• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2020). SKRIPSI. EKIRAYANTI NIM: 105731127417. SAMPUL PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021.

(2) KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA. JUDUL PENELITIAN: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2020). SKRIPISI. Disusun Dan Diajukan Oleh: EKIRAYANTI NIM: 105731127417. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021 M/1443 H. ii.

(3) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. MOTTO Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahaan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (Q.S. Al-Insyirah: 6-8). HAL AM AN PERSEMB AH AN. PERSEMBAHAN “Puji syukur kepada ALLAH SWT atas Ridho-Nya serta karunia sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik. Alhamdulillah Rabbil’alamin”. Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orangtua tercinta Orang-orang yang saya sayang dan almamaterku. PESAN DAN KESAN Tidak ada sebuah keberhasilan yang mudah, tetapi tidak pula ada sebuah kerja keras yang sia-sia. Hasil selalu bergantung pada usaha. Yakinlah pada diri sendiri. Let’s prove it one more time in the real world after this!. iii.

(4) HAL AM AN PERSETUJU AN. iv.

(5) HAL AM AN PENGESAH AN. v.

(6) SUR AT PERN YAT AAN K EABSAH AN. vi.

(7) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020)". Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak M.Ilyas dan ibu Rosnah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudarasaudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:. vii.

(8) 1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Bapak Dr. H. Andi Jam'an, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Ibu Mira SE.,M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik. 5. Ibu Nurul Fuada, S.ST., M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi. 6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah. 7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2017, khususnya kepada kelas Akuntansi F 2017 maupun kelas Konsentrasi Akuntansi Keuangan dan Auditing IV (KU4) yang selalu belajar bersama dan tidak sedikit bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis. 9. Terima kasih teruntuk sahabat saya Annisa Hasan, Muftia Fajriani, Rahmat Aditya, dan Grup JKB Squad (Sri Ramadhani, Wahyuni, Ayu Rifatul Hidayat, Aswar Alam, Rika Rahim, Aisyah Burhanuddin, Fadillah Ulfa) yang selalu memberikan semangat, kesabaran dan dukungan kepada penulis.. viii.

(9) 10. Terima kasih teruntuk Saudari Andi Tenrioji Yandang yang selalu ada membantu, memotivasi, dan mendukung penulis dalam aktivitas studi penulis. 11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah mendoakan, memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini. Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempuranan Skripsi ini. Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. utamanya. kepada. Almamater. tercinta. Kampus. Biru. Universitas. Muhammadiyah Makassar. Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.. Makassar, 25 Rabiul Awal 1443 H 01 November 2021 M. Ekirayanti. ix.

(10) ABSTRAK. EKIRAYANTI, 2021. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Bapak H. Mahmud Nuhung, dan Pembimbing II Ibu Nurul Fuada. Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan (return on assets, current ratio dan debt to total assets) dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020. Sampel ini diambil dari perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melalui website resmi BEI (www.idx.co.id), sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 79 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: analisis regresi linear berganda, uji parameter individual (uji t) dan uji koefisien determinasi (uji R square). Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Sciense (SPSS) Versi 25 mengenai pengaruh kinerja keuangan (return on assets, current ratio dan debt to total assets) dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020, menunjukkan bahwa: 1) kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. 2) kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap opini audit going concern. 3) kinerja keuangan yang diukur dengan Debt To Total Assets (DR) berpengaruh terhadap opini audit going concern. 4) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Maka penulis menarik kesimpulan penting yaitu nilai ROA yang rendah tidak dapat membuat perusahaan akan menerima opini going concern dari auditor, karena auditor tidak hanya mempertimbangkan nilai ROA, tetapi juga melihat faktor lain seperti potensi kebangkrutan dan kegiatan pembayaran hutang. Begitupun klasifikasi besar, menengah dan kecil sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan akan tetap beroperasi dan bertahan hidup, apabila memiliki manajemen dan kinerja yang bagus. Oleh karena itu, semakin kecil potensi perusahaan akan mendapatkan opini audit going concern dari auditor.. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Return On Assets, Current Ratio, Debt To Total Assets, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Going Concern. x.

(11) ABSTRACT. EKIRAYANTI, 2021. The Impact of Financial Performance and Company Size on Going Concern Audit Opinions (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020). Thesis. Department of Accounting, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Guided by Advisor I Mr. H. Mahmud Nuhung and Advisor II Mrs. Nurul Fuada. Purpose of this study is a type of quantitative research with the aim to testing the effect of financial performance (return on assets, current ratio and debt to total assets) and company size on going concern audit opinions on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the periode 2018-2020. This sample was taken from manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) through the IDX's official website (www.idx.co.id), the research sample was selected using a purposive sampling method as many as 79 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 20182020. The type of data used in this study is quantitativer data obtained from audited financial report of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. Data collection was carried out by documentation. In this study, the data sources used in data collection is secondary data. The data analysis methods used in this study include : multiple linear regression analysis, individual parameter test (t test) and coefficient of determination test (R square test). The results of data research using statistical calculations through the application Statistical Package for the Social Science (SPSS) version 25 regarding the effect of financial performance (return on assets, current ratio and debt to total assets) and company size on going concern audit opinions on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. Show that: 1) financial performance as measured by Return On Assets (ROA) has no effect on going concern audit opinion. 2) financial performance as measured by the Current Ratio (CR) has an effect on the going concern audit opinion. 3) financial performance as measured by Debt To Total Assets (DR) has an effect on going concern audit opinion. 4) company size has no effect on going concern audit opinion. The authors draws an important conclusion, namely a low ROA value cannot make the company accept going concern opinions from the auditor, because the auditor does not only consider the value of ROA, but also look at other factors such as potential for bankruptcy and debt repayment activities. Likewise the classification of large, medium and small companies. A company will continue to operate and going concern, if it has good management and performance. Therefore, the smaller the potential for the company to get a going concern audit opinion from the auditor.. Keywords: Financial Performance, Return On Assets, Current Ratio, Debt To Total Assets, Company Size, Going Concern Audit Opinion. xi.

