III. METODOLOGI PENELITIAN
4.4. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi kerja
4.4.2. Hubungan Antara Faktor-faktor Eksternal Dengan
aaaaaTabel 15 menyajikan hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan. Komponen motivasi dibagi kedalam dua kelompok yaitu
motivasi kerja untuk berprestasi dan motivasi kerja untuk meraih kekuasaan.
Tabel 15. Hasil uji korelasi faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan
Komponen Motivasi Achievement Power Motivasi Keseluruhan N o. Faktor Eksternal rs P rs P rs P 1 Hubungan Atasan dan Bawahan 0,274(*) 0,034 0,170 0,194 0,310(*) 0,016 2 Hubungan Sesama Rekan Kerja 0,427(*) 0,001 0,419(*) 0,001 0,493(*) 0,000 3 Peraturan Dan Kebijakan Perusahaan 0,319(*) 0,013 0,052 0,694 0,245 0,059 4 Kondisi Kerja 0,185 0,157 - 0,020 0,877 0,116 0,337 5 Kompensasi 0,086 0,511 - 0,162 0,216 0,002 0,989
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Keterangan : rs = Nilai Korelasi Spearman
P = Nilai Probability
Korelasi Signifikan pada taraf nyata 5 %
Jika nilai P > α= 0,05 Maka tidak memiliki hubungan yang nyata.
Jika nilai P <α = 0,05 Maka terdapat hubungan yang nyata
1. Hubungan Antara atasan dan bawahan
aaaaaHubungan atasan dengan bawahan adalah suatu interaksi yang tejadi antara atasan dan bawahan baik dalam lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja. Di dalam lingkungan kerja hubungan atasan dan bawahan adalah interaksi yang terjadi antara seorang atasan sebagai pimpinan yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan tertentu dengan para bawahannya. Atasan adalah seseorang yang memiliki wewenang untuk mengarahkan bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tercapainya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan merupakan hal yang penting untuk direalisasikan karena dengan demikian dapat terjadi proses komunikasi yang terbuka, jujur dan berlaku timbal balik dalam proses dua arah, sehingga segala sesuatunya menjadi lebih jelas. Hubungan atasan dan bawahan di
56
luar lingkungan kerja adalah interaksi yang terjadi antara atasan dengan bawahan yang terjadi di luar pekerjaan dan akan membawa dampak yang baik kedalam pekerjaan.
Aaaaa AAADari hasil penilaian karyawan terhadap hubungan antara
atasan dan bawahan pada Tabel 16 diperoleh persepsi bahwa secara umum karyawan merasa hubungan atasan dan bawahan tergolong erat. Indikator untuk menilai hubungan atasan dan bawahan diukur berdasarkan keeratan hubungan di dalam pekerjaan, keeratan di luar pekerjaan, seringnya atasan memberikan bimbingan, perhatian atasan atas usul, ide dan saran bawahan, atasan memberikan pujian atas pekerjaan bawahan, atasan memberikan kritikan yang membangun atas pekerjaan, atasan bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan.
AAASecara umum karyawan memiliki hubungan yang erat dengan atasan di dalam pekerjaan dan atasan sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan, atasan perhatian terhadap ide atau saran, sering memberikan kritikan, dan atasan bijaksana dalam memberikan perintah namun atasan dinilai kurang dalam memberikan pujian. Karyawan merasa cukup puas terhadap hubungannya dengan atasan di luar pekerjaan, hal tersebut dirasakan oleh karyawan karena karyawan menilai bahwa atasan
kurang horenso atau kurang komunikasi dengan bawahan di luar
pekerjaan. Dari hasil analisis didapat persepsi bahwa masih terdapat sejumlah karyawan yang berada di bawah kondisi erat.
Mereka menilai bahwa selain atasan kurang horenso atau kurang
komunikasi dengan bawahannya di luar pekerjaan, mereka juga merasa bahwa atasan lebih perhatian terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan bawahan, atasan juga dinilai selalu ingin dituruti.
Tabel 16. Rata-rata penilaian karyawan terhadap hubungan atasan dan bawahan Bobot Nilai Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata tertimbang Kesimpulan Hubungan saya erat
dengan atasan saya dalam pekerjaan.
0 6 14 33 7 3,68 Setuju
Hubungan saya erat dengan atasan saya di luar pekerjaan.
0 14 20 24 2 3,23 Cukup
Setuju Atasan saya sering
memberikan
bimbingan dalam pekerjaan.
1 3 7 43 6 3,83 Setuju
Atasan saya sering
memperhatikan ide 1 7 18 30 4 3,48 Setuju Atasan saya sering
memberikan pujian atas pekerjaan saya.
2 29 17 11 1 2,66 Kurang
Setuju Atasan saya sering
memberikan kritikan yang membangun atas pekerjaan saya.
