Berdasarkan Tabel 27, dapat diketahui hubungan antara luas lahan pekarangan dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dan pengambilan keputusan diperoleh nilai kofisien korelasi (rs) sebesar 0,349 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi yang lemah artinya terdapat hubungan yang lemah antara variabel luas lahan pekarangan dengan partisipasi tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,553. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 2,553 lebih besar dari pada t Tabel 2,023 maka H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan pekarangan yang dimiliki wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap perencanaan dan
pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini luas lahan pekarangan memiliki hubungan terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Hal tersebut dikarenakan semakin luanya lahan pekarangan yang dimiliki oleh wanita tani maka semakin luas pula perencanaan dan pengambilan keputusan oleh wanita tani untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang dimiliki. Perencanaan dan pengambilan keputusan oleh wanita tani meliputi perencanaan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan dan mengusahakan berbagai tanaman dan peternakan yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan mendukung program P2KP.
Hubungan antara luas lahan pekarangan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,085 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi sangat lemah artinya terdapat hubungan sangat lemah antara variabel luas lahan pekarangan dengan partisipasi tahap pelaksanaan. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,584. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,584 lebih kecil dari pada t Tabel 2,023 maka H0 diterima.
Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan pekarangan wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pelaksanaan program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan pekarangan tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam program P2KP meskipun memiliki arah hubungan yang positif namun untuk meningkatkan partisipasi wanita tani perlu berbagai faktor lain diluar model.
Hubungan antara luas lahan pekarangan dengan tingkat partisipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi keputusan diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,241 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi yang lemah artinya terdapat hubungan lemah antara
variabel luas lahan pekarangan dengan partisipasi tahap pemantauan dan evaluasi. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,592. Sehingga
dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 1,592 lebih kecil dari pada t Tabel 2,023 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara luas lahan pekarangan wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemantauan dan evaluasi program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan pekarangan memiliki hubungan yang rendah terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam program P2KP. hal tersebut dikarenakan tidak terdapatnya aktifitas berpartisipasi antara wanita tani yang memiliki lahan yang lebih luas dengan wanita tani yang memiliki lahan yang lebih sempit, karena wanita tani sama-sama miliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi.
Hubungan antara luas lahan pekarangan responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,368 pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05), terdapat korelasi yang lemah artinya terdapat hubungan lemah antara variabel luas lahan pekarangan dengan partisipasi tahap pemanfaatan hasil. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,713. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 2,713 lebih besar dari pada t Tabel 2,023 maka H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan pekarangan wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini luas lahan pekarangan memiliki hubungan yang rendah terhadap tingkat partisipasi wanita tani
pada tahap pemanfaatan hasil dalam program P2KP. Berdasarkan hasil penelitian di lapang dapat diketahui bahwa luas lahan sangat mempengaruhi partisipasi wanita tani tahap pemanfaatan hasil, wanita tani yang memiliki luas lahan yang lebih luas akan memperoleh manfaat dari program P2KP yang lebih banyak. Luas lahan pekarangan yang dimiliki oleh wanita tani dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman, selain itu wanita tani yang memiliki pekarangan yang lebih luas dapat memanfaatkan pekarangan untuk budidaya ternak baik kambing, unggas, maupun ikan air tawar dan memperoleh manfaat yang lebih banyak.
Hubungan antara luas lahan pekarangan responden dengan tingkat partisipasi total wanita tani dalam program P2KP diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,370 pada tingkat kepercayaan 95%
(α= 0,05), terdapat korelasi yang lemah artinya terdapat hubungan lemah antara variabel luas lahan pekarangan dengan partisipasi total wanita tani. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin luas lahan pekarangan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,730. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 2,730 lebih besar dari pada t Tabel 2,023 maka H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara luas lahan pekarangan wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani pada dalam program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan pekarangan memiliki hubungan yang rendah terhadap tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil dalam program P2KP.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Prasyanto (2001) yang menyatakan bahwa tingkat partisipasi petani dalam suatu kegiatan penyuluhan pertanian dipengaruhi secara nyata oleh luas lahan yang dikuasai. Ditambahkan oleh Romadhoan (2013) bahwa kepemilikan lahan yang luas membuat petani lebih leluasa memanfaatkannya untuk
berbagai jenis tanaman. Semakin luas lahan yang di garap akan semakin meningkatkan semangat petani untuk menanam dan memanfaatkan lahan secara leluasa dan maksimal serta pendapatan akan semakin meningkat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapang, dapat diambil kesimpulan bahwa luas lahan pekarangan yang dimiliki wanita tani terdapat hubungan yang nyata dengan partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Wanita tani yang memiliki lahan pekarangan lebih luas dapat merencanakan, melaksanakan dan memperoleh manfaat yang lebih banyak dari pada wanita tani yang memiliki luas lahan yang lebih sempit. Perolehan manfaat secara ekonomi karena hasil yang dimiliki akan lebih banyak dan lebih beragam.