• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memahami mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. terdamping, Menurut Purwadarminta dalam (Purwasasmita, 2010).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. memahami mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. terdamping, Menurut Purwadarminta dalam (Purwasasmita, 2010)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pola Pendampingan a. Definisi

Selama melakukan proses pembelajaran, peserta didik mendapatkan arahan dari guru untuk menjadi lebih baik. Tanpa adanya arahan dari guru, peserta didik akan mengalami kesusahan atau kesulitan dalam mempelajari dan memahami mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Pendampingan merupakan suatu proses dalam mendampingi dan menemani, yang dilakukan dalam suasana yang bersahabat, saling membantu dalam suka dan duka demi terwujudnya tujuan yang diinginkan oleh pendamping dan terdamping, Menurut Purwadarminta dalam (Purwasasmita, 2010).

Menurut (Agung, 2015), menyebutkan bahwa pola pendampingan sebagai kegiatan untuk membantu individu atau kelompok yang berawal dari kemampuan dan kebutuhan yang dilakukan melalui pengembangan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh dan untuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam rangka tumbuhnya sebagai manusia yang utuh sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemapuan yang dimiliki. Berdasarkan penjelasan terkait pola pendampingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola pendampingan merupakan suatu bentuk atau model kegiatan belajar yang terbentuk dari kebutuhan yang sesuai dengan rencana yang sistematis dalam melakukan pendampingan, atau mengarahkan peserta didik sehingga

(2)

tercapainya tujuan yang di inginkan dengan adanya proses interaksi dan juga komunikasi.

b. Manfaat

Menurut Wiryasaputra dalam (Hatta, 2017), mengenai manfaat pendampingan menyebutkan ada 7 yaitu, Mengubah klien menuju pertumbuhan, membantu klien mencapai pemahaman diri secara penuh dan utuh, membantu klien untuk belajar berkomunikasi dengan lebih sehat, membantu klien untuk berlatih tigkah laku baru yang lebih sehat, membantu klien belajar mengungkapkan diri secara penuh dan utuh, membantu klien agar dapat bertahan, dan membantu klien untuk meghilangkan gejala-gejala yang dapat membuatnya menjadi disfungsional. Menurut (Helma, 2019) mengenai manfaat dalam melakukan pendampingan adalah meningkatnya kinerja dengan saling belajar, meningkatnya kinerja dengan pendampingan daripada hanya memberi pelatihan, mendapatkan solusi, terbentuknya pribadi yang reflektif.

Berdasarkan keterangan tersebut, dapat di simpulkan bahwa, pola pendampingan memiliki manfaat yang sangat besar bagi peserta didik. Hal itu dapat terlihat dari perkembangan peserta didik selama dalam masa pembelajaran. Melakukan pendampingan tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berkelanjutan, sehingga guru yang melakukan pendampingan kepada peserta didik dapat melihat potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat maju dan berkembang dan mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Pelaksanaan

Dalam melakukan pendampingan guru bisa langsung mendampingi beberapa peserta didik secara langsung atau satu persatu. hal tersebut melihat

(3)

dari bagaimana guru melakukan pendampingan atau dari pola pendampingan yang digunakan oleh guru, yang juga perlu disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunaan. Pelaksanaan dari pedampingan perlu dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari terdamping atau peserta didik. Dengan begitu pendamping atau guru dapat mengetahui hasil dari pendampingan pertama atau evaluasi.