(12) DAFTAR ISI. SAMPUL .............................................................................................................. i HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN .............................................................. vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... x ABSTRACT ........................................................................................................ xi DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A.. Latar Belakang .......................................................................................... 1. B.. Rumusan Masalah .................................................................................... 7. C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A.. Tinjauan Teori ......................................................................................... 11. B.. Tinjauan Empiris ..................................................................................... 35. C. Kerangka Konsep.................................................................................... 40 D. Hipotesis ................................................................................................. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 45. xii.

(13) A.. Jenis Penelitian ....................................................................................... 45. B.. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 45. C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ....................................... 45 D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 48 E.. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 52. F.. Teknik Analisis ........................................................................................ 53. BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 58 A.. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 58. B.. Hasil Penelitian ....................................................................................... 60. C. Pembahasan ........................................................................................... 73 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 81 A.. Kesimpulan ............................................................................................. 81. B.. Saran ...................................................................................................... 82. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 86. xiii.

(14) DAFTAR TABEL. Nomor. Judul. Halaman. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 1 ....................................................................... 35 Tabel 3.1 Kriteria Perusahaan 1 ........................................................................ 50 Tabel 3.2 Perusahaan Sampel Penelitian 1 ....................................................... 50 Tabel 4.1 Uji Analisis Deskriptif 1...................................................................... 61 Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 1 ................................................ 63 Tabel 4.3 Uji Heterokedastisitas Gletser 1 ......................................................... 66 Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas 1 ......................................................................... 67 Tabel 4.5 Analisis Regresi Berganda 1 .............................................................. 68 Tabel 4.6 Uji Parameter Individual (Uji t) 1 ........................................................ 70 Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R Square) 1 .............................................. 72. xiv.

(15) DAFTAR GAMBAR. Nomor. Judul. Halaman. Gambar 1.1 Perusahaan Manufaktur Mendapatkan Opini Audit Going Concern .. 4 Gambar 1.2 Persentase Jumlah Perusahaan Perusahaan di BEI 2019 ............... 6 Gambar 2.1 Panduan Auditor dalam Pemberian Opini Audit Going Concern 1 .. 25 Gambar 2.3 Kerangka Konsep 1........................................................................ 40 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) 1 .......................... 60 Gambar 4.2 Uji Normal P-P Plot 1 ..................................................................... 64 Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas Scatterplot 1 ................................................ 65. xv.

(16) DAFTAR LAMPIRAN. Nomor. Judul. Halaman. Lampiran 1 Populasi Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2018-2020 1 ....... 87 Lampiran 2 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan (Return On Assets) 1............. 92 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan (Current Ratio)1 .................... 99 Lampiran 4 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan (Debt To Total Ratio) 1 ........ 106 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (UP)1 ............................... 113 Lampiran 6 Hasil Observasi Opini Audit Going Concern 1 ............................... 119 Lampiran 7 Hasil Perhitungan ROA, CR, DR, UP dan OAGC 1 ....................... 125 Lampiran 8 Hasil Output IBM SPSS Statistics 251........................................... 131 Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian1 ............................................................. 134 Lampiran 10 Hasil Turnitin 1 ............................................................................ 135. xvi.

(17) DAFTAR ISTILAH. Going Concern. :. Kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.. Stakeholders. :. Para. pemangku. keuangan. kepentingan. perusahaan. atas. (investor,. laporan kreditur,. supplier dan sebagainya). Auditor Independen. :. Seorang yang professional menyediakan jasa kepada perusahaan, terutama dalam bidang audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.. Audited Financial Report. :. Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor.. Return On Assets (ROA). :. Rasio. yang. bertujuan. untuk. mengukur. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Current Ratio (CR). :. Rasio. yang. kemampuan. bertujuan. untuk. mengukur. perusahaan. dalam. membayar. kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Debt to Total Assets (DR). :. Rasio yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau. seberapa. besar. hutang. perusahaan. berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Audit Findings. :. Bukti audit atau temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen.. Auditee. :. Perusahaan atau klien yang diaudit oleh auditor.. Fee Audit. :. Biaya. audit. yang. harus. dikeluarkan. perusahaan atau klien atas jasa auditor.. xvii. oleh.

(18) BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya dunia, persaingan antar perusahaan menjadi lebih ketat, dan permintaan pasar semakin sulit untuk dipenuhi. Sehingga hal tersebut memicu persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang mengalami peningkatan tentunya menyebabkan permintaan atas laporan keuangan perusahaan juga semakin meningkat. Laporan keuangan perusahaan disajikan bertujuan untuk memberikan informasi kepada stakeholders, terutama investor. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan dalam praktiknya tidak dibuat secara asal-asalan, tetapi laporan keuangan perusahaan harus dibuat sesuai dengan standar yang berlaku umum di Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar laporan keuangan yang dibuat mudah dibaca dan dipahami. Laporan keuangan perusahaan yang telah disajikan selanjutnya akan di audit atau dilakukan pemeriksaan oleh seorang ahli yang independen yakni auditor independen. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk membuat stakeholders percaya atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan. Berdasarkan teori agensi yaitu hubungan kontrak antara principal (stakeholders) dengan agen (manager), dimana principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas tugas tertentu kepada agen sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama. Agen sebagai pengelola operasional perusahaan tentu lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek. 1.

