• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Dapur dengan Keberadaan Vektor

CI Ada Tidak ada

5.5. Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Dapur dengan Keberadaan Vektor

Vektor yang banyak dijumpai di dapur kapal sebagai salah satu faktor risiko adalah kecoa. Dari 54 kapal, dapur kapal yang keadaan sanitasinya berisiko sebesar 32 atau 59,3% dan yang tidak berisiko sebesar 22 atau 40,7%. Dari 32 kapal tersebut yang menunjukkan keberadaan vektor sebesar 28 kapal atau 87,5% dan 4 kapal atau 12,5% yang tidak menunjukkan adanya vektor. Hasil uji statistik Chi-Square dapat disimpulkan ada hubungan antara dapur dengan keberadaan vektor dimana nilai ρ=(0.001)<0,05. Nilai OR yaitu 10,111 artinya Keadaan sanitasi dapur yang berisiko

mempunyai peluang 10,1 kali adanya keberadaan vektor dibanding yang tidak berisiko. Hal tersebut ada relevansinya karena pada pada dapur mempunyai risiko yang tinggi dan keberadaan vektor kecoa yang tinggi pula. Besarnya risiko dan keberadaan vektor pada dapur relatif sama dengan kamar awak kapal dan toilet. Karena permasalahan yang sangat subtansi yaitu pada tingkat kebersihan yang belum memenuhi kriteria kesehatan pada masing-masing faktor risiko tersebut.

Dari hasil penelitian di lapangan pada umumnya keadaan sanitasi dapur sebagian besar tidak bersih, walaupun tidak ada sampah makanan yang berserakan

tetapi permukaan dinding kotor dan tidak bewarna terang, tidak tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat dan terhadap sampah tidak diperlakukan pemisahan jenis sampah dan hanya sebagian kecil kapal yang melakukan pembilasan dengan air panas. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya tempat berkembangbiaknya kecoa karena kebiasaan hidup dan berkembang biaknya vektor penular penyakit ini menyukai tempat yang lembab dan banyak terdapat makanan, apalagi tempat pembuangan sampah di kapal tidak bertutup, dan sampah organik dan non organik dijadikan satu. Hal ini sesuai dengan habitat kecoa yang mana dapat menghasilkan

ootheca dengan jumlah yang banyak dengan selang waktu 4 hari. Kecoa dapat

dikatakan banyak dalam 1 ruangan karena sifatnya yang berkoloni.

Untuk meningkatkan keadaan sanitasi dapur di kapal agar tidak berisiko tingkat kebersihannya baik, tidak ada sampah berserakan, permukaan dinding tidak kotor, lembut dan terang. Tersedianya tempat sampah yang memenuhi syarat, dan melakukan pemisahan sampah organik dan an organik sebagai salah satu unsur dari 3R, alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih dan tidak terbuat dari bahan yang mengandung bahan toksik, makanan yang telah di olah harus dalam keadaan tertutup guna menghindari kontaminasi, ventilasi cukup dan pencahayaan tidak kurang dari 20 fc. Bahan makanan mentah sebelum di olah harus dicuci dengan air panas, begitu juga dengan perabotan dan alat masak dapur (Wijanarko, 2006). Dapur yang merupakan faktor risiko dalam penelitian ini sebagian besar belum sesuai dengan kriteria kesehatan kapal. Hal ini dapat dilihat sebagian besar kapal yang berisiko dan ditemukannya vektor sehingga merupakan faktor risiko.

5.6. Hubungan Faktor Risiko Keadaan Sanitasi Gudang Persediaan Makanan dengan Keberadaan Vektor

Gudang persediaan makanan di kapal merupakan salah satu faktor risiko. Hal ini dapat di laihat dari keberadaan vektor yang terdapat di dalam kompartemen gudang persediaan makanan. Dari 54 kapal, gudang persediaan makanan yang keadaaan sanitasinya berisiko sebesar 37 atau 68,5% dan yang tidak berisiko sebesar 17 atau 31,5%. Dari 37 kapal tersebut yang menunjukkan keberadaan vektor sebesar 29 kapal atau 78,4% dan 8 kapal atau 11,6% yang tidak menunjukkan adanya vektor. Hasil uji statistik Chi-Square dapat disimpulkan ada hubungan keadaan sanitasi gudang persediaan makanan dengan keberadaan vektor dimana nilai ρ=(0.047)<0,05.

Nilai OR yaitu 4,078 artinya keadaan sanitasi gudang persediaan makanan yang berisiko mempunyai peluang 4,07 kali adanya keberadaan vektor dibanding yang tidak berisiko. Besarnya risiko dan keberadaan vektor pada gudang persediaan makanan, relatif sama dengan kamar awak kapal, kamar mandi dan dapur. Karena permasalahan yang sangat subtansi yaitu pada tingkat kebersihan yang belum memenuhi kriteria kesehatan pada masing-masing faktor risiko tersebut.

Dari hasil penelitian di lapangan pada umumnya keadaaan sanitasi gudang persediaan makanan sebagian besar tidak bersih, terdapat sisa-sisa olahan makanan dan bahan baku makanan yang akan di olah yang tidak di buang pada tempatnya. Barang-barang bahan makanan tidak langsung disimpan pada gudang melainkan ditumpuk terlebih dahulu, penumpukan bahan makanan relatif lama, sehingga bisa menjadi salah satu tempat persembunyiannya. Termometer pada gudang persediaan

makanan sebagian tidak berfungsi dengan baik, sehingga banyak bahan makanan organik mudah layu dan busuk. Umumnya bahan makanan yang mudah membusuk atau tidak diletakkan dalam suhu yang sama. Suhu rata-rata sebagian besar pada gudang persediaan makanan di atas 150

Untuk meningkatkan keadaan sanitasi keadaan gudang persediaan makanan di kapal agar tidak berisiko apabila tingkat kebersihannya baik, tidak ada sampah berserakan, barang-barang tersusun rapi, dalam keadaan kering, ruangan tidak berbau, menyimpan bahan makanan di atas rak setinggi 15 cm dari lantai. Tersedia termometer yang memenuhi syarat yaitu dapat berfungsi dengan baik untuk mengukur suhu penyimpanan bahan makanan basah dan kering, mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup yaitu minimal 20 fc. Bahan makanan mentah, ruangan harus rapat dan kedap vektor, sehingga mencegah dari gangguan vektor (Wijanarko, 2006). Gudang persediaan makanan yang merupakan faktor risiko dalam penelitian ini sebagian besar belum sesuai dengan kriteria kesehatan kapal. Hal ini dapat dilihat sebagian besar kapal yang berisiko dan ditemukannya vektor sehingga merupakan faktor risiko.

C. Dari keadaan yang tersebut di atas memungkinkan terjadinya perkembangbiakan vektor kecoa karena kebiasaan hidup dan berkembang biaknya vektor penular penyakit ini menyukai tempat yang banyak terdapat makanan, dan didukung oleh suhu ruangan yang mendukung sebagai tempat tinggal dan habitat kecoa. Disisi lain keadaan rak-rak memungkinkan untuk kecoa bersembunyi dicelah-celah, karena badannya yang pipih.

Dokumen terkait