• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebugaran Jasmani Dengan Keterampilan Teknik Atlet Sepakbola

Kebugaran jasmani yang baik akan membuat seorang atlet memiliki kesempatan mengikuti latihan-latihan yang dibebankan. Kesempatan mengikuti latihan akan mendorong tubuh menjadi lebih cepat bereaksi dalam bergerak, mahir dengan otomatisasi gerak yang cepat. Menguasai teknik-teknik dasar dengan sempurna bukan persoalan mudah. Dibutuhkan pola-pola latihan dengan kesulitan bertahap dan waktu yang lama. Selain itu hambatan yang ditemui beragam mulai dari cedera akibat latihan, kelelahan, atau waktu latihan yang terbatas dan kurang serta tingkat kesulitan yang tinggi.

Keterampilan teknik diasah dan dilatih agar terampil. Atlet yang tidak melatih diri baik melalui program latihan yang dicanangkan atau berdasarkan inisiatif sendiri akan tertinggal karena tubuh cenderung kembali menjadi lebih kaku, lebih berat dan reflek gerakan menjadi berkurang. Untuk mengembalikan keterampilan dan kemampuan teknik dalam sepakbola seoranng atlet harus kembali mengikuti program latihan dan melatih diri. Tahap pertama adalah

mengembalikan kebugaran tubuh setelah bugar dan dianggap mampu mengikuti latihan dalam waktu yang relatif lama tanpa kelelahan maka seorang atlet akan berlatih, memperbaiki gerakan, meningkatkan otomatisasi gerak kembali. Latihan ini hanya dapat diikuti oleh seorang dengan tingkat kebugaran tinggi.

Harsono menegaskan (2004:10) bahwa: ”…kalau kita berhenti berlatih , tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisinya tidak meningkat, daya tahan otot akan menurun setelah dua minggu atlet tida berlatih”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang atlet dituntut agar terus berlatih teknik dan meningkatkan beban latihan secara berkelanjutan tanpa kelelahan dalam waktu yang relatif lebih lama sehingga tetap mampu mengasah keterampilan teknik dasar sepakbola yang dimiliki.

Giriwijoyo (1999:31) menjelaskan bahwa:

Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani akan bermanfaat bagi kemampuan fungsi organ tubuh seperti: lebih mampu dan lebih tahan dalam gerak atau kerja, tidak mudah lelah, cepat pulih dari kesehatan, berkurangnya resiko terserang penyakit non infeksi, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.

Seseorang dengan tingkat kebugaran yang baik akan mampu melakukan latihan teknik-teknik dasar dalam sepakbola secara konsisten dan bertahap. Tahap dimulai dari tingkat gerakan mudah sampai dengan latihan pada teknik-teknik tinggi. Menurut Kusmaedi dan husdarta (2004:56) bahwa: “Latihan yang terprogram tersebut harus dilakukan secara cermat sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya”. Kebugaran akan meningkatkan kemampuan berlatih lebih lama sehingga tubuh memiliki kemampuan untuk bereaksi cepat,

otomatisasi gerakan tubuh dengan daya reflex yang cepat selain itu pengembangan keterampilan menjadi lebih maksimal. Kebugaran jasmani yang dimiliki memberikan kesempatan bagi seeorang untuk melatih diri dengan teknik-teknik dasar sehingga keterampilan yang dimiliki dapat bertahan lebih lama. Kebugaran jasmani akan memperlambat penurunan dalam bereaksi dan bergerak dalam keterampilan dasar sepakbola akibat bertambahnya usia.

Seseorang dengan kemampuan berlatih dengan kemampuan yang lama memiliki reaksi yang lebih cepat pada satu atau beberapa rangsangan gerak. Mahendra (2007:63) menegaskan bahwa: Faktor yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi ternyata adalah faktor latihan”. Dihubungkan dengan kebugaran tubuh maka seorang yang mampu berlatih lama akan mampu meningkatkan kemampuan reaksi bergeraknya.

Harsono (1982:100) menjelaskan bahwa: “Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu, latihan fisik, teknik, taktik dan latihan mental”. Dari keempat aspek tersebut, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah aspek fisik yang hubungannya sangat erat dengan kebugaran jasmani dan aspek keterampilan teknik.

