• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Thomas Fajar Adi Nugroho NIM : 059114104

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER AKHIR DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Oleh :

Thomas Fajar Adi Nugroho 059114104

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(3)

iii

SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Thomas Fajar Adi Nugroho

059114104

Telah Dipertahankan di Depan Dosen Penguji Pada Tanggal 13 Agustus 2010

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dosen Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. H. Wahyudi, M.Si ………....

Anggota Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si ………

Anggota Titik Kristiyani, M.Psi ………

Yogyakarta, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Dekan Fakultas Psikologi

(4)

iv Aku meminta kesehatan

Agar aku dapat melakukan hal-hal yang “ lebih besar”. Diberinya aku kelemahan tubuh,

Agar aku dapat melakukan hal-hal yang “lebih baik”.

Aku meminta kekayaan, agar aku lebih bahagia. Diberinya aku kemiskinan, agar aku lebih bijaksana.

Aku meminta kekuasaan,

Agar aku dapat dipuja semua orang. Diberinya aku kelemahan,

Agar aku merasakan kebutuhan akan Tuhan.

Aku meminta semua hal, agar aku dapat menikmati hidup. Diberinya aku hidup, agar aku dapat menikmati semua hal.

Aku tidak mendapat sesuatu yang aku minta. Tetapi aku mendapatkan semua yang aku butuhkan. Bertentangan dengan keinginanku,

Doa-doaku yang tak terucapkan dijawab.

Diantara semua orang, aku diberkati dengan melimpah.

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa

kekuatan yang melimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami ( 2Kor 4 : 7).

(5)

v

ini tidak memuat karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juli 2010 Penulis

Thomas Fajar Adi Nugroho

(6)

vi

Thomas Fajar Adi Nugroho

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah 90 orang mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan metode skala. Skala kepercayaan diri dan skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja diukur dengan menggunakan model skala Likert. Pada skala kepercayaan diri terdapat 35 item dan skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja terdapat 37 item. Koefisien reliabilitas untuk skala kepercayaan diri adalah 0,9016, dan koefisien reliabilitas untuk skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja adalah 0,9226. Untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir digunakan teknik korelasiproduct moment Pearson. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data yang ada adalah normal dan mengikuti fungsi linear. Koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah r = -0,499 dengan p<0,05. Hal ini berarti menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Dengan kata lain, ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(7)

vii

Thomas Fajar Adi Nugroho

ABSTRACT

This study examined the correlation between self confidence and the anxiety in facing the working world to the upper degree students Faculty of Phychology Sanata Dharma University Yogyakarta. Researches formulated a problem if there a negative relationship between self confidence and the anxiety in facing the working world to the upper degree students Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta. The subject of this research is 90 upper university students Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta. The method which applied in this research is correlational. The correlation technique is using scale method. Self confidence and anxiety in facing the working world to the upper students scales are measured by using Likert model scale. On the scale of self confidence there are 35 items, and on the anxiety in facing the working world to the upper students there are 37 items. The reliability coeficient of self confidence scale is 0,9016, and the reliability coefficient of anxiety in facing the working world to the upper students scale is 0,9226. To know the relation between self confidence and the anxiety in facing the working world to the upper students is used by mean correlation technique product moment Pearson. The result of research data analysis show the data propagate is normal and followed the linear function. The correlation coeficient (r) found in the research is -0,499 with P <0,05. This means this research hypothesis can be accepted. In other word, there is a negative relation between self confidence and the anxiety in facing the working world to the upper degree students Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta.

(8)

viii

NIM : 059114104

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“ HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER

AKHIR DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA “

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet, atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Juli 2010

Yang menyatakan

(9)

ix

Yesus Kristus atas berkat dan penyertaan-Nya dalam mendampingi terselesainya tugas akhir skripsi saya yang berjudul “ Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ” untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan program studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, ucapan terima kasih saya ucapkan kepada berbagai pihak yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk membantu serta menunjang saya dalam pengerjaan skripsi saya dari awal penelitian hingga terselesainya tugas ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

 Allah Bapa, Yesus Kristus Tuhanku dan Bunda Maria pelindungku, terima

kasih atas perlindungan dan penyertaan di sepanjang hidupku.

 Dr. Christina Siwi Handayani, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

 Bapak Drs. H. Wahyudi M, Si, selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar memberikan waktu, tegas dan bijaksana membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

(10)

x saya ini.

 Universitas Sanata Dharma college of Jesuit, tempat dimana saya

menempuh dan menyelesaikan kuliah S1 di Fakultas Psikologi.

 Seluruh staff di Universitas Sanata Dharma khususnya staff di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, mas Gandung, mas Muji, pak Gi, mas Doni dan bu Nanik yang dengan tulus membantu saya mempersiapkan administrasi akademik di Fakultas Psikologi.

 Rekan-rekan mahasiswa Fakutas Psikologi yang sudah membantu dan ikut

berpartisipasi dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

 Bapak dan Ibu saya, Pak Narto dan Bu Narti. Terima Kasih Pak dan Buk ..

atas segala usaha dan jerih payahnya menemaniku menempuh masa depanku di Fakultas Psikologi. Eyang Sari dengan ketulusan hati membimbingku untuk menjadi dewasa.

 Adikku Pinta yang selalu memberi warna di dalam kehidupanku.

 Seluruh keluarga besarku di Bendan, Srumbung, Magelang dan keluarga

(11)

xi

 Teman-teman kos pomahan Bapak Mustofa, Santo, Heldi, Rigar, Tukul,

Agung, Dion, Prima, Beta, Adi, ook, Candra, teman-teman TI dan TM seluruhnya.. teman srawung, PS, pingpong, nguda rasa dan semuanya.

 Special friend di Psikologi Inug dan Iray. Thanks a lot for ur kindness for

me... Yandu, nwn ya ndu ak diewangi.

 Teman-Teman GMPD 2005 seluruhnya baik yang masih frater maupun

yang sudah exim ( kemphol, pethuk, gembus E, gembus P, celeng, cimeng, sinchan, jembik, mentik, blandong, gothet, sepep, bumbon, bene, carik, kuncung, monyong, pak bik, gombleh, gendhon and the other’s a lot .... apapun pilihannya Gusti Mesti Paring Dalan).

 Pak HONG .. nuwun njih Mo, awit dampinganipun dumatheng gesang

kula. RTCB njih Mo dan Eyang Sari dengan ketulusan hati membimbingku untuk menjadi dewasa.

 Seluruh perangkat yang telah memungkinkan karya ini bisa diselesaikan..

(12)

xii

memperoleh saran dan masukan dari segenap pembaca skripsi ini. Penulis berharap karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama.

(13)

xiii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

BAB II. LANDASAN TEORI... 10

A. Kecemasan... 10

1. Pengertian Kecemasan... 10

(14)

xiv

Semester Akhir... 18

B. Kepercayaan Diri... 22

1. Pengertian Kepercayaan Diri... 22

2. Proses Terbentuknya Kepercayaan Diri... 25

3. Ciri-Ciri Orang Yang Memiliki Kepercayaan Diri... 25

4. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri... 27

C. Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja... 29

D. Hipotesis ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Identifikasi Variabel... 33

C. Definisi Operasional... 33

D. Subjek Penelitian... 33

E. Metode Pengumpulan Data... 34

1. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja... 35

2. Skala Kepercayaan Diri... 38

F. Validitas dan Reliabilitas... 40

G. Uji Asumsi dan Hipotesis Data Penelitian... 42

(15)

xv

a. Persiapan Administrasi... 45

b. Persiapan Alat Ukur... 46

3. Uji Coba Alat Penelitian... 48

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian... 49

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja... 49

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kepercayaan Diri... 50

B. Pelaksaan Penelitian... 52

C. Deskripsi Data Penelitian... 53

D. Analisis Data Penelitian... 59

1. Uji Normalitas... 59

2. Uji Linearitas... 60

3. Uji Hipotesis... 60

E. Pembahasan... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 67

A. Kesimpulan... 67

B. Saran... 67

1. Bagi Mahasiswa... 67

2. Bagi Disiplin Ilmu Psikologi... 68

(16)
(17)

xvii

Kerja…... 37 2. Tabel II Skor Aitem Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia

Kerja…... 38 3. Tabel III Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri……….…………... 39 4. Tabel IV Skor Aitem Skala Kepercayaan Diri…...40 5. Tabel V Jumlah Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Semester Genap Tahun 2009/2010………... 44 6. Tabel VI Distribusi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi

Dunia Kerja ( Sebelum Uji Coba Alat Penelitian)……... 49 7. Tabel VII Distribusi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi

Dunia Kerja ( Setelah Uji Coba Alat Penelitian)……..…. 50 8. Tabel VIII Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri ( Sebelum

dilakukan Uji coba penelitian)……….…... 51 9. Tabel IX Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri ( Setelah

dilakukan uji coba penelitian)………... 52 10. Tabel X Norma Kategorisasi Skor………... 54 11. Tabel XI Deskripsi X min, X max, range, Mean Teoritik dan

(18)

xviii

14. Tabel XIV Rangkuman Hasil Data Empirik…... 58

15. Tabel XV Deskripsi Data Penelitian………... 59

16. Tabel XVI Uji Normalitas………... 60

17. Tabel XVII Uji Linearitas……….……….. 60

18. Tabel XVIII Uji Hipotesis………..…... 61

(19)

xix

1. Lampiran A1. SkalaTry OutKepercayaan Diri……….. 75

2. Lampiran A2. SkalaTry OutKecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja……….. 77

3. Lampiran A3. DataTry OutKepercayaan Diri………... 78

4. Lampiran A4. DataTry OutKecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja……….. 83

5. Lampiran A5. Uji Validitas dan Reliabilitas………... 87

LAMPIRAN B. Skala Penelitian 1. Lampiran B1. Skala Penelitian Kepercayaan Diri……….... 92

2. Lampiran B2. Skala Penelitian Kecemasa Dalam Menghadapi Dunia Kerja……….……... 94

3. Lampiran B3. Data Penelitian Kepercayaan Diri…... 96

4. Lampiran B4. Data Penelitian Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja……….………... 103

5. Lampiran B5. Statistik Deskriptif……….……….... 110

6. Lampiran B6. Uji Normalitas……….………... 110

7. Lampiran B7. Uji Linearitas……….…... 111

8. Lampiran B8. Uji Hipotesis………... 111

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan Perkembangan jaman dalam kehidupan modern dewasa ini semakin cepat. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat dan semakin canggih. Kemajuan ini tentu membantu meringankan tugas-tugas dan pekerjaan manusia di segala bidang kehidupan. Kemajuan jaman ini akhirnya memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, selain kemajuan itu membantu manusia, dibalik itu manusia juga dihadapkan pada tantangan untuk mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya yang semakin kompleks. Kehidupan di era modern yang semakin kompleks ini menuntut kita untuk memiliki kesiapan dan ketangguhan fisik maupun psikologis. Kita juga dituntut untuk memiliki ketangguhan akademis maupun non akademis yang sesuai dengan bidangnya. Memiliki ketangguhan mental dan kualitas pribadi yang unggul akan sangat membantu seseorang dalam menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(21)

semakin ketat. Dunia kerja membutuhkan kompetensi dari dalam diri kita seperti pengetahuan, keterampilan dan kesiapan mental. Perlu kita sadari bahwa persaingan di dunia kerja terjadi dimana-mana, semua pihak berusaha untuk menjadi yang terbaik. Untuk menjadi yang terbaik tentulah dibutuhkan sumber daya manusia yang handal, profesional, berkualitas dan memiliki pengalaman.

Dunia kerja merupakan dunia yang akan segera dimasuki oleh seorang mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Mencari pekerjaan adalah tugas baru bagi seorang mahasiswa yang telah selesai menempuh pendidikannya. Mencari pekerjaan boleh dikatakan bukanlah sesuatu hal yang mudah, disini seseorang membutuhkan usaha dan strategi yang kuat untuk meraihnya. Kompetensi dan persaingan yang ketat, membuat masing-masing pribadi berusaha meningkatkan kualitas pribadinya terutama kualitas pendidikan yang dimiliki serta kemampuan soft skill yang menunjang jenis pekerjaan yang diminatinya. Boleh dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin luas pula kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

(22)

pribadi dan keahlian yang lebih bagi perusahaan atau institusi hal ini sangat menguntungkan karena yang bersangkutan mempunyai beberapa keahlian. Pribadi yang profesional akan dinamis dalam meningkatkan pengembangan pribadinya, karena tidak ada satupun aturan yang menghambat seseorang untuk dapat berkarier, disamping itu menuntut seseorang harus selalu dalam kondisi prima dan masih dapat dikembangkan untuk menghadapi tantangan kedepan.

Apabila seorang mahasiswa semester akhir memiliki kriteria pencari kerja yang baik dan kualitas pribadi yang memadai, niscaya hal ini akan membuatnya merasa percaya diri untuk memasuki dunia kerja. Namun, apabila ia tidak memiliki kriteria pencari kerja yang baik dan kualitas yang memadai, bukan tidak mungkin ia akan mengalami kecemasan untuk memasuki dunia kerja karena kualitas yang dimilikinya belum mencukupi. Kecemasan yang dimilikinya, bukan tidak mungkin disebabkan oleh dunia kerja yang akan dimasukinya belum dapat menjanjikan apa-apa bagi dirinya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kepastian untuk diterima di sebuah perusahaan atau instansi, gaji yang cukup serta kepastian lama masa kerja. Jangankan pencari kerja yang tingkat pendidikannya rendah, pelamar yang berstatus sarjana pun kadang pesimis dalam menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan saat ini.

(23)

mahasiswa lulus kuliah dan bersiap untuk memasuki dunia kerja (Kusuma, 2010). Kecemasan dalam memasuki dunia kerja biasanya dialami oleh seorang fresh graduate, karena dunia kerja adalah dunia yang belum pernah dimasuki oleh mereka. Kecemasan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain membayangkan kepastian mendapatkan pekerjaan, cemas menghadapi panggilan wawancara kerja, cemas karena ketidakjelasan bidang kerja yang diminati/mau diambil serta cemas memikirkan keharusan untuk segera mendapat pekerjaan tetap, sementara usia semakin bertambah. (Juliarti, 2007).

(24)

mengambil salah satu faktor penyebab kecemasan dalam menghadapi dunia kerja diatas untuk dijadikan varibel bebas penelitian yaitu kepercayaan diri.

Dari hasil wawancara peneliti melihat bahwa mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ada yang memiliki sikap optimis dalam menghadapi dunia kerja, namun ada beberapa lainnya yang memiliki sikap pesimis. Sikap optimis dan pesimis ini tentu saja berkaitan dengan kepercayaan diri dari dalam diri mahasiswa yang bersangkutan. Sikap optimis dan pesimis ini mempengaruhi mereka ketika akan memasuki dunia kerja. Mahasiswa yang optimis cenderung memiliki kesiapan mental dalam menghadapi dunia kerja, namun bagi mahasiswa yang pesimis cenderung memiliki kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengambil topik kepercayaan diri sebagai variabel bebas dalam penelitian ini.

(25)

pesimis ini berkaitan dengan kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Adanya keyakinan dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa tersebut mampu menjaga keseimbangan dalam diri dan mampu menjawab tantangan di dunia kerja saat ini. Fenomena yang sering muncul yang penulis rasakan ketika berdialog dengan mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, beberapa dari mereka mengalami kecanggungan untuk siap masuk menghadapi dunia kerja karena mereka merasa belum memiliki bekal pengalaman kerja yang cukup di bidang psikologi yang sedang mereka tempuh. Secara teori mereka memahami ilmu psikologi yang mereka terima, namun terkadang mereka belum memiliki pengalaman kerja langsung.

