• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELELANGAN TERHADAP KEBUTUHAN FASILITAS

TERKAIT DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Proyeksi ketersediaan fasilitas hasil tangkapan terkait aktivitas pendaratan dan pelelangan di PPS Nizam Zachman dilakukan dalam rangka penentuan pengembangan pelabuhan yang tepat, untuk itu diperlukan suatu penghitungan proyeksi produksi hasil tangkapan dan estimasi kebutuhan fasilitas-fasilitas tersebut di masa yang akan datang. Estimasi kebutuhan fasilitas-fasilitas tersebut meliputi panjang dermaga, luas dan kedalaman kolam pelabuhan dan luas gedung TPI.

Penghitungan estimasi yang dilakukan merupakan estimasi hingga sepuluh tahun ke depan berdasarkan rumus-rumus perhitungan fasilitas dan menggunakan data bulanan produksi hasil tangkapan didaratkan PPS Nizam Zachman selama lima tahun yaitu tahun 2004-2008 (Lampiran 4 dan Gambar 28). Hasil proyeksi produksi per bulan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman pada 10 tahun ke depan (2010-2019) disajikan di Tabel 15.

Gambar 28. Grafik Produksi Bulanan Hasil Tangkapan Didaratkan (Data Moving Average)di PPS Nizam Zachman Tahun 2004-2008

Berdasarkan Gambar 29 dapat dilihat bahwa grafik data produksi bulanan (60 bulan) hasil tangkapan didaratkan PPS Nizam Zachman selama lima tahun (2004-2008) cenderung menurun selama tiga tahun (2004-2006) namun mulai meningkat sejak tahun 2007. Persamaan kecenderungan produksi yang diperoleh adalah y = 1,0807x2 – 79,471x + 2.828 dan R2 = 0,8558 {y=produksi hasil tangkapan; x=bulan pendaratan hasil tangkapan; x=1 (bulan Januari tahun 2004)}.

Penurunan produksi hasil tangkapan yang terjadi tahun 2004-2006 diduga karena banyaknya nelayan yang tidak melaut karena tingginya biaya operasional akibat dari tingginya harga BBM. Penurunan produksi tersebut juga diduga karena berkurangnya jumlah hasil tangkapan di daerah operasi penangkapan nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman. Banyaknya nelayan yang berasal dari daerah lain yang beroperasi di daerah operasi penangkapan nelayan PPS Nizam Zachman diduga mengakibatkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan berkurang dari tahun ke tahun. Daerah operasi penangkapan nelayan PPS Nizam Zachman yaitu perairan Teluk Jakarta, barat Sumatera Selatan, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

Tingkat volume pendaratan hasil tangkapan yang didaratkan memperlihatkan kecenderungan ketersediaan produksi hasil tangkapan di suatu pelabuhan perikanan tersebut. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan fasilitas, baik berupa jenis dan jumlah di suatu pelabuhan maka perlu diketahui tingkat ketersediaan produksi hasil tangkapan per jenis dominan yang didaratkan secara kontinu per bulan dan per hari, seperti yang telah dijelaskan pada subbab 7.1. Selama bulan pengamatan yaitu September hingga Desember diperoleh bahwa kecenderungan keenam jenis hasil tangkapan dominan tersebut mengalami kenaikan produksi hasil tangkapan sehingga kebutuhan fasilitas terkait perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil proyeksi produksi hasil tangkapan selama 10 tahun ke depan yaitu 2010-2019 terjadi kenaikan produksi. Pada tahun 2019, diperkirakan produksi hasil tangkapan mencapai 307.303,9 ton. Kenaikan produksi selama periode 2010-2019 akan memberikan dampak bagi meningkatnya kebutuhan fasilitas terkait aktivitas yang digunakan. Oleh karena itu pembangunan perlu dilakukan agar kebutuhan fasilitas pada 10 tahun dapat terpenuhi.

Bulan Tahun Produksi Ramalan Januari 2010 2.785,6 Februari 2.865,0 Maret 2.946,6 April 3.030,3 Mei 3.116,2 Juni 3.204,2 Juli 3.294,4 Agustus 3.386,8 September 3.481,3 Oktober 3.578,0 November 3.676,8 Desember 3.777,8 Januari 2011 3.881,0 Februari 3.986,3 Maret 4.093,8 April 4.203,4 Mei 4.315,3 Juni 4.429,2 Juli 4.545,4 Agustus 4.663,7 September 4.784,1 Oktober 4.906,7 November 5.031,5 Desember 5.158,5 Januari 2012 5.287,6 Februari 5.418,8 Maret 5.552,3 April 5.687,9 Mei 5.825,6 Juni 5.965,5 Juli 6.107,6 Agustus 6.251,8 September 6.398,2 Oktober 6.546,8 November 6.697,5 Desember 6.850,4