(19) 2. perusahaan dimasa yang akan datang (going concern), dibandingkan dengan principal. Oleh karena itu, agen memiliki kewajiban untuk memberikan informasi. mengenai. kinerja. perusahaan. yang. sebenarnya. melalui. pengungkapan informasi berupa laporan keuangan perusahaan. Sementara itu, principal hanya tertarik pada hasil investasinya (Maretta, 2020). Informasi atas laporan keuangan yang disajikan biasanya tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (information asymetric). Sehingga untuk meminimalisir adanya informasi yang tidak sesuai, maka diperlukan adanya pihak ketiga yang independen yaitu auditor. Auditor bertujuan untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan apakah telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Proses audit dilakukan berdasarkan Standar Profesional Audit dan dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen. Auditor yang independen dapat menjamin bahwa proses audit dilakukan secara objektif dengan memperhatikan fakta dan data yang ada. Auditor yang kompeten memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam kegiatan audit (Martani, 2018). Selain melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan, auditor juga berperan penting dalam menjembatani kepentingan internal perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan dengan kepentingan stakeholders sebagai pemakai laporan keuangan. Apabila laporan keuangan yang disajikan perusahaan mendapatkan opini wajar dari auditor, maka data-data atau informasi pengungkapan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan akan dipercaya oleh investor maupun para pemakai laporan keuangan lainnya, karena laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan telah dianggap.

(20) 3. benar-benar mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Tidak hanya itu, auditor juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi terkait dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan (going concern). Pemberian opini going concern terhadap laporan keuangan masih menjadi perdebatan. Opini going concern atau kontinuitas operasi yaitu suatu perusahaan akan terus melaksanakan operasinya dimasa yang akan datang. Kelangsungan usaha suatu perusahaan merupakan salah satu hal penting bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), terutama investor. Investor akan melakukan penanaman modal dalam rangka mendanai perusahaan dan kemudian berharap mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Harahap, 2007). Proses pemberian opini wajar tanpa pengecualian oleh auditor terdapat dua jenis yakni opini audit non going concern dan opini audit going concern. Jika pada pemeriksaan teridentifikasi bahwa kondisi perusahaan tidak ditemukan adanya ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup usahanya, maka auditor akan menerbitkan opini audit non going concern. Sebaliknya, jika auditor. menemukan. adanya. keraguan. atau. ketidakpastian. terhadap. kelangsungan hidup usahanya, maka akan mendapatkan opini audit going concern. Pemberian opini audit going concern oleh auditor biasanya sering terjadi pada perusahaan yang mengalami kinerja keuangan yang memburuk dalam beberapa periode tertentu. Kasus mengenai pemberian opini audit going concern oleh auditor pernah terjadi pada perusahaan PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK), merupakan emiten kemasan kertas dan karton yang dinyatakan pailit pada November.

(21) 4. 2017. Penghapuan pencatatan DAJK efektif sejak tanggal 18 Mei 2018. DAJK dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat setelah tuntutan dari PT. Bank Mandiri Tbk (BMRI), selaku kreditur dikabulkan. Pada tahun 2017, DAJK mengalami kerugian bersih (loss net) Rp. 59,62 M dan total aset mengalami penurunan pada akhir periode 2016-2017 yakni dari sebesar Rp. 1,5 M menjadi Rp. 1,3 M. Kondisi yang dialami oleh emiten berkode DAJK tersebut menandakan adanya keraguan signifikan atas kelangsungan usahanya ditandai dengan kesukaran keuangan yang membuat perusahaan tidak mampu untuk membayar liabilitasnya kepada kreditur, sehingga perusahaan dinyatakan pailit. Emiten lain yang menerima opini audit going concern selain PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK), hal serupa juga diterima oleh PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) dan PT. Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI). Perusahaan ARGO dan LMPI mendapatkan opini audit going concern pada periode 2017-2019 (Bosnia, 2018). Berikut. disajikan. grafik. perusahaan-perusahaan. manufaktur. yang. mendapatkan opini audit going concern di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2020. Gambar 1.1 Perusahaan Manufaktur Mendapatkan Opini Audit Going Concern Gambar 1.1 Perusahaan manufaktur 1 Grafik Perusahaan yang Menerima opini audit going concer 40 30 20 10 0 2018. 2019. (Sumber : Data peneliti diolah, 2021). 2020.

(22) 5. Berdasarkan gambar 1.1 grafik diatas, perusahaan manufaktur yang mendapatkan opini audit going concern pada tahun 2018 sebanyak 10 perusahaan. Kemudian mengalami peningkatan yang tinggi di tahun 2019 sebanyak 31 perusahaan. Sementara itu, pada tahun 2020 mengalami penurunan tetapi masih lebih tinggi dari tahun 2018, yakni sebanyak 25 perusahaan. Meskipun kondisi perekonomian saat ini masih kurang kondusif akibat wabah Covid-19 yang tentunya berpengaruh terhadap usaha dan bisnis perusahaan, khususnya sektor manufaktur. Tetapi itu tidak menutup kemungkinan bahwa akan meningkatnya perusahaan-perusahaan yang menerima opini audit going concern dari auditor independen. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena sebagian besar perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah perusahaan manufaktur. Penelitian ini mengenai opini audit going concern yang dapat diteliti dengan beberapa variabel. Variabel yang dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern yaitu kinerja keuangan dan ukuran perusahaan. Kinerja keuangan akan diukur dengan return on assets (ROA), current ratio (CR), dan debt to total ratio (DR). Sedangkan ukuran perusahaan dijadikan sebagai variabel juga untuk menguji apakah besar ataupun kecil sebuah perusahaan yang diaudit dapat mempengaruhi seorang auditor dalam memberikan opini audit going concern. Berikut ini gambar jumlah persentase perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan Data Service Division Indonesia Stock Exchange (IDX Fact Book 2019) atau dengan mengunduh pada website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id..

(23) 6. Gambar 1.2 Persentase Jumlah Perusahaan di Bursa Efek Indonesia 2019 Gambar 1.2 Persentase Jumlah Perusahaan 1 Jumlah Persentasi Perusahaan di BEI Pertanian Pertambangan. 25%. 3%7%. Manufaktur. 27% 14%. Properti, Real Estate dan Kontruksi Bangunan Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. 12% 12%. Keuangan Perdagangan, Jasa dan Investasi. (Sumber : Data peneliti diolah, 2021) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terlihat pada periode penelitian yang diambil. Periode pengamatan dari penelitian yakni pada tahun 2018-2020, dimana dengan mengambil periode 2020 diharapkan agar mendapatkan hasil yang lebih generalisasi dari penelitian sebelumnya. Sementara itu untuk variabel yang diteliti oleh penelitian terdahulu maupun yang digunakan oleh peneliti tidak jauh berbeda, namun dalam hal pengukuran masing-masing variabel terdapat perbedaan seperti sedikitnya pengukuran variabel kinerja keuangan yang menggunakan rasio debt to total assets. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel independen berupa kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen berupa opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini.

(24) 7. Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020)".. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti mengidentifikasikan rumusan masalah penelitian dengan indikator sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset (ROA) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020? 2. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio (CR) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020? 3. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan debt to total asset (DR) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi rumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:.

(25) 8. 1. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset (ROA) terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020. 2. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio (CR) terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020. 3. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan debt to total asset (DR) terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 20182020. 4. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020.. D. Manfaat Penelitian 1.. Manfaat Teoritis Adapun manfaat yang dapat diperoleh secara teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Diharapkan. dapat. menjadi. sarana. bagi. penulis. untuk. mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir ilmiah dengan melalui ilmu-ilmu akuntansi yang telah dipelajari dalam perkuliahan, kemudian menerapkannya dalam penulisan penelitian ini. Serta.

(26) 9. diharapkan penelitian ini memberi pengetahuan dan pengalaman baru bagi penulis mengenai keuangan dan audit. b. Bagi Universitas Diharapkan penelitian ini dapat menjadi penambah referensi dan. pedoman. Muhammadiyah. bagi. institusi. Makassar. di. serta. perpustakaan menambah. Universitas. informasi. dan. pengetahuan serta minat pembaca mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya mahasiswa program studi akuntansi. c. Bagi Peneliti Lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman, tambahan ilmu, referensi serta perbandingan bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang, khususnya mengenai pemberian opini audit berdasarkan kinerja keuangan dan ukuran perusahaan. 2.. Manfaat Praktis Adapun manfaat yang dapat diperoleh secara praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang dapat dipertimbangkan bagi perusahaan atau badan usaha dalam mempertahankan. kelangsungan. hidup. perusahaannya. (going. concern) melalui opini auditor berdasarkan pertimbangan kinerja keuangan dan ukuran perusahaan..

(27) 10. b. Bagi Investor Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi para investor sebagai bahan masukan, pertimbangan dan dalam menetapkan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan di masa yang akan datang..

(28) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teori 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam (Maretta, 2020), menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan hubungan kontrak yang terjadi diantara prinsipal dan agen dimana prinsipal dalam hal ini stakeholders (pemegang saham) yang memberikan pertanggungjawaban atas. decision. making. (pengambilan. keputusan). kepada. agen. (manajemen) sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu terjadinya informasi asimetris (Information Asymmetry) dan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest). Informasi asimetris terjadi ketika manajemen memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik. Dalam hal ini pihak yang independen adalah auditor eksternal. Auditor diminta untuk menilai laporan keuangan perusahaan, dimana seorang auditor mengharapkan pihak manajemen mampu bekerja sama dalam proses auditnya. Jika auditor menerbitkan opini Going Concern, maka dapat mengindikasikan bahwa kinerja pihak manajemen sedang memburuk. Dalam menghadapi masalah tersebut manajemen seringkali mencoba. menyembunyikan. informasi. kinerja. perusahaan. yang. sebenarnya, sehingga akan menyebabkan munculnya kemungkinan pihak agen untuk melakukan kecurangan atau manipulasi atas informasi laporan. 11.

(29) 12. keuangan yang akan disampaikan kepada prinsipal. Dengan demikian dapat dipahami bahwa terjadi konflik kepentingan antara pihak agen (Manajemen) dan pemilik perusahaan (Principal). Manajemen yang memiliki informasi lebih mengenai kegiatan operasional perusahaan, sulit memberikan informasi tersebut ketika mengetahui bahwa laporan keuangan yang disajikan akan memperoleh going concern setelah dilakukan audit. Sementara pemilik perusahaan yang mengutus auditor menginginkan audit diungkapkan secara penuh termasuk kemungkinan perusahaan dalam menerima opini going concern. 2. Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh. dan. mengevaluasi. bukti. secara. objektif. mengenai. pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002). Pengertian auditing, menurut Sukrisno Agoes adalah: "Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut" (Agoes, 2017). Menurut Hayes (2014: 4) Dalam buku Sukrisno Agoes (Agoes, 2017): Audit Definition "An audit is a systematic process to objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between these assertions and established criteria and communicating the result to interested users"..

(30) 13. "Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan". Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas: a. Pemeriksaan Umum (General Audit). Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu. b. Pemeriksaan Khusus (Special Audio). Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas: a. Management Audit (Operational Audit). Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan.

(31) 14. secara efektif, efisien dan ekonomis. Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan Misalnya fungsi. penjualan. dan. pemasaran,. fungsi. produksi,. fungsi. pergudangan dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia), fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit). Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain), Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian Internal Audit. c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen. Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang.

(32) 15. ditemukan, kelemahan pengendalian internal beserta saran-saran perbaikannya (recommendations). d. Computer Audit. Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System. Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (2011: 150.1-150.2) terdiri atas sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar (Agoes, 2017), yaitu: a. Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan. harus. direncanakan. sebaik-baiknya. dan. jika. digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi.

(33) 16. sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan. penerapan. standar. akuntansi. dalam. penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai Laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan. jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor (TAPI, 2011: 150.1 & 150.2)..