(26)

Kepercayaan diri seperti yang dikatakan oleh Bandura (dalam Kumara, 1988) adalah merupakan kondisi psikis yang mendasar guna mencapai keberhasilan dalam melakukan sesuatu tugas kehidupan seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri merupakan salah satu bagian dari kunci keberhasilan hidup seseorang. Banyak kisah nyata menunjukkan keberhasilan-keberhasilan seseorang dalam hal pekerjaan dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya dipengaruhi oleh kepercayaan dirinya. Rendahnya kepercayaan diri tentu akan menghambat seseorang untuk mencapai harapannya. Bila ia kurang percaya diri, tentu ia kurang berani untuk melakukan sesuatu kegiatan atau usaha. Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi cenderung akan lebih berani dalam melakukan berbagai macam hal. Rogers (dalam Shinta, 2006) menyatakan bahwa seseorang yang kurang percaya diri akan merasa dirinya tidak aman, tidak bebas, takut, ragu-ragu, murung, kurang berani, rendah diri, pemalu, sering membuang-buang waktu dan cenderung menyalahkan suasana luar sebagai penyebab ketidakmampuannya.

(27)

untuk mengikuti seminar pengembangan diri, mahasiswa tersebut tidak berusaha untuk mencari pengalaman kerja di bidang yang digelutinya dan akan menghidari situasi-situasi yang menyangkut tentang dunia kerja yang akan segera dimasukinya.

Berangkat dari latar belakang yang telah dikemukan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Maka penelitian yang dilakukan berjudul Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta? “

C. Tujuan Penelitian

(28)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa semester akhir, dimana dengan hasil penelitian ini mahasiswa semester akhir diharapkan mampu mengembangkan kepercayaan diri mereka ketika menghadapi dunia kerja. Tujuannya adalah agar mereka lebih mampu mengoptimalkan kemampuan pribadinya dalam mempersiapkan diri serta meminimalisir kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

2. Bagi Disiplin Ilmu Psikologi

(29)

10 A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kartono (1992) mendefinisikan kecemasan sebagai semacam kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau kabur. Dapat berupa perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut Begitu juga dengan Hurlock (1996), mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang peristiwa yang akan datang. Dan tanda-tanda yang biasanya muncul berupa perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan. Biasanya disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri serta tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah. Dan apabila seseorang menghadapi suatu masalah atau situasi konflik ia akan meragukan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah dan kesulitannya tersebut karena dia akan merasa kurang mampu bila dibandingkan dengan orang lain.

(30)

menghadapi situasi yang akan datang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut, disertai dengan gejala-gejala fisik seperti berkeringat dingin, gemetar, usaha melarikan diri dan lain-lain.

Hanafi (2007) menambahkan bahwa kecemasan merupakan gangguan perasaan yang ditandai dengan adanya ketakutan dan kekhawatiran pada seseorang jika Ia tidak dapat menghadapi tekanan yang dialaminya. Daradjat (1996), mendefinisikan kecemasan sebagai manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dan terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam bersal dari dalam maupun dari luar individu yang bersangkutan. Kecemasan muncul ketika individu dihadapkan pada situasi tertentu yang mengancam dirinya.

(31)

Lazarus (Anggraini, 2001) berpendapat bahwa kecemasan merupakan reaksi individu terhadap hal-hal yang dihadapinya dimana kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan seperti kegelisahan, kebingungan dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek subjektif emosi. Tidak jauh berbeda dengan Lazarus, Priest (1991) memberikan pengertian tentang kecemasan yaitu perasaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan yang akan terjadi dan timbul karena berbagai alasan dan situasi individu yang cemas, merasa tidak bahagia, tidak enak, tegang dan biasanya enggan berbuat sesuatu untuk mengurangi kecemasannya.

Bustaman dalam Tallis (1992) mempunyai definisi lain mengenai kecemasan bahwa kecemasan adalah ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas akan muncul bila seseorang berada dalam suatu keadaan yang diduga akan merugikan dan dirasakan mengancam dirinya serta merasa tidak berdaya menghadapinya. Adapun Hariono (2000), mengatakan bahwa kecemasan akan berfungsi positif bila hal tersebut berupa respon yang umum dan normal dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya pada sisi negatif, kecemasan yang berlebihan disebut sebagai kecemasan “neurotik” akan berdampak pada timbulnya depresi,hopelessdan putus asa.

(32)

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan khawatir yang dialami seseorang ketika mengalami hal-hal yang dianggap sebagai suatu hambatan, ancaman, keinginan pribadi serta suatu peristiwa yang akan datang.

2. Macam-Macam Kecemasan

Kartono (1989) mengatakan bahwa terdapat beberapa macam kecemasan, apabila kecemasan itu menyangkut tentang diri sendiri yakni tubuh dan kondisi psikis diri sendiri maka kecemasan itu disebut dengan kecemasan super ego, misalnya cemas apabila suatu saat nanti terserang penyakit, kecelakaan, dihukum, kehilangan orang yang disayangi, ditertawakan oleh orang lain dan lain sebagainya. Kemudian ecemasan kedua adalah kecemasan neurotis, yakni kecemasan yang erat kaitannya dengan mekanisme-mekanisme pertahanan diri yang negatif. Kecemasan itu biasanya disebabkan oleh rasa bersalah dan berdosa, frustasi-frustasi, konflik emosional yang serius dan berkesinambungan serta ketegangan-ketegangan batin. Kecemasan yang ketiga adalah kecemasan psikotis, yakni suatu kecemasan karena merasa terancam hidupnya, merasa kehidupannya kacau dan berantakan serta ditambah karena adanya kebingungan yang hebat yang disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis.

Breakwall (dalam Mopangga, 2005) menekankan bahwa kecemasan terbagi ke dalam macam-macam symtom psikologis, yakni diantaranya adalah: suasana hati, seperti mudah marah, perasaan sangat tegang dll. Pikiran, seperti

(33)

merasa tidak berdaya. Motivasi, seperti ketergantunga yang tinggi. Perilaku seperti ingin melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan, kurang berani mengambil resiko, hilangnya minat pada kehidupan, tegang, mudah panik dan gugup.

Freud (dalam Andri, 2007) membagi kecemasan menjadi tiga macam kecemasan, yakni :

1. Kecemasan Realistis, yakni respon ego terhadap bahaya yang berasal dari luar diri seseorang.

2. Kecemasan Neurotis, yakni apabila insting tidak dapat dikendalikan dan orang menerima keadaan dari situasi tersebut.

3. Kecemasan moral, merupakan ketakutan karena melakukan pelanggaran terhadap norma-norma yang hidup dalam masyarakat.

3. Aspek-Aspek Kecemasan

Greenberger dan Padesky (1995) mengelompokkan kecemasan menjadi empat aspek, yaitu :

a. Reaksi fisik

Reaksi fisik yang terjadi pada orang yang cemas meliputi telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdebar-debar (berdegup kencang), pipi merona, pusing-pusing dan sulit bernafas ketika seseorang menghadapi situasi yang membuat dirinya merasa cemas.

