• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 HIPOTESIS

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi.

Gambar 2. 6 Kerangka Konsep

Pengetahuan terhadap pencegahan Covid-19

Sikap terhadap pencegahan Covid-19

Perilaku pencegahan Covid-19

Variabel Independen Variabel Dependen

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian jenis analitik dengan desain cross-sectional, dimana penelitian ini akan mencari hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dan dilakukan pada sekitar bulan Juli sampai September 2021.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1 POPULASI

Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

3.3.2 SAMPEL

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Rumus Lemeshow dengan teknik consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi :

Rumus Lemeshow untuk menentukan perkiraan besar sampel minimal :

𝑛 = 𝑧

!

𝑝(1 − 𝑝) 𝑑

!

Keterangan :

n : Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan Z : Derajat kepercayaan = 1.96

d : Limit of error = 0,1 p : Proporsi populasi = 0.5

Perhitungan besar sampel : 𝑛 = 𝑧!𝑝(1 − 𝑝)

𝑑!

𝑛 = 1.96!𝑥0.5𝑥0.5 (0,1)! 𝑛 = 0.9604

0.01

n = 96.04 ≈ 97 orang

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh besar sampel minimal pada penelitian ini sebesar 96.04 kemudian dibulatkan menjadi 97 sehingga besar sampel minimal pada penelitian ini sebesar 97 responden.

3.3.3 KRITERIA PENELITIAN

Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:

a. Masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

b. Masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi kuisioner online.

c. Masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang mengisi lengkap seluruh kuisioner online melalui google form.

Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi penelitian ini terdiri dari:

a. Masyarakat yang tidak bersedia mengikuti penelitian sebagai responden.

b. Masyarakat yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan jenis data primer dimana data diperoleh secara langsung dengan menggunakan kuesioner online sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian. Faktor-faktor yang tidak relevan akan disingkirkan pada penelitian ini dikarenakan kelemahan penelitian di masa pandemi sehingga tidak dapat langsung terjun ke lapangan untuk mengamati sampel penelitian.

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur

Covid-19 pasca

3.6 METODE ANALISIS DATA

3.6.1 ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi berdasarkan variabel independen dan variabel dependen yang akan diteliti.

3.6.2 ANALISIS BIVARIAT

Analisis ini dilakukan melalui uji statistik chi-square. Hasil diperoleh pada analisis chi-square, dengan menggunakan program SPSS yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan tingkat kemaknaan 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p≤0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p>0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

3.7 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang. Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan setelah seminar proposal pada bulan Juli 2021 dengan menyebarkan kuesioner online (Google Form) kepada 10 orang responden dengan kriteria yang mirip dengan sampel, yaitu masyarakat kota Medan yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pertanyaan kuesioner dirancang mandiri oleh peneliti dan juga memodifikasi dari penelitian yang sudah ada.

Langkah-langkah dalam uji validitas dan reliabilitas : 1. Menyusun kuesioner sebagai instrument penelitian.

2. Uji coba kuesioner ke responden yang memiliki ciri-ciri mirip dengan sampel penelitian.

3. Uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS.

4. Mengambil pertanyaan kuesioner yang lolos uji validitas dan reliabilitas.

5. Menyebarkan kuesioner kepada sampel penilitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

Kecamatan Siak Hulu merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Kecamatan Siak Hulu berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya dan Marpoyan Damai Pekanbaru di sebelah Utara, Kecamatan Bukit Raya dan Langgam Kabupaten Pelalawan di sebelah Timur, Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar di sebelah Selatan, dan Kecamatan Tambang dan Perhentian Raja Kabupaten Kampr di sebelah Barat. Pada tahun 2020, Kecamatan Siak Hulu mempunyai penduduk sebesar 102.886 jiwa. Luasnya adalah 689.80 km² dan kepadatan penduduknya adalah (213/km2)4 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar/BPS Kab. Kampar, 2021).

4.2 DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jumlah responden yang diambil berjumlah 105 orang dengan menggunakan metode consecutive sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi. Semua data responden merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber dengan metode kuesioner yang dibagikan dengan formulir online (Google Form).

