Berdasarkan Tabel 27, dapat diketahui hubungan antara jumlah keluarga dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dan pengambilan keputusan diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,035 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi sangat lemah artinya terdapat hubungan sangat lemah antara variabel kemampuan ekonomi (tingkat pendapatan) dengan partisipasi tahap perencanaan dan pengambilan keputusan. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi pengalaman berusaha tani, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani tahap perencanaan dan pengambilan keputusan dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,240.
Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,240 lebih kecil dari t Tabel
2,023 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap perencanaan dan pengambilan keputusan program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah keluarga tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi wanita tani program P2KP tahap perencanaan dan pengambilan keputusan, karena wanita tani dengan jumlah keluarga lebih banyak maupun lebih sedikit sama-sama memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mengambil keputusan untuk keberlangsungan program P2KP.
Hubungan antara jumlah keluarga dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan diperoleh nilai rs sebesar -0,053 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi sangat lemah artinya terdapat hubungan sangat lemah antara variabel Jumlah keluarga dengan partisipasi tahap pelaksanaan. Hubungan korelasi memiliki arah negatif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi pengalaman berusaha tani, maka belum tentu semakin tinggi pula partisipasi wanita tani tahap pelaksanaan dalam program P2KP.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar -0,363. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar -0,363 lebih kecil dari t Tabel 2,023 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pelaksanaan program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini jumlah keluarga tidak memiliki hubungan dengan partisipasi wanita tani pada tahap pelaksanaan program P2KP. Jumlah tanggungan yang dimiliki responden banyak atau sedikit tidak mempengaruhi wanita tani untuk mengikuti pelaksanaan program P2KP. tidak adanya perbedaan aktivitas berpartisipasi hal tersebut dikarenakan responden dengan jumlah tanggungan sedikit maupun banyak sama-sama ikut berpartisipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi program P2KP.
Hubungan antara jumlah keluarga dengan tingkat partisipasi pada tahap pemantauan dan evaluasi keputusan diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,026 pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), terdapat korelasi sangat lemah artinya terdapat hubungan sangat lemah antara variabel Jumlah keluarga dengan partisipasi tahap pemantauan dan evaluasi. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi pengalaman berusaha tani, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani tahap pemantauan dan evaluasi dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,178. Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,178 lebih kecil dari t Tabel 2,023 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemantauan dan evaluasi program P2KP. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah keluarga tidak mimiliki hubungan terhadap tingkat partisipasi wanita tani dalam program P2KP tahap pemantauan dan evaluasi. Wanita tani dengan jumlah keluarga lebih banyak maupun lebih sedikit sama-sama berpartisipasi dan terlibat dalam melakukan pemantauan dan melakukan evaluasi serta terlibat dalam memberikan penilaian tentang keberhasilan dan keberlanjutan program program P2KP.
Hubungan antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,139 pada tingkat kepercayaan 95%
(α= 0,05), terdapat korelasi asangat lemah artinya tidak terdapat hubungan antar variabel jumlah keluarga dengan partisipasi tahap pemanfaatan hasil. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi pengalaman berusaha tani, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani tahap pemanfaatan hasil dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,962 lebih kecil dari pada t Tabel 2,023 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah keluarga tidak memiliki hubungan terhadap tingkat partisipasi wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil dalam program P2KP. Wanita tani yang memiliki jumlah keluarga lebih banyak maupun lebih sedikit sama-sama bisa memanfaatkan hasil pekarangan, keterampilan dalam budidaya tanaman dan peternakan, serta memanfaatkan pengetahuan untuk mengusahakan pangan lokal sebagai bisnis pangan (off farm) dari program P2KP meskipun pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal.
Hubungan antara jumlah keluarga responden dengan tingkat partisipasi total wanita tani dalam program P2KP diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,045 pada tingkat kepercayaan 95%
(α= 0,05), terdapat korelasi sangat lemah artinya terdapat hubungan sangat lemah antara variabel jumlah keluarga dengan partisipasi partisipasi total. Hubungan korelasi memiliki arah positif kondisi tersebut menunjukkan apabila semakin tinggi pengalaman berusaha tani, maka semakin tinggi pula partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,308.
Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,308 lebih kecil dari pada t Tabel 2,023 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka H0 diterima.
Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah keluarga wanita tani dengan tingkat partisipasi wanita tani dalam program P2KP.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini jumlah keluarga tidak memiliki hubungan terhadap tingkat partisipasi total wanita tani pada tahap pemanfaatan hasil dalam program P2KP. Wanita tani dengan jumlah keluarga lebih banyak maupun lebih sedikit sama-sama bisa melaksanakan dan memperoleh manfaat dari program P2KP.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Romadoan (2013) bahwa jumlah keluarga tidak berhubungan nyata dengan fungsi kelompok tani.
Hal ini berarti besar kecilnya jumlah keluarga yang dimiliki oleh petani
tidak mempengaruhi petani dalam beraktifitas dan bersosialisasi dalam kelompok, anggota kelompok tani tetap menjalankan kelompok sebagai wadah untuk belajar, bekerjasama, dan melakukan aktifitas lain.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapang, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah keluarga tidak mempengaruhi partisipasi wanita tani dalam program P2KP. Wanita tani yang memiliki jumlah tanggungan lebih banyak belum tentu memiliki partisipasi yang tinggi pula terhadap program, begitupun sebaliknya wanita tani yang memiliki jumlah keluarga lebih sedikit belum tentu memiliki partisipasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan wanita tani yang memiliki jumlah keluarga lebih banyak maupun jumlah keluarga yang lebih sedikit sama-sama memiliki keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam program P2KP untuk mendapatkan manfaat secara ekonomi maupun peningkatan pengetahuan bagi dirinya, keluarganya untuk meningkatkan usahatani yang digelutinya.
6. Hubungan Antara Luas Lahan Pekarangan (X6) dengan Tingkat