• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA

MAHASISWA TINGKAT AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

FATJRIA WULANDARI PUTRI F 100 160 027

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

i

(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA

TINGKAT AKHIR Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir dan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir dan ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2016 yang sedang dalam proses mengerjakan skripsi dengan sampel sebanyak 90 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala kepercayaan diri, skala dukungan sosial dan skala kecemasan menghadapi dunia kerja. Analisis data menggunakan Non-parametrik Spearman’s Rho karena pada uji normalitas data tidak berdistribusi normal. Dari hasil analisis variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki nilai korelasi sebesar -0,651 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Sedangkan hasil analisis variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki nilai korelasi sebesar -0,557 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Sumbangan efektif kepercayaan diri sebesar 42,3%, sumbangan efektif dukungan sosial sebesar 31% sehingga jumlah total sumbangan efektif sebesar 73,7%, sedangkan sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil kategorisasi tingkat kepercayaan diri, dukungan sosial dan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tergolong sedang.

Kata kunci: dukungan sosial, kecemasan menghadapi dunia kerja, kepercayaan diri, mahasiswa tingkat akhir

Abstract

This purpose of this study was to determine the relationship between self-confidence and anxiety facing the world of work in final year students and to determine the relationship between social support and anxiety facing the world of work in final year students. The hypothesis proposed in this study is that there is a relationship between self-confidence and anxiety facing the world of work in final year students and there is a relationship between social support and anxiety facing the world of work in final year students. The population in this study were students of the Faculty of Psychology, Muhammadiyah University of Surakarta, class of 2016 who were in the process of working on their thesis with a sample of 90 students. The sampling technique used was purposive sampling. This research method uses a quantitative approach with a measure

(6)

2

of self-confidence scale, social support scale and anxiety scale facing the world of work. Data analysis used non-parametric Spearman's Rho because the data normality test was not normally distributed. From the results of the analysis of the variable self-confidence with the variable anxiety facing the world of work has a correlation value of -0.651 and sig (1-tailed) 0.000 (p <0.01). These results indicate that there is a very significant negative relationship between self-confidence and anxiety in facing the world of work in final year students. Meanwhile, the results of the analysis of social support variables with the anxiety variable facing the world of work have a correlation value of -0.557 and sig (1-tailed) 0.000 (p <0.01). These results indicate that there is a very significant negative relationship between social support and anxiety in facing the world of work in final year students. The effective contribution of self-confidence was 42.3%, the effective contribution of social support was 31%, so the total effective contribution was 73.7%, while the remaining 26.7% was influenced by other factors. Based on the results of the categorization of the level of self-confidence, social support and anxiety in facing the world of work, students are classified as moderate.

Keywords: social support, anxiety in facing the world of work, self-confidence, final year students

1. PENDAHULUAN

Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang sedang dalam proses mengerjakan skripsi atau tugas akhir yang merupakan persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana. Mahasiswa telah memasuki masa dewasa awal dimana mahasiswa mempunyai tugas seperti bekerja dan membangun karir (Hurlock, 2002). Mahasiswa tingkat akhir biasanya sudah mulai memikirkan tentang bagaimana keadaan dunia kerja yang akan dihadapinya, seperti tempat bekerja, peluang mendapatkan pekerjaan, dan persaingan dalam mencari pekerjaan. Dengan begitu mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi dan keahliahan agar dapat bersaing di dunia kerja. Banyaknya persaingan di dunia kerja dan kurangnya lapangan pekerjaan mengakibatkan pengangguran dikarenakan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Sukidjo (2005) menyebutkan faktor yang menyebabkan pengangguran di Indonesia, salah satunya adalah keterbatasan jumlah lapangan kerja sehingga tidak mampu menampung seluruh pencari kerja.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2020) yang diolah oleh Survei Angkatan Kerja Nasional jumlah pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 pengganguran di Indonesia sebanyak 6,87 juta jiwa kemudian mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi 6,82 juta jiwa dan kembali naik di tahun 2020 sebanyak 6,88 juta jiwa. Pengangguran pada tingkat sarjana di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 5,73%. Selanjutnya jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah

(7)