(34)

Orang yang cemas biasanya memikirkan bahaya secara berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, tidak menganggap penting bantuan yang ada dan khawatir serta berpikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang cemas cenderung memiliki pemikiran-pemikiran yang negatif mengenai mampu tidaknya ia dalam berusaha menghadapi situasi yang membuat dirinya merasa cemas. Biasanya pemikiran ini akan menetap cukup lama, jika tanpa adanya usaha dari individu tersebut untuk merubah pemikirannya menjadi sesuatu yang lebih positif. Pemikiran negatif yang timbul dapat berupa apa saja namun efeknya tetap sama yaitu membuat kondisi seseorang menjadi tidak nyaman dikarenakan seringkali memikirkan hal tersebut. Pemikiran dapat berupa perasaan tidak mampu, merasa tidak memiliki keahlian, tidak siap dan sebagainya.

c. Perilaku

Orang yang cemas akan berperilaku menghindari situasi saat kecemasan itu terjadi, orang tersebut akan meninggalkan situasi ketika kecemasan mulai terjadi dan mencoba melakukan banyak hal secara sempurna dan mencoba mencegah bahaya. Perilaku ini terjadi dikarenakan individu merasa dirinya terganggu dan merasa tidak nyaman.

d. Suasana Hati

(35)

tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu. Misalnya dalam hal keinginan dan minat.

Jadi aspek-aspek kecemasan adalah reaksi fisik, pemikiran, perilaku dan suasana hati.

4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Adler dan Rodman ( dalam Ghufron, 2010) menyatakan terdapat dua faktor yang menmyebabkan adanya kecemasan, yakni pengalaman yang negatif pada masa lalu dan pikiran yang tidak rasional.

1. Pengalaman negatif pada masa lalu

Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang, apabila seseorang menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal dalam tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan seseorang dalam menghadapi tes.

2. Pikiran yang tidak rasional

(36)

yakni kegagalan katastropik, kesempurnaan, persetujuan, dan generalisasi yang tidak tepat.

a. Kegagalan katastropik

Kegagalan katastropik, yakni adanya asumsi dari dalam diri seseorang bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Individu mengalami kecemasan dan perasaan-perasaan ketidakmampuan serta tidak sanggup mengatasi permasalahan. b. Kesempurnaan

Setiap orang menginginkan kesempurnaan. individu ini mengharapkan dirinya berperilaku sempurna dan tidak cacat. Ukuran kesempurnaan dijadikan target dan sumber inspirasi bagi setiap orang. Apabila target ukuran kesempurnaan itu tidak tercapai, orang tersebut akan mengalami kecemasan.

c. Persetujuan

Persetujuan adanya keyakinan yang salah didasarkan pada ide bahwa terdapat hal virtual yang tidak hanya diinginkan, melainkan juga untuk mencapai persetujuan dari orang lain.

d. Generalisasi tidak tepat

Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini terjadi pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.

(37)

gagal, pengalaman negatif masa lalu dan pikiran yang tidak rasional. Sedangkan faktor eksternal adalah seperti kurangnya dukungan sosial.

5. Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Semester Akhir

Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah perasaan khawatir yang dialami seseorang ketika menghadapi atau memasuki dunia kerja. Kecemasan dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya peluang kerja yang semakin sempit, persaingan yang semakin ketat, pengalaman yang sedikit dan dibutuhkannya kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan serta sikap atau perilaku. Biasanya kecemasan ini dialami oleh mereka yang baru saja menyelesaikan studinya (pendidikan) atau fresh graduate dan adanya keinginan untuk mencari pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. (www.kompas.com).

(38)

Mahasiswa semester akhir dituntut memiliki kesiapan mental dalam masa persiapan untuk memasuki dunia kerja. Apabila ia merasa tidak mampu mempersiapkan diri dengan baik, ia cenderung akan memiliki kecemasan untuk memasuki dunia kerja. Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah perasaan khawatir yang dialami seseorang ketika memasuki dunia kerja Kecemasan itu dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya peluang kerja yang semakin sempit, persaingan yang semakin ketat, pengalaman yang sedikit serta dibutuhkannya kompetensi seperti pengetahuan dan keterampilan di bidang yang ditekuninya. Apabila seseorang tidak mampu memenuhi tuntutan keahlian untuk masuk di dunia kerja otomatis orang tersebut akan memiliki kecemasan. Hal ini tentu bisa saja terjadi jika orang tersebut merasa kemampuannya masih jauh dari apa yang diharapkan dari dunia kerja.

(39)

menyelesaikan tugas-tugas yang dimilikinya tepat pada waktunya. Terlebih bagi mahasiswa semester akhir memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi yang membutuhkan banyak usaha, tekad dan pemikiran.

Mahasiswa semester akhir terkadang disibukkan oleh hal-hal yang bersifat akademis untuk menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi. Selain itu, di sela pengerjaan skripsi mereka dihadapkan pada wacana dan pemikiran tentang persiapan mereka untuk masuk ke dalam dunia kerja, memikirkan tentang minat, peluang, kesempatan dan kemampuan yang dimiliki. Ditambah muncul wacana baru yang harus mereka pikirkan juga yakni bagaimana cara nanti mereka akan mencari pekerjaan, beradaptasi dengan lingkungan kerja, bagaimana mereka bersaing dalam dunia kerja nantinya dan bagaimana mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka. Bagi mahasiswa semester akhir dunia kerja adalah dunia yang belum pernah mereka masuki, namun itu adalah dunia yang sudah sangat dekat dengan mereka. Karena setelah lulus nanti mereka pasti akan masuk ke dalam dunia kerja. Bagi mereka hal ini belum bisa dipahami sepenuhnya karena mereka belum bisa merasakan bagaimana kehidupan di dunia kerja sesungguhnya. Namun inilah kenyataan yang harus mereka alami setelah mereka lulus nanti.

(40)

pada realita bahwa mereka sedang berproses menuju dunia kerja, memikirkan peluang karir mereka yang sulit dan bersaing dengan lulusan sarjana lainnya yang akan masuk ke dalam dunia kerja. Tidak sedikit dari mereka bingung, cemas, menghindar dan bisa stress. Akibatnya mereka akan mencari kegiatan pengganti lain untuk menghilangkan kecemasan ini, seperti pergi ke warnet, main game, berpergian, sibuk dengan kegiatan lainnya dan bukan menyelesaikan tugas utama mereka menyelesaikan tugas akhir skripsi. Merekapun bisa pergi menghindar saat berbicara dan dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka sebentar lagi dihadapkan pada permasalahan di dunia kerja.

(41)

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu sifat yang sangat penting dan berguna bagi kehidupan manusia. Kepercayaan diri tidak hanya membantu seseorang untuk lebih hidup bahagia, tetapi juga membantu untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi pribadi seseorang. Kepercayaan diri merupakan sifat kepribadian yang sangat menentukan, karena kepercayaan diri dapat mempengaruhi sikap hati-hati, ketidaktergantungan, ketidakserakahan, toleransi dan cita-cita seseorang (Williams, 1996).

(42)

Orang yang percaya diri mempunyai sikap luwes, lebih bersedia mengambil resiko-resiko dan menikmati pangalaman-pengalaman baru. Mereka merasa senang dengan dirinya dan cenderung bersikap santai didalam situasi-situasi sosial. Rasa percaya diri sering dihubungkan dengan perasaan bahagia, bersemangat, bergembira dan pada umumnya memegang kendali atas kehidupan. Dan menurut Davies (2004), ciri-ciri orang yang memiliki rasa percaya diri adalah menikmati hidup dan bergembira, mengetahui dan menilai diri sendiri, mempunyai keahlian-keahlian sosial yang baik, mempunyai sikap yang positif, tegas, mempunyai tujuan yang jelas, siap menghadapi tantangan-tantangan.

Menurut Jersild (dalam Anggraini, 2001), orang yang percaya diri mempunyai ciri-ciri seperti optimis, bertanggung jawab, mandiri, tidak egois, toleransi terhadap keberadaan diri sendiri dan orang lain serta yakin dan sukses. Daradjat (Kumara, 1988) mengatakan bahwa orang yang yang percaya diri yaitu orang yang mampu menghadapi persoalan hidupnya dengan penuh keyakinan diri, gembira, optimis, mandiri, tegas, berani, tidak ragu-ragu, tenang dan tidak memerlukan dukungan orang lain. Rasa percaya diri ini sangat ditentukan oleh pengalaman masa kecil terutama masa depannya, bersemangat, percaya diri. Sebaliknya orang yang kurang berhasil (gagal) akan merasa pesimis, daya juang kecil, cemas dan kurang percaya diri.

(43)

seperti yang diharapkan. Bandura menambahkan salah satu ciri orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya ialah memiliki kepercayaan diri yang merupakan suatu keyakianan diri untuk dapat mewujudkan kemampuannya seperti apa yang diharapkan didasarkan dengan harga diri, konsep diri yang positif, optimis, mandiri, tidak membandingkan diri dengan orang lain, fleksibel, berani, tegas dan spontan.

Begitu juga dengan Breneche dan Amich (dalam Anggraini, 2001) yang mengatakan bahwa kepercayaan diri berkembang melalui pemahaman diri dan berhubungan erat dengan kemampuan belajar untuk menyelesaikan setiap tugas perkembangan. Breneche dan Amich menambahkan bahwa individu yang kurang memiliki kepercayaan diri akan merasa tidak aman, tidak bebas, takut, ragu-ragu, murung, kurang berani, rendah diri dan pemalu.

(44)

2. Proses Terbentuknya Kepercayaan Diri

Menurut Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses :

a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu.

b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan kelebihannya.

c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

d. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

3. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri

(45)

Angelis (dalam Setiyo, 2009), mengemukakan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki individu ditandai dengan:

a. Keyakinan atas kemampuan diri sendiri untuk melakukan sesuatu. seseorang mempunyai keyakinan atas kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

b. Keyakinan atas kemampuan menindaklanjuti segala perkara sendiri secara konsekuen. Yaitu mampu bertanggung jawab dengan kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

c. Keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala kendala. Merasa yakin bahwa dengan kemampuan yang dimiliki, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.

d. Keyakinan atas kemampuan untuk memperoleh bantuan. Dengan mengerti kekurangan yang ada pada diri sendiri, dapat menerima pendapat orang lain dan memberi kesempatan pada orang lain. Dengan adanya kemampuan seperti itu, membuat individu mudah untuk memperoleh bantuan dari orang lain apabila mengalami kesulitan.

(46)

sendiri untuk melakukan sesuatu, menindaklanjuti segala perkara, menanggulangi segala kendala, dan dapat berkomunikasi dengan orang lain.

4. Aspek- Aspek Kepercayaan Diri

Menurut beberapa ahli seperti Rosenberg, Rubin, Hurlock, Rogers serta Secord dan Beckman (Anggraini,2001), aspek-aspek kepercayaan diri adalah :

a. Keyakinan akan kemampuan diri

Rosenberg (Anggraini, 2001) mengemukakan bahwa esensi rasa kepercayaan diri terletak pada suatu perasaan atau kepercayaan yang menekankan bahwa individu dapat menyebabkan terjadinya sesuatu sesuai dengan harapan-harapannya. seseorang yang memiliki kepercayaan diri senantiasa berpikir positif terhadap apa yang terjadi dan tidak mudah berputus asa.

b. Optimis

Orang yang optimis akan mencoba untuk menghadapi setiap tantangan dan mampu memecahkan setiap masalah dengan cara yang positif. Seseorang yang optimis akan masa depannya, jarang sekali ada masalah yang akan membuatnya terbentur pada sikap putus asa karena individu tersebut akan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dan menghadapi segala rintangan yang akan menghalanginya.

c. Menerima diri apa adanya.

(47)

sendiri. Hurlock (Anggraini, 2001) menambahkan bahwa penerimaan diri akan ditentukan oleh sejauh mana individu dalam membentuk tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang melingkupi kehidupannya. Seseorang yang menerima diri apa adanya, biasanya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan Ia merasa diterima dengan lingkungannya itu.

d. Mempunyai konsep atau gambaran diri yang positif.

Menurut Rogers (Anggraini, 2001) konsep diri mencerminkan persepsi seseorang terhadap dirinya secara keseluruhan. Secord dan Backman (Anggraini, 2001) menambahkan salah satu kelebihan manusia adalah dapat melihat tentang keadaan dirinya. Dengan adanya kemampuan penglihatan, perasaan dan pemikiran manusia kepada dirinya sendiri maka seseorang dapat menyadari siapa dirinya itu, hal inilah yang dimaksud dengan konsep diri. Seseorang yang mempunyai konsep diri yang positif cenderung untuk mencari tahu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dirinya, mencari tahu tentang karakteristik dirinya serta tahu hambatan-hambatan yang dapat membuatnya nonproduktif atau pasif dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul. Konsep diri positif ini muncul tentu saja diiringi oleh keyakinan akan kemampuan diri dan sikap yang optimis.

(48)

C. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Tugas utama manusia dewasa adalah bekerja. Bekerja adalah suatu bentuk adalah sesuatu bentuk aktifitas yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai suatu bentuk profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Bekerja juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Sebelum memulai bekerja seseorang belajar mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan belajar di sekolah hingga sampai di perguruan tinggi. Sebelum bekerja seseorang harus mempersiapkan diri terlebih dahulu karena ia harus memiliki dasar ilmu dan pengetahuan yang akan diterapkannya ketika ia bekerja nantinya.

Seseorang yang mampu mempersiapakan diri dengan baik untuk menyongsong dunia kerja pastilah akan memiliki kepercayaan diri di dalam dirinya. namun, bagi mereka yang belum mempersiapkan diri dengan baik tentu saja ia akan mengalami kecemasan di dalam dirinya, karena ia merasa belum siap untuk memasuki dunia kerja. Masa persiapan itu dilakukan selama seseorang menjalani masa pendidikan di bangku sekolah hingga perguruan tinggi. Dalam menjalani masa persiapan itu tentu saja tidak mudah karena tantangan dan hambatan dalam masa persiapan itu tentu saja selalu ada.

(49)

khususnya masa yang sedang dijalani oleh mahasiswa semester akhir, mereka masih dihadapkan pada situasi untuk meningkatkan kualitas pribadi mereka untuk menyerap ilmu, pengetahuan dan pengalaman dalam masa pendidikan yang akan mereka terapkan ketika memasuki dunia kerja pada nantinya. Di sini dibutuhkan kepercayaan diri dari dalam diri khususnya mahasiswa semester akhir dalam mempersiapkan diri untuk memperoleh bekal ilmu dan pengalaman sebaik mungkin ketika menempuh pendidikannya.

Masa mahasiswa semester akhir saat ini adalah masa transisi dimana mereka masih berada pada masa tahap akhir secara akademik dan belum menghadapi dunia kerja secara nyata. Pada masa ini pula mahasiswa juga mulai melihat bagaimana kenyataan duni kerja dari posisinya berpijak dan bagaimana ia harus memposisikan diri untuk menhadapinya pada saatnya nanti. Persoalan-persoalan nyata pada dunia kerja dapat dipandang sebagai suatu peluang namun bisa dipandang pula sebagai ancaman yang diyakini akan menimpa dan akan terjadi pada seseorang apabila ia tidak siap dan gagal dalam membangun kepercayaan diri dalam usahanya untuk mempersiapkan diri dan menghadapi dunia kerja. Ketidaksiapan diri dalam menyiapkan bekal untuk memasuki dunia kerja akan mengakibatkan seseorang terombang-ambing dalam kebimbangan, kebingungan dan ketidakpastian dalam dirinya untuk menyongsong masa depan. Hal tersebut selanjutkan akan membawa seseorang pada kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

(50)

dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi dunia kerja antara lain adalah kepastian untuk diterima di sebuah perusahaan atau instansi, gaji yang cukup serta kepastian lama masa kerja. Jangankan pencari kerja yang tingkat pendidikannya rendah, pelamar yang berstatus sarjana pun kadang pesimis dalam menghadapi dunia kerja yang penuh tantangan saat ini. Kecemasan timbul karena keadaan dimana seseorang merasa terancam oleh salah satu hal yang dianggapnya menakutkan dan menyakitkan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri sehingga menimbulkan kekhawatiran, kegelisahan yang menganggu ketenangan dan kesehatan yang terkadang menimbulkan kekacauan fisik.