(34) 17. 3. Opini Audit Menurut Sukrisno Agoes, opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan lembaga/perusahaan tempat auditor melakukan audit. Hasil akhir dari proses auditing adalah pendapat auditor atas laporan keuangan perusahaan (Agoes, 2017). Opini Audit menurut Ardiyos, adalah seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya (Ardiyos, 2010). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa opini audit merupakan pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari suatu entitas yang telah diaudit sesuai dengan aturanaturan yang berlaku. Kewajaran tersebut menyangkut materialitas, posisi keuangan dan arus kas. Macam-macam opini audit ada 5 opini yang biasa dikeluarkan oleh auditor, antara lain (Mulyadi, 2002): a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Dalam pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal dan harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Pendapat ini diberikan jika terpenuhi kondisi berikut: 1) Semua laporan keuangan terdapat dalam laporan keuangan..

(35) 18. 2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor. 3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan. perikatan. sedemikian. rupa. sehingga. memungkinkannya untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan. 4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. 5) Tidak. ada. keadaan. yang. mengharuskan. auditor. untuk. menambahkan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit. b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit baku (unqualified opinion with explanatory language). Dalam keadaan tertentu auditor menambahkan suatu paragraf atau bahasa. penjelasan. dalam. laporan. audit,. meskipun. tidak. mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelasan ini dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menyebabkan dikeluarkannya opini ini adalah: 1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. 2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas. 3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh dewan standar akuntansi keuangan. 4) Penekanan atas suatu hal..

(36) 19. 5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain. c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion). Laporan keuangan yang disajikan perusahaan dalam keadaan wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang. berterima. umum,. kecuali. untuk. dampak. hal-hal. yang. dikecualikan: 1) Tidak adanya bukti yang kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak memberikan pendapat. 2) Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum dan berdampak material, sehingga auditor mengeluarkan opini tidak wajar. d. Pendapat tidak wajar ( Adverse opinion) Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. e. Opini tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion) Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat juga dapat diberikan oleh.

(37) 20. auditor jika ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien. Dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) SA seksi 110 dijelaskan tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum di Indonesia. 4. Going Concern Menurut (Harahap, 2007), going concern adalah continuity, yaitu: "Suatu postulat yang menganggap bahwa suatu perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang penyelesaian proyek, perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap tidak berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang akan datang, perusahaan dianggap akan hidup untuk jangka waktu yang tidak terbatas." Berdasarkan SPAP (2011) mengenai going concern : "Going concern merupakan opini yang diberikan pada entitas, yang berdasarkan hasil audit mengalami kesulitan keuangan, tapi dianggap masih dapat menjalankan usaha dalam jangka waktu satu tahun. Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan." Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa going concern merupakan kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya going concern, maka suatu entitas dapat mempertahankan kemampuan hidupnya. 5. Opini Audit Going Concern Standar Audit (SA) 570 tentang Kelangsungan (Agoes, 2017): “SA 570 ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha untuk masa depan yang dapat diprediksi, manajemen bertanggung jawab melakukan penilaian atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan.

(38) 21. penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya”. Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor harus menyimpulkan apakah menurut pertimbangan auditor, terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang baik secara individual maupun kolektif dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu. ketidakpastian. material. terjadi. ketika. signifikansi. dampak. potensialnya dan kemungkinan terjadinya adalah sedemikian rupa yang, menurut pertimbangan auditor, pengungkapan yang tepat atas sifat dan implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk: a. Dalam hal kerangka penyajian laporan angan wajar: penyajian yang wajar atas laporan keuangan atau b. Dalam hal kerangka kepatuhan, laporan keuangan tidak menyesatkan. Jika auditor menyimpulkan bahwa penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan : a. Menjelaskan secara memadai peristiwa atau kondisi utama yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan rencana manajemen untuk menghadapi peristiwa atau kondisi tersebut dan b. Mengungkapkan secara jelas bahwa terdapat ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan.

(39) 22. kelangsungan usahanya dan oleh karena itu, entitas tersebut kemungkinan tidak mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan bisnis normal. Jika pengungkapan yang memadai dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor untuk : a. Menekankan. keberadaan. suatu. ketidakpastian. material. yang. berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan b. Mengarahkan perhatian pada catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan hal-hal yang dirujuk. Jika pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan, maka auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar, sesuai dengan kondisinya, berdasarkan SA 705.6 Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor bahwa terdapat suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Jika laporan keuangan telah disusun berdasarkan suatu basis kelangsungan usaha tetapi menurut pertimbangan auditor, penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan keuangan oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar..

(40) 23. Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya bila diminta untuk melakukan hal itu oleh auditor, maka auditor harus mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor. Jika terjadi penundaan signifikan dalam persetujuan atas laporan keuangan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. setelah. tanggal. laporan. keuangan,. maka. auditor. harus. menanyakan alasan penundaan tersebut. Jika auditor meyakini bahwa penundaan tersebut mungkin terkait dengan peristiwa atau kondisi yang berkaitan dengan penilaian kelangsungan usaha, maka auditor harus melakukan prosedur audit tambahan seperti yang dijelaskan, serta mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kesimpulan auditor tentang keberadaan suatu ketidakpastian material. Berikut ini beberapa contoh yang dapat menyebabkan keraguan signifikan tentang asumsi kelangsungan usaha: a. Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih. b. Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya tanpa prospek yang realistis atas pembaruan atau pelunasan; atau pengandalan yang berlebihan pada pinjaman jangka pendek untuk mendanai aset jangka panjang. c. Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor. d. Arus kas operasi yang negatif yang diindikasikan oleh laporan keuangan historis atau prospektif. e. Rasio keuangan utama yang buruk. f.. Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai digunakan untuk menghasilkan arus kas..

