• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Individu dengan Unsur-unsur Pembentuk Modal Sosial Petani

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 46-50)

Sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh manusia merupakan unsur modal manusia yang dapat mengerakkan kapital personal dalam meningkatkan kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi. Menurut Lawang (2005) semakin tinggi modal manusia semakin besar peluang untuk membentuk kapital sosial. Modal fisik juga mempunyai hubungan yang erat dengan modal sosial karena mendukung proses produksi yang memungkinkan orang memperoleh keuntungan dan memungkinkan orang untuk meningkatkan investasi (Lawang 2005). Untuk mengetahui hubungan antar komponen karakteristik individu dan ada tidaknya hubungan karakteristik individu dengan unsur-unsur pembentuk modal sosial digunakan korelasi peringkat spearman. Secara rinci hubungan antara karakteristik

individu dan modal sosial disajikan pada Tabel 42 dan 43, sedangkan nilai korelasi secara lengkap tersaji pada Lampiran 3 s/d 10.

Tabel 42 Hubungan antara komponen pada karakteristik individu petani di lokasi yang telah tersertifikasi

No Korelasi

Komponen karakteristik individu Umur Pend. Formal Pend. Non formal Pendapatan Tk. Kesehatan Luas lahan Lama tinggal Status Sosial 1. Umur - -0,487** 0,118 -0,111 0,255 -0,174 0,121 -0,194 2. Pend. Formal -0,487** - 0,337* 0,439** 0,239 -0,090 -0,010 0,354** 3. Pend. non formal 0,118 0,337* - 0,461** -0,106 0,139 0,128 0,154 4. Pendapatan -0,111 0,439** 0,461** - 0,012 0,404** -0,.078 0,759 5. ** Tingkat kesehatan -0,255 0,239 -0,106 0,012 - -0,241 0,229 -0,002 6. Luas lahan -0,174 -0,090 0.139 0,404** -0,241 - -0,126 0,483 7. ** Lama tinggal 0,121 -0,010 0,128 -0,078 0,229 -0,126 - -0,108 8. Status sosial -0,194 0,354** 0,154 0,759** -0,002 0,483** -0,108 - Keterangan : ** Korelasi nyata pada taraf 0,01

* Korelasi nyata pada taraf 0,05

Tabel 43 Hubungan antara komponen pada karakteristik individu petani di lokasi yang belum tersertifikasi

No Korelasi

Komponen karakteristik individu Umur Pend. Formal Pend. Non formal Pendapatan Tk. Kesehatan Luas lahan Lama tinggal Status Sosial 1. Umur - -0,468** -0,078 -0,252 -0,278* -0,023 -0,169 -0,189 2. Pend. Formal -0,468** - 0,306* 0,495** 0,039 0,117 0,159 0,301 3. * Pend. non formal -0,078 0,306* - 0,470** 0,015 0,191 -0,220 0,529 4. ** Pendapatan -0,252 0,495** 0,470** - -0,011 0,260* 0,037 0,649 5. ** Tingkat kesehatan -0,278* 0,039 0,015 -0,011 - 0,125 0,216 -0,158 6. Luas lahan -0,023 0,117 0,191 0,260* 0,125 - -0,188 0,426 7. ** Lama tinggal -0,169 0,159 -0,220 0,037 0,216 -0,188 - -0,025 8. Status sosial -0,189 0,301* 0,529** 0,649** -0,158 0,426** -0,025 - Keterangan : ** Korelasi nyata pada taraf 0,01

* Korelasi nyata pada taraf 0,05

Tabel 42 dan 43 menunjukkan korelasi yang sama antara lokasi penelitian yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi, terlihat bahwa umur berkorelasi negatif dengan pendidikan formal artinya semakin tua umur responden semakin rendah pendidikan formal. Sedangkan pendidikan formal berkorelasi positif dengan pendapatan dan status sosial artinya semakin tinggi pendidikan

petani maka akan membuat pendapatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan yang lebih rendah.

Selain itu tingkat pendapatan juga berkorelasi positif dengan luas lahan dan status sosial, hal ini berarti semakin tinggi pendapatan petani semakin luas lahan yang dimiliki di komunitas dan memiliki status sosial yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani yang memiliki pendapatan yang rendah.

Tabel 44 Hubungan antara karakteristik individu dengan faktor pembentuk modal sosial di lokasi penelitian yang tersertifikasi.

No Karakteristik Individu Unsur-unsur modal sosial

Kepercayaan Jaringan Norma Proaktif Kepedulian

1. umur 0,101 -0,068 -0,226 0,123 -0,157

2. Pendidikan formal -0,218 0,407** 0,212 0,293* 0,147

3. Pendidikan non formal 0,049 0,309* 0,003 0,515** 0,103

4. Pendapatan 0,146 0,433** -0,091 0,328* 0,063

5. Tingkat kesehatan -0,214 -0,158 -0,085 -0,255 0,059

6. Luas lahan 0,163 0,083 0,059 0,033 -0,042

7. Lama tinggal -0,144 -0,075 -0,065 -0,030 -0,045

8. Status sosial 0,114 0,466** 0,029 0,237 -0,078

Keterangan : ** Korelasi nyata pada taraf 0,01 * Korelasi nyata pada taraf 0,05

Tabel 45 Hubungan antara karakteristik individu dengan faktor pembentuk modal sosial di lokasi penelitian yang belum tersertifikasi.