Seperti yang dikemukakan oleh Smith (Bandura, 1994) bahwa kecemasan adalah ketakutan tanpa adanya objek yang jelas. Tanda-tanda kecemasan adalah dalam bentuk rasa khawatir dan perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini disertai oleh ketidakpercayaan diri dan tidak mampu menghadapi masalah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi kecemasan yang dimiliki seseorang. Begitu juga pada seseorang yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dimana orang tersebut dapat kehilangan rasa percaya dirinya. Menghadapi dunia kerja dapat dianggap sebagai sebuah bahaya yang sedang dihadapi sehingga timbulnya kecemasan dan hilangnya kepercayaan diri dianggap sebagai perubahan dalam hal berpikir atau bertingkah laku.

(51)

maka dapat memperkuat kecemasan yang dialami seseorang. Orang yang percaya diri akan lebih optimis dalam menghadapi tantangan. Bagi orang yang percaya diri menghadapi dunia kerja bukanlah sesuatu yang menakutkan jika orang tersebut dapat berpikir positif. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tidak akan takut dengan persaingan dalam memasuki dunia kerja karena keyakinan ada di dalam dirinya, sehingga tidak ada sesuatu hal yang dapat menghambatnya masuk dalam dunia kerja.

D. Hipotesis Penelitian

(52)

33 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Yakni penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.

B. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

1. Variabel tergantung : Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja 2. Variabel bebas : Kepercayaan diri

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

(53)

kerja diperoleh dari skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yang mengacu dari aspek kecemasan Grennberger dan Padesky (1995).

2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri, optimis, menerima diri apa adanya dan memiliki konsep diri yang positif. Kepercayaan diri ini akan diungkap dengan menggunakan skala kepercayaan diri yang mengacu dari aspek kepercayaan diri Rosenberg, Rubin, Hurlock, Rogers serta Secord dan Beckman (Anggraini, 2001).

D. Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Minimal telah memasuki semester delapan (VIII) pada saat pengambilan data penelitian ini.

3. Telah menyelesaikan teori dan sedang menyusun tugas akhir skripsi . 4. Berjenis kelamin laki-laki (L) atau Perempuan (P).

E. Metode Pengumpulan Data

(54)

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert, yakni skala kepercayaan diri dan skala kecemasan menghadapi dunia kerja. Skala yang digunakan dalam penelitian ini langsung diberikan kepada responden. Kedua skala tersebut disusun dengan metode rating yang dijumlahkan (summated rating method), yakni metode skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skala. (Azwar, 1999).

Subjek diminta untuk menjawab aitem-aitem pernyataan yang dirumuskan secara favorabel dan unfavorabel tentang suatu variabel, yakni variabel kepercayaan diri dan variabel kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Jawaban di dalam skala dinyatakan dalam empat kategori yang dimodifikasi tanpa menggunakan jawaban ragu-ragu. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti dengan alasan bahwa dengan adanya jawaban ragu-ragu dimungkinkan memiliki arti ganda, yakni subjek belum bisa menjawab pernyataan dalam aitem atau memberikan jawaban yang netral. Alasan lainnya, yakni karena adanya jawaban ragu-ragu dapat menimbulkan kecenderungan subjek untuk menjawab di tengah (central tendency effect) terutama bagi subjek yang tidak yakin dengan jawaban pasti. Berikut adalah gambaran skala yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

Disusun berdasarkan teori Greenberger dan Padesky (1995). Adapun komponen-komponennya sebagai berikut :

a. Reaksi fisik

(55)

berkeringat, jantung berdegup, pusing, badan berkeringat, otot tegang, gemetar dan sebagainya.

b. Pemikiran

Aitem dari komponen ini untuk mengukur pemikiran-pemikiran negatif mengenai mampu tidaknya menghadapi dunia kerja, seperti tidak mampu mengatasi masalah, berfikir buruk dan sering memiliki kekhawatiran. c. Perilaku

Aitem dari komponen ini untuk mengukur perilaku menghindari informasi atau pertanyaan seputar dunia kerja, seperti menghindari situasi yang menyangkut dunia kerja.

d. Suasana hati

Aitem dari komponen ini untuk mengukur suasana hati yang berubah, yakni etika kepribadian seseorang dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut. Suasana hati itu berupa panik, takut, gugup dan jengkel.

(56)

Tabel I

Spesifikasi Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Reaksi Fisik 1, 3, 5, 7, 8 2, 4, 6, 9, 10 10 2. Pemikiran 11, 13, 15, 16,

17

12, 14, 18, 19, 20 10

3. Perilaku 21, 23, 25, 27, 29

22, 24, 26, 28, 30 10

4. Suasana Hati 31, 33, 35, 36, 37

32, 34, 38, 39, 40 10

Total 20 20 40

(57)

Tabel II

Skor Aitem Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja

Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS ( sangat sering) 4 1

S (Sering) 3 2

J (Jarang) 2 3

TP (Tidak Pernah) 1 4

2. Skala kepercayaan diri

Disusun berdasarkan teori dari beberapa ahli yaitu Rosenberg, Rubin, Hurlock, Rogers serta Secord dan Beckman (Anggraini, 2001). Teori ini menggunakan empat aspek, adapun komponen-komponennya sebagai berikut :

a. Keyakinan akan kemampuan

Aitem dari komponen ini untuk mengukur keyakinan seseorang mengenai dirinya, seperti memiliki kemampuan dan keyakinan dalam diri serta mampu menyelesaikan masalah.

b. Optimis

Aitem dari komponen ini untuk mengukur pikiran positif terhadap apa yang terjadi, sikap tidak mudah berputus asa dan mampu memotivasi diri. c. Menerima diri apa adanya

(58)

d. Mempunyai konsep atau gambaran diri yang positif

Aitem dari komponen ini untuk mengukur persepsi positif seseorang terhadap dirinya secara keseluruhan, seperti: menyadari kelebihan dan kekurangan diri, memahami tentang karakteristik diri dan memahami hambatan yang menghambat dalam diri untuk aktif dan produktif.

Bobot keseluruhan dari pengukuran skala kepercayaan diri ini terdiri dari 40 aitem yang dibagi dalam 20 aitem favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Aitem favorabel bila pernyataan mendukung adanya kepercayaan diri dalam diri seseorang dalam menghadapi dunia kerja, sebaliknya aitem unfavorabel bila pernyataannya tidak mendukung indikasi adanya kepercayaan diri dalam diri seseorang.

Tabel III

Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Keyakinan akan

3. Menerima diri apa adanya

(59)

Skala kepercayaan diri memiliki empat alternatif jawaban yakni Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak SesuaidanSangat Tidak Sesuai. Penilaian untuk aitem favorabel pada skala kepercayaan diri ini bergerak dari empat sampai dengan satu, sedangkan untuk aitem unfavorabel bergerak dari satu sampai empat. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel penilaian sebagai berikut :

Tabel IV

Skor Aitem Skala Kepercayaan Diri

Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS ( sangat sesuai) 4 1

S (sesuai) 3 2

TS ( tidak sesuai) 2 3

STS ( sangat tidak sesuai)

1 4

F. Validitas dan Reliabilitas

(60)

mampu memberikan gambaran tentang perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek satu dengan subjek yang lainnya dalam penelitian. (Azwar, 1999).

Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, yakni validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional. Analisa rasional dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta pendapat profesional ahli (profesional judgement), profesional ahli dalam hal penelitian ini adalah dosen pembimbing peneliti dan profesional ahli lainnya yang memberikan masukan bagi peneliti.

Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat dipercaya. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi tingkat kepercayaan terhadap hasil ukur suatu alat tes (Azwar, 1999). Pengukuran yang reliabel akan bersifat konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas skala dalam penelitian ini dinyatakan oleh koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas muncul pada rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati angka 1,00, menunjukkan semakin tinggi reliabilitas skala alat ukur tersebut.

(61)

G. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

Terdapat dua macam uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni uji normalitas dan uji linearitas. Berikut ini adalah pembahasan mengenai uji asumsi yang dilakukan :

a. Uji Normalitas

Uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran varibel X dan Y bersifat normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah One-Sample Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y merupakan hubungan garis lurus ( linear ) atau tidak.

2. Uji Hipotesis

(62)

a. Bila rxy dengan P < 0,05 korelasinya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima, ada hubungan yang signifikan antar variabel penelitian.

(63)

44 A. Persiapan Uji Coba Alat Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa dalam penelitian ini diambil dari beberapa angkatan yakni dari angkatan 2001 hingga angkatan 2006. Karakteristik mahasiswa yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir yang saat ini sedang menyusun tugas akhir skripsi, telah menempuh minimal semester delapan (VIII), berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan belum wisuda.

Tabel V

Jumlah Mahasiswa Semester Akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Semester Genap Tahun 2009/2010

No. Prodi Angkatan Jumlah Mahasiswa

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Psikologi 2001 4 2 6

2. Psikologi 2002 13 9 22

3. Psikologi 2003 18 13 31

4. Psikologi 2004 18 23 41

5. Psikologi 2005 22 42 64

6. Psikologi 2006 23 77 100

(64)

Lokasi penelitian ini bertempat di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembagian angket skala penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan subjek berdasarkan kesesuaian dengan karakteristik yang telah peneliti terapkan. Penyebaran angket skala dibagikan kepada subjek penelitian yakni mahasiswa semester akhir yang datang ke Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembagian skala dilakukan secara bertahap dikarenakan banyaknya jumlah skala yang akan diuji.

2. Persiapan Penelitian a. Persiapan Administrasi

Sebagai langkah awal pelaksanaan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Psikologi USD, yaitu sebagai berikut : Surat Permohonan Ijin Penelitian untuk skripsi dengan nomor 130.a/D/KP/Psi/USD/XII/2009. Kemudian setelah peneliti memperoleh ijin penelitian, peneliti melakukan pencarian data mengenai jumlah mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma melalui Biro Administrasi Akademik Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

(65)

tertentu dimana para mahasiswa memiliki waktu luang untuk mengisi angket skala yang akan dibagikan.

b. Persiapan Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala yang berupa skala kepercayaan diri dan skala kecemasan menghadapi dunia kerja. Dilakukan penyusunan 40 aitem untuk masing-masing skala dimana peneliti menyusun sendiri dengan mengacu pada aspek-aspek yang dibuat oleh Rosenberg, Rubin, Hurlock, Rogers serta Secord dan Beckman (Anggraini, 2001) untuk skala kepercayaan diri, sedangkan untuk skala kecemasan menghadapi dunia kerja mengacu pada aspek berdasarkan teori Greenberger dan Padesky (1995).

(66)

Selanjutnya 50 mahasiswa yang telah mengisi angket skala try out penelitian ini tidak peneliti sertakan lagi dalam pengambilan data untuk penelitian yang sesungguhnya.

1. Skala Kecemasan Menghadapi Dunia kerja

Skala kecemasan yang digunakan untuk mengukur kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma disusun oleh peneliti sendiri mengacu pada teori Greenberger dan Padesky (1995) yang terdiri atas 40 aitem yang memuat aspek :

a. Reaksi fisik yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur reaksi fisik yang terjadi pada seseorang yang akan menghadapi dunia kerja.

b. Pemikiran yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur pemikiran-pemikiran negatif mengenai mampu tidaknya menghadapi dunia kerja.

c. Perilaku yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur perilaku menghindari informasi atau pertanyaan seputar dunia kerja.

d. Suasana hati yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur suasana hati yang berubah ketika dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut.

2. Skala Kepercayaan Diri

(67)

Hurlock, Rogers serta Secord dan Beckman (Anggraini,2001) yang semuanya terdiri dari 40 aitem yang memuat empat aspek yaitu :

a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur keyakinan seseorang mengenai dirinya.

b. Optimis yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur pikiran positif terhadap apa yang terjadi dan sikap tidak mudah berputus asa.

c. Menerima diri apa adanya yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur rasa senang sehubungan dengan kenyataan diri.

d. Mempunyai konsep atau gambaran diri yang positif yaitu terdiri atas 10 aitem yang mengukur persepsi positif seseorang terhadap dirinya secara keseluruhan.

3. Uji Coba Alat Ukur

Pengambilan data uji coba (try out) skala penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi lokasi dimana mahasiswa sering berkumpul di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengujian ini diberikan pada 50 mahasiswa semester akhir dari berbagai angkatan. Dari 50 angket skala yang disebar, 1 diantaranya dinyatakan gugur atau tidak layak karena ada beberapa aitem yang terlewatkan untuk dijawab. Sehingga jumlah skala penelitian yang valid untuk diskor adalah 49 examplar.

(68)

coba alat penelitian ini dilakukan pada bulan November 2009. Selanjutnya 50 mahasiswa yang telah mengisi skala dalam try out tidak peneliti sertakan lagi dalam pengambilan data untuk penelitian yang sesungguhnya.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian

a. Uji kesahihan aitem skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

Skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja memuat 40 aitem dan diujicobakan kepada 50 subjek, diperoleh 37 aitem yang valid karena korelasi totalnya mencapai r = 0.3. Adapun 3 aitem yang gugur adalah nomor 2, 6 dan 12. Aitem tersebut dinyatakan gugur karena koefisien korelasi totalnya tidak mencapai r = 0.3. Koefisien total bergerak dari r = 0,1731 sampai r = 0,7441 dan koefisien reliabilitasnya adalah α = 0.9226. Untuk selanjutnya 37 aitem try out tersebut diolah penulis dalam analisis data penelitian kecemasan menghadapi dunia kerja.

Tabel VI

Distribusi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja ( Sebelum dilakukan uji coba alat penelitian )

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Reaksi Fisik 1, 3, 5, 7, 8 2, 4, 6, 9, 10 10 2. Pemikiran 11, 13, 15, 16, 17 12, 14, 18, 19, 20 10 3. Perilaku 21, 23, 25, 27, 29 22, 24, 26, 28, 30 10 4. Suasana Hati 31, 33, 35, 36, 37 32, 34, 38, 39, 40 10

(69)

Tabel VII

Distribusi Item Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja ( Setelah dilakukan uji coba alat penelitian )

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Reaksi Fisik 1, 3, 5, 7, 8 4, 9, 10 8 2. Pemikiran 11, 13, 15, 16, 17 14, 18, 19, 20 9 3. Perilaku 21, 23, 25, 27, 29 22, 24, 26, 28, 30 10

4. Suasana Hati 31, 33, 35, 36, 37 32, 34, 38, 39, 40 10

Total 20 17 37

b. Uji Kesahihan Skala Kepercayaan Diri

(70)

Tabel VIII

Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri ( Sebelum dilakukan uji coba alat penelitian )

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Keyakinan akan kemampuan diri

2, 4, 6, 9, 10 1, 3, 5, 7, 8 10

2. Optimis 13, 15, 17, 18, 19 11, 12, 14, 16, 20 10

3. Menerima diri apa adanya

21, 23, 25, 27, 28 22, 24, 26, 29, 30 10

4. Gambaran diri yang positif

31, 32, 34, 36, 37 33, 35, 38, 39, 40 10

(71)

Tabel IX

Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri ( Setelah dilakukan uji coba alat penelitian )

No. Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Keyakinan akan kemampuan diri

2, 4, 6, 9, 10 1, 3, 5, 7, 8 10

2. Optimis 13, 15, 17, 18, 19 14, 16, 20 8

3. Menerima diri apa adanya

21, 23, 25, 27, 28 22, 24, 29, 30

9

4. Gambaran diri yang positif

31, 32, 34, 36, 37 38, 39, 40 8

Total 20 15 35

B. Pelaksanaan Penelitian

(72)

dengan cara mendatangi lokasi dimana mahasiswa sering berkumpul atau peneliti menunggu kedatangan mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Secara umum tidak banyak kendala yang berarti dalam proses pengambilan data penelitian ini. Kalaupun ada, peneliti rasakan sebagai kendala yang kecil yakni adanya aitem yang terlewati atau tidak terjawab oleh subjek penelitian sehingga dari 100 examplar skala, 10 examplar skala tidak layak dianalisis dan yang layak untuk discoringberjumlah 90 examplar skala. Selain itu, dikarenakan banyaknya subjek yang tidak mencantumkan angkatan dan nama pada skala maka peneliti kesulitan untuk mengetahui jumlah subjek berdasarkan angkatannya dan jenis kelaminnya.

C. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang mudah dipahami mengenai variabel yang bersangkutan. Dapat diketahui bahwa keadaan subjek penelitian pada variabel yang diteliti dengan melihat harga mean (Azwar, 1999). Mean teoritik adalah rata-rata skor dari skala penelitian. Mean teoritik ini diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur, sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor hasil subjek pada data penelitian.

(73)

penggolongan ini adalah untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 1999). Norma untuk pembuatan kategorisasi skor adalah sebagai berikut :

Tabel X

Norma Kategorisasi Skor

Skor Kategorisasi

X≤( u – 1,5σ) Sangat Rendah ( u – 1,5σ) < X≤ ( u – 1,5σ) Rendah

( u – 1,5σ) < X≤ ( u + 1,5σ) Sedang ( u + 1,5σ) < X≤ ( u + 1,5 σ) Tinggi

( u + 1,5σ) < X Sangat Tinggi

(74)

Skala kepercayaan diri memiliki jumlah aitem sebanyak 35, dengan nilai skor 1, 2, 3 dan 4. Nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 140. Besarnya range adalah 105 dan mean teoritiknya adalah ( 35 + 140 ) : 2 = 87, 5. Nilai standar deviasi yang diperoleh adalah 17, 5 nilai tersebut merupakan hasil pembagian range dengan satuan standar deviasi kurve normal. Hasil penghitungan hipotetik untuk kedua skala dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel XI

Deskripsi X min, X max, range, Mean Teoritik dan standar deviasi

Deskripsi Kecemasan dalam

menghadapi dunia kerja

Kepercayaan diri

X minimal 37 35

X maksimal 148 140

Range 148 – 37 = 111 140 – 35 = 105

Mean teoritik ( 37 + 148 ) : 2 = 92, 5 ( 35 + 140 ) : 2 = 87, 5 Standar deviasi 111 : 6 = 18, 5 105 : 6 = 17, 5

(75)

Tabel XII

Kategorisasi Skor Skala Kecemasan dan Kepercayaan Diri

Kategorisasi Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja

Kepercayaan Diri

Sangat Rendah X≤65 X≤ 61

Rendah 65 < X≤83 61 < X≤79

Sedang 83 < X≤102 79 < X≤96

Tinggi 102 < X≤120 96 < X≤114

Sangat Tinggi 120 < X 114 < X

Mengacu pada norma kategorisasi skala kecemasan menghadapi dunia kerja, peneliti menemukan bahwa data rentangan kategori skor diperoleh antara kategori sangat rendah sampai kategori sedang. Pada skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja tidak ditemukan subjek yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Subjek yang termasuk dalam kategori sangat rendah berjumlah 16 subjek (17,78 %), kategori rendah 59 subjek ( 65,56%) dan kategori sedang 15 subjek ( 16,67% ).

(76)

Berikut adalah tabel rangkuman data jumlah subjek berdasarkan katergorisasi skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dan skala kepercayaan diri :

Tabel XIII

Data Jumlah Subjek Berdasarkan Kategorisasi Kategorisasi Kecemasan Dalam

Menghadapi Dunia Kerja

Kepercayaan Diri

Jumlah Presentrase (%)

Jumlah Presentase (%)

Sangat Rendah 16 (17,78%) 0 (0%)

Rendah 59 (65,56%) 0 (0%)

Sedang 15 (16,67%) 5 (5,56%)

Tinggi 0 (0%) 58 (64,45%)

Sangat Tinggi 0 (0%) 27 (30%)

(77)

Tabel XIV Rangkuman Hasil Data Empirik

Deskripsi Data Kecemasan Kepercayaan Diri

X Minimal 38 83

X Maksimal 101 128

Mean Empirik 73,29 109,20

Standard Deviasi 10,94 8,78

Range 63 45

Untuk mengetahui tingkat kecenderungan subjek pada masing-masing variabel penelitian perlu dilakukan perbandingan antara mean teoritik dan mean empirik. Mean empirik merupakan nilai rata-rata yang dimiliki oleh kelompok subjek penelitian, sedangkan mean teoritik merupakan nilai rata-rata yang menjadi titik tengah pada skala penelitian.

(78)

Tabel XV

Deskripsi Data Penelitian

Skala Mean Teoritik Mean Empirik Standard Deviasi

Kecemasan 92,5 73,29 10,94

Kepercayaan Diri 87,5 109,20 8,78

D. Analisis Data Penelitian

Sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yakni meliputi: uji normalitas dan uji linearitas.

1. Uji Asumsi

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data dari masing-masing variabel berdistribusikan normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan one sample kolmogorov-smirnov. Nilai probabilitas variabel kecemasan menghadapi

(79)

TABEL XVI

1. Kecemasan 0,663 0,772

2. Kepercayaan Diri 0,605 0,857

b. Hasil uji linearitas

Uji liniearitas ini dilakukan untuk mengetahui linieritas skor pada variabel kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hasil uji linearity ini diketahui bahwa antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja, diperoleh nilai F sebesar 31.951 dengan nilai signifikasi linearitysebesar 0.000 atau p<0.05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel ini linear. Berikut adalah tabel uji linearitas penelitian.

TABEL XVII

(80)

nilai koefisien korelasi sebesar -0.449 dengan p = 0.000 atau p < 0.05 yang artinya ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dan kecemasan menghadapi dunia kerja. Dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa semester akhir di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasilnya adalah ada hubungan negatif. Berikut penyajian lengkapnya dalam bentuk tabel.

TABEL XVIII Uji Hipotesis

No. Variabel N Pearson

Corelation ( R)

Signifikasi (P)

1. Kecemasan 90 -0, 499 0,000

2. Kepercayaan

Diri

90

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

TABEL IX

Rangkuman Hasil Uji Korelasi Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Gambar

Tabel I
Tabel II
Tabel IV
Tabel V
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, dapat merasa

Kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, dapat merasa

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan saat akan memasuki dunia kerja pada masa dewasa awal.

seringkali pengalaman akan memasuki dunia kerja disertai dengan kecemasan. Ambar Tjahyono di pembekalan kerja UII. Para.2) mengungkapkan bahwa memasuki dunia kerja adalah

Hasil deskripsi sampel ini dapat terjadi karena melalui penelusuran lebih lanjut terhadap mahasiswa, diketahui bahwa kecemasan dalam menghadapi dunia kerja

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai hubungan antara kecerdasan adversity dengan kecemasan menghadapi dunia kerja, sehingga dapat menerapkan

Hasil analisis data menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara regulasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja

Subjek yang memiliki penerimaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja tinggi memiliki kecemasan yang kategori tinggi, pada tunadaksa di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat