• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KARAKTERISITIK INDIVIDU DAN HUBUNGANNYA

5.3 Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Tingkat

5.3.1 Hubungan antara Usia dengan Tingkat Partisipasi

Usia adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Responden dalam penelitian ini tergolong usia kerja yaitu antara 15-64 tahun sebanyak 44 orang dan satu orang responden tergolong lanjut usia lanjut (65+tahun).

Masyarakat dengan usia non-produktif memiliki tingkat partisipasi yang rendah dalam program PEB PNPM-MP, sedangkan masyarakat dengan usia produktif sebagian besar memiliki tingkat partisipasi yang sedang dalam program PEB PNPM-MP yaitu sebanyak 36,40 persen. Masyarakat dengan usia produktif berpartisipasi penuh pada saat pelaksanaan dan pemanfaatan hasil program, sedangkan pada saat perencanaan program tidak terlibat secara penuh dan pada saat evaluasi program, masyarakat dengan usia produktif sebagian besar tidak terlibat di dalam program PEB PNPM-MP.

Hasil Tabulasi Silang antara usia dan tingkat partisipasi responden disajikan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Persentase Responden menurut Usia dan Tingkat Partisipasi pada Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, 2010

Usia Tingkat Partisipasi Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total Produktif 29,50 36,40 34,10 100,00 Non-Produktif 100,00 0,00 0,00 100,00 rs= 0,91 α= 0,105

H0 : Tidak ada perbedaan antara responden yang berusia produktif dan non-produktif dalam berpartisipasi pada Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

H1: Semakin produktif usia responden, maka semakin tinggi partisipasinya dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

Analisis Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat apakah responden berusia produktif lebih berpartisipasi dalam program PEB PNPM-MP. Dengan menggunakan Uji KorelasiRank Spearman diperoleh nilai Sig (1-tailed) hitung sebesar 0,105 > α (0.1) sehingga H0diterima dan H1ditolak. Jadi responden yang berusia produktif maupun yang berusia tidak produktif sama-sama berpartisipasi dalam program PEB.

Usia tidak mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam program. Baik yang berusia produktif maupun yang berusia tidak produktif (lansia), sama-sama berpartisipasi dalam program PEB PNPM-MP. Hal ini dikarenakan seluruh

masyarakat Desa Cimanggu I ingin memajukan tingkat perekonomian di desa tersebut, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Baik masyarakat berusia produktif yaitu antara usia 15-64 tahun maupun masyarakat yang berusia tidak berusia produktif (lansia) yaitu usia 65+sama-sama ingin turut berkontribusi dalam memajukan Desa Cimanggu I.

5.3.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti responden pada saat penelitian ini berlangsung dari tidak tamat sekolah dasar (SD) sampai dengan jenjang perguruan tinggi. Secara umum pendidikan masyarakat tergolong rendah yaitu sebanyak 32 orang, responden yang berpendidikan sedang sebanyak 12 orang, dan tergolong tinggi sebanyak satu orang.

Gambar 5.3 Tingkat Pendidikan Responden

Hasil Uji Tabulasi Silang pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa masih terdapat responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki tingkat partisipasi yang rendah. Hal ini dikarenakan responden tersebut tidak terlibat pada saat perencanaan program dan evaluasi program. Selain itu, pada tahap menikmati hasil, responden tersebut tidak menerima manfaat dari program PEB PNPM-MP. Jadi, responden tersebut hanya terlibat pada saat pelaksanaan program saja. Jumlah responden dengan kategori tersebut sebanyak satu orang.

Hasil Tabulasi Silang antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi disajikan pada Tabel 5.9

Tabel 5.9 Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi pada Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, 2010

Tingkat Pendidikan Tingkat Partisipasi Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total Rendah 40,60 40,60 18,80 100,00 Sedang 0,00 25,00 75,00 100,00 Tinggi 100,00 0,00 0,00 100,00 rs= 0,442 α= 0,001

H0 : Tidak ada perbedaan antara responden dengan tingkat pendidikan rendah, sedang maupun tinggi dengan tingkat partisipasi responden dalam Progsebanyram Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

H1 : Semakin tinggi pendidikan yang pernah ditamatkan oleh responden, maka tingkat pendidikan responden semakun tinggi dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

Analisis Uji Korelasi Rank Sperman digunakan untuk melihat apakah semakin tinggi pendidikan, responden cenderung lebih berpartisipasi dalam program PEB. Hasil uji Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Sig. (1-tailed) 0,001 < α (0,1) sehingga H1diterima dan H0ditolak. Jadi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang cenderung membuat seseorang lebih berpartisipasi di dalam program PEB PNPM-MP. Tingkat pendidikan yang semakin baik akan mampu membantu masyarakat selaku penerima program untuk menjalankan program dengan baik. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan tingkat pendidikan yang diterima oleh masyarakat Desa Cimanggu I agar tingkat partisipasi masyarakat di dalam program PEB MP meningkat sehingga tujuan program PEB PNPM-MP dapat tercapai dengan sangat baik.