(41) 24. g. Dividen yang sudah lama terutang atau yang tidak berkelanjutan. h. Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo. Dalam. lampiran. PSA. No.30. disajikan. panduan. untuk. mempertimbangkan pernyataan pendapat auditor dalam memberi pendapat dan tidak memberi pendapat atas kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dapat dilihat pada gambar berikut ini:.

(42) 25. Gambar 2.1 Panduan Auditor dalam Pemberian Opini Audit Going Concern Gambar Panduan Auditor dalam Pemberian 1. Apakah ada kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan hidup entitas?. Tidak. SA Seksi 508 [PSA No. 29]. Ya. Apakah auditor sangsi atas kelangsungan hidup entitas?. Ya. Apakah ada rencana manajemen?. Tidak. Ya. Apakah rencana manajemen dapat dilaksanakan?. Tidak. Tidak. Ya. Tidak Memberikan Pendapat. Tidak. Apakah cukup pengungkapan?. Ya. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Tidak Memberikan Pendapat. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Berkaitan dengan Kelangsungan Hidup Entitas atas Penekanan atas Suatu Hal (Emphasis of a Matter).. Pendapat Wajar dengan Pengecualian atau Pendapat Tidak Wajar.

(43) 26. 6. Faktor-Faktor Opini Audit Going Concern Menurut Marisi P. Purba (2006) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan (Purba, 2006), yaitu: a. Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan kunci utama dalam melihat. apakah. kelangsungan. perusahaan. hidupnya. atau. akan. mampu. tidak.. Kondisi. mempertahankan keuangan. akan. mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, dan bunga pinjaman kepada kreditur. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba. b. Moneter Kendala moneter juga mempengaruhi ekonomi mikro, apabila banyak entitas bisnis memiliki pinjaman dalam mata uang asing. Sehingga depresiasi Rupiah (Rp) terhadap mata uang asing secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan entitas dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Hal yang sama juga ditemukan perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor, dimana perusahaan tersebut tidak lagi dapat menjaga kelangsungan operasi dan keseimbangan usahanya dengan biaya produksi yang tinggi. c. Sosial Kerawanan sosial (social unrest) dapat muncul sebagai dampak sampingan. Risiko kerawanan sosial yang dapat timbul dan mempengaruhi entitas seperti tingkat kriminalitas tinggi dan penyakit sosial lainnya. Peristiwa Mei 1998 adalah contoh yang nyata, dimana.

(44) 27. iklim investasi di Indonesia secara drastis anjlok sebagai akibat aksi anarkis penjarahan yang mengakibatkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar. Demikian juga kondisi perburuhan suatu negara yang sering mogok dan demonstrasi akan menimbulkan ketidakpastian yang besar bagi perusahaan dalam berinvestasi. d. Politik Tidak bisa dipungkiri, sehat tidaknya iklim investasi pada suatu negara tergantung pada situasi politik negara tersebut. Hal ini berkaitan dengan realitas bahwa entitas berada di bawah kekuasaan rezim. pemerintah. Ketidakmampuan kestabilan. yang. berkuasa. pemerintah. politik. dan. sebagai. yang. pihak. berkuasa. menegakan. dalam. supremasi. regulator. menjaga. hukum. dapat. mengakibatkan kondisi ekonomi dan sosial yang memburuk yang pada akhirnya akan mempengaruhi dunia investasi dan Going Concern entitas-entitas bisnis. e. Pasar Kemampuan keberhasilan. perusahaan. dalam. menguasai. menciptakan. laba.. pasar. adalah. Kemampuan. kunci. tersebut. dipengaruhi berbagai kendala daya saing, regulasi, inovasi produk, jalur distribusi, teknologi dan lain-lain. Jika suatu entitas bisnis kehilangan pangsa pasar bagi produk-produknya, maka secara otomatis. akan. mempengaruhi. kelangsungan hidup.. kemampuan. dalam. menjaga.

(45) 28. f.. Teknologi Penguasaan mempengaruhi kelangsungan. teknologi. oleh. kemampuan hidupnya.. perusahaan perusahaan. Kemampuan. dapat. dipastikan. dalam. menjaga. perusahaan. dalam. memenangkan persaingan sangat dipengaruhi oleh penguasaan teknologi, tidak hanya perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan perbankan, namun juga perusahaan yang bergerak di sektor riil. 7. Kinerja Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Basuki, Agus Tri; Prawoto, 2016). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja. target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama. 8. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah.

(46) 29. memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya (Fahmi, 2012). b. Tujuan Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2009) dalam (Fahmi, 2012), tujuan kinerja keuangan adalah: 1) Untuk. mengetahui. keberhasilan. pengelolaan. keuangan. perusahaan. Dilihat dari aspek kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. 2) Untuk. mengetahui. kemampuan. perusahaan. dalam. mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut (Munawir, 2010), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan adalah: 1) Likuiditas,. yang. mampu. menunjukkan. kemampuan. suatu. perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. 2) Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Rentabilitas atau Profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu..

(47) 30. 4) Stabilitas Ekonomi, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan. kemampuan. perusahaan. untuk. membayarkan hutang-hutangnya serta membayar dividen secara teratur tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. d. Analisis Rasio Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk. mengukur. menggunakan. kinerja. rasio-rasio. keuangan. keuangan,. perusahaan. dapat. dilakukan. dengan dengan. beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan (Kasmir, 2011). Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan menurut ahli keuangan yaitu: Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1) Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) a) Rasio Lancar (Current Ratio) b) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) a) Total hutang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio hutang (Debt Ratio) b) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) c) Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage) d) Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage).

(48) 31. 3) Rasio Aktivity (Activity Ratio) a) Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over) b) Rata-rata. jangka. waktu. penagihan/perputaran. piutang. (Average Collection Period) c) Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) d) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) a) Margin laba penjualan (Net Profit Margin) b) Daya laba dasar (Basic Earning Power) c) Hasil pengembalian total aktiva (Return On Total Assets) d) Hasil pengembalian total ekuitas (Return On Total Equity) 5) Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) a) Pertumbuhan penjualan b) Pertumbuhan laba bersih c) Pertumbuhan pedapatan per saham d) Pertumbuhan dividen per saham 6) Rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. a) Rasio harga saham terhadap pendapatan b) Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku Namun, penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Return On Total Asset (ROA), rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan Current Ratio (CR), dan rasio solvabilitas.

(49) 32. yang diproyeksikan dengan Debt to Total Assets (Debt Ratio) dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. a. Return On Total Assets (ROA) ROA atau juga disebut sebagai Return On Investment (ROI) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Semakin kecil rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. b. Current Ratio (CR) Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. c. Debt to Total Assets (Debt Ratio) Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total aset. 9. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan merupakan besar ataupun kecil perusahaan yang diukur dengan cara dinyatakan dengan total aset. Semakin besar total aset atau total penjualan perusahaan,. maka semakin. besar. ukuran.

(50) 33. perusahaan, begitupun sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan diukur menggunakan logaritma natural dari total aset (Kusumaningrum, 2019). Nilai aset menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan skala besar serta pertumbuhan yang positif membuktikan bahwa semakin kecil kemungkinan perusahaan akan bangkrut, sehingga dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 ukuran perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No. 20 tahun 2008 BAB IV Pasal 6 yaitu: a. Usaha Mikro 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 Juta. b. Usaha Kecil 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 Juta sampai dengan paling banyak Rp 500 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 Juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 Milyar..

(51) 34. c. Usaha Menengah 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 Juta sampai dengan paling banyak Rp 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 Milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 Milyar. d. Usaha Besar 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 50 Milyar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran. perusahaan. adalah. suatu. gambaran. perusahaan. yang. dikategorikan sebagai perusahaan besar atau kecil yang dapat dilihat melalui total aset. Ukuran perusahaan besar atau kecil dapat menentukan kemungkinan perusahaan bangkrut atau mampu bertahan hidup..

(52) 35. B. Tinjauan Empiris Penelitian terdahulu dalam penelitian dapat membantu penulis untuk dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkuat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang memiliki kesamaan dalam penelitian: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 1 No 1.. Nama Peneliti Anis Lila Maretta, Rispantyo dan Djoko Kristianto (2020) (Maretta, 2020). Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi informasi, Vol. 16, Hal. 1-8. 2.. Sri Wineh (2020) (Wineh, 2020). Jurnal Manageme n, Vol. 15(1), Hal. 69-84.. Judul Metode Penelitian Penelitian Pengaruh Kuantitatif Kondisi Keuangan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Subsektor Industri Batu Bara di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 2018) Pengaruh Kuantitatif Kinerja Keuangan Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur. Hasil Penelitian Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap opini audit going concern. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan positif terhadap opini audit going concern.. Return On Asset berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern, namun untuk profitabilitas yang di proksikan oleh Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap pemberian audit going concern. Rasio Solvabilitas yang di proksikan oleh Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Kondisi keuangan berpengaruh terhadap.

(53) 36. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 Sampai Dengan 2018). 3.. Yesi Kusumanin grum dan Zulaikha (2019) (Kusumanin grum, 2019). Analisis Kuantitatif Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 8(4), Hal. 1-12. 4.. Julian Maradina (2019) (Maradina, 2019). Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulung, Vol. 7(1), Hal. 15-25.. Pengaruh Kuantitatif Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20152017). pemberian opini audit going concern. Variabel independen yaitu ROA, NPM, DER dan Kondisi Keuangan mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu opini audit going concern sebesar 20,4%. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh pada opini audit going concern, ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diukur melalui Current Ratio berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa rasio leverage yang diukur dengan Debt to asset ratio menunjukkan hasil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern. Berdasarkan hasil regresi, likuiditas tidak memiliki pengaruh kepada variabel opini audit going concern. Dengan demikian, dapat menolak hipotesis pertama (H1) ditolak. Berdasarkan hasil regresi, variabel profitabilitas tidak pengaruh kepada variabel opini audit going concern. Maka demikian, dapat ditolak sebagai hipotesis kedua (H2) ditolak. Berdasarkan hasil regresi, variabel solvabilitas berpengaruh negatif kepada variabel opini audit going concern. Maka, dapat disimpulkan sebagai.

(54) 37. 5.. Kumalawati Abadi, Din lMukhlis Purba dan Qonita Fauzia (2019) (Abadi et al., 2019). The Impact Of Kuantitatif Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Company Size And Audit Quality On Going Concern Audit Opinion. Jurnal Akuntansi Trisakti, Vol. 6(1), Hal. 69-82. 6.. Putu Aristya Adi Wasita (2019) (Wasita, 2019). 2019, 14(1), 22-30 7.. Ukuran Kuantitatif Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Vol. Hal.. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah dan Lawe Anasta (2018) (Nugroho et al., 2018). Faktor-Faktor Kuantitatif yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. hipotesis tiga (H3) diterima. Hasil penelitian ini variabel leverage dan kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern, sedangkan variabel lain seperti likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio dan ukuran perusahaan tidak signifikan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan arus kas memiliki hubungan dengan penerimaan opini audit going concern tetapi tidak dengan leverage. Analisis variabel moderasi dengan uji interaksi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan hanya mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dan likuiditas terhadap penerimaan opini audit Going Concern dan tidak mampu memoderasi leverage dan arus kas terhadap penerimaan opini audit Going Concern. Variabel financial berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain, H1 diterima. Variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil statistik pada pengujian regresi logistik.