3

pada tahun 2019 sebanyak 0,82 juta jiwa. Kemudian jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah pada tingkat sarjana pada tahun 2019 sebesar 5,53%.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu variabel independen kepercayaan diri (X1) dan dukungan sosial (X2) serta variabel dependen kecemasan menghadapi dunia kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2016 yang sedang dalam proses mengerjakan skripsi dengan jumlah 131 mahasiswa. Peneliti mengambil sampel sebanyak 90 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala yaitu skala kepercayaan diri, dukungan sosial, dan kecemasan menghadapi dunia kerja. Skala yang digunakan terdapat 4 alternative jawaban yakni SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Pengambilan data mengunakan google form dengan mengirimkan link google form pada

WhatsApp Group. Skala kepercayaan diri yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan modifikasi dari skripsi Ardari (2016) berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri dari Lauster (1990) yaitu ambisi normal, kemandirian, optimisme, perasaan aman, toleransi, dan keyakinan akan diri sendiri yang terdiri dari 34 aitem dengan 21 aitem

favorable dan 13 aitem unfavourable. Skala dukungan sosial yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan modifikasi dari skripsi Rohmah (2017) berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial dari Sarafino (2011) yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan pertemanan yang terdiri dari 29 aitem dengan 10 aitem favorable dan 19 aitem unfavorable. Skala kecemasan menghadapi dunia kerja yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari skripsi dari Dewanda (2019) berdasarkan aspek-aspek kecemasan menghadapi kerja dari Nevid, Rathus, dan Greene (2003) yaitu pikiran (kognitif),

perilaku, reaksi fisik. Skala kecemasan menghadapi kerja yang terdiri dari 31 aitem dengan 17 aitem favourable dan 14 aitem unfavourable.

Nilai validitas untuk skala kepercayaan diri, dukungan sosial dan kecemasan menghadapi dunia kerja berada pada rentang 0,67 – 0,83. Hasil uji reliabilitas dari ketiga skala menunjukkan hasil untuk skala kepercayaan diri memiliki nilai koefisien

(8)

4

sebesar 0,792 dan skala kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki alhpa conbach

sebesar 0,844. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Non-parametric

Spearman’s Rho, analisis ini tidak mensyaratkan data harus normal dan linier, sebelum

melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Uji normalitas dilakukan menggunakan Kolmogrov-Smirnov Z, data berdistribusi normal apabila p > 0,05 dan tidak berdistribusi normal apabila p < 0,05. Hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan diri diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov Z=

1,726; sig. (2-tailed) = 0,005 (p < 0,05) yang berarti sebaran data variabel kepercayaan diri tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada variabel dukungan sosial diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov Z= 2,174; sig. (2-tailed) = 0,000 (p < 0,05) yang berarti sebaran data variabel dukungan sosial tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada variabel kecemasan menghadapi dunia kerja diperoleh nilai

Kolmogrov-Smirnov Z= 1,657; sig (2-tailed) = 0,008 (p < 0,05) yang berarti sebaran data variabel kecemasan menghadapi dunia kerja tidak berdistribusi normal. Hasil uji linieritas pada variabel bebas (kepercayaan diri) dengan variabel tergantung (kecemasan menghadapi dunia kerja) diperoleh nilai F pada linearity 392,056 dan signifikan (p) = 0,000; (p < 0,05) yang berarti kedua variabel memiliki korelasi yang searah atau linier. Hasil uji linieritas pada variabel bebas (dukungan sosial) dengan variabel tergantung (kecemasan menghadapi dunia kerja) diperoleh nilai F pada linearity 264,162 dan signifikan (p) = 0,000; (p < 0,05) yang berarti kedua variabel memiliki korelasi yang searah atau linier.

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji hipotesis menggunakan analisis non

parametric spearman’s rho. Alasan penggunaan non parametrik karena pada hasil uji

normalitas data tidak berdistribusi normal sehingga analisis data menggunakan non

parametric spearman’s rho yang hasilnya hanya menunjukkan hubungan antara 2

variabel yaitu hubungan kepercayaan diri (X1) dengan kecemasan menghadapi dunia kerja (Y) dan hubungan dukungan sosial (X2) dengan kecemasan menghadapi dunia kerja (Y) (Azwar, 2012). Pada variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan

(9)

5

menghadapi dunia kerja berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,651 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja. Hal ini artinya semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja. Pada variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,557 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja. Hal ini artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja.

