• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Konseptual

2.3.7 Hubungan Kebijakan dividen (M)terhadap Return Saham ( Y )

Perusahaan menetapkan kebijakan dividen untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar. Kebijakan dividen sangat penting karena memengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Semakin stabil suatu perusahaan menetapkan pembayaran dividen semakin positif pandangan investor terhadap perusahaan tersebut di pasar bursa, sehingga menimbulkan naiknya permintaan saham, dengan naiknya permintaan saham maka diikuti pula dengan naiknya harga saham perusahaan tersebut. Naiknya harga saham ini maka secara otomatis menaikkan return saham.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah:

1. Rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size, fixed assets turn over, dan cashflowtodebt) berpengaruh secara simultan maupun parsial dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan property dan

real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size,fixed assets turn over

dan cashflowtodebt) dengan return saham pada pada perusahaan property dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat (go public). Perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan.

Sementaraitubagiinvestor,pasarmodalmerupakan sarana untukmemperolehkeuntungan atau return dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.Investor mau menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan sejumlah keuntungan atau return.

Returntersebutdapatberupacapitalgaindanpendapatandividen(dividenyield).

Dividendyielddigunakanuntukmengukurjumlahdividenperlembarsahamterhadapha rgasaham.Semakinbesardividend yield, maka investor akansemakintertarikuntukmembelisahamtersebut.Capital

gainmerupakanselisihantarahargapasarperiodesekarangdenganhargaperiodesebelu mnya.Semakintinggihargapasarmenunjukkanbahwasahamtersebutjugasemakindim

inatioleh investorkarenasemakintinggihargasahamakanmenghasilkancapital gain

yang semakinbesar pula.

Nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal, seperti kinerjaperusahaan danstrategi perusahaanmengelolalaba yang dimiliki.

Perusahaan dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan (Prawira, 2006).

Industri property dan real estate ini merupakan salah satu dari sektor pasar modal yang sangat potensial dan menarik untuk menjadi perhatian dikarenakan berinvestasi didalamnya cukup menjanjikan di masa depan. Bisnis property dan

real estate juga merupakan sektor bisnis yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Adanya krisis ekonomi Eropa menyebabkan investor beralih melirik negara-negara kawasan Asia yang dinilai lebih potensial, dan salah satunya adalah Indonesia. Banyak perusahaan asing dan international melakukan pengurangan

bisnis di Eropa dan mengalihkannya ke Indonesia (tempo.com, 6/12/12). Hasil riset perusahaan konsultan property Colliers International juga menunjukkan bahwa sejak Januari hingga September 2012 pembelian unit apartemen dengan status hak milik oleh kalangan menengah terus meningkat.

Akan tetapi industriproperty dan real estate memiliki karakteristik yang sulit untuk diprediksi dimana industri ini cukup dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara.MenurutKusumaningrum (2010)pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi,industri property dan real estate

mengalami booming dan cenderung over supplied. Sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis pula.

Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaanyang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami return yang fluktuatif setiap saat karena berbagai macam faktor baik yang bersifat mikro maupun makro.

Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki

peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Daniati dan Suhairi, 2006). Untukmelakukananalisistentangreturnsahamtersebutdilakukan dengan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal (Weston dan Bringham, 1993). Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentiment pasar, dan lainnya.

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan informasi tersebut untuk meraih keuntungan dari investasi mereka. Pada intinya analisis teknikal adalah studi harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama.

Untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan guna berinvestasi maka dapat digunakan rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus menerbitkan laporan keuangan agar investor bisa menggunakan informasi dari laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dan untuk meminimalisasi resiko investasinya, karena dalam laporan keuangan dapat diperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, aliran kas, dan informasi lainnya yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi return saham (Pangemanan dan Budiarso, 2008).

Rasio keuangan akan membantu manajemen perusahaan untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan dalam kondisi keuangan operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan kondisi keuangan di masa yang akan datang. Kemampuan rasiokeuangan untuk memprediksikinerja perusahaan sangatbermanfaat,baikdalam memprediksinilai likuiditas, analisis leverage,analisis aktivitas, analisis arus kas maupun analisis profitabilitas.

Grafikberikutinimemberikangambaran

tentangreturnsahamselamatahun2010sampaidengan 2013 untuk perusahaan

Grafik 1.1

Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2010-2013

Sumber : data IDX yang diolah

Dari grafik 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata return saham perusahaan pada industri property danreal estate selamaperiode 2010-2013. Tahun 2010 rata-rata return saham sebesar 16,38%. Pada tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan yakni 17,41 %, dan di tahun 2012 rata-rata perusahaan pada industri property dan real estate banyak mengalami kerugian sehingga berdampak pada return perusahaan yang mengalami penurunan menjadi 8,84%, dan pada tahun 2013 tingkat rata-rata return saham perusahaan property dan real estate mengalami peningkatan yang cukup signifikan sampai pada posisi 37,49 %.

16,38% 17,41% 8,84% 37,49% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 2010 2011 2012 2013

Tabel 1.1berikutini,memberikangambaran tentangrasiokeuanganselamatahun2009 sampaidengan2013 untuk perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1

Rata-rata Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on asset, Size, Fixed Assets Turn Over, Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

2010 2011 2012 2013

Current Ratio 3,50 2,00 3,12 3.023

Debt To Equity Ratio 0,78 0,68 0,67 1.03

Return on Asset 4,75 4,56 5,32 7,00

Size 8.12 8.24 8.45 8.69

Fixed assets turn over 14,14 9.45 12.63 14.53

Sumber : data IDX yang diolah

Denganmelihatpentingnyaprediksiatasreturnsaham dimasayangakan datang,makaperludiketahuifaktor-faktorapa sajayang dapatmempengaruhi

returnsaham dimasayangakandatang. Banyak faktor yang mempengaruhi return

saham diantaranya current ratio, earnings per share, debt to equity ratio, return on asset, dan size.

Current

memenuhikewajibanjangkapendeknyadenganasset lancaryang ada. DaridatainisesuaidenganyangdilakukanolehAstuti (2006)danUlupui(2007)yang menunjukkanbahwaadanyapengaruhyangpositifdansignifikanantaracurrent ratio

terhadapreturn saham.

Debttoequityratioadalahrasioyangmenunjukkanpenyediaandanaolehpemeg ang sahamkepadapemberipinjaman.Semakintinggirasiosemakinrendahpendanaanperus ahaanyangdisediakanpemegangsaham.Dariperspektifkemampuanmembayarkewaji banjangkapanjang,semakinrendahrasioiniakansemakinbaikkemampuanperusahaan dalammembayarkewajibanjangkapanjang. Berdasarkan Tabel1.1dapatdilihatsemakin

menurundebttoequityratio,makareturnsahamakanmeningkat. Hal ini sesui dengan penelitian yang dilakukan olehUlupui (2009) yang menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity ratio, return on asset mempunyai pengaruh positif terhadap

return saham.

Return on asset digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Dari tabel1.1dilihatbahwapadaperiode 2010-2011.kenaikanreturn on asset diikuti dengan penurunanreturn saham. Tapi trend berbeda pada tahun 2012-2013, dimana kenaikan return on asset diikuti oleh kenaikan return saham. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa adanya perbedaan trend yang terjadi di setiap

periode. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Faried (2008) yang menunjukkan pengaruh yang signifikan antara return on asset terhadap return saham. Dari data tersebutdapat di simpulkanbahwaadanyaperbedaantrendyang terjadi di setiapperiode.

Cash flow to debt

adalahrasioinidiukurdenganaruskasdariaktivitasoperasiperusahaandalam

hubungannyadenganhutang.PadapenelitianMunthe(2009)Cash flow to debt

secaraparsialtidakberpengaruhsecarasignifikanterhadapreturnsaham.

Fixed asset turnoverberguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).

Faktorlainyangmempengaruhiterhadapkinerjakeuanganperusahaanadalahu kuranperusahaan(size).Pengelompokanperusahaanatasdasarukuranoperasinya(besa rataukecil)dapatdijadikansebagaisalahsatuvariabeldalammenentukankeputusan investasi. Selain itu, ukuran perusahaan juga dapat menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kinerjanya pada saat terjadi perubahan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Tolakukuryangmenunjukkanbesarkecilnyaperusahaanantaralainadalahtotalaktiva.

PenelitianyangdilakukanolehMunthe(2009)yangmenunjukkanpengaruhyangtidaksi gnifikanantaravariabel sizeterhadapreturnsaham.

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yangmenjadihakparapemegangsaham.Padadasarnya,labatersebutbisa

dibagisebagaidividenatauditahanuntukdiinvestasikankembalididalamperusahaan.A pabilaperusahaanmemilihuntukmembagikanlabasebagaidividen,makaakan

mengurangilabayangditahandanselanjutnyamengurangitotalsumberdana internal. Jikaperusahaanmemilihuntukmenahanlabayangdiperolehmakakemampuanpemben tukandana internal semakinbesar. Saat laba akan dibagi atau ditahan, tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan.

Dividenmemilikiataumengandunginformasisebagaisyaratprospekperusahaa n.Semakinbesardividen yang dibagikankepadapemegangsaham, makareturnsahamperusahaanakandianggapsemakintinggidanpadaakhirnyapenilaia

nterhadapperusahaanyangtercerminmelaluihargasahamakansemakin baik. Kebijakandividenmenarikdigunakansebagaivariabel moderasiantara

rasiokeuanganterhadapreturnsahamdalampenelitianini,karenaperusahaanakanmem aksimumkannilaiperusahaandapatdicapaibilaperusahaanmemperhatikanstakeholde r ataupemegangsaham.Penelitianataspengaruhkebijakandividenterhadap return

sahamdilakukansebelumnyaolehAnnisa Nauli Sinaga (2013)denganjudulpenelitian“pengaruh rasio keuangan terhadap return saham

dengan kebijakan dividen sebagai moderating variabel pada perusahaan

kebijakandividentidakmampusecarasignifikan

memoderasihubunganrasiokeuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on

asset,size, cash flow to debt, dan cash flow) dengan return

sahampadaperusahaanmanufaktur.

Dariuraiandiatas,makapenelitianinimencobauntukmengetahuifaktor-

faktorseperticurrent ratio, debt to equity ratio, return on asset, size,fixed assets

turn over, cash flow to debt

terhadapreturnsahampadaperusahaanmanufakturdiBursaEfek Indonesia. Penelitianinijugamemasukkanvariabelkebijakandividensebagaivariabelmoderating.

Dokumen terkait