(55) 38. Jurnal SIKAP, Vol. 2(2), Hal. 96-111. 8.. Widya Febryari Anita (2017) (Anita, 2017). Analisis Kuantitatif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jurnal Riset Indonesia Keuangan dan Akuntansi, Vol. 3(2), Hal. 87-108.. variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,917 yang berarti tidak berpengaruh (0,917>0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari Return On Assets (ROA) dalam memberikan opini audit going concern oleh auditor. Variabel leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Variabel Likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage dan audit lag berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan variabel lain, arus kas dari operasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Likuiditas, profitabilitas, ukuran, pertumbuhan perusahaan, kualitas audit, auditor client tenure, debt default tidak berpengaruh signifikan terhadap.

(56) 39. 9.. Riza Safitri (2017) (Safitri, 2017). JOM Fekon, Vol. 4(1), Hal. 13741388. 10.. Aris Saifudin dan Rina Trisnawati (2016) (Saifudin & Trisnawati, 2016). Pengaruh Kuantitatif Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Opinion Shopping, Kualitas Audit, Audit Client Tenure, Debt Default Dan Audit Lag Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014) Pengaruh Kuantitatif Ukuran Perusahaan, Profitabilitras, Likuiditas, Solvabilitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20112014). penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa opinion shopping berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Sedangkan kondisi keuangan, ukuran perusahaan, kualitas audit, audit client tenure, debt default dan audit lag tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, ukuran Perusahaan yang diukur dengan size berpengaruh tidak signifikan terhadap opini going concern sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Kedua, profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit going concern, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Ketiga, Likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) berpegaruh signifikan terhadap opini audit going concern, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Keempat, solvabilitas yang diukur.

(57) 40. dengan (DTA) berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern, sehingga hipotesis (H4) dalam penelitian ini diterima. Kelima, pertumbuhan perusahaan di proksikan sales growth ratio (SGR) berpegaruh tidak signifikan terhadap opini audit going concern, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak.. Syariah Paper Accounting FEB UMS, Hal. 589601. Sumber : Data sekunder diolah (2021). C. Kerangka Konsep Penelitian ini terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going concern, yaitu kinerja keuangan dan ukuran perusahaan. Dimana kedua variabel tersebut termasuk dalam variabel independen (X), sedangkan opini audit going concern merupakan variabel dependen (Y) yang dipengaruhi oleh kedua faktor/variabel tersebut. Berdasarkan uraian diatas dan permasalahan yang akan diteliti, maka kerangka konsep dalam penelitian ini akan digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Konsep 1. Kinerja Keuangan (ROA). H1. (X1). H2 Kinerja Keuangan (CR) (X2) Opini Audit Going H3 Kinerja Keuangan (DR) (X3) H4. Ukuran Perusahaan (X4). Concern (Y).

(58) 41. D. Hipotesis 1. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Return On Assets (ROA) Terhadap Opini Audit Going Concern Kinerja keuangan perusahaan sangat penting bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, pemerintah maupun pihak manajemen itu sendiri. Kinerja keuangan adalah kunci utama untuk melihat. apakah. perusahaan. akan. mampu. mempertahankan. kelangsungan hidupnya (going concern) atau sebaliknya. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba (profit). Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Agency Theory, dimana teori tersebut berkaitan dengan going concern yang dilakukan oleh manajer (agen) dalam menjalankan kewajibannya terhadap kegiatan operasional perusahaan. Manajemen memiliki informasi lebih mengenai kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham/pemilik (principal). Hal tersebut cenderung membuat pihak manajemen sulit untuk memberikan informasi ketika mengetahui bahwa laporan keuangan yang disajikannya akan mengakibatkan penerimaan opini going concern setelah dilakukan audit. Jika auditor menertibkan opini Going Concern, maka dapat mengindikasikan bahwa kinerja pihak manajemen sedang memburuk. Dari hasil penelitian oleh (Maretta, 2020), menyatakan bahwa kondisi keuangan yang menurun akan meningkatkan resiko perusahaan menerima opini audit going concern. Kemudian hasil penelitian oleh (Wineh, 2020), menyatakan bahwa kinerja keuangan yang diukur menggunakan profitabilitas diproyeksikan dengan Return On Assets.

(59) 42. (ROA), membuktikan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin efektif pengelolaan aset perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas suatu perusahaan membuktikan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. Sehingga auditor tidak memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang memiliki laba tinggi. H1 : Kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20182020. 2. Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Current Ratio (CR) Terhadap Opini Audit Going Concern Rasio lancar atau current ratio adalah suatu ceminan bahwa perusahaan berada pada posisi yang likuid dan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam membayar maupun melunasi kewajibankewajiban. jangka. pendeknya.. Berdasarkan. teori. agensi,. pemilik/pemegang saham dalam menilai kinerja dari agen/manager yakni dengan melalui pihak yang independen yaitu auditor, guna untuk mengetahui keadaan perusahaan. Auditor akan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan, terutama pada kegiatan pembayaran hutang. Apabila perusahaan gagal dalam membayar maupun melunasi kewajiban jangka pendeknya, maka kerberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang perlu diragukan. Oleh sebab itu, kemungkinan diberikannya opini audit going concern oleh auditor akan semakin besar serta investasi dari pihak luarpun akan menurun. Bukti empiris dari hasil penelitian Yesi.

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Audit Lag, Opini Audit Tahun sebelumnya, Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Oleh

Analisis Pengaruh Prediksi Kebangkrutan, Kinerja Keuangan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Reputasi KAP Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunkan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 22 mengenai

Hasil penelitian ini menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 21 mengenai analisis

Hasil penelitian ini menunjukan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 24

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi SPSS versi 21 mengenai pengungkapan sustainability report terhadap kinerja

Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical package for the Social Science(SPSS) versi 26 mengenai

Hasil penelitian menunjukkan data dengan mengunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Sciense (SPSS) versi 25 mengenai faktor-faktor