Menurut Timothy Gallwey dalam (Helma 2019) menyebutkan 5 langkah yang baik untuk dilakukan oleh pendamping yaitu, 1. Memberi penghargaan, 2. Mengupayakan terdamping untuk melakukan refleksi kritis sendiri, 3. Mengupayakan terdamping untuk dapat merencanakan perbaikan sendiri, 4. Memberikan pendapat, masukan, dan mendiskusikan segala sesuatu yang dapat menunjang dalam meningkatkan potensi terdamping, 5. pendamping melakukan rencana tindak lanjut kepada terdamping. Menurut Sadono dalam (Doni Maris, 2016) menyebutkan mengenai metode dari pendampingan yang terdiri dari, 1. Konsultasi, 2. Pembelajaran, 3. Dan konseling. Berdasakan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendampingan dilakukan melalui bimbingan, arahan, dan konseling yang didalamnya perlu sikap yang lebih mengutamakan terdamping secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

2. Belajar a. Pengertian

Selama masa pendidikan, peserta didik sekolah dasar memiliki kewajiban yang sangat jelas, yaitu belajar. Peserta didik sekolah dasar

(4)

melaksanakan kegiatan belajar wajib selama 6 tahun. Selama 6 tahun tersebut pesertaa didik, dididik, dibina, dan di bimbing menjadi lebih baik dalam beberapa aspek dengan bantuan seorang guru. Dengan begitu peserta didik menjadi generasi muda yang memiliki potensi besar kedepannya. Salah satu kewajiban peserta didik sekolah dasar adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses dimana terjadinya perubahan dari perilaku individu yang dikarenakan oleh pengalaman yang dimilikinya, menurut Gagne dan Berliner dalam (Abtokhi 2009). Menurut Crow dan Crow dalam (Abtokhi 2009) mengutarakan mengenai belajar merupakan kebiasaan-kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan sikap baru yang didapatkan.

Berdasarkan Gagne & Berline dan Crow & Crow dalam mengartikan belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan dimana individu tersebut mengalami perubahan perilaku dari diperolehnya ilmu pengetahuan, dan juga pengalaman yang telah dilalui. Melalui pengalaman, peserta didik belajar secara langsung terkait apa yang sedang dialami oleh peserta didik. Ilmu pengetahuan juga memengaruhi dalam berubahnya sikap dari peserta didik, karena yang sebelumnya tidak mengetahui jadi mengetahui.

b. Jenis – Jenis Belajar

Menurut Gagne dalam (Winataputra et al. 2014) menyebutkan beberapa macam jenis belajar, yaitu:

1) Belajar dengan Isyarat

Belajar menggunakan isyarat atau signal learning merupakan belajar dengan menggunakan kode tubuh atau tanda tubuh. Sebagai contoh seperti, ketika ada teman yang memberi isyarat dengan seluruh lengan dengan telapak

(5)

tangan menghadap kedepan maka hal tersebut diartikan untuk berhenti. Kegiatan belajar ini digunakan ketika mempelajari mengenai tanda pada kelas bawah, dan dan peserta didik berkebutuhan khusus.

2) Belajar dengan Stimulus – Respon

Belajar menggunakan stimulus – respon merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar kedalam individu. Sebagai contoh, ketika ada perintah untuk membuka buku paket pada halaman 30 maka peserta didik membuka buku paket pada halaman 3 , atau ketika bel masuk berbunyi maka murid – murid masuk kedalam kelas untuk memulai pembelajaran. Sering digunakan guru saat mengajar dalam kelas, pada tanya jawab atau praktik dengan intruksi dari guru.

3) Belajar dengan Rangkaian

Belajar dengan rangkaian dilakukan dengan gabungan dari rangsangan dan respon yang telah dipelajari. Belajar dengan rangkaian biasa dilakukan saat mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan gerak motorik. Sebagai contoh, ketika peserta didik mengikuti kegiatan ektrakurikuler tari dan sedang menghafalkan gerakan yang tengah dicontohkan oleh pelatih.

4) Belajar dengan Asosiasi Verbal

Belajar dengan asosiasi verbal bisa dilakukan ketika peserta didik tersebut sudah mengetahui dan memahami makna atau arti dari suatu kata atau kalimat yang bersifat verbal. Sebagai contoh, serangga itu seperti lampu berwarna yang dapat mengeluarkan cahaya.