No Karakteristik Individu Unsur-unsur modal sosial

Kepercayaan Jaringan Norma Proaktif Kepedulian

1. umur -0,065 -0, 168 0,319* -0,380** -0, 228

2. Pendidikan formal 0,100 0, 339** 0,327 0,459** 0, 312

3.

*

Pendidikan non formal -0,048 0, 290* 0,086 0,423** 0,137

4. Pendapatan -0,034 0, 273* 0,046 0,498** 0,072

5. Tingkat kesehatan 0,036 0,037 -0,100 0,181 -0,158

6. Luas lahan -0,028 0,081 0,096 0,115 0,150

7. Lama tinggal 0,010 -0,178 -0,044 -0,019 -0,070

8. Status sosial -0,092 0,164 0,031 0,350** 0,201

Keterangan : ** Korelasi nyata pada taraf 0,01 * Korelasi nyata pada taraf 0,05

Tabel 44 menunjukkan korelasi antara faktor individu dengan faktor pembentuk modal sosial di lokasi penelitian yang telah tersertifikasi, dimana pendidikan formal berkorelasi positif dengan jaringan dan tindakan yang proaktif.

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pendididikan formal petani memiliki kepercayaan yang tinggi, mampu membuat jaringan yang luas dalam menambah atau membagi pengetahuan terhadap petani lainnya. Tingginya faktor pendidikan akan mempengaruhi petani tersebut dalam melakukan tindakan yang proaktif, dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi mereka lebih memiliki kepedulian terhadap sesama maupun lingkungan dimana mereka tinggal.

Pendidikan non formal berkorelasi positif terhadap jaringan dan tindakan proaktif. Hal ini berarti bahwa petani yang sering mengikuti pendidikan non formal dapat membuat jaringan dengan orang lain yang dikenalnya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Pendidikan non formal ini bisa berupa pelatihan, seminar maupun kursus. Pendidikan non formal membuat masyarakat lebih proaktif dalam bertindak, karena seseorang mampu berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan pada waktu mengikuti pelatihan, seminar maupun kursus.

Pendapatan di lokasi yang telah tersertifikasi berkorelasi positif terhadap jaringan dan tindakan proaktif, semakin tinggi jaringan yang dimiliki petani maka semakin tinggi tingkat pendapatan yang dimiliki oleh petani tersebut. Dengan memiliki pendapatan yang tinggi akan mempengaruhi mobilitas petani dalam lingkungannnya. Tingginya mobilitas petani di dalam komunitas ini, mempengaruhi pada tindakan proaktif mereka.

Status sosial berkorelasi positif terhadap jaringan sosial. Status sosial petani di lokasi penelitian ini biasanya ditentukan diantaranya oleh pengaruh petani tersebut dalam kominitas masyarakat dan lahan yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan bahwa modal fisik (lahan) berperan dalam modal sosial terutama dalam tingkat jaringan sosial sehingga seseorang mau berpartisipasi pada organisasi yang dianggap berperan penting dalam kehidupan keluarganya. Menurut Uphoff (2000) seseorang mau berhubungan atau berinteraksi sosial dalam rangka mengelola sumberdaya yang dimilikinya, sebab berbeda dengan bentuk modal sosial lainnya, membangun jaringan ini memang memerlukan investasi yang cukup banyak (waktu, uang, informasi dan gengsi) sampai dia dapat mengalirkan manfaat/keuntungan.

Tabel 45 menjelaskan korelasi antara faktor individu dengan faktor pembentuk modal sosial di lokasi penelitian yang belum tersertifikasi memperlihatkan bahwa faktor umur berkorelasi positif dengan norma, artinya semakin tinggi tingkat umur maka semakin tinggi pula ketaatan terhadap norma sosial yang berlaku di masyarakat. Namun demikian, ternyata umur berkorelasi negatif dengan tindakan yang proaktif. Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ada di lokasi penelitian, mayoritas petani yang lebih muda memiliki tindakan yang proaktif lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang memiliki umur yang lebih tua. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas pengurus organisasi yang ada kebanyakan dipegang oleh generasi yang lebih muda.

Pendidikan non formal berkorelasi positif terhadap jaringan dan tindakan proaktif. Hal ini berarti bahwa petani yang sering mengikuti pendidikan non formal dapat membuat jaringan dengan orang lain yang dikenalnya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Pendidikan non formal ini bisa berupa pelatihan, seminar maupun kursus. Pendidikan non formal membuat masyarakat lebih proaktif dalam bertindak, karena seseorang mampu berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan pada waktu mengikuti pelatihan, seminar maupun kursus.

Pendapatan petani di lokasi yang telah tersertifikasi berkorelasi positif terhadap jaringan dan tindakan proaktif. Semakin tinggi tingkat pendapatannya maka semakin tinggi tingkat kepercayaan dalam bergerak di lingkungan dalam maupun lingkungan di luar. Mobilitas yang tinggi ini akan membentuk jaringan yang lebih luas dengan orang, lembaga maupun komunitas lainnya.

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 46-50)

Dokumen terkait