Tugas utama manusia dewasa adalah bekerja. Bekerja adalah suatu bentuk adalah sesuatu bentuk aktifitas yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai suatu bentuk profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Bekerja juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Sebelum memulai bekerja seseorang belajar mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan belajar di sekolah hingga sampai di perguruan tinggi. Sebelum bekerja seseorang harus mempersiapkan diri terlebih dahulu karena ia harus memiliki dasar ilmu dan pengetahuan yang akan diterapkannya ketika ia bekerja nantinya.
Seseorang yang mampu mempersiapakan diri dengan baik untuk menyongsong dunia kerja pastilah akan memiliki kepercayaan diri di dalam dirinya. namun, bagi mereka yang belum mempersiapkan diri dengan baik tentu saja ia akan mengalami kecemasan di dalam dirinya, karena ia merasa belum siap untuk memasuki dunia kerja. Masa persiapan itu dilakukan selama seseorang menjalani masa pendidikan di bangku sekolah hingga perguruan tinggi. Dalam menjalani masa persiapan itu tentu saja tidak mudah karena tantangan dan hambatan dalam masa persiapan itu tentu saja selalu ada.
Masalah yang sering muncul dalam dunia kerja adalah seringkali kesempatan dan kepastian untuk mendapatkan perkerjaan belum tentu bisa diperoleh oleh seorang pelamar pekerjaan. Selain itu, dalam masa persiapan
khususnya masa yang sedang dijalani oleh mahasiswa semester akhir, mereka masih dihadapkan pada situasi untuk meningkatkan kualitas pribadi mereka untuk menyerap ilmu, pengetahuan dan pengalaman dalam masa pendidikan yang akan mereka terapkan ketika memasuki dunia kerja pada nantinya. Di sini dibutuhkan kepercayaan diri dari dalam diri khususnya mahasiswa semester akhir dalam mempersiapkan diri untuk memperoleh bekal ilmu dan pengalaman sebaik mungkin ketika menempuh pendidikannya.
Masa mahasiswa semester akhir saat ini adalah masa transisi dimana mereka masih berada pada masa tahap akhir secara akademik dan belum menghadapi dunia kerja secara nyata. Pada masa ini pula mahasiswa juga mulai melihat bagaimana kenyataan duni kerja dari posisinya berpijak dan bagaimana ia harus memposisikan diri untuk menhadapinya pada saatnya nanti. Persoalan-persoalan nyata pada dunia kerja dapat dipandang sebagai suatu peluang namun bisa dipandang pula sebagai ancaman yang diyakini akan menimpa dan akan terjadi pada seseorang apabila ia tidak siap dan gagal dalam membangun kepercayaan diri dalam usahanya untuk mempersiapkan diri dan menghadapi dunia kerja. Ketidaksiapan diri dalam menyiapkan bekal untuk memasuki dunia kerja akan mengakibatkan seseorang terombang-ambing dalam kebimbangan, kebingungan dan ketidakpastian dalam dirinya untuk menyongsong masa depan. Hal tersebut selanjutkan akan membawa seseorang pada kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.
Kecemasan yang dimilikinya, bukan tidak mungkin disebabkan oleh dunia kerja yang akan dimasukinya belum dapat menjanjikan apa-apa bagi
dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi dunia kerja antara lain adalah kepastian untuk diterima di sebuah perusahaan atau instansi, gaji yang cukup serta kepastian lama masa kerja. Jangankan pencari kerja yang tingkat pendidikannya rendah, pelamar yang berstatus sarjana pun kadang pesimis dalam menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan saat ini. Kecemasan timbul karena keadaan dimana seseorang merasa terancam oleh salah satu hal yang dianggapnya menakutkan dan menyakitkan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri sehingga menimbulkan kekhawatiran, kegelisahan yang menganggu ketenangan dan kesehatan yang terkadang menimbulkan kekacauan fisik.
Seperti yang dikemukakan oleh Smith (Bandura, 1994) bahwa kecemasan adalah ketakutan tanpa adanya objek yang jelas. Tanda-tanda kecemasan adalah dalam bentuk rasa khawatir dan perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini disertai oleh ketidakpercayaan diri dan tidak mampu menghadapi masalah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi kecemasan yang dimiliki seseorang. Begitu juga pada seseorang yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dimana orang tersebut dapat kehilangan rasa percaya dirinya. Menghadapi dunia kerja dapat dianggap sebagai sebuah bahaya yang sedang dihadapi sehingga timbulnya kecemasan dan hilangnya kepercayaan diri dianggap sebagai perubahan dalam hal berpikir atau bertingkah laku.
Dengan kata lain ketika seseorang memiliki rasa percaya diri maka gangguan kecemasan dapat berkurang namun jika kepercayaan diri kurang
maka dapat memperkuat kecemasan yang dialami seseorang. Orang yang percaya diri akan lebih optimis dalam menghadapi tantangan. Bagi orang yang percaya diri menghadapi dunia kerja bukanlah sesuatu yang menakutkan jika orang tersebut dapat berpikir positif. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tidak akan takut dengan persaingan dalam memasuki dunia kerja karena keyakinan ada di dalam dirinya, sehingga tidak ada sesuatu hal yang dapat menghambatnya masuk dalam dunia kerja.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dibuat oleh peneliti berdasarkan landasan teori adalah “Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Faklutas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Peneliti memiliki asumsi semakin tinggi kepercayaan diri dalam diri mahasiswa semester akhir maka kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada dirinya akan semakin rendah. Demikian sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri dalam diri mahasiswa semester akhir maka kecemasan menghadapi dunia kerja akan semakin tinggi.
33 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Yakni penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.