(6)

5) Belajar dengan Membedakan

Belajar dengan membedakan, dapat dilakukan ketika peserta didik tersebut dipertemukan dengan benda, atau berbagai hal yang nantinya akan dibedakan oleh peserta didik tersebut berdasarkan apa yang telah di alami atau pengetahuan. Sebagai contoh, peserta didik yang membedakan arti atau makna dari suatu kalimat A dengan kalimat B pada buku paket yag akan dikerjakan. 6) Belajar dengan Konsep

Belajar konsep merupakan kegiatan belajar dimana individu tersebut mencoba untuk mempelajari sesuatu yang bersifat general atau umum yang kemudian dimaknai atau diartikan ke bentuk yang lebih mudah dipahami dan mendalam. Contoh, ketika peserta didik mempelajari mengenai makna dari manusia sebagai makhluk sosial.

7) Belajar Hukum atau Peraturan

Belajar hukum atau peraturan biasanya dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi dari kejadian yang sebelumnya telah terjadi atau hal hal yang sudah pernah terjadi, dari data dan informasi tersebut, barulah dapat mengambil kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk membuat peraturan. Contoh, es batu akan mencair apabila dipanaskan.

8) Belajar Pemecahan Masalah

Belajar dengan cara pemecahan masalah atau bisa disebut sebagai problem solving learning merupakan kegiatan belajar dimana peserta didik dihadapkan pada suatu permasalahan dan membuat peserta didik tersebut harus mencari jalan keluar atau solusi dari permasalahan tersebut yang nantinya dijawab

(7)

berdasarkan sudut pandang peserta didik masing masing. Contoh, mengapa jalur rel kereta api terdapat jarak atau celah.

3. Peserta didik

Dalam abad 21 ini, pendidikan sangatlah diperlukan. Tidak hanya demi kemajuan bangsa, tapi demi kemajuan diri sendiri juga sangat diperlukan. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi manusia dalam menjalani kehidupan di abad 21 ini untuk dapat bertaha hidup. Untuk mendapat pekerjaan diperlukan ilmu yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan, dari pekerjaan tersebut didapatlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidup dari kebutuhan primer hingga sekunder. Dalam mendapatkan ilmu terdapat berbagai macam cara, bisa secara formal ataupun informal. Secara formal maka diperlukan untuk menempuh masa pendidikan selama 12 tahun, yang terbagi 3 tahapan, bermula dari sekolah dasar. Dalam masa pendidikan, generasi muda dididik, dibina, dan dibimbing untuk menjadi lebih baik. Peserta didik dalam pendidikan formal memiliki kewajiban untuk belajar sehingga menjadi lebih baik dan lebih baik.

Peserta didik pada jenjang sekolah dasar di kelas 5 lebih tertarik terhadap sesuatu yang menyenangkan, menonjol, dan suka dalam berimajinasi. Pada peserta didik kelas 5 Perlunya arahan yang jelas dan mudah untuk dimengerti dari guru. Dengan adanya pendampingan dari guru, peserta didik dapat berkembang menjadi lebih baik. Tentunya diperlukan pendampingan secara berkelanjutan selama dalam masa pendidikan.

a. Perkembangan peserta didik

Selama masa pendidikan, peserta didik belajar dan mengasah dari potensi yang dimilikinya. Meskipun masih awal dalam mengembangkan bakat, namun

(8)

peserta didik dapat mengetahui apa bakat yang dimiliki dengan bantuan orang tua, guru, dan juga orang terdekatnya. Tidak hanya mengenal, melainkan juga dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, tentunya dengan bantuan dan arahan dari orang lain seperti orang tua, dan guru. Perkembangan dari peserta didik sangatlah penting untuk kedepannya, karena hal itu berpengaruh terhadap prestasi yang akan dicapai oleh peserta didik. Salah satu cara untuk membantu peserta didik untuk menjadi lebih baik yaitu melalui arahan atau bimbingan dari guru di sekolah.

