• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN KELOMPOK

6.2 Hubungan Karakteristik Kelompok dengan Kapasitas

Tujuan kelompok, aktivitas kelompok, pembagian tugas dan suasana kelompok merupakan karakteristik kelompok yang diuji pada penelitian ini. Berdasakan hasil tabulasi silang pada Tabel , responden yang menyatakan tujuan kelompok tinggi, unit produksi yang dihasilkan kelompok tergolong dalam kategori sedang. Hal ini berarti dengan tujuan kelompok yang tinggi dapat membuat unit produksi yang dihasilkan sedang dalam kelompok sebesar 100 persen. Hal tersebut mengartikan bahwa persepsi anggota di implementasikan saat proses produksi kelompok.

Responden yang menyatakan tujuan kelompoknya tinggi, kerjasama yang ada pada kelompok berada pada kategori sedang. Responden yang yang menyatakan tujuan kelompoknya sedang, wahana belajar yang terjalin di dalam kelompok juga sedang. Hal ini berarti dengan tujuan kelompok yang diketahui oleh anggota dapat membuat terjalinnya wahana belajar di dalam kelompok. Responden yang menyatakan tujuan kelompoknya tinggi, jaringan kelompok yang dapat terjalin sedang. Hal ini berarti dengan tujuan yang jelas, dapat menghasilkan jaringan kerjasama sesuai yang dibutuhkan kelompok.

Tabel 15 Persentase Responden menurut Karakteristik Kelompok dan Kapasitas Kelompok pada Program PUAP di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, 2011

Kapasitas Kelompok

Karakteristik Kelompok

Tujuan Kelompok Aktivitas

Kelompok Pembagian Tugas

Suasana Kelompok R S T R S T R S T R S T Unit Produksi R 42.9 30.0 0 57.1 30.0 0 71.4 12.5 0 81.8 40.0 0 S 57.1 40.0 100.0 42.9 40.0 63.6 21.4 62.5 69.2 18.2 60.0 63.2 T 0 30.0 0 0 30.0 36.4 7.1 25.0 30.8 0 0 36.8 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Kerjasama Kelompok R 36.4 44.4 20.0 50.0 30.0 9.1 78.6 0 0 81.8 40.0 0 S 45.5 44.4 66.7 50.0 60.0 54.4 21.4 87.5 69.5 18.2 60.0 73.7 T 18.2 11.1 13.3 0 10.0 36.5 0 12.5 30.8 0 0 26.3 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Wahana Belajar R 27.3 22.2 26.7 50.0 20.0 0 37.5 25.0 15.4 36.4 20.0 21.1 S 54.5 56.6 26.7 42.9 70.0 18.2 42.9 37.5 46.2 54.5 20.0 42.1 T 18.2 22.2 46.7 7.1 10.0 81.2 21.4 37.5 38.5 9.1 60.0 36.8 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Jaringan Kerjasama R 36.4 33.3 13.3 50.0 40.0 63.6 57.1 12.5 0 72.7 20.0 0 S 63.6 55.6 73.3 35.7 40.0 18.2 35.7 87.5 84.6 27.3 80.0 84.2 T 0 11.1 13.3 14.3 20.0 18.2 7.1 0 15.4 0 0 15.8 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Keterangan : R= Rendah, S= Sedang, T= Tinggi

Responden yang menyatakan aktivitas di dalam kelompoknya tinggi, unit produksi dalam kelompoknya tergolong pada kategori sedang sebesar 63.6 persen. Hal ini berarti dengan aktivitas kelompok yang tinggi, hanya dapat menghasilkan unti produksi yang sedang bagi responden. Namun ketika aktivitas kelompok rendah tidak mengasilkan unit produksi yang tinggi, karena tidak terdapat kegiatan produktif didalamnya. Responden yang menyatakan aktivitas kelompok sedang menghasilkan kerjasama kelompok yang sedang pula yaitu sebesar 60 persen. Hal ini berarti dengan adanya aktivitas kelompok terjalin kerjasama kelompok di dalam kelompok. Sedangkan ketika aktivitas kelompok rendah, tidak terdapat kerjasama kelompok di dalamnya. Hal ini sudah pasti karena dengan aktivitas yang rendah tidak akan membuat terjalinnya kerjasama di dalam kelompok. Pernyataan ini dinyatakan oleh anggota yang merasakan tidak terdapat aktivitas kelompok di dalam kelompoknya atau menang tidak keterlibatannya tidak tinggi pada aktivitas kelompok. Lalu responden yang menyatakan aktivitas kelompoknya tinggi, wahana belajar kelompok yang dihasilkan juga tinggi yaitu sebesar 81.2 persen. Hal ini wajar, karena dengan adanya aktivitas di dalam kelompok dan keterlibatan anggota kelompok akan terjalin wahana belajar didalamnya. Kemudian responden yang menyatakan aktivitas kelompoknya rendah, jaringan kelompok yang dapat dihasilkan juga rendah.karena jika tidak terdapat aktivitas di dalam kelompok, maka tidak mungkin kelompok akan menjalin kerjasama atau merasa membutuhkan kerjasama dengan lembaga lain, karena kelompok tidak membutuhkan hal tersebut. Namun, ketika aktivitas kelompok tinggi, jaringan kelompok yang dapat terjalin adalah rendah karena kelompok belum mampu atau membutuhkan untuk membentuk jaringan dengan beberapa lembaga yang terdapat pada pertanyaan di kuesioner.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, responden yang menyatakan pembagian tugas di dalam kelompoknya rendah, unit produksi yang dihasilkan juga rendah. Hal ini wajar, karena jika di dalam kelompok terdapat unit produksi yang dikelola bersama, berarti tidak terdapat pembagian tugas didalamnya, maka unit produksi yang dihasilkan juga rendah. Berbeda ketika pembagian tugas tinggi, unit produksi yang dihasilkan memiliki persentase yang sedang yaitu sebesar 69.2 persen. Lalu responden yang menyatakan pembagian tugas di dalam kelompoknya

rendah, kerjasama dalam kelompoknya juga rendah. Hal ini sangat wajar, karena jika tidak ada pembagian tugas di dalam kelompok, maka kerjasama yang dihasilkan juga tidak ada atau rendah.berbeda ketika pembagian tugas tinggi, kerjasama kelompok yang dihasilkan akan tinggi yaitu sebesar 30.8 persen. Jumlah tersebut memang tidak besar, karena seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa tidak semua kelompok memiliki usaha bersama, sehingga jawaban tersebut sebagian besar merupakan pernyataan responden yang memiliki usaha bersama. Kemudian responden yang menyatakan terdapat pembagian tugas yang tinggi di dalam kelompoknya, maka wahana belajar yang dirasakan adalah tergolong sedang. Dengan pembagian tugas yang tinggi, tidak membuat wahana belajar dalam kelompok juga tinggi, karena hanya sebagian responden yang memiliki usaha bersama seperti anggota kelompok KWT Citapen Berkarya dan Kelompok Sukamaju, sedangkan responden kelompok Pondok Menteng dan Tani Jaya sebagian besar memiliki usaha mandiri. Bagi responden yang menyatakan pembagian tugas di dalam kelompoknya sedang, memiliki jaringan kerjasama yang sedang pula sebesar 87.5 persen yang artinya, jaringan kelompok dapat dijalin dengan adanya pembagian tugas dalam kelompok.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, responden yang menyatakan suasana kelompok rendah, unit produksi yang dihasilkan juga rendah.hal ini wajar, karena dengan suasana kelompok yang tidak nyaman dan intim membuat anggota tidak merasakan adanya kenyamanan dalam menjalankan produksi. Sedangkan ketika suasana kelompok dinyatakan tinggi, responden yang menyatakan unit produksi sedang sebesar 63.2 persen. Kemudian responden yang menyatakan suasana kelompok rendah, kerjasama di dalam juga kelompok rendah. Hal ini berarti ketika suasana kelompok tidak nyaman, tidak kondusif dan tidak intim membuat anggota kelompok merasakan kerjasama yang terjalin juga terpaksa dan tidak nyaman. Sedangkan ketika responden menyatakan suasana di dalam kelompoknya nyaman, intim dan kondusif membuat kerjasama yang terjalin tergolong dalam kategori sedang, tidak seluruh responden aktif dalam kegiatan kelompok. Lalu responden yang menyatakan suasana kelompoknya sedang, wahana belajarnya tergolong tinggi. Sedangkan bagi responden yang menyatakan suasana di dalam kelompoknya tinggi, wahana belajar yang dihasilkan hanya 21.1 persen yang

tergolong rendah. Bagi responden yang merasakan suasana kelompknya tinggi menhasilkan jaringan kelompok yang sedang sebesar 84.2 persen. Hal ini menunjukkan ketika suasana kelompok tinggi, jaringan kelompok yang terjalin hanya berada pada kategori sedang. Sedangkan responden yang menyatakan suasana kelompoknya rendah dan jaringan kelompoknya juga rendah sebesar 72.7 persen. Hal ini berarti suasana kelompok tidak terlalu berhubungan dengan jaringan kerjasama kelompok.

Hasil uji korelasi rank spearman antara pelakasanaan Program PUAP dengan kapasitas kelompok memiliki hasil yang beragam. Dari empat indikator karakteristik kelompok yang ada, hanya tujuan kelompok yang tidak terdapat hubungan dengan kapasitas kelompok., sedangkan tiga indikator lain (aktivitas kelompok, pembagian tugas dan suasana kelompok) memiliki hubungan dengan beberapa indikator pada kapasitas kelompok. Hasil uji korelasi rank spearman antara karakteristik kelompok dengan kapasitas kelompok dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Karakteristik Kelompok dengan Kapasitas Kelompok

Karakteristik Kelompok

Kapasitas Kelompok

Unit Produksi Kerjasama

Kelompok Wahana Belajar Jaringan Kerjasama Tujuan Kelompok 0.147 0.544 0.315 0.105 Aktivitas Kelompok 0.000 0.003 0.000 0.037 Pembagian Tugas 0.000 0.000 0.209 0.001 Suasana Kelompok 0.000 0.000 0.207 0.000

Tujuan kelompok tidak berhubungan dengan keempat kapasitas kelompok (unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar dan jaringan kerjasama). Tujuan kelompok merupakan persepsi responden mengenai tujuan kelompok mereka masing-masing sehingga tidak berhubungan dengan kapasitas kelompok.

Aktivitas kelompok berhubungan dengan keempat variabel dalam kapasitas kelompok. Aktivitas kelompok merupakan kegiatan yang mendukung bertambahnya unit produksi, terjalinnya kerjasama di dalam kelompok, dapat menjadi wahana belajar bagi anggota dan dapat menjalin jaringan kerjasama.

Pembagian tugas berhubungan dengan unit produksi, kerjasama kelompok dan jaringan kerjasama sedangkan wahana belajar tidak berhubungan dengan pembagian tugas dalam kelompok. Pembagian tugas kelompok yang jelas akan meningkatkan unit produksi, seperti pada Poktan KWT Citapen Berkarya. Kelompok Tani tersebut terdapat pembagian tugas yang jelas di dalamnya, oleh karena itu unit produksi yang dijalankan meningkat, kerjasama kelompok semakin kuat serta dengan adanya pembagian tugas membuat jaringan kerjasama terjalin dengan jelas.

Suasana kelompok berhubungan dengan unit produksi, kerjasama kelompok, dan jaringan kerjasama, sedangkan wahana belajar tidak berhubungan dengan suasana kelompok. Suasana kelompok yang nyaman yang dirasakan oleh responden akan menghasilkan unit produksi yang tinggi dalam kelompok, seperti pernyataan Y, 39 tahun berikut :

“…….. Saya merasakan suasana kelompok yang nyaman

dan intim dalam kelompok saya sehingga saya semangat dalam menjalankan produksi di dalam kelompok tanpa adanya rasa malas atau hal lainnya……”

Pernyataan diatas menggambarkan dengan suasana kelompok yang nyaman dan intim membuat unit produksi dalam kelompok tinggi, karena responden menjadi semangat dan senang ketika melakukan tugasnya dalam kelompok. Suasana kelompok yang nyaman juga dapat membuat kerjasama di dalam kelompok terjalin erat, karena dengan suasana kelompok yang nyaman membuat anggota merasakan ketenangan dalam bekerja, sehingga dapat memperkuat kerjasama dalam kelompok jika masing-masing anggota merasakan kenyamanan dalam kelompok.

Dokumen terkait