Sumbangan efektif untuk variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja ditunjukkan oleh nilai r2 = (0,651)2 yaitu sebesar 42,3%. Sumbangan efektif untuk variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja ditunjukkan oleh nilai r2 = (0,557)2 yaitu sebesar 31%. Sehingga jumlah total sumbangan efektif variabel kepercayaan diri dan variabel dukungan sosial sebesar 73,3% sedangkan sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

Variabel kepercayaan diri memiliki rerata empirik (RE) sebesar 87,71 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang berarti kepercayaan diri subjek tergolong sedang, berdasarkan hasil kategorisasi diketahui bahwa subjek yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 5 orang dengan presentase sebesar 5,5%, kategori sedang berjumlah 61 orang dengan presentase sebesar 67,8% dan kategori tinggi berjumlah 24 orang dengan presentase sebesar 26,7%. Variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik (RE) sebesar 75,86 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti dukungan sosial subjek tergolong sedang, berdasarkan hasil kategorisasi diketahui bahwa subjek yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 67 orang dengan presentase sebesar 74,4%, kategori tinggi berjumlah 22 orang dengan presentase sebesar 24,5 dan kategori sanggat tinggi berjumlah 1 orang dengan presentase sebesar 1,1%. Variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,52 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 77,5 yang berarti kecemasan menghadapi dunia kerja subjek tergolong sedang, berdasarkan hasil kategorisasi diketahui bahwa subjek yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 23 orang dengan presentase sebesar 25,5%, kategori sedang

(10)

6

berjumlah 32 orang dengan presentase sebesar 35,6% dan kategori tinggi berjumlah 35 orang dengan presentase sebesar 38,9%.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis hubungan variabel kepercayaan diri dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki nilai korelasi sebesar -0,651 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Artinya semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka akan semakin tinggi kecemasan menghadapi dunia kerja. Hal tersebut sejalan dengan aspek kepercayaan diri dari Lauster (1990) yaitu aspek perasaan aman, dimana individu terbebas dari perasaan takut dan ragu-ragu terhadap situasi di lingkungan sekitar dan mampu menghadapi berbagai situasi dengan tenang. Hal ini berkaitan dengan aspek kecemasan menghadapi dunia kerja dari Nevid, Rathus dan Grenne (2003) yaitu aspek perilaku, ketika individu tidak dapat mengatasi situasi yang dihadapinya, individu akan takut ketika menghadapi situasi dan mengakibatkan perilaku menghindar dari situasi yang menjadi pemicu munculnya kecemasan pada dirinya. Selain itu hal tersebut juga sejalan dengan aspek kepercayaan diri yaitu aspek ambisi normal, optimisme, toleransi dan keyakinan pada diri sendiri, dimana individu yakin dengan kemampuan yang dimiliki, tidak bergantung pada orang lain dan tidak memaksakan kehendak diri sendiri. Hal ini berkaitan dengan aspek kecemasan menghadapi dunia kerja yaitu aspek kognitif, individu yang tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki ketika mengalami kecemasan akan berfikir berlebihan terhadap situasi yang sedang dihadapinya dan berfikir tidak mampu mengatasi penyebab dari kecemasannya. Hal tersebut juga berkaitan dengan aspek reaksi fisik, ketika individu tidak dapat mengatasi kecemasannya akan muncul reaksi fisik seperti gelisah, pusing, keluar banyak keringat, jantung berdetak kencang dan lain-lain. Hal tersebut juga didukung oleh teori yang diungkapkan Browman (dalam Herawati, 2001) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya kecemasan menghadapi dunia kerja salah satunya yaitu kepercayaan diri. Mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan melihat sesuatu dari sudut pandang positif sehingga mampu menghadapi rasa takut yang ada dalam dirinya dan mampu menghadapi ketidakpastian sehingga individu tidak

(11)

7

cemas dalam menghadapi dunia kerja. Davies (2004) mengungkapkan bahwa rasa percaya diri dapat membantu seseorang apabila dihadapkan dengan ketidakpastian, membantu melihat berbagai tantangan sebagai peluang, berani mengambil resiko yang dapat diperhitungakan dengan matang dan mampu membuat keputusan-keputusan dengan tepat. Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Risnia dan Sugiasih (2019) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja dan penelitian lain dari Setiawan (2018) yang menunjukkan ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja.

Hasil analisis hubungan variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki nilai korelasi sebesar -0,557 dan sig (1-tailed) 0,000 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja, begitu pula sebaliknya semakin rendan dukungan sosial maka kecemasan menghadapi dunia kerja akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan aspek dukungan sosial dari Sarafino (2011) yaitu aspek dukungan informasi, yaitu berupa saran, arahan-arahan dan umpan balik tentang bagimana cara memecahkan masalah. Hal ini berkaitan dengan aspek kecemasan menghadapi dunia kerja dari Nevid, Rathus dan Grenne (2003) yaitu aspek kognitif, dimana ketika individu mengalami kecemasan akan berfikir secara berlebihan terhadap situasi yang sedang dihadapi dan menganggap dirinya tidak mampu mengatasi penyebab kecemasannya. Dengan adanya keberadaan orang lain dapat membantu individu dalam mengatasi kecemasannya. Selain itu hal tersebut juga sejalan dengan aspek dukungan sosial yaitu aspek dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan pertemanan, aspek-aspek ini berupa bantuan yang diberikan pada individu baik secara langsung maupun tidak langsung berupa perhatian, bantuan dalam menyelesaikan masalah, dan mendengarkan keluh kesah orang lain. Hal ini berkaitan dengan aspek kecemasan menghadapi dunia kerja yaitu aspek perilaku dan aspek reaksi fisik, individu yang mengalami kecemasan akan menunjukkan prilaku menghindar dari sesuatu yang menjadi pemicu cemas pada dirinya dan dapat memunculkan reaksi fisik seperti pusing, gelisah, gugup dan lain-lain keberadaan orang lain mampu menurunkan kecemasan dan membuat individu merasa

(12)

8

diperhatikan sehingga individu mampu mengatasi kecemasannya. Hal tersebut juga didukung oleh teori yang diungkapkan Taylor (2009) yang menyatakan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan kecemasan. Individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi dari orang-orang terdekatnya menjadikan individu menjadi lebih optimis dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dan mampu mewujudkan keinginan-keinginan dalam dirinya (Wade dan Travis, 2008). Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial adalah perhatian, kenyamanan, penghargaan dan bantuan yang diberikan orang terdekat atau sekelompok orang. Penelitian dari Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (2010) menyatakaan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari orang-orang terdekat individu yang berasal dari keluarga, teman dan orang-orang yang berarti disekitar individu. Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Sekarina dan Indriana (2018) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja dan penelitian lain dari Fauziyah dan Arianti (2015) yang menyatakan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan menghadapi dunia kerja.

Sumbangan efektif untuk variabel kepercayaan diri sebesar 42,3% dan variabel dukungan sosial sebesar 31% dengan jumlah total kedua variabel sebesar 73,3% sedangkan sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil kategorisasi pada variabel kepercayaan diri memiliki rerata empirik (RE) sebesar 87,71 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang berarti kepercayaan diri subjek tergolong sedang. Hasil kategorisasi variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik (RE) sebesar 75,86 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti dukungan sosial subjek tergolong sedang. Dan hasil kategorisasi variabel kecemasan menghadapi dunia kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 79,52 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 77,5 yang berarti kecemasan menghadapi dunia kerja subjek tergolong sedang.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir, yang artinya semakin tinggi kepercayaan diri mahasiswa maka semakin rendah kecemasan

(13)

9

menghadapi dunia kerja begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir, sehingga semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja begitu pula sebaliknya. Sumbangan efektif untuk variabel kepercayaan diri sebesar 42,3% dan variabel dukungan sosial sebesar 31% dengan jumlah total kedua variabel sebesar 73,3% sedangkan sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil kategorisasi tingkat kepercayaan diri, dukungan sosial dan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tergolong sedang.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.) Saran untuk mahasiswa agar menurunkan kecemasan menghadapi dunia kerja dengan cara berdiskusi mengenai dunia kerja dengan orang tua maupun teman serta dapat mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan dunia kerja melalui internet. Selain itu mahasiswa juga harus meningkatkan kepercayan diri dengan cara selalu berfikir positif, mampu mengenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta yakin dengan kemampuan yang dimiliki. 2.) Saran untuk orang tua, agar selalu memberikan dukungan sosial kepada anak seperti selalu memberikan motivasi dan dukungan pada anak. 3.) Saran untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir hendaknya memperhatikan faktor-faktor lain seperti regulasi diri,

hardiness, kematangan karir, efikasi diri, dan adversity quotient. Selain itu peneliti selanjutnya dapat memperbaiki skala yang ada agar lebih mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Ardari, (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Intensitas Pengguna Media

Sosial pada Remaja Awal (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta). Diunduh dari

https://core.ac.uk/download/pdf/80761401.pdf

Arifin, J. (2017). SPSS 24 Untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: PT Gramedia.

(14)

10

Atmaja, P. (2013). Hubungan Control Diri dengan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir Jurusan Pendidikan dan Bahasa Inggris STKPI PGRI Ngawi. Jurnal Ilmiah, 1 (9), 24-36.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. (2020). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2020. Diunduh dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1672/februari-2020--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-4-99-persen.html

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2019). Keadaan Ketenagakerjaan

Provinsi Jawa Tengah Agustus 2019. Diunduh dari

https://karanganyarkab.bps.go.id/pressrelease/2019/11/20/90/keadaan-ketenagakerjaan-provinsi-jawa-tengah-agustus-2019

Beiter, R., Nash, R., McCrady, M., Rhoades, D., Linscomb, M., Clarahan, M., & Sammut, S. (2015). The prevalence and correlates of depression, anxiety, andstress in asample of college students. Journal of Affective Disorders, 173 (1), 91-95.

Cheung, C. K., Cheung, H. Y., & Wu, J. (2014). Career unreadiness in relation to anxiety and authoritarian parenting among undergraduates. International

Journal of Adolescence and Youth , 19 (3), 343-346.

Davies, P. (2004). Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torent Books.

Dewanda, (2019). Hubungan antara Adversity Quoetient dengan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir UIN Walisongo

Semarang (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Walisongo,

Semarang). Diunduh dari

http://eprints.walisongo.ac.id/10924/1/skripsi%20lengkap%20%28FAISHAL%2

0AFIF%20DEWANDA%201507016051%29.pdf

Herawati. (2001). Hubungan antara Kecemasan Akan Sempitnya Lapangan Pekerjaan

dengan Motivasi Menyelesaikan Studi. (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Surabaya: Erlangga.

Isnaini, N. S. N., & Lestari, R. (2015). Kecemasan Pada Pengangguran Terdidik Universitas. Jurnal Indigenous, 1 (13), 39-50.

Johnson, D. W., & Jhonson, E. P. (1991). Joining Together: Group Theory and Group

Skills. Fourth Edition. London: Prentice Hall International.

Rohmah, (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri dan Dukungan Sosial terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Teknik Informatika UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim, Malang). Diunduh dari http://etheses.uin-malang.ac.id/9312/1/13410094.pdf

Saidah, S.K. (2013). Perbedaan tingkat fear of succes pada sarjana perempuan

Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya ditinjau dari demografi. (Skripsi,

(15)

11

Sarafino, E. P., & Timothy , W. S. (2011). Health Psychology : Biopsychosocial

Interactions (7th ed). United States of America: John Willey & Sons Inc.

Sekarina, D. P., & Indriana, Y. (2018). Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Siswa Kelas XXI SMK Yudya Karya Magelang . Jurnal Empati, 7 (1), 383-385.

Setiawan, S. (2018). Hubungan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja. Journal of Educational Research and Review, 1 (3), 4-9.

Stuart, & Sundeen. (2000). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

.

Wade, C., & Travis. (2008). Psikologi Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. (2010). The Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of Personality

Referensi

Dokumen terkait

결론 퇴행성 변화를 일으킨 추간판의 섬유륜 및 수핵 세포는 체외 에서 계대 배양의 횟수가 증가함에 따라서 점차적으로 고유의 표현형을 잃어버리며 3차 계대 배양에서는

It proved the functions of person, spatial deixis and temporal deixis although there was only a little of temporal deixis used by the English teaching in the

Pendapatan Nasional Bersih/ Net National Income   adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyrakat dalam suatu periode (biasanya satu tahun) setelah

Perhitungan efektivitas penangkapan, arad (genuine small bottom trawl) didapatkan nilai sebesar 69% dan arad Modifikasi (modified small bottom trawl) didapatkan

Dari pengkajian dan pemetaan tersebut diharapkan akan didapatkan daerah penangkapan yang sesuai untuk alat tangkap cantrang.Tujuan dari penelitian ini adalah

Kurva selektivitas ikan petek yang tertangkap (masuk codend ) dan lolos (masuk cover net ) pada arad yang dilengkapi JTEDs dengan lebar kisi 17,5 mm..

Hubungan kadar nitrat dalam air hujan terhadap kadar nitrat dalam air sumur (a) dan hubungan antara kadar sulfat dalam air hujan dan air sumur (b) pada daerah yang

Program prioritas pada urusan perencanaan pembangunan pada tahun 2014 adalah Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan kegiatan prioritas Penyusunan RKPD, Koordinasi