• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII. HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PARTISIPAS

7.2. Hubungan Antara Tingkat Kemampuan dengan Tingkat Partisipas

dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010

Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan di bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi

H1= Ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan di bidang

pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi

Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0.399 > α (0.05) sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, ada

hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan di bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi.

Nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) hitung diperoleh sebesar (-0.134) < α (0.5). Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi. Hubungan bernilai negatif. Artinya, hubungan antara kedua variabel berkebalikan. Responden mempunyai pengetahuan dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan justru tidak terlibat dalam program.

Tabel 28. Hubungan Tingkat Pengetahuan dalam Bidang Pengelolaan Sampah Sebelum Ada Program dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010

Tingkat Partisipasi Tingkat Pengetahuan

Punya Tidak Punya

N % N %

Terlibat 11 84,6 27 93,1

Tidak terlibat 2 15,4 2 6,9

Total 13 100 29 100

Berdasar Tabel 28. responden yang cenderung tidak mempunyai pengetahuan dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan maka

cenderung terlibat dalam program dibanding responden yang sudah mempunyai pengetahuan. Responden yang baru mengetahui cara pembuatan kompos mempunyai ketertarikan lebih dibanding responden yang sudah mengetahui cara pembuatan kompos sebelum ada pendampingan. Oleh karena itu, mereka cenderung terlibat dalam program pengelolaan sampah organik.

Namun, responden yang cenderung mempunyai pengetahuan dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan maka cenderung tidak terlibat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya responden mengalami penurunan keinginan untuk terlibat. Setelah mengetahui cara pembuatan kompos yang tidak praktis dan membutuhkan waktu lama menimbulkan keengganan untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah organik. Dengan demikian, berarti terjadi proses penguatan stimuli yang kurang berjalan dengan lancar karena adanya stimuli yang kurang menyenangkan bagi responden sehingga responden enggan untuk mengulanginya.

Sumber: Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2004)

Gambar 17. Tahap-Tahap Pengolahan Informasi

Pada tahap perhatian sampai pada tahap penerimaan, terekam dalam memori responden suatu stimuli yang kurang menyenangkan terkait dengan pengetahuan pembuatan kompos dari sampah organik. Sehingga pada tahap selanjutnya responden enggan untuk megulanginya dan tidak terlibat dalam program pengelolaan sampah organik.

  Memori Pemahaman Penerimaan Perhatian Pemaparan Retensi Stimulus

7.2.2. Hubungan Antara Tingkat Ketrampilan Sebelum Ada Program dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010

Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat ketrampilan di bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi

H1 = Ada hubungan signifikan antara tingkat ketrampilan di bidang pengelolaan

sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0.507 > α (0.05) sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, tidak

ada hubungan signifikan antara tingkat ketrampilan di bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi.

. Nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) hitung diperoleh sebesar 0.105 < α (0.5). Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat ketrampilan dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan dengan tingkat partisipasi.

Tabel 29. Hubungan Tingkat Ketrampilan dalam Bidang Pengelolaan Sampah Sebelum Ada Program dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010

Tingkat Partisipasi Tingkat Ketrampilan

Punya Tidak Punya

N % N %

Terlibat 4 100 34 89,5

Tidak terlibat 0 0 4 10,5

Total 4 100 38 100

Berdasar Tabel 29. responden yang cenderung mempunyai ketrampilan dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program maka cenderung terlibat dalam program pengelolaan sampah organik dibanding responden yang sudah mempunyai ketrampilan sebelum ada pendampingan program. Sebaliknya, responden yang cenderung tidak mempunyai ketrampilan cenderung tidak terlibat dalam program pengelolaan sampah organik. Hal ini dikarenakan responden yakin akan mampu membuat pupuk kompos dengan bekal ketrampilan yang dimiliki sehingga ketrampilan menentukan tingkat partisipasi.

7.2.3. Hubungan Antara Tingkat Pengalaman Sebelum Ada Program dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010

Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pengalaman di bidang pengelolaan sampah sebelum ada program dengan tingkat partisipasi

H1 = Ada hubungan signifikan antara tingkat pengalaman di bidang pengelolaan

sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0.507 > α (0.05) sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, tidak

ada hubungan signifikan antara tingkat pengalaman di bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program dengan tingkat partisipasi.

Nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) hitung diperoleh sebesar 0.105 < α (0.5). Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat pengalaman dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan dengan tingkat partisipasi.

Tabel 30. Hubungan Tingkat Pengalaman dalam Bidang Pengelolaan Sampah Sebelum Ada Program dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010

Tingkat Partisipasi Tingkat Pengalaman

Punya Tidak Punya

N % N %

Terlibat 4 100 34 89,5

Tidak terlibat 0 0 4 10,5

Total 4 100 38 100

Berdasar Tabel 30. responden yang cenderung mempunyai pengalaman dalam bidang pengelolaan sampah sebelum ada pendampingan program maka cenderung terlibat dalam program pengelolaan sampah organik dibanding responden yang sudah mempunyai pengalaman. Sebaliknya, responden yang cenderung mempunyai pengalaman sebelum ada pendampingan program maka cenderung tidak terlibat dalam program. Pengalaman yang pernah dialami responden dalam mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos menjadi bekal ketrampilan yang dimiliki responden untuk terlibat dalam program pengelolaan sampah organik yang difasilitasi Ciliwung Merdeka.

7.2.4. Hubungan Antara Tingkat Ketersediaan Waktu dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung Tahun 2010

Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

Ho = Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat ketersediaan waktu dengan tingkat partisipasi

H1 = Ada hubungan signifikan antara tingkat ketersediaan waktu dengan tingkat

partisipasi

Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0.399 > α (0.05) sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi, tidak

ada hubungan signifikan antara tingkat ketersediaan waktu dengan tingkat partisipasi.

Nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) hitung diperoleh sebesar 0.134 < α (0.5). Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat ketersediaan waktu dengan tingkat partisipasi.

Tabel 31. Hubungan Tingkat Ketersediaan Waktu dengan Tingkat Partisipasi Program Pengelolaan Sampah Organik di Bantaran Sungai Ciliwung, Tahun 2010

Tingkat Partisipasi Tingkat Ketersediaan waktu

Punya Tidak punya

N % N %

Terlibat 27 93,1 11 84,6

Tidak terlibat 2 6,9 2 15,4

Total 29 100 13 100

Berdasar Tabel 31. responden yang cenderung mempunyai waktu maka semakin terlibat dalam program dibanding responden yang cenderung tidak mempunyai waktu untuk terlibat. Sebaliknya, responden yang cenderung tidak mempunyai waktu maka semakin tidak terlibat dalam program.

Ketersediaan waktu merupakan sumber daya imateriil yang mempengaruhi keterlibatan komunitas untuk turut serta dalam setiap rangkaian program pengelolaan sampah organik. Hal ini bisa menjadi tantangan akan keberlanjutan program. Bila komunitas merasa tidak mempunyai waktu untuk terlibat karena memanfaatkannya untuk bekerja mencari penghasilan, maka keterlibatan komunitas dalam program pengelolaan sampah organik akan cenderung berkurang.

7.3. Hubungan Antara Tingkat Kesempatan dengan Tingkat Partisipasi

Dokumen terkait