• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Hipotesis

1. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Return On Assets (ROA) Terhadap Opini Audit Going Concern

Kinerja keuangan perusahaan sangat penting bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, pemerintah maupun pihak manajemen itu sendiri. Kinerja keuangan adalah kunci utama untuk melihat apakah perusahaan akan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) atau sebaliknya. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba (profit).

Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Agency Theory, dimana teori tersebut berkaitan dengan going concern yang dilakukan oleh manajer (agen) dalam menjalankan kewajibannya terhadap kegiatan operasional perusahaan. Manajemen memiliki informasi lebih mengenai kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham/pemilik (principal). Hal tersebut cenderung membuat pihak manajemen sulit untuk memberikan informasi ketika mengetahui bahwa laporan keuangan yang disajikannya akan mengakibatkan penerimaan opini going concern setelah dilakukan audit. Jika auditor menertibkan opini Going Concern, maka dapat mengindikasikan bahwa kinerja pihak manajemen sedang memburuk.

Dari hasil penelitian oleh (Maretta, 2020), menyatakan bahwa kondisi keuangan yang menurun akan meningkatkan resiko perusahaan menerima opini audit going concern. Kemudian hasil penelitian oleh (Wineh, 2020), menyatakan bahwa kinerja keuangan yang diukur menggunakan profitabilitas diproyeksikan dengan Return On Assets

(ROA), membuktikan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin efektif pengelolaan aset perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas suatu perusahaan membuktikan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. Sehingga auditor tidak memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang memiliki laba tinggi.

H1 : Kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

2. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Current Ratio (CR) Terhadap Opini Audit Going Concern

Rasio lancar atau current ratio adalah suatu ceminan bahwa perusahaan berada pada posisi yang likuid dan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam membayar maupun melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan teori agensi, pemilik/pemegang saham dalam menilai kinerja dari agen/manager yakni dengan melalui pihak yang independen yaitu auditor, guna untuk mengetahui keadaan perusahaan. Auditor akan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan, terutama pada kegiatan pembayaran hutang.

Apabila perusahaan gagal dalam membayar maupun melunasi kewajiban jangka pendeknya, maka kerberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang perlu diragukan. Oleh sebab itu, kemungkinan diberikannya opini audit going concern oleh auditor akan semakin besar serta investasi dari pihak luarpun akan menurun. Bukti empiris dari hasil penelitian Yesi

Kusumaningrum dan Zulaikha (2019), menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diukur melalui Current Ratio berpengaruh terhadap opini audit going concern.

H2 : Kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

3. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Debt To Total Assets (DR) Terhadap Opini Audit Going Concern

Debt ratio mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari hutang perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aset. Apabila rasio ini semakin tinggi sementara proporsi total aset perusahaan tidak berubah, maka utang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Semakin rendah rasio ini semakin baik, karena kreditor akan aman saat terjadi likuidasi. Sedangkan semakin tinggi rasio ini, maka semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

H3 : Kinerja keuangan yang diukur dengan Debt To Total Assets (DR) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern Secara umum ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan adalah

skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi perusahaan besar atau kecil yang dapat dinyatakan dengan total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Nilai aset menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Perusahaan yang memiliki aset dalam skala besar, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan bangkrut dan dianggap mampu menjaga kelangsungan usahanya.

Perusahaan besar menawarkan biaya audit yang lebih tinggi dari pada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Sehubungan dengan biaya audit yang signifikan, auditor mungkin ragu untuk mengeluarkan opini audit kelangsungan usaha kepada perusahaan besar. Bukti empiris dari hasil penelitian oleh (Kusumaningrum, 2019), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit going concern.

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

45 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, ilmiah dan data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai kemudian di analisis dengan analisis statistik (Teguh, 2019).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksplanatori.

Metode eksplanatori bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh antara variabel X dan Y.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data tersebut dapat diperoleh dari Galeri Investasi Muhammadiyah Makassar atau dengan mengunduh laporan keuangan tahunan audited pada website resmi BEI (www.idx.co.id). Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 2 bulan yakni bulan Agustus - bulan September 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas/independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya dependent variabel (Sugiyono, 2003).

Sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang

mempengaruhi. Adapun Variabel independen yang dimaksud dalam penelitian ini:

a. Kinerja Keuangan

1) Return On Total Assets (ROA)

ROA merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin besar ROA, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba begitu pula sebaliknya. Return on Total Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΄π‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘Žπ‘₯ (𝐸𝐴𝑇) π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 Keterangan:

Earning After Tax (EAT) = Laba setelah pajak/laba bersih Total Assets = Total Aset

2) Current Ratio (CR)

Current Ratio atau rasio lancar adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐢𝑅 = πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘  Keterangan:

Current Assets = Aset Lancar

Current Liabilities = Hutang Lancar/Liabilitas Jangka Pendek 3) Debt to Total Asset (DR)

Debt To Total Asset atau Debt Ratio merupakan rasio total hutang dibandingkan dengan total aktiva atau sering disebut rasio hutang. Rasio ini dapat mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang di biayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Debt Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑅 =π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 Keterangan:

Total Liabilitas = Total Hutang Total Assets = Total Aset b. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan logaritma natural dari total aset.

Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset) 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat/dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini sering disebut variabel respon (Sugiyono, 2003). Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu opini audit going concern.

Opini audit going concern merupakan opini yang terletak pada paragraf

penjelas apabila auditor menyatakan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan. Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan yang signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya dimasa mendatang. Opini audit going concern, yaitu salah satu konsep yang paling penting yang menjadi dasar pelaporan keuangan.

Pengukuran opini audit going concern yang tepat digunakan adalah dengan menggunakan variabel dummy dimana kode 1 untuk auditee yang menerima opini audit going concern. Sedangkan kode 0 untuk auditee yang menerima opini audit non going concern.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Populasi yang dimaksud dan akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah 193 perusahaan manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008). Subjek penelitian merupakan sebagian populasi yang pengambilan sampel penelitiannya menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (Sugiyono, 2003). Sampel dalam penelitian ini untuk mewakili populasi secara keseluruhan berjumlah 79 perusahaan sampel yang dijadikan responden dalam penelitian. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian tahun 2018-2020.

b. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah (Rp).

c. Perusahaan yang memiliki tahun tutup buku 31 Desember.

d. Perusahaan manufaktur yang tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode penelitian 2018-2020.

e. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan auditan selama periode penelitian tahun 2018-2020 dan terdapat laporan auditor independen atas laporan keuangan perusahaannya.

Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan 1

No. Kriteria Tahun

2018-2020 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2018-2020. 193

2. Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah (Rp).

(35) 3. Perusahaan yang tidak memiliki tahun tutup buku 31

Desember. (4)

4. Perusahaan manufaktur yang keluar (delisting) dari

BEI selama periode penelitian 2018-2020. (4) 5. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan

laporan keuangan yang telah diaudit selama periode penelitian pada tahun 2018-2020. 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 6 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk 7 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 8 DLTA Delta Djakarta Tbk

9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10 IIKP Inti Agri Resources Tbk

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

18 GGRM Gudang Garam Tbk

19 HMSP H.M. Sampoerna Tbk

20 RMBA Bentoel Internasional Investama+D24 Tbk 45 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 46 LION Lion Metal Works Tbk

61 SPMA Suparma Tbk

62 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk 63 AUTO Astra Otoparts Tbk

64 GJTL Gajah Tunggal Tbk

65 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 66 INDS Indospring Tbk

67 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 68 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 69 SMSM Selamat Sempurna Tbk

70 HDTX Panasia Indo Resources Tbk 71 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 72 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk 73 ZONE Mega Perintis Tbk

74 JECC Jembo Cable Company Tbk 75 KBLI KMI Wire & Cable Tbk 76 KBLM Kabelindo Murni Tbk 77 VOKS Voksel Electric Tbk

78 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 79 BATA Sepatu Bata Tbk

Sumber : Data sekunder diolah (2021)

Berdasarkan kriteria sampel yang ditentukan di atas, maka didapatkan sampel sebanyak 79 perusahaan yang diperoleh dari hasil pengamatan.

Jumlah periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 tahun, sehingga jumlah data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 237 data penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi. Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dimana penulis mendapatkan data berupa dokumen tentang sejarah perusahaan, peraturan-peraturan dan sebagainya.

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini hanya menggunakan sumber data sekunder yaitu data atau informasi yang telah diolah. Data sekunder yang

digunakan ialah laporan keuangan tahunan audited perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun pembukuan 2018-2020.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan yang dipublikasikan melalui www.idx.co.id.

F. Teknik Analisis

Analisis data adalah aktivitas yang dapat diartikan sebagai aktivitas mengubah data penelitian menjadi aktivitas baru yang dapat dipahami dengan mudah agar menghasilkan suatu kesimpulan. Metode yang digunakan yaitu metode uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah opini audit going concern.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deksriptif suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas ialah pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui atau menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut sudah berdistribusi normal atau tidak normal (Ghozali, 2011).

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5% maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tetapi sebaliknya jika nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas berati antara variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya dalam model regresi memiliki hubungan yang kuat. Pengujian gejala multikolineritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen berhubungan

secara linear. Untuk menguji ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat tolerance > 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Dimana satu variabel sebagai variabel dependen (terikat) dan yang lain sebagai variabel independen (bebas).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Berikut persamaan analisis regresi berganda penelitian ini sebagai berikut :

Y = Ξ²0 + Ξ²1ROA + Ξ²1CR + Ξ²1DR + Ξ²2UP + Ι› Keterangan :

Y = Opini Going Concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini Non Going Concern)

Ξ²0 = Konstanta

Ξ²1. Ξ²2 = Koefisien Regresi Berganda

ROA = Variabel Kinerja Keuangan yang diukur dengan ROA CR = Variabel Kinerja Keuangan yang diukur dengan CR DR = Variabel Kinerja Keuangan yang diukur dengan DR UP = Variabel Ukuran Perusahaan (UP)

Ι› = error

4. Uji Hipotesis

a. Uji Parameter Individual (Uji t)

Uji t atau sering disebut dengan uji parsial merupakan uji yang dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terkaitnya. Uji t digunakan untuk menghitung masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial. Pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan cara sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikan < 0,05 atau t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

2) Jika nilai signifikan > 0,05 atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap Variabel Y.

Taraf signifikansinya > 0,05 Ha ditolak dan jika taraf signifikansinya < 0,05 Ha diterima.

b. Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (R2) merupakan pengujian untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilainya berkisar antara 0-1, biasanya pada time series mempunyai nilai koefisien determinasi yang cukup tinggi.

Adapun kelemahannya adalah adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, banyak peneliti yang mengajukan untuk menggunakan nilai adjusted . Bila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan jika R2 mendekati 1

berarti variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen.

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Secara historis, pasar modal atau bursa efek telah ada jauh sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Pasar modal telah hadir sejak jaman kolonial Belanda, lebih tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah kolonial atau kelancaran roda ekonomi pemerintah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Meskipun sejak tahun 1912 pasar modal di Indonesia telah beroperasi, tetapi perkembangan dan pertumbuhannya tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode operasional pasar modal atau bursa efek di Indonesia sempat berhenti. Banyak faktor yang menyebabkan dihentikannya bursa pada saat itu, seperti perang dunia ke I dan II dan berbagai situasi yang menyebabkan operasional pasar modal atau bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya kala itu.

Berkat inisiatif pemerintah Republik Indonesia bursa saham kemudian diaktifkan kembali pada tahun 1977. Dan seiring dengan dukungan berbagai regulasi yang diciptakan oleh pemerintah, termasuk insentif untuk kemajuan Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhirnya pasar modal semakin tumbuh dan berkembang sampai sekarang.

2. Visi, Misi dan Core Values Bursa Efek Indonesia (BEI) a. Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

b. Misi

Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatif.

c. Core Values

1) Teamwork, senantiasa bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.

2) Integrity, konsistensi antara pikiran, ucapan dan tindakan dengan selalu menjunjung tinggi kejujuran, transparansi dan independensi sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan norma yang berlaku.

3) Professionalism, menunjukkan sikap, appearance dan kompetensi dengan penuh tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik.

4) Service Excellence, senantiasa memberikan layanan terbaik bagi stakeholders.

3. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Struktur organisasi merupakan elemen penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi setiap sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh

aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi pada Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI 1

Sumber : www.idx.co.id

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. Deskriptif data dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang distribusi dan perilaku data sampel yang digunakan tersebut. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata yang

diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata nilai sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai tertinggi dan terendah data sampel. Deskriptif data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 25.

Hasil deskriptif data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Uji Analisis Deskriptif 1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Return On Assets 237 -1.050 .921 .04336 .147870

Current Ratio 237 .085 98.634 2.95635 6.638935

Debt To Total Asset 237 .033 3.935 .51479 .488151

Ukuran Perusahaan 237 25.310 32.271 28.37093 1.562557

Opini Audit Going Concern

237 0 1 .16 .368

Valid N (listwise) 237

Sumber : Output IBM SPSS Statistics 25 yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa data berjumlah 237 dari 79 sampel perusahaan manufaktur periode 2018-2020 dan beberapa variabel diantaranya return on assets (ROA), current ratio (CR), debt to total assets (DR), ukuran perusahaan (UP), dan opini audit going concern (OAGC) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Return on assets (ROA), berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai maksimum ROA adalah 0,921 yang terjadi pada perusahaan MERK tahun 2018 dan nilai minimum sebesar -1.050 yang terjadi pada perusahaan TIRT tahun 2018. Nilai mean atau rata-rata sebesar 0,04336 dengan standar deviasi sebesar 0,147870.

Standar deviasi atau simpang baku lebih besar dari mean, maka data

sampel penelitian dapat dikatakan semakin menyebar (bervariasi) dari rata-ratanya.

b. Current ratio (CR), berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai maksimum CR adalah 98.634 yang terjadi pada perusahaan IIKP tahun 2020 dan nilai minimum sebesar 0,085 yang terjadi pada perusahaan HDTX tahun 2020. Nilai mean atau rata-rata sebesar 2,95635 dengan standar deviasi sebesar 6,638935. Standar deviasi atau simpang baku lebih besar dari mean, maka data sampel penelitian dapat dikatakan semakin menyebar (bervariasi) dari rata-ratanya.

c. Debt to total assets (DR), berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai maksimum DR adalah 3,935 yang terjadi pada perusahaan JKSW tahun 2020 dan nilai minimum sebesar 0,033 yang terjadi pada perusahaan RMBA tahun 2018. Nilai mean atau

c. Debt to total assets (DR), berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai maksimum DR adalah 3,935 yang terjadi pada perusahaan JKSW tahun 2020 dan nilai minimum sebesar 0,033 yang terjadi pada perusahaan RMBA tahun 2018. Nilai mean atau

Dokumen terkait