4. Pandemi a. Definisi

Semua manusia pasti pernah mengalami sakit. Dalam beberapa hal manusia tidak bisa menunda sakit, karena penyakit bisa datang kapan saja tanpa ada batasan waktu. Dari usia muda hingga usia tua pernah mengalami sakit. Dalam hal ini ada beberapa penyakit yang dapat menyebar luas hingga ke tingkat benua dan bahkan bisa mencapai seluruh dunia. Hal itu melihat dari penyebaran dari penyakit itu sendiri, apakah dapat menyebar melalui udara atau melalui benda mati atau terbawa oleh tubuh manusia di seluruh dunia. Penyebaran penyakit ini tidak ada yang mengetahui, kecuali sudah ada yang mengalami gejala, dan melakukan pemeriksaan ke pihak yang berwenang yaitu dokter. Melalui pemeriksaan tersebut, masih harus melalui analisa untuk diketahui jenis penyakit apa yang diderita. Penyakit yang dapat menyebar luas hingga benua dan hingga seluruh dunia dapat disebut sebagai pandemi.

Pandemi merupakan bagian dari wabah penyakit yang telah menyebar luas sebagai hasil infeksi dari manusia ke manusia. Kata pandemi tidak dapat

(9)

ditentukan oleh berbagai teks kesehatan modern, tetapi ada beberapa kunci dari pandemi, termasuk perluasan geografis yang luas, pergerakan penyakit, kebaruan, keparahan, tingkat serangan, dan ledakan tinggi, kekebalan populasi minimal, infeksi dan penularan, yang mana dapat membantu kita untuk untuk memahami dan konsep lebih baik, jika kita memeriksa persamaan dan perbedaan diantara beberapa penyakit, (Qiu, dll. 2017).

Indonesia selama beberapa bulan telah mengahadapi wabah pandemi yang menyebar dengan ganasnya di seluruh penjuru negara. Wabah pandemi tersebut dapat berdampak sangat fatal apabila terlambat dalam mengatasi atau hanya sekedar terlambat dalam mengetahui ataupun meyadari. Pada tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan 29 Mei 2020, Pemerintah memulai Status daruat untuk melakukan penanganan terhadap wabah pandemi COVID-19, N. W. Koesmawardhani dalam (Buana, 2020).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan wabah penyakit yang dapat berakibat kematian dalam kasus terburuknya. Masyarakat perlu mewaspadai dan perhatian penuh terhadap kesehatan tubuh, karena hal tersebut berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi masyarakat dan khususnya bagi generasi muda yang merupakan penerus bangsa Indonesia yang menyandang status sebagai peserta didik atau pelajar dalam jenjang SD, SMP, SMA, dan juga Perguruan Tinggi.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian dari Syarifudin yang meneliti mengenai “Implementasi Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkanya Social Distancing”. Pada penelitian ini terdapat kesamaan dan

(10)

juga perbedaan dengan penelitian ini. Kesamaan dalam penelitian Syarifudin pada tahun 2020 dengan penelitian ini yaitu meneliti pembelajaran daring sebagai dampak dari COVID-19. Sedangkan dalam penelitian ini juga meneliti mengenai pembelajaran daring dalam masa pandemi COVID-19. Perbedaan yang ada dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu, penelitian terdahulu lebih mengarah pada Implementasi dari pembelajaaran daring sebagai damapak dari social distancing. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti mengenai pola pendampingan dari guru kepada siswa selama melakukan pembelajaran daring dalam masa pandemi COVID-19. Hasil dalam penelitian terdahulu terhadap pembelajaran daring untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan. Dengan adanya pembelajaran daring, pembelajaran yang aktif akan terwujud, sehingga peserta didik dapat secara mandiri meningkatkan kompetensinya lebih baik dan lebih kontekstual, Syarifudin, 2020.

Penelitian dari Abtokhi, 2009 mengenai “Peran Ibu Dalam Kegiatan Pedampingan Belajar Melalui Prinsip Individual Learning-Centered”. Dalam penelitian terdahulu terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Kesamaan dalam penelitian terdahulu dengan peneilitian ini adalah dalam penelitian terdahulu meneliti mengenai kegiatan pendampingan belajar peserta didik. Sedangkan dalam penelitian ini juga meneliti mengenai pola pendampingan belajar peserta didik. Untuk perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah dalam penelitian terdahulu meneliti mengenai peran Ibu dalam pendampingan kegiatan belajar peserta didik. Sedangkan dalam peelitian ini meneliti mengenai pendampingan dari guru kepada peserta

(11)

didik. Hasil dalam penelitian terdahulu mengenai peran Ibu dalam pendampingan belajar peserta didik memiliki peran sentral. Hal ini dikarenakan Ibu merupakan sosok yang selalu ada dalam kehidupan sehari hari peserta didik. Tidak hanya itu, dengan adanya pendampingan juga dapat menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam beberapa aspek. Dalam penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi, keinginan, dan dinamika permasalahan masing masing. Dengan begitu Individual Learning-Centered tidak hanya diartikan seperti pendampingan yang individualis, melainkan sebagai pendampingan yang berdifat pribadi dan media berdialog yang dapat memfokuskaan dalam mengatur potensi dari peserta didik.

(12)

C. Kerangka Pikir

Berikut kerangka pikir dalam penelitian ini, yaitu:

Kondisi Lapangan

Kondisi yang saat ini, pembelajaran dilakukan secara daring, yang berarti tidak dilakukan secara tatap muka. Masih tetap memanfaatkan luring untuk penugasan kepada peserta didik, karena hal tersebut guru memliki kesempatan untuk bertemu dengan peserta didik. Peserta didik juga mengalami

kesulitan yang lebih dari

pembelajaran yang dilakukan dalam kelas

Kondisi ideal

Proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka atau secara langsung, sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan membimbing peserta didik. Tidak hanya memudahkan guru, melainkan juga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari, dan lebih leluasa dalam bertanya.

1. Cara guru dalam melakukan pendampingan dalam pembelajaran daring

2. Faktor yang menjadi penghambat dalam mendampingi peserta didik

Analisis Pola Pendampingan Belajar Peserta Didik dalam Masa Pandemi di Sekolah Dasar Kecamatan Junrejo

Penelitian Kualitatif Deskriptif

1. Observasi Non-Partisipasi 2. Wawancara terbuka 3. Dokumentasi 1. Kepala sekolah 2. Guru kelas 3. Peserta didik Pendekatan Miles and Huberman

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

(2) Manfaat adanya manajemen pengetahuan Kelompok Usaha Bersama Dumbo Kuncoro antara lain: (a) dapat meningkatkan kinerja Kelompok Usaha Bersama Dumbo Kuncoro, (b)

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang 

(Raise The Red Lantern, 01:01:04-01:01:18) Dari tindakan Yan'er di atas dapat terlihat bahwa Yan'er tidak menyukai kehadiran Song Lian sebagai istri baru Chen Zuoqian dengan

Klien Remote Desktop dapat langsung menjalankan program secara otomatis setelah logon jika Anda isi pada tab Programs seperti terlihat pada contoh Gambar 12.13.. Gambar 12.13:

Jika pada alas prisma, dibentuk segi beraturan secara terus menerus, misalnya segidelapan, segienambelas, segitigapuluhdua, dan seterusnya maka alasnya akan menyerupai lingkaran

belakangi oleh faktor ekonomi, dikarenakan untuk mengadakan pernikahan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, jika mengadakan pernikahan dua mempelai dalam waktu yang sama

Fenomena anak jalanan dengan beragam permasalahannya tersebut, tidak bisa menghindarkan dari konflik batin yang kerap kali mereka alami, karena pada dasarnya apa

Beberapa permasalahan dalam optimalisasi pemanfaatan mineral golongan batuan di Kabupaten Kulon Progo adalah: kegiatan pertambangan memberikan kesan negatif (merusak)