengkap tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

XMin XMax Mean SD XMin XMax Mean SD

Keterangan : X min = jumlah aitem

X max = jumlah aitem x skor maksimal Mean = X min + X max

2

SD = X max - X min 6

Nilai X min, X max, mean, dan SD empirik dapat dilihat pada output hasil analisis SPSS 19.00 for windows. Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat diketahui kategori masing-masing variabel yaitu gaya hidup metroseksual dengan perilaku konsumtif pada subjek. Deskripsi penelitian yang digunakan untuk membuat kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat Rendah. Kategori yang dibuat berdasarkan lima kategorisasi. Penentuan kategorisasi tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang dikehendaki. Namun untuk memperoleh kategori perlu ditentukan terlebih dahulu batasan yang akan digunakan berdasarkan nilai deviasi standar dengan memperhitungkan rentangan nilai maksimum dan minimum teoritisnya. Kategori ini ditentukan berdasarkan sebaran empirik.

Tabel 7

Kriteria Kategori skala

Kategori Nilai

Sangat Tinggi

σ = Standar Deviasi Hipotetik (SD)

Tabel 8

Kategorisasi Variabel perilaku konsumtif

Kategori Nilai Jumlah %

Kategorisasi variabel perilaku konsumtif untuk kategori Sangat Rendah ada 4 subjek (6,67%), kategori Rendah ada 10 subjek (16,67%), kategori Sedang ada 32 subjek (53,33%), kategori Tinggi ada 14 subjek (23,33%), Sangat Tinggi tidak ada. Berdasarkan kategorisasi tabel diatas, variabel perilaku konsumtif termasuk dalam kategori Sedang.

Tabel 9

Kategorisasi Variabel Gaya Hidup Metroseksual

Kategori Nilai Jumlah %

Kategorisasi variabel Gaya Hidup Metroseksual untuk kategori Sangat Rendah ada 6 subjek (10%), kategori Rendah ada 10 subjek (16,67 %), kategori Sedang ada 26 subjek (43,33%), kategori Tinggi ada 17 subjek (28,33%) dan Sangat Tinggi ada 1 subjek (1,67%). Berdasarkan kategorisasi tabel diatas, variabel Gaya Hidup Metroseksual termasuk dalam kategori sedang.

3. Uji Asumsi

Analisa data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 19.0 for windows. Diperoleh sebaran skor pada variabel perilaku konsumtif adalah normal (K-S Z = 1.610 ; p = 0.011 atau p > 0.05) dan sebaran variabel gaya hidup metroseksual adalah tidak

normal (K-S Z = 1,898 ; p = 0,001 atau p < 0.05), karena data ini memiliki signifikan kurang dari 0.05, maka data ini tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah pengujian garis regresi antara variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan untuk melihat sebaran dari tingkat-tingkat yang merupakan nilai dari variabel penelitian sehingga saat ditarik garis lurus bisa menunjukkan hubungan linear antara variabel-variabel tersebut. Hasil uji linearitas yang dilakukan didapat F Linearity = 279,816 dengan P = 0.000; P <

0.05 menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut linear.

4. Uji Hipotesis

Syarat untuk melakukan uji hipotesis terpenuhi, yakni uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas (data normal) dan uji linieritas (data linier). Dengan demikian uji hipotesis pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik Product Moment Spearman, karena hasil uji normalitas pada salah satu variabel tidak normal.

Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien antara variabel perilaku konsumtif dan gaya hidup metroseksual adalah r = 0,816 dengan p = 0.000 (p <

0.01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya hidup metroseksual dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa.

0.01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya hidup metroseksual dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa.

Dokumen terkait