Salah satu prinsip latihan seperti dinyatakan Harsono (2004:9) yaitu “prinsip beban lebih. Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan”. Jika beban latihan ditambah dan seorang atlet mampu mengikutinya dengan baik maka perkembangan keterampilannya akan meningkat secara progresif. Seorang atlet sepakbola dituntut untuk mengikuti hari-hari latihan dengan beban berat, teknik

gerakan yang semakin tinggi dengan variasi gerakan beragam atau menciptakan teknik baru agar tidak tertinggal dari kemampuan lawan.

Kepadatan latihan teknik dalam sepakbola dirancang agar atlet tidak lelah secara berlebihan. Di sisi lain atlet dituntut memiliki sejumlah keterampilan dan gerakan dasar yang sempurna terutama bertanding dengan tim yang lebih baik. Kebugaran jasmani yang baik akan mempermudah penyusunan rancangan program dan efisiensi latihan teknik karena istirahat tidak terlalu lama dan atlet selalu siap berlatih dengan beban yang lebih berat.

Rasa bosan dan jenuh baik terhadap materi latihan maupun suasana kerap terjadi. Guna menghindari kebosanan maka dirancang suatu variasi latihan baik dalam bentuk modifikasi alat atau tempat latihan. Seorang atlet yang memiliki kebugaran akan selalu siap mengikuti latihan teknik dasar dan mampu mengikutinya dalam waktu yang lama . Kondisi ini membuat tubuh menjadi selalu dalam kondisi berlatih dan bergerak.

Teknik dalan sepakbola membutuhkan penyempurnaan dan gerakan koordinasi yang kompleks terutama di lapangan pada saat pertandingan. Volume latihan dan beban latihan harus ditambah agar atlet mampu melakukan rangkaian gerak tersebut dengan baik dan kondisi ini hanya dapat diikuti oleh seorang yang memiliki kebugaran yang baik. Menjaga keseimbangan yang tepat antara latihan fisik untuk menjaga kebugaran dengan teknik sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan adalah sebuah keharusan sebagai atlet sepakbola.

Metodologi latihan gerakan teknik dasar dalam sepakbola sangat spesifik seperti ditegaskan Harsono (2004:64 ) bahwa : ”Sepakbola, meskipun sistem

energinya dominan aerobic, namun jangan lupa bahwa anaerobic alattacid perlu di latih karena penting dalam adegan menerobos dengan cepat ke daerah lawan”. Tuntutan untuk melatih anaerobic alattacid adalah keharusan dan hanya dapat dilakukan oleh seorang atlet dengan kebugaran yang baik.

Perkembangan kemampuan fisik dalam melakukan latihan yang lama akan mempermudah atlet untuk berlatih maksimal, seperti diketahui bahwa pengetahuan mengenai teknik-teknik dasar sepakbola dilapangan mudah menyebar dan dipelajari. Hal yang paling membedakan adalah intensitas latihan. Seorang atlet yang memiliki kebugaran yang baik memiliki kesempatan lebih awal untuk mempelajari teknik yang baru, berlatih dan menjadi lebih baik. Kebugaran akan mendorong seseorang berlatih spesialisasi gerakan sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat di lapangan.

Latihan fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga (Satriya et al, 2007: 51). Hal ini menunjukan bahwa kondisi fisik seorang atlet membutuhkan perlakuan khusus atau latihan untuk mengembalikan atau meningkatkan kemampuan teknik pada taraf yang dianggap maksimal. Latihan fisik merupakan fondasi utama bagi latihan teknik, taktik dan mental seperti diungkapkan oleh Satriya (2007:50) menjelaskan mengenai piramida aspek-aspek latihan yaitu:

Bagan 1.1

Piramid aspek-aspek latihan

Berdasarkan piramida aspek-aspek latihan bahwa kondisi fisik adalah factor penggerak manusia yang diutamakan, karena akan mendukung proses latihan dan penguasaan kemampuan teknik, mental, dan taktik. Porsi latihan daya tahan cardiovaskuler sebagai bagian dari aspek fisik diberikan lebih banyak dibandingkan latihan mental, teknik, dan taktik.

Seorang dengan kemampuan berlatih yang lama dan teratur akan memiliki fungsi jantung dan paru-paru serta sistem kerja tubuh yang efisien, ditegaskan Husdarata ( 2011:24) bahwa: “Dengan bertambah baiknya sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh akan meningkat dalam hal daya tahan, kelentukannya, demikian juga dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan koordinasi”.

MENTAL TAKTIK

TEKNIK FISIK

Dokumen terkait