5.3.3 Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Partisipasi Tingkat pendapatan responden adalah ukuran taraf hidup yang dilihat dari jumlah penghasilan seseorang yang dihitung perbulan. Sebagian besar responden dalam penelitian ini berpenghasilan sedang yaitu sebanyak 21 orang, responden

yang berpenghasilan rendah sebanyak 12 orang, dan responden yang berpenghasilan tinggi sebanyak 12 orang.

Gambar 5.4 Pendapatan Responden

Hasil Tabulasi Silang antara tingkat pendapatan dan tingkat partisipasi disajikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Persentase Responden menurut Tingkat Pendapatan dan Tingkat Partisipasi pada Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, 2010

Tingkat Pendapatan Tingkat Partisipasi Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total Rendah 25,00 66,70 8,30 100,00 Sedang 36,40 27,30 36,40 100,00 Tinggi 27,30 18,20 54,50 100,00 rs= 0,198 α= 0,096

Berdasarkan Tabel 5.10 responden yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah sebagian besar memiliki tingkat partisipasi yang sedang dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang rendah dan tinggi. Selain itu, responden dengan tingkat pendapatan sedang dan tinggi cukup banyak yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi masing-masing sebesar 36,40 persen dan 54,50 persen. Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang tinggi mampu dengan

mudah mengelola modal yang diberikan oleh pihak PNPM sehingga tidak terjadi penunggakan dalam pembayaran pinjaman setiap bulannya.

H0 : Tidak ada perbedaan antara responden dengan tingkat pendapatan rendah, sedang maupun tinggi dengan tingkat partisipasi responden dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

H1 : Semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka tingkat partisipasi responden semakin tinggi dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

Analisis Uji KorelasiRank SpermanSilang digunakan untuk melihat apakah semakin tinggi pendapatan responden maka responden lebih berpartisipasi dalam program PEB PNPM-MP. Hasil Uji Korelasi Rank Sperman diperoleh nilai Sig. (1-tailed) hitung sebesar 0.096 > α (0.1) sehingga H0ditolak dan H1diterima. Jadi semakin tinggi pendapatan seseorang membuat lebih berpartisipasi pada program PEB PNPM-MP. Responden yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan sedang harus diberikan pendampingan secara penuh oleh fasilitator kelompok agar tingkat partisipasinya dapat meningkat.

5.3.4 Hubungan antara Motivasi dengan Tingkat Partisipasi

Motivasi merupakan alasan atau dorongan dari dalam diri responden untuk terlibat dalam program PEB PNPM-MP. Sebagian besar responden memiliki motivasi utama mengikuti program PEB PNPM-MP untuk mengembangkan modal usaha yaitu sebanyak 30 orang, responden yang memiliki motivasi utama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sebanyak 11 orang, dan responden yang memiliki motivasi utama untuk meningkatkan keterampilan berusaha sebanyak empat orang. Tidak ada responden yang memiliki motivasi utama untuk mensosialisasikan diri dalam masyarakat dan melatih kemampuan dalam berorganisasi.

Hasil Uji Tabulasi Silang pada Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden dengan motivasi utama untuk meningkatkan keterampilan berusaha memiliki tingkat partisipasi yang rendah dalam program PEB PNPM-MP. Responden dengan motivasi utama untuk mengembangkan modal usaha memiliki tingkat

partisipasi yang tinggi yaitu sebesar 40 persen, sedangkan responden dengan motivasi utama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya memiliki tingkat partisipasi yang sedang dalam program PEB PNPM-MP. Berdasarkan hal tersebut, responden yang memiliki motivasi utama untuk meningkatkan keterampilan berusaha dan mengembangkan modal usaha perlu didorong untuk berpartisipasi penuh dalam program PEB PNPM-MP.

Hasil Tabulasi Silang antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi disajikan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Persentase Responden menurut Motivasi dan Tingkat Partisipasi Responden pada Program Ekonomi Bergulir PNPM-MP di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, 2010

Motivasi Tingkat Partisipasi Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total Meningkatkan Keterampilan Berusaha 75,00 25,00 0,00 100,00 Mengembangkan Modal 26,70 33,30 40,00 100,00 Meningkatkan Kesejahteraan 27,30 45,50 27,30 100,00 rs= 0,121 α= 0,215

H0: Tidak ada perbedaan antara responden dengan motivasi utama meningkatkan keterampilan berusaha, mengembangkan modal, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan tingkat partisipasi responden dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

H1 : Semakin tinggi motivasi responden untuk meningkatkan kesejahteraannya, maka tingkat partisipasi responden semakin tinggi dalam Program Ekonomi Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan.

Analisis Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan apakah responden yang memiliki motivasi utama untuk meningkatkan kesejahteraannya cenderung lebih berpartisipasi dalam program PEB PNPM-MP. Dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Sperman diperoleh nilai Sig. (1-tailed) hitung sebesar 0, 215 > α (0.1) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi tidak ada perbedaan antara responden yang memiliki motivasi utama meningkatkan keterampilan berusaha, mengembangkan modal, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan tingkat partisipasi responden dalam Program Ekonomi Bergulir

PNPM Mandiri Perkotaan. Motivasi utama mereka yang berbeda tidak menjadi halangan untuk ikut berpartisipasi dalam program.

Dokumen terkait