0 4 16 31 9 3,75 Setuju
Atasan saya bijaksana dalam memberi perintah pekerjaan.
0 3 19 32 6 3,68 Setuju
Persepsi Terhadap Hubungan Atasan dan Bawahan 3,47 Cukup Setuju
aaaaaBerdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 15, diperoleh hasil bahwa variabel hubungan atasan dan bawahan
dengan motivasi kerja untuk berprestasi menurut Champion
dikategorikan kedalam moderately low association yang
menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi untuk berprestasi. Variabel hubungan atasan dan bawahan memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja berprestasi, sehingga semakin baik hubungan antara atasan dan bawahan akan berimplikasi pada peningkatan motivasi kerja untuk berprestasi walaupun hubungannya lemah. Hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja untuk kekuasaan menurut
skala Champion termasuk kedalam kondisi no association, yang
menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan variabel motivasi untuk kekuasaan.
58
Variabel hubungan atasan dan bawahan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi untuk kekuasaan. Hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja
secara keseluruhan menurut skala Champion termasuk kedalam
kondisi moderately low association, yang menunjukkan adanya
hubungan yang lemah antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan variabel motivasi kerja karyawan. Variabel hubungan atasan dan bawahan memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan, sehingga semakin erat hubungan atasan dan bawahan akan semakin memotivasi karyawan walaupun hubungannya lemah.
2. Hubungan Sesama Rekan Kerja
aaaaaaHubungan antara sesama rekan kerja adalah interaksi yang terjadi pada para karyawan baik dalam hal pelaksanaan pekerjaan maupun diluar pekerjaan. Kedekatan hubungan antara sesama rekan kerja di dalam pekerjaan dapat diukur berdasarkan keeratan hubungan dengan sesama rekan kerja, keeratan hubungan dengan sesama rekan kerja di bagian lain, pemberian saran dan dorongan serta semangat kerja antar sesama rekan kerja, pemberian bantuan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hubungan di luar pekerjaan dikatakan erat apabila karyawan mengetahui dan mengenal baik anggota keluarga rekan kerjanya.
aaaaaDari Tabel 17 dapat dikatakan hubungan sesama rekan kerja tergolong erat. Indikator hubungan antara sesama rekan kerja diukur berdasarkan keeratan hubungan dengan sesama rekan kerja di bagian yang sama, keeratan hubungan dengan sesama rekan kerja di bagian lain, rekan kerja yang sering memberikan bantuan dalam pekerjaan, rekan kerja yang sering memberikan dorongan dan kerja sama, keeratan dengan keluarga rekan kerja. Secara umum karyawan menilai bahwa terdapat hubungan yang erat dengan rekan kerja di bagian yang sama dan di bagian yang lain, hal tersebut dirasakan karyawan karena diantara mereka selalu
terdapat hubungan kerja sama yang baik dalam pekerjaan, saling membantu, rekan kerja selalu memberi informasi dalam hal pekerjaan, komunikasi yang baik antara sesama rekan kerja, saling menyayangi, menghargai dan kekeluargaan baik dengan rekan kerja maupun dengan keluarga rekan kerja.
Tabel 17. Rata-rata penilaian karyawan terhadap hubungan sesama rekan kerja Bobot Nilai Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata tertimbang Kesimpulan Hubungan saya erat
dengan rekan kerja dari bagian yang sama.
0 1 4 41 14 4,13 Setuju
Hubungan saya erat dengan rekan kerja dari bagian yang lain.
0 1 11 42 6 3,88 Setuju
Rekan kerja saya
sering memberikan bantuan dalam pekerjaan. 0 3 14 36 7 3,78 Setuju Saya sering memberikan dorongan
dan kerja sama kepada rekan kerja saya.
0 2 6 46 6 3,93 Setuju
Hubungan saya erat dengan keluarga rekan kerja saya.
1 3 20 32 4 3,58 Setuju
Persepsi Terhadap Hubungan Sesama Rekan Kerja 3,86 Setuju
aaaaaBerdasarkan Hasil uji korelasi Rank Spearman antara variabel hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi untuk berprestasi, hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja untuk kekuasaan dan hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja secara keseluruhan pada Tabel 15 diperoleh hasil bahwa
berdasarkan skala Champion termasuk kedalam moderately low
association, yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan sesama rekan kerja dengan variabel motivasi berprestasi, adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja untuk kekuasaan dan adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja secara
60
keseluruhan. Hubungan sesama rekan kerja memiliki hubungan yang nyata dengan komponen motivasi dan motivasi kerja secara keseluruhan. Semakin erat hubungan antara sesama rekan kerja akan meningkatkan motivasi kerja untuk berprestasi, motivasi untuk kekuasaan, dan motivasi kerja secara keseluruhan walaupun hubungannya lemah.
3. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan
aaaaaPeraturan dan kebijakan perusahaan adalah ketentuan yang ditetapkan perusahaan dan berlaku bagi semua karyawan. Indikator Peraturan dan kebijakan perusahaan diukur berdasarkan penilaian karyawan terhadap waktu kerja, pemberian sanksi dari perusahaan, kedisiplinan perusahaan dalam menerapkan peraturan, kebijakan perusahaan serta peningkatan karir.
aaaaaBerdasarkan Tabel 18 dapat dipersepsikan bahwa peraturan dan kebijakan perusahaan dikategorikan baik. Karyawan cukup puas terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, puas dengan jam kerja yang berlaku, puas dengan kedisiplinan perusahaan dalam menjalankan peraturan dan kebijakan perusahaan, karyawan bersedia menerima sanksi atau hukuman apabila tidak mentaati peraturan yang telah ditetapkan, karyawan puas terhadap kebijakan perusahaan dalam memberikan kesempatan pengembangan karir bagi karyawan yang berprestasi.
aaaaaBerdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara
variabel peraturan dan kebijakan perusahaan dengan motivasi untuk berprestasi pada Tabel 15, diperoleh hasil bahwa
berdasarkan nilai korelasi Champion termasuk kedalam
moderately low association, yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel peraturan dan kebijakan perusahaan dengan variabel motivasi berprestasi.
aaaaaVariabel peraturan dan kebijakan perusahaan memiliki
hubungan yang nyata dengan motivasi kerja untuk berprestasi, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik peraturan dan kebijakan
perusahaan maka akan mendorong karyawan untuk berprestasi. Hubungan antara variabel peraturan dan kebijakan perusahaan dengan motivasi kerja untuk kekuasaan dan motivasi kerja secara
keseluruhan berdasarkan skala Champion termasuk kedalam
kondisi no association, yang menunjukkan tidak adanya hubungan
antara variabel peraturan dan kebijakan perusahaan dengan variabel motivasi untuk kekuasaan dan motivasi kerja secara keseluruhan. Tidak adanya hubungan diakibatkan karena motivasi kerja untuk kekuasaan cenderung kearah pengakuan dan penghargaan serta mempengaruhi orang lain, sedangkan peraturan dan kebijakan perusahaan lebih mengarah kepada kesempatan pengembangan karir, kedisiplinan, waktu kerja yang implikasi secara langsungnya adalah kearah motivasi kerja berprestasi. Tabel 18. Rata-rata penilaian karyawan terhadap peraturan dan kebijakan
perusahaan Bobot Nilai Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata tertimbang Kesimpulan Puas dengan peraturan
dan kebijakan yang ditetapkan.
1 6 20 29 4 3,48 Cukup
Setuju Puas dengan peraturan
jam kerja yang berlaku di tempat kerja saya.
0 0 10 46 4 3,90 Setuju Perusahaan disiplin dalam menerapkan peraturan. 0 3 13 38 6 3,78 Setuju Setuju dengan pemberian sanksi atau hukuman bagi karyawan yang tidak mentaati peraturan
0 4 6 38 12 3,96 Setuju
Puas dengan kebijakan perusahaan
memberikan kesempatan
pengembangan karir bagi karyawan yang berprestasi.
0 1 16 23 20 4,03 Setuju
Persepsi Terhadap Peraturan dan Kebijakan
62
4. Kondisi Kerja
aaaaaKondisi kerja adalah keadaan lingkungan kerja yang
diciptakan oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Kondisi kerja yang baik akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Penciptaan kondisi kerja yang baik tidak terlepas dari peranan perusahaan dan karyawan dalam menciptakan kondisi kerja tersebut. Indikator kondisi kerja diukur berdasarkan kepuasan karyawan terhadap ketenangan dalam bekerja, perlengkapan dan fasilitas kerja, kenyamanan dan kebersihan tempat bekerja, sistem keselamatan kerja serta keamanan tempat kerja.
Tabel 19. Rata-rata penilaian karyawan terhadap kondisi kerja
Bobot Nilai Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata tertimbang Kesimpulan Puas dengan kenyamanan tempat kerja 0 6 17 30 7 3,63 Setuju
Puas dengan kebersihan
tempat kerja 0 6 17 32 5 3,60 Setuju
Perlengkapan dan sarana pendukung sudah lengkap.
1 5 17 34 3 3,55 Setuju
Puas dengan sistem keselamatan kerja yang dibuat perusahaan.
0 1 12 40 7 3,88 Setuju
Puas dengan keamanan
tempat kerja saya. 0 0 12 40 8 3,93 Setuju
Persepsi Terhadap Kondisi Kerja 3,72 Setuju
aaaaaDari hasil penilaian karyawan terhadap kondisi kerja
diperoleh persepsi bahwa secara umum karyawan menilai kondisi kerja dikategorikan baik. Hal ini tercermin dari Tabel 19 yang menyatakan bahwa indikator kondisi kerja yang pada umumnya karyawan merasa puas dengan kenyamanan, perlengkapan dan sarana pendukung, sistem keselamatan kerja, kebersihan dan keamanan tempat kerja.
aaaaaBerdasarkan Hasil uji korelasi Rank Spearman antara
kerja untuk kekuasaan, motivasi kerja keseluruhan pada Tabel 15
diperoleh hasil bahwa berdasarkan skala Champion termasuk
kedalam kondisi no association, yang menunjukkan tidak adanya
hubungan antara variabel kondisi kerja dengan komponen motivasi kerja dan motivasi kerja secara keseluruhan.
5. Kompensasi
aaaaaKompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, karena karyawan memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Variabel kompensasi dapat diukur berdasarkan kepuasan karyawan terhadap besarnya gaji yang diberikan, kecukupannya terhadap kebutuhan sehari-hari, kesesuaian dengan masa kerja, sistem penggajian, tunjangan yang diberikan, dan fasilitas yang disediakan perusahaan.
aaaaaDari Tabel 20 dapat dikatakan bahwa karyawan cukup puas terhadap kompensasi yang didapat, namun Secara umum karyawan merasa kurang puas dengan gaji karena dinilai belum memenuhi kebutuhan hidup dan tidak sesuai dengan masa kerja karyawan.
aaaaaBerdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara
variabel kompensasi dengan motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk kekuasaan, dan motivasi kerja keseluruhan pada Tabel 15
diperoleh hasil bahwa menurut skala Champion termasuk kedalam
kondisi no association, yang menunjukkan tidak adanya hubungan
antara variabel kompensasi dengan variabel motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk kekuasaan dan motivasi kerja secara keseluruhan.
64
Tabel 20. Rata-rata penilaian karyawan terhadap kompensasi
Bobot Nilai Indikator
1 2 3 4 5
Rata-rata
tertimbang Kesimpulan Puas dengan gaji yang
diterima sekarang. 10 26 18 6 0 2,33
Kurang Setuju
Gaji yang diperoleh
mencukupi kebutuhan. 10 35 10 5 0 2,16
Kurang Setuju Perlu mengetahui sistem
penggajian 0 3 12 33 12 3,9 Setuju
Gaji yang diperoleh
sesuai dengan masa kerja 10 28 12 9 1 2,38
Kurang Setuju
Puas dengan tunjangan insentif yang diberikan perusahaan.
10 25 16 9 0 2,40 Kurang
Setuju
Puas dengan tunjangan
Kesehatan dan pengobatan
4 17 17 22 0 3,28 Cukup
Setuju setuju dengan adanya
tunjangan kematian 2 5 6 28 19 3,95 Setuju
Setuju dengan adanya tunjangan pemutusan hubungan kerja.
2 3 4 32 19 4,05 Setuju
Puas dengan tunjangan
hari raya 1 13 18 19 9 3,35
Cukup Setuju Puas dengan fasilitas
sarana dan prasarana olah raga
0 4 11 37 8 3,81 Setuju
Puas dengan dengan
fasilitas poliklinik 2 5 12 31 10 3,70 Setuju Puas dengan fasilitas
kantin dan tempat istirahat
1 4 22 26 7 3,56 Setuju
Puas dengan fasilitas cuti yang diberikan perusahaan.
0
5 6 42 7 3,85 Setuju
Puas dengan fasilitas
perizinan 0 3 19 32 6 3,68 Setuju
Persepsi Terhadap Kompensasi 3,31 Cukup Setuju
A aaaaa
aaaaaKompensasi pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang memiliki kecenderungan dapat menggerakkan motivasi kerja karyawan, namun pada penelitian ini didapat suatu fenomena menarik dimana kompensasi tidak berhubungan dengan motivasi kerja karyawan. Kompensasi mungkin akan berhubungan dengan motivasi kerja, apabila pada saat pengujian diasumsikan bahwa
faktor lain cateris paribus, namun ketika asumsi tersebut dihilangkan maka pada situasi dan kondisi perusahaan serta situasi dan kondisi sosial ekonomi Indonesia tidak stabil maka faktor-faktor lain memiliki hubungan yang lebih kuat dibanding kompensasi. Selain hal tersebut diatas apabila ditinjau dari sisi teori dua faktor Herzberg dimana kompensasi termasuk kedalam higiene faktor, yang menganggap bahwa kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan
4.5. Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan