• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Hubungan Aksesibilitas, Lalu Lintas, Kenyamanan, Persaingan, dan

Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan

Faktor-faktor yang diuji hubungannya terhadap persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan antara lain ; aksesibilitas, lalu lintas, kenyamanan, persaingan, dan peraturan pemerintah.

Untuk menguji hipotesis 3, yang mengatakan terdapat hubungan yang nyata antara aksesibilitas, lalu lintas, kenyamanan, persaingan, dan peraturan pemerintah dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan dapat diketahui dengan melihat jawaban- jawaban dari 30 pedagang responden terhadap kuesioner yang diberikan.

Aksesibilitas dibagi dalam 3 kategori, yaitu (a) mudah apabila terdapat banyak jaringan transportasi menuju lokasi pasar, waktu tempuh yang cepat (≤30 menit), dan biaya transportasi murah, (b) sedang apabila waktu tempuhnya (30-60 menit) dan biaya transportasi yang cukup murah, (c) sulit apabila terdapat sedikit jaringan transportasi menuju lokasi pasar, jarak tempuh yang jauh, waktu tempuh yang lama (>60 menit), dan biaya transportasi yang mahal.

Tabel 19. Hubungan Aksesibilitas dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-buahan Kota Medan

Persepsi Tingkat Aksesibilitas Total

Mudah Sedang Sulit

Positif 7 6 6 19

Negatif 3 3 5 11

Total 10 9 11 30

Sumber : Lampiran 7 dan 10

Tabel 19 memperlihatkan bahwa dari 30 responden yang diwawancarai, ada 10 orang (33,3%) pedagang menyatakan variabel tingkat aksesibilitas menuju Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan adalah mudah karena mayoritas pedagang memiliki kendaraan pribadi dan jarak tempuh pedagang menuju lokasi pasar relatif lebih dekat sehingga waktu tempuh lebih cepat dan biaya transportasi lebih hemat, 9 orang (30%) pedagang menyatakan sedang karena jarak tempuh pedagang meuju pasar sedikit lebih jauh sehingga biaya

transportasi relatif tidak murah, dan 11 orang (36,6%) pedagang lainnya menyatakan sulit karena jarak tempuh yang relatif jauh dari lokasi pasar dan minimnya transportasi umum menuju lokasi pasar sehingga dibutuhkan biaya yang lebih mahal untuk mencapai lokasi pasar.

Lalu lintas dibagi dalam 3 kategori, yaitu (a) ramai apabila di setiap waktu ada banyak orang yang lalu lalang di sekitar pasar dan berpotensi untuk membeli, (b) sedang apabila hanya pada waktu tertentu banyak orang yang lalu lalang di sekitar pasar dan kurang berpotensi untuk membeli, (c) sepi apabila hanya sedikit orang yang lalu lalang di sekitar pasar.

Tabel 20. Hubungan Lalu Lintas dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-buahan Kota Medan

Persepsi Tingkat Lalu Lintas Total

Ramai Sedang Sepi

Positif 12 5 2 19

Negatif 3 5 3 11

Total 15 10 5 30

Sumber : Lampiran 7 dan 10

Tabel 20 memperlihatkan bahwa dari 30 responden yang diwawancarai, ada 15 orang (50%) pedagang menyatakan variabel tingkat lalu lintas di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan adalah ramai karena terdapat banyak orang yang berlalu-lalang disekitar pasar dan berpotensi untuk membeli, 10 orang (33,3%) pedagang menyatakan sedang karena menurut sebagian pedagang terdapat cukup banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar pasar tetapi jumlah konsumen yang berpotensi membeli kurang memadai, dan 5 orang (16,7%) pedagang lainnya menyatakan sepi karena minoritas pedagang berpendapat bahwa

hanya sedikit orang yang berlalu-lalang di sekitar pasar sehingga jumlah konsumen yang berpotensi untuk membeli tidak memadai.

Kenyamanan dibagi dalam 3 kategori, yaitu (a) sangat nyaman apabila pedagang merasa tidak ada beban pikiran saat berdagang, fasilitas di pasar dan sekitar pasar sangat lengkap, aman saat berdagang dan saat menggunakan fasilitas yang tersedia, (b) nyaman apabila pedagang merasa fasilitas di pasar dan sekitar pasar cukup lengkap, aman saat berdagang dan saat menggunakan fasilitas yang tersedia, (c) tidak nyaman apabila pedagang tidak merasa aman saat berdagang dan saat menggunakan fasilitas yang tersedia.

Tabel 21. Hubungan Kenyamanan dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-buahan Kota Medan

Persepsi Tingkat Kenyamanan Total

Sangat Nyaman Nyaman Tidak Nyaman

Positif 12 7 0 19

Negatif 2 9 0 11

Total 14 16 0 30

Sumber : Lampiran 7 dan 10

Tabel 21 memperlihatkan bahwa dari 30 responden yang diwawancarai, ada 17 orang (46,7%) pedagang menyatakan variabel tingkat kenyamanan berdagang di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan merasa sangat nyaman karena mayoritas pedagang merasa sangat aman saat berdagang di lokasi pasar dengan area parkir yang luas, kondisi kios yang layak dan fasilitas yang lengkap di pasar, 16 orang (53,3%) pedagang merasakan nyaman karena para pedagng merasa aman saat berdagang dan tersedianya fasilitas yang lengkap, dan tidak ada pedagang yang menyatakan tidak nyaman.

Persaingan dibagi dalam 3 kategori, yaitu (a) tinggi apabila terdapat banyak pedagang produk sejenis dan sedikit pedagang produk tidak sejenis, (b) sedang apabila terdapat pedagang produk sejenis dan produk tidak sejenis dengan jumlah yang sama, (c) rendah apabila terdapat sedikit pedagang produk sejenis tetapi banyak pedagang produk tidak sejenis.

Tabel 22. Hubungan Persaingan dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-buahan Kota Medan

Persepsi Tingkat Persaingan Total

Tinggi Sedang Rendah

Positif 17 1 1 19

Negatif 8 1 2 11

Total 25 2 3 30

Sumber : Lampiran 7 dan 10

Tabel 22 memperlihatkan bahwa dari 30 responden yang diwawancarai, ada 25 orang (83,3%) menyatakan variabel tingkat persaingan di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan adalah tinggi karena terdapat banyak pedagang produk sejenis, 2 orang (6,67%) pedagang menyatakan sedang karena terdapat cukup banyak pedagang produk sejenis dan pedagang produk tidak sejenis, dan 3 orang (10%) pedagang lainnya menyatakan rendah karena terdapat cukup banyak pedagang produk sejenis dan banyak pedagang produk tidak sejenis.

Peraturan pemerintah dibagi dalam 3 kategori, yaitu (a) sangat tegas apabila pedagang merasa kebijakan pemerintah tentang relokasi pasar sudah sangat tepat dan tindakan pemerintah dalam relokasi pedagang sangat tegas, (b) tegas apabila pedagang merasa kebijakan pemerintah tentang relokasi pasar sudah tepat dan tindakan pemerintah dalam relokasi pedagang cukup tegas, (c) tidak tegas apabila

pedagang merasa kebijakan pemerintah tentang relokasi pasar tidak tepat dan tindakan pemerintah dalam relokasi pedagang tidak tegas.

Tabel 23. Hubungan Peraturan Pemerintah dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-buahan Kota Medan

Persepsi Peraturan Pemerintah Total

Sangat Tegas Tegas Tidak Tegas

Positif 3 2 14 19

Negatif 1 2 8 11

Total 4 4 22 30

Sumber : Lampiran 7 dan 10

Tabel 23 memperlihatkan bahwa dari 30 responden yang diwawancarai, ada 4 orang (13,3%) pedagang menyatakan variabel peraturan pemerintah dalam merelokasi pedagang adalah sangat tegas karena pedagang berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dalam merelokasi pedagang sudah sangat tepat dan tegas, 4 orang (13,3%) pedagang menyatakan tegas karena pedagang berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dalam merelokasi pedagang sudah tepat dan cukup tegas , dan 22 orang (73,3%) pedagang lainnya menyatakan tidak tegas karena mayoritas pedagang berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dalam merelokasi pedagang sudah tepat namun tidak tegas.

Untuk menguji apakah ada hubungan antara aksesibilitas, lalu lintas, kenyamanan, persaingan, dan peraturan pemerintah dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-Square akan menunjukkan faktor-faktor yang memiliki hubungan nyata dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan.

Tabel 24. Hasil Chi-Square Hubungan Aksesibilitas, Lalu Lintas, Kenyamanan, Persaingan, dan Peraturan Pemerintah dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan

No Faktor X2 Hitung X2 Tabel (α=0,05) Signifikansi Nilai Contingency coefficient 1 Aksesibilitas 0,600 df=2 diperoleh 5,991 0,741 0,140 2 Lalu Lintas 3,732 df=2 diperoleh 5,991 0,155 0,333 3 Kenyamanan 5,662 df=1 diperoleh 3,841 0,017 0,398 4 Persaingan 1,550 df=2 diperoleh 5,991 0,461 0,222 5 Peraturan Pemerintah 0,542 df=2 diperoleh 5,991 0,763 0,133 Sumber : Lampiran 12

Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan, faktor aksesibilitas diperoleh nilai X2hitung 0,600 lebih rendah dibandingkan dengan nilai X2tabel 5,991, pada derajat

bebas (df) = 2, dengan nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,741>0,05, dan

contingency coefficient 0,140 atau sebesar 14,0% yang tergolong tidak ada keeratan hubungan. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan aksesibilitas bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan. Aksesibilitas identik dengan transportasi, pedagang yang berdomisili jauh dari pasar, baik pedagang besar atau pedagang eceran umumnya memiliki kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan umum. Teori pola produksi pertanian von Thunen mengatakan biaya transportasi untuk

mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di sekeliling kawasan kota akan menjual hasil pertaniannya ke kota tersebut melalui pedagang besar yang berada di kawasan tempat produksi, dengan biaya transportasi ditanggung oleh pedagang. Jarak yang jauh, tidak menjadi kendala bagi pedagang karena mayoritas pedagang sampel memiliki kendaraan pribadi sehingga biaya transportasi lebih hemat, selain itu jaringan transportasi menuju lokasi pasar juga mudah didapat.

Lalu lintas, diperoleh nilai X2hitung 3,732 lebih rendah dibandingkan dengan nilai

X2tabel 5,991, pada derajat bebas (df) = 2, dengan nilai signifikansi diperoleh

sebesar 0,155>0,05, dan contingency coefficient 0,333 atau sebesar 33,3% yang tergolong lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan lalu lintas bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tjiptono (2007) yang menyatakan bahwa lalu lintas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha yang identik dengan banyaknya pengunjung yang lalu-lalang yang dapat memberikan peluang tehadap terjadinya buying. Orang yang lalu-lalang disekitar pasar tidak hanya pejalan kaki, namun juga yang menggunakan alat transportasi. Padatnya penduduk sekitar juga dapat memungkinkan terjadinya buying. Penduduk di sekitar Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan dapat dikategorikan rendah, karena lokasi Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah- Buahan Kota Medan berada di pinggir kota. Menurut teori lokasi pendekatan pasar Losch, makin jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena

biaya transportasi semakin mahal. Namun, dengan jaringan transportasi yang mudah didapat dan lokasi pasar yang mudah dijangkau, dapat memungkinkan banyaknya pengunjung yang lalu-lalang di sekitar pasar, sehingga lalu lintas tidak menjadi kendala bagi pedagang.

Kenyamanan, diperoleh nilai X2hitung 5,662 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

X2tabel 3,841, pada derajat bebas (df) = 1, dengan nilai signifikansi diperoleh

sebesar 0,017<0,05, dan contingency coefficient 0,398 atau sebesar 39,8% yang tergolong sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1

diterima.

Sehingga dapat disimpulkan kenyamanan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah- Buahan Kota Medan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2007) yang menyatakan kenyamanan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha, nyaman adalah kondisi dimana seseorang merasa dihargai, merasa aman, senang, dan tidak ada beban pikiran. Kenyamanan dapat dirasakan oleh pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan. Sehingga kenyamanan menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh pedagang di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan dalam memilih lokasi berdagang.

Persaingan, diperoleh nilai X2hitung 1,550 lebih rendah dibandingkan dengan nilai

X2tabel 5,991, pada derajat bebas (df) = 2, dengan nilai signifikansi diperoleh

sebesar 0,461>0,05, dan contingency coefficient 0,222 atau sebesar 22,2% yang tergolong lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan persaingan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pusat Pasar Kota Medan. Menurut Tjiptono (2007), persaingan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha. Persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk sejenis, dapat pada produk substitusi maupun persaingan pada hulu dan hilir. Persaingan dalam konteks pemasaran dapat dilihat dari keunggulan masing-masing pedagang dalam memberikan pelayanan untuk meraih pelanggannya. Sehingga, tingkat persaingan yang tinggi di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan, tidak menjadi kendala bagi pedagang.

Peraturan pemerintah, diperoleh nilai X2hitung 0,542 lebih rendah dibandingkan

dengan nilai X2tabel 5,991, pada derajat bebas (df) = 2, dengan nilai signifikansi

diperoleh sebesar 0,763>0,05, dan contingency coefficient 0,133 atau sebesar 13,3% yang tergolong tidak ada keeratan hubungan. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan peraturan pemerintah bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan. Peraturan pemerintah merupakan faktor yan perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha (Tjiptono, 2007). Peraturan pemerintah mengenai tata ruang dibuat dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan pengendalian lingkungan. Untuk menjalankan peraturan pemerintah tersebut, perlu adanya tindakan yang tegas, agar peraturan tersebut dapat dipatuhi. Ketidaktegasan pemerintah dalam merelokasi pedagang berimbas pada masih adanya pedagang yang bertahan tidak mau pindah ke Pasar

Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan. Namun, peraturan pemerintah tidak menjadi kendala bagi pedagang sayur dan buah di Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan, hal ini disebabkan oleh pedagang merasa perelokasian pedagang dari Pusat Pasar Kota Medan ke Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan sudah tepat, hanya saja tidak tegas.

5.4. Hubungan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah dengan Keputusan

Dokumen terkait