Bulan Tahun Produksi

Tabel 15. Tabel Proyeksi Produksi Hasil Tangkapan Bulanan Non-Tuna Didaratkan di Dermaga Tradisional di PPSNZ (Lanjutan Tabel.15) Januari 2013 7.005,4 Februari 7.162,6 Maret 7.322,0 April 7.483,5 Mei 7.647,2 Juni 7.813,0 Juli 7.981,0 Agustus 8.151,2 September 8.323,5 Oktober 8.498,0 November 8.674,7 Desember 8.853,5 Januari 2014 9.034,5 Februari 9.217,6 Maret 9.402,9 April 9.590,4 Mei 9.780,0 Juni 9.971,8 Juli 10.165,7 Agustus 10.361,9 September 10.560,1 Oktober 10.760,6 November 10.963,1 Desember 11.167,9 Januari 2015 11.374,8 Februari 11.583,9 Maret 11.795,1 April 12.008,5 Mei 12.224,1 Juni 12.441,8 Juli 12.661,7 Agustus 12.883,7 September 13.107,9 Oktober 13.334,3 November 13.562,8 Desember 13.793,5

Bulan Tahun Produksi

Ramalan Januari 2016 14.026,4 Februari 14.261,4 Maret 14.498,6 April 14.737,9 Mei 14.979,4 Juni 15.223,1 Juli 15.468,9 Agustus 15.716,9 September 15.967,0 Oktober 16.219,3 November 16.473,8 Desember 16.730,4 Januari 2017 16.989,2 Februari 17.250,1 Maret 17.513,2 April 17.778,5 Mei 18.045,9 Juni 18.315,5 Juli 18.587,3 Agustus 18.861,2 September 19.137,3 Oktober 19.415,5 November 19.695,9 Desember 19.978,5 Januari 2018 20.263,2 Februari 20.550,1 Maret 20.839,2 April 21.130,4 Mei 21.423,7 Juni 21.719,3 Juli 22.017,0 Agustus 22.316,8 September 22.618,8

Oktober 22.923,0

November 23.229,3

Desember 23.537,9

Bulan Tahun Produksi

Ramalan Januari 2019 23.848,5 Februari 24.161,3 Maret 24.476,3 April 24.793,5 Mei 25.112,8 Juni 25.434,2 Juli 25.757,9 Agustus 26.083,7 September 26.411,6 Oktober 26.741,7 November 27.074,0 Desember 27.408,4 Rataan/bulan Tahun 2019 25.608,7

Fasilitas panjang dermaga armada tradisional PPS Nizam Zachman yang tersedia masih kurang dari kebutuhan. Panjang dermaga yang tersedia adalah 1.874 m sedangkan kebutuhan panjang dermaga sebesar 2.769,5 m. Kondisi jalan di sekitar dermaga berlubang dan kotor. Luas gedung TPI yang tersedia adalah 3.367 m2 sedangkan berdasarkan estimasi pada tahun 2019 kebutuhannya mencapai sebesar 4.513,5 m2. Fasilitas gedung TPI yang ditembok sebagian menyebabkan cahaya matahari masuk ke dalam gedung. Saluran pembuangan air di sekeliling gedung TPI terlihat tersumbat. Fasilitas luas dan kedalaman kolam pelabuhan yang telah tersedia sudah terpenuhi. Kebutuhan luasnya sebesar 24.932,4 m2 sedangkan yang tersedia 40.000 m2. Kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan 5,1 m sedangkan yang tersedia 4,5-7,5 m sehingga belum perlu dilakukan pengerukan.

1) Kebutuhan panjang dermaga bongkar

Kebutuhan panjang dermaga merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kapal yang ingin bertambat-labuh di suatu pelabuhan. Panjang dermaga harus disesuaikan dengan intensitas jumlah kapal yang bertambat-labuh atau mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan tersebut. Panjang dermaga PPS Nizam Zachman yang tersedia adalah 1.874 m. Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh kebutuhan panjang dermaga sebesar 3.219,4 m. Penghitungan tersebut dengan ketentuan kapal merapat secara memanjang dan dengan menggunakan prosentase perbandingan terhadap jenis kapal dan jenis alat tangkap sehingga diperoleh estimasi jenis dan jumlah alat tangkap dan kapal dengan asumsi satu kapal mengoperasikan satu jenis alat tangkap. Jenis dan jumlah kapal berdasarkan alat tangkap adalah kapal gillnet (80 unit), muroami (1 unit), boukeami (27 unit), bubu (1 unit) dan jaring tangsi (5 unit) (Lampiran 3). Dengan demikian, fasilitas dermaga ini belum dapat memenuhi kebutuhan tambat labuh kapal saat ini dan pembangunan dermaga perlu dilakukan dengan penambahan panjang sekitar 895,5 m.

Kendala di atas dapat menjadi penghambat dalam kelancaran proses aktivitas bongkar muat bila seluruh kapal yang ada sudah menggunakan dermaga yang ada untuk pendaratan hasil tangkapan. Akan terjadi antrian pendaratan hasil

tangkapan yang mempengaruhi lama-waktu pendaratan hasil tangkapan yang berdampak pada menurunnya kualitas ikan.

2) Kebutuhan luas gedung TPI

Kebutuhan luas gedung TPI sangat penting bagi kelancaran aktivitas pelelangan dan aktivitas keluar masuk pendistribusian hasil tangkapan. Luas gedung TPI PPS Nizam Zachman yang tersedia adalah 3.367 m2. Berdasarkan hasil peramalan produksi pada tahun 2010-2019; dengan ketentuan jumlah produksi per hari minimum sebesar 20.000 kg sedangkan daya tampung produksi, nilai intensitas lelang per hari (i) dan alpha 0,43; 2; 0,394 diperoleh hasil kebutuhan luas gedung TPI sebesar 4.513,5 m2 (Lampiran 3). Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan luas gedung TPI PPS Nizam Zachman pada tahun 2010-2019 tetap masih kurang, walaupun berdasarkan peramalan tersebut terjadi penurunan jumlah produksi dari tahun-tahun sebelumnya.

Kendala di atas dapat menjadi penghambat dalam kelancaran proses aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan. Sebagian hasil tangkapan akan tidak tertampung di dalam gedung TPI sehingga berpotensi terkena sinar matahari langsung dan akan terjadi antrian pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan. Antrian tersebut akan mempengaruhi lama-waktu pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dan berdampak menurunkan kualitas ikan tersebut.

3) Luas dan kedalaman kolam pelabuhan

Kebutuhan luas kolam pelabuhan di suatu PP/PPI bergantung pada jumlah dan ukuran kapal yang berlabuh dalam satu hari sehingga kapal dapat masuk dan keluar wilayah pelabuhan tanpa mengalami hambatan dalam melakukan olah geraknya; sedangkan kedalamannya bergantung pada ukuran draft kapal.

Berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh pada lampiran 3, kebutuhan luas kolam pelabuhan sebesar 24.932,4 m2. Luas kolam pelabuhan yang tersedia di PPS Nizam Zachman adalah 40.000 m2. Dengan demikian, luas kolam pelabuhan yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan yang diinginkan. Hasil penghitungan tersebut diperoleh dengan ketentuan kapal merapat secara memanjang dan dengan menggunakan prosentase perbandingan terhadap jenis

kapal dan jenis alat tangkap sehingga diperoleh estimasi jenis dan jumlah alat tangkap dan kapal dengan asumsi satu kapal mengoperasikan satu jenis alat tangkap. Jenis dan jumlah kapal berdasarkan alat tangkap adalah kapal gillnet (80 unit), muroami (1 unit), boukeami (27 unit), bubu (1 unit) dan jaring tangsi (5 unit) (Lampiran 3).

Kebutuhan kedalaman kolam pelabuhan sebesar 5,1 m. Hasil penghitungan tersebut diperoleh dengan ketentuan draft kapal terbesar sebesar 3,3 m, tinggi gelombang maksimum sebesar 1,5 m, tinggi ayunan kapal 0,5 m dan jarak aman antara lunas kapal dengan dasar perairan sebesar 0,5 m. Kedalaman kolam pelabuhan yang tersedia 4,5-7,5 m. Dengan demikian, kedalaman kolam pelabuhan yang tersedia sudah mencukupi kebutuhan sehingga belum perlu dilakukan pengerukan dasar perairan kolam pelabuhan tersebut. Berikut tabel resume hubungan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dengan fasilitas terkait.

Tabel 16. Resume hubungan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dengan fasilitas terkait.

Jenis Fasilitas Kondisi 2007 Kebutuhan 2019

Panjang Dermaga 1.874 m 3.219,4 m

Luas TPI 3.367 m2 4.513,5 m2

Luas Kolam Pelabuhan 40.000 m2 24.932,4 m2

Berdasarkan hasil-hasil penghitungan di atas dapat diketahui secara kuantitatif adanya hubungan yang erat antara aktivitas pendaratan dan pelelangan terhadap fasilitas terkait. Terpenuhi atau tidaknya fasilitas terkait kedua aktivitas tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil tangkapan.

Hasil-hasil penghitungan tersebut membuktikan bahwa aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dapat berjalan dengan baik dan lancar bila didukung oleh ketersediaan fasilitas terkait yang memadai, baik dari segi ketersediaan jumlahnya maupun jenis fasilitas yang digunakan. Bila volume produksi hasil tangkapan di PP tersebut tinggi maka kebutuhan fasilitas-fasilitas terkait juga tinggi. Bila kapasitas fasilitas yang tersedia tidak memadai dari yang dibutuhkan maka aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan dapat terhambat. Sebagai contoh seperti fasilitas panjang dermaga dan luas gedung TPI

PPS Nizam Zachman tersebut. Fasilitas lainnya yang mendukung aktivitas pendaratan seperti fasilitas wadah hasil tangkapan; yang telah dijelaskan dalam subbab 5.1 dan 5.2 bahwa jumlah ketersediaan fasilitas wadah hasil tangkapan yang sesuai dengan kebutuhan dapat mempermudah dan mempercepat aktivitas pendaratan hasil tangkapan. Selain itu, penggunaan fasilitas crane dapat digunakan sebagai solusi lambatnya pendistribusian hasil tangkapan dari palka hingga gedung TPI. Pemilihan mekanisasi alat dengan penggunaan teknologi modern seperti penggunaan tenaga listrik, robot dan alat berat mutlak diperlukan untuk mendukung pelaksanaan prinsip penanganan hasil tangkapan yang dijelaskan Ilyas (1983) yaitu bahwa dalam melakukan aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan harus dilakukan dengan memenuhi prinsip kerja cepat, cermat, hiegienis dan bersih. Keempat prinsip tersebut mutlak dilakukan mengingat produk hasil tangkapan perikanan merupakan jenis produk yang mudah busuk dan rusak.

Mekanisasi fasilitas yang digunakan untuk mendukung kinerja aktivitas di pelabuhan perikanan telah banyak dilakukan di negara-negara Eropa seperti Perancis (Lubis, 2005). Penggunaan teknologi maju seperti crane, forklift, ice crusher, rel kereta mempermudah proses penyelenggaraan aktivitas pendaratan hasil tangkapan di pelabuhan tersebut sehingga prinsip penanganan hasil tangkapan yang dijelaskan Ilyas (1983) tersebut dapat terlaksana.

Perluasan ruang gedung TPI PPS Nizam Zachman perlu dilakukan di masa yang akan datang guna memenuhi ketentuan ruang gedung TPI yang telah dijelaskan oleh Lubis (2005) pada subsubbab 2.3.3 yaitu ruangan dalam gedung TPI minimal terdapat empat buah ruangan sesuai dengan kegunaannya masing- masing yaitu ruang sortir, pelelangan, pengepakan dan administrasi pelelangan. Bila hal tersebut terpenuhi maka proses aktivitas pelelangan hasil tangkapan dapat berjalan dengan lancar tanpa terganggu dengan aktivitas lainnya. Saat ini gedung TPI PPS Nizam Zachman hanya memiliki dua ruangan yaitu untuk pelelangan dan administrasi pelelangan. Ruang sortir dan pengepakan tidak terdapat di gedung ini. Perluasan gedung juga dimaksudkan agar kapasitas atau daya tampung hasil tangkapan yang dilelang di TPI PPS Nizam Zachman dapat terpenuhi, terutama saat musim puncak pendaratan hasil tangkapan terjadi.

Bila dibandingkan dengan gedung TPI yang berada di pelabuhan perikanan di Eropa seperti di Perancis, pembagian ruang gedung TPI seperti yang dijelaskan oleh Lubis (2005) sudah dilakukan. Ruang gedung TPI tersebut tertutup rapat dan

higienis bahkan diberi mesin pendingin air conditioner (ac) sehingga kualitas hasil tangkapan yang masuk ke gedung TPI tetap terjaga. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan kondisi gedung TPI PPS Nizam Zachman. Kondisi ruang gedung TPI tersebut terbuka sebagian seperti yang dijelaskan pada bab 6, tidak

higienis dan tidak ber-ac. Bahkan sinar matahari dapat mudah masuk melalui sisi ruang gedung sehingga kualitas hasil tangkapan dapat berkurang.

Karakter iklim negara Indonesia yang bersifat tropis memudahkan bakteri dapat berkembang dengan baik dan cepat pada tubuh hasil tangkapan yang terkena terpaan sinar matahari. Akan tetapi, gedung TPI PPS Nizam Zachman dan beberapa pelabuhan perikanan lainnya di Indonesia tidak seperti gedung TPI di pelabuhan-pelabuhan perikanan Eropa yang memiliki pendingin; umumnya seperti Perancis, Jerman dan lain-lain padahal negara-negara tersebut merupakan negara yang memiliki karakter iklim dingin (Lubis, 2005).

Dokumen terkait