Karakteristik responden pada penelitian ini dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir.

4.3 DESKRIPSI TINGKAT KEJADIAN COVID-19

Berdasarkan data pada situs Riau Tanggap Virus Corona, hingga saat ini di Kabupaten Kampar terdapat 7.353 kejadian suspek Covid-19 dengan total 8.664 pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Kabupaten Kampar termasuk salah satu lima besar dengan tingkat kejadian Covid-19 tertinggi di Provinsi Riau. Sementara di Kecamatan Siak Hulu, total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 654 orang. Angka ini merupakan kejadian tertinggi pada seluruh kecamatan di Kabupaten Kampar (Dinkes Riau, 2021).

4.4 DESKRIPSI CAKUPAN VAKSINASI

Cakupan vaksinasi dosis pertama di Provinsi Riau hingga saat ini mencapai 36.91% dan dosis kedua sebanyak 26.06% dari target provinsi. Sebanyak 1.917.054 orang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 1.261.463 orang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua di Provinsi Riau. Sementara di Kabupatan Kampar sendiri, sebanyak 200.247 orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dengan cakupan mencapai 31.54% dari target provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Kampar menduduki ranking kedua tertinggi dengan cakupan vaksinasi dosis pertama di Provinsi Riau. Tidak seperti cakupan vaksinasi dosis pertama, cakupan vaksinasi dosis kedua di Kabupaten Kampar sedikit tertinggal dengan satu ranking dibawahnya.

Kabupaten Kampar menduduki ranking ketiga tertinggi dengan cakupan vaksinasi dosis kedua di Provinsi Riau. Sebanyak 99.820 orang sudah divaksinasi dosis kedua dengan cakupan mencapai 15.72% dari target provinsi (Kemenkes RI, 2021).

.

4.5 ANALISIS UNIVARIAT

Penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan dalam format Google Form secara online. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner telah melewati uji validitas dan reabilitasnya menggunakan SPSS dan setiap pertanyaan dikatakan valid apabila nilai korelasi >3 dan dikatakan reliabel apabila nilai Chronbach Alpha >0,6.

Total pertanyaan dalam penelitian ini berjumlah 35 pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang pengetahuan, 10 pertanyaan tentang sikap dan 10 pertanyaan tentang perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi.

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki – laki 37 35.2

Perempuan 68 54.8

Total 105 100

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi dua kategori jenis kelamin, yaitu terdapat sebanyak 37 responden (35.2%) yang berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 68 responden (54.8%) yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

15-19 6 5.7

20-29 21 20.0

30-39 48 45.7

40-49 20 19.0

50-59 7 6.7

60-69 3 2.9

Total 105 100

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi enam kategori usia. Pada kategori usia 15-19 tahun, terdapat sebanyak 6 responden (5.7%). Pada kategori usia 20-29 tahun terdapat sebanyak 21 responden (20%). Pada kategori usia 30-39 tahun terdapat sebanyak 48 responden (20%) dan pada kategori usia inilah rata-rata jumlah responden terbanyak. Pada kategori usia 40-49 tahun terdapat sebanyak 20 responden (19%). Pada kategori usia 50-59 tahun terdapat sebanyak 7 responden (6.7%). Terahir, pada kategori usia 60-69 tahun terdapat sebanyak 3 responden (2.9%) dan pada kategori usia inilah rata-rata jumlah responden paling sedikit.

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi (n) Persentase (%)

SD 2 1.9

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi lima kategori pendidikan terakhir. Pada kategori pendidikan terakhir SD & S2 terdapat sebanyak 2 responden (1.9%) dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden paling sedikit. Pada kategori pendidikan terakhir SMP terdapat sebanyak 6 responden (5.7%). Pada kategori pendidikan terakhir SMA/Sederajat

terdapat sebanyak 72 responden (68.6%) dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden terbanyak. Terahir, pada kategori pendidikan terakhir S1 terdapat sebanyak 23 responden (21.9%)

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 32 30.5

Baik 73 69.5

Total 105 100

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi tiga kategori tingkat pengetahuan. Tidak seorangpun responden menjawab kuesioner dengan hasil kategori tingkat pengetahuan “Kurang”.

Terdapat 32 responden (30.5%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat pengetahuan “Cukup”. Sementara, terdapat 73 responden (69.5%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat pengetahuan “Baik” dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar tentang pencegahan Covid-19 tergolong “Baik”.

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Sikap

Tingkat Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 3 2.9

Baik 102 97.1

Total 105 100

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi tiga kategori tingkat sikap. Tidak seorangpun responden menjawab kuesioner dengan hasil kategori tingkat sikap “Kurang”. Terdapat 3 responden (2.9%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat sikap “Cukup” dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden paling sedikit. Sementara, terdapat 102 responden (97.1%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat sikap “Baik” dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat sikap masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar tentang pencegahan Covid-19 tergolong “Baik”.

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Perilaku

Tingkat Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 0 0

Baik 11 10.5

Sangat Baik 94 89.5

Total 105 100

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, responden dibagi menjadi tiga kategori tingkat perilaku. Tidak seorangpun responden menjawab kuesioner dengan hasil kategori tingkat perilaku “Kurang”. Terdapat 11 responden (10.5%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat perilaku “Cukup”

dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden paling sedikit. Sementara, terdapat 94 responden (89.5%) yang menjawab kuesioner dengan hasil tingkat sikap “Baik” dan pada kategori inilah rata-rata jumlah responden terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perilaku masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar tentang pencegahan Covid-19 tergolong “Baik”.

4.6 ANALISIS BIVARIAT

Hubungan pengetahuan terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi pada masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Table 4. 7 Tabel Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku

Perilaku

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, pada tingkat pengetahuan “Cukup” terdapat sebanyak 6 responden dengan perilaku

“Baik” dan sebanyak 26 responden dengan perilaku “Sangat Baik”. Sementara pada tingkat pengetahuan “Baik” terdapat sebanyak 5 reponden dengan perilaku “Baik” dan sebanyak 68 responden dengan perilaku “Sangat Baik”. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS, didapatkan nilai p value adalah 0.087 (>0.05), hal ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak ada hubungan yang signfikan antara pengetahuan terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi pada masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helena (2020) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan infeksi Covid-19 di Medan dan Batam yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 dengan perilaku pencegahan infeksi Covid-19. Putri (2017) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada unit produksi alumunium sulfat PT. Liku Telaga tidak dapat membuktikan hipotesis bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan menggunakan APD. Penelitian lain yang dilakukan pada 180 responden di Israel oleh Ilya Kagan (2009) juga menghasilkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku standard precaution.

Namun hasil penelitian diatas berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Willy (2020) dalam penelitian hubungan pengetahuan, persepsi, dan sikap dengan perilaku pencegahan wabah virus Corona di Medan yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada masyarakat Kota Medan. Penelitian yang dilakukan Selvi Arini (2021) juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat pengetahuan dengan perilaku tenaga pendidik terhadap penanganan dan pencegahan COVID-19 di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desmon (2021) pada 84 responden juga menghasilkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik, maka memiliki perilaku yang baik pula dalam pencegahan Covid-19.

Menurut Notoadmojo (2012), salah satu faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang adalah pengetahuan. Teori ini menjelaskan bahwa pengetahuan adalah domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan atau perilaku seseorang (Azwar, 2011). Namun, menurut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa terdapat faktor lain selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan Covid-19. Seperti menurut Sunaryo (2004) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu faktor genetic/endogen (ras, jenis kelamin, sifat, intelegensi), faktor eksogen (lingkungan, pendidikan, agama, sosial, ekonomi), dan faktor lain (persepsi dan emosi). Begitu pula dengan pengetahuan, dapat dipengaruhi oleh pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia (Budiman & Agus, 2014).

Berdasarkan hasil di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan, akan tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi lainnya, faktor pendukung, dan faktor pendorong (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Anderson dan Krathwohl (2001) yang telah merevisi taksonomi Bloom ranah kognitif, tingkat pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat yakni:

mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Menurut peneliti, tingginya tingkat pengetahuan yang didapatkan dalam penelitian ini berarti masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar baru memasuki tahap

memahami/mengerti informasi, namun belum mampu

menerapkan/mengaplikasikannya. Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa seseorang dengan tingkat pengetahuan yang rendah, belum tentu memiliki perilaku yang baik dalam pencegahan infeksi COVID-19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berkaitan dengan perilaku seseorang mengenai pencegahan Covid-19.

Hubungan sikap terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi pada masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Table 4. 8 Tabel Hubungan Sikap Terhadap Perilaku

Perilaku

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 105 responden penelitian, pada tingkat sikap “Cukup” terdapat sebanyak 1 (1%) responden dengan perilaku

“Baik” dan sebanyak 2 (1.9%) responden dengan perilaku “Sangat Baik”. Sementara pada tingkat sikap “Baik” terdapat sebanyak 10 (9.5%) reponden dengan perilaku

“Baik dan sebanyak 92 (89.5%) responden dengan perilaku “Sangat Baik”.

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS didapatkan nilai p value 0.285 (>0.05), hal ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak ada hubungan antara sikap terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pasca vaksinasi pada masyarakat Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Helena (2020) dalam penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan infeksi Covid-19 di Medan dan Batam yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sikap dengan perilaku pencegahan infeksi Covid-19 di Kota Batam. Audria Octa Anggraini Widi Lestari (201) dalam penelitian yang dilakukan pada 84 responden, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku tindakan mencuci tangan. Dalam penelitian Nurul Aini (2020) juga menjelaskan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan Covid-19.

Namun hasil penelitian diatas berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Willy (2020) dalam penelitian hubungan pengetahuan, persepsi, dan sikap dengan perilaku pencegahan wabah virus Corona di Medan yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan Covid-19 pada masyarakat Kota Medan. Dalam penelitiannya yang dilakukan pada 77 responden, Surahma Asti Mulasari (2012) juga menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengolah sampah. Begitu pula dengan penelitian Sella Monica Avrilinda (2015) di Surabaya, penelitiannya menghasilkan tidak adanya pengaruh sikap terhadap perilaku higienis penjamah makanan.

Sikap merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yang mampu memberikan dampak terhadap perilaku yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Liambo, et al. (2017), sikap merupakan suatu reaksi menerima atau menolak pesan informasi yang diterima oleh akal, maka jika informasi yang diterima tersebut dipahami belum tentu informasi tersebut dilaksanakan. Hal ini dikarenakan sikap sendiri merupakan faktor predisposisi untuk terjadi suatu perilaku karena sikap masih merupakan respons yang tertutup terhadap objek atau stimulus (Notoatmodjo, 2012).

Namun, menurut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa terdapat faktor lain selain sikap yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan Covid-19. Seperti menurut Sunaryo (2004) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu faktor genetic/endogen (ras, jenis kelamin, sifat, intelegensi), faktor eksogen (lingkungan, pendidikan, agama, sosial, ekonomi), dan faktor lain (persepsi dan emosi). Begitu pula dengan sikap, dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, Lembaga pendidikan & agama, dan faktor emosional (Azwar S, 2011). Berdasarkan hasil di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan, akan tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi lainnya, faktor pendukung, dan faktor pendorong (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoadmojo (2007), walaupun sikap seseorang baik, belum tentu memiliki perilaku yang baik pula, karena perilaku memiliki beberapa faktor untuk mengolah rangsangan dari luar. Sikap yang baik terhadap sesuatu, tidak menimbulkan adanya perilaku yang baik pula, yang berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan perilku (Abdullah & Sudjarwo, 1993). Dari hasil penelitian diatas, dapat menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan untuk responden yang memiliki tingkat sikap “Cukup”

mengenai pencegahan Covid-19 tidak akan memiliki perilaku “Sangat Baik” dan demikian pula sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 tidak berkaitan dengan sikap seseorang mengenai

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas, adapun simpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berusia 30 – 39 tahun, dan berpendidikan terakhir SMA/Sederajat.

2. Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang pencegehan Covid-19 dikategorikan baik.

3. Gambaran tingkat sikap responden tentang pencegehan Covid-19 dikategorikan baik.

4. Gambaran tingkat perilaku responden tentang pencegehan Covid-19 dikategorikan sangat baik.

5. Tidak ada hubungan pengetahuan terhadap perilaku pencegahan Covid-19.

6. Tidak ada hubungan sikap terhadap perilaku pencegahan Covid-19.

5.2 SARAN

Berdasarakan hasil penelitian diatas, adapun saran yang akan diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk masyarakat umum, diharapkan tetap menjaga protokol Kesehatan di masa pandemi ini sekalipun sudah mendapatkan vaksinasi.

2. Untuk instansi Kesehatan, diharapkan lebih memasifkan pendistribusian vaksinasi dan meningkatkan regulasi terkait protokol Kesehatan.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan melanjutkan penelitian dalam cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Agus. Budiman. (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian.

Jakarta: Salemba Medika.

Aini, N., & Purwasari, M. D. (2021). Sikap dan Perilaku Pencegahan Covid-19 di Desa Kemuningsari Kidul Kabupaten Jember. Jurnal Kesehatan, 8(3), 171-177.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). Taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York, NY:

Longman.

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York:

Addison Wesley Longman, Inc

Arini, S. (2021). Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tenaga Pendidik Terhadap Penanganan Dan Pencegahan Covid-19 Di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Arons, M.M., Hatfield, K.M., Reddy, S.C., Kimball, A., James, A., Jacobs, J.R., Taylor, J., Spicer, K., Bardossy, A.C., Oakley, L.P., Tanwar, S., Dyal, J.W., Harney, J., Chisty, Z., Bell, J.M., Methner, M., Paul, P., Carlson, C.M., McLaughlin, H.P. and Thornburg, N. (2020). Presymptomatic SARS-CoV-2 Infections and Transmission in a Skilled Nursing Facility. New England Journal of Medicine.

Avrilinda, S. M., & Kristiastuti, D. (2016). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Higiene Penjamah Makanan di Kantin SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. e-journal Boga, 5(2), 1-7.

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar. 2021. Kecamatan Siak Hulu Dalam Angka.

Kabupaten Kampar : BPS Kampar. Diakses pada tanggal 16 November 2021 dari : https://kamparkab.bps.go.id/

Bao, L., Deng, W., Huang, B., Gao, H., Liu, J., Ren, L., Wei, Q., Yu, P., Xu, Y., Qi, F., Qu, Y., Li, F., Lv, Q., Wang, W., Xue, J., Gong, S., Liu, M., Wang, G., Wang, S. and Song, Z. (2020). The pathogenicity of SARS-CoV-2 in hACE2 transgenic mice. Nature.

Budiharto (2013) Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc.

Budiman, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Centers for Disease Control and Prevention. National Diabetes Statistics Report, 2020.

Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention, US Department of Health and Human Services, 2020.

Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Public Health Image Library. Diakses melalui : https://phil.cdc.gov/Details.aspx?pid=23313

Chen, N., Zhou, M., Dong, X., Qu, J., Gong, F., Han, Y., Qiu, Y., Wang, J., Liu, Y., Wei, Y., Xia, J., Yu, T., Zhang, X. and Zhang, L. (2020). Epidemiological and clinical

characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet, [online] 395(10223). Available at:

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)30211-7/fulltext.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2021. Update Covid-19 Provinsi Riau. Riau : Dinkes Riau.

Diakses pada tanggal 29 Mei 2021 dan 9 November 2021 dari : https://corona.riau.go.id/

Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ferguson, N., Laydon, D., Nedjati Gilani, G., Imai, N., Ainslie, K., Baguelin, M., Bhatia, S.,

Ferguson, N., Laydon, D., Nedjati Gilani, G., Imai, N., Ainslie, K., Baguelin, M., Bhatia, S.,

Dokumen terkait