• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LATAR BELAKANG PERJANJIAN KERJASAMA SISTER CITY

C. Hubungan Kerjasama Sister City (Kota Bersaudara) antara

Salah satu bentuk hubungan kerjasama dengan pihak luar negeri yang sering dilakukan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota adalah kerjasama Sister City. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada beberapa kriteria yang menjadi dasar dibentuknya Sister City. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 193/1652/PUOD/1993 tertanggal 26 April 1993 perihal Tata Cara Pembentukan Hubungan Kerjasama Antar Kota (Sister City) dan Antar Provinsi (Sister Province) Dalam dan Luar Negeri, bahwa pembentukan hubungan kerjasama tersebut harus didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut :

a. Adanya kesamaan kedudukan dan status administrasi; b. Adanya kesamaan besaran dan fungsi;

c. Adanya kesamaan karakteristik; d. Adanya kesamaan permasalahan;

e. Adanya ilmu dan teknologi yang dapat dialihkan;

f. Adanya komplementaritas antara kedua belah pihak dalam bidang ekonomi, sehingga dapat menimbulkan aliran barang antara kedua belah pihak.

Prinsip dasar Kota Bersaudara antara lain menumbuhkembangkan hubungan persahabatan dan saling pengertian antar bangsa, mengutamakan prinsip kesetaraan yang saling menguntungkan dalam bentuk kemitraan dan kerjasama antara masyarakat dua kota bersaudara, saling menghormati kedaulatan kedua negara serta tidak saling mengganggu stabilitas politik dan keamanan

perekonomian dalam negeri masing-masing. Mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Dalam pembentukan kerjasama Sister City diperlukan suatu bentuk perjanjian kerjasama yang mana usulan pembentukan hubungan kerjasama tersebut kemudian disampaikan ke Departemen Dalam Negeri untuk mendapatkan persetujuan dari Menteri Dalam Negeri, kemudian harus melalui pentahapan sebelum peresmian berupa penandatangan Naskah Hubungan Kerjasama.

Pemerintah Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia juga ikut mengambil andil untuk perkembangan daerahnya. Seperti diketahui, Pemerintah Kota Medan telah menjalin hubungan kerjasama Sister City dengan beberapa kota di luar negeri seperti Kota Pulau Pinang, Kota Gwangju, Kota Ichikawa, Kota Chengdu dan Kota Milaukee.

Adapun dasar hukum hubungan kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:60

1. Dengan Kota Pulau Pinang, Malaysia

Memorandum Saling Pengertian Kerjasama Kota Bersaudara (Sister City) antara Kota Medan (Indonesia) dengan Kota Pulau Pinang (Malaysia) tahun 1984. 2. Dengan Kota Gwangju, Korea Selatan

Memorandum Saling Pengertian Antara Pemerintah Kotamadya Tingkat II Medan, Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Republik Indonesia dan Pemerintah Kota Metropolitan Gwangju Republik Korea Selatan mengenai Kerjasama Kota Bersaudara, pada tanggal 24 September 1997.

60

3. Dengan Kota Ichikawa, Jepang

Pernyataan Bersama Kota Bersaudara Antara Kotamadya Tingkat II Medan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Republik Indonesia dan Kota Ichikawa, Chiba Prefecture, Jepang pada tanggal 4 Nopember 1998.

4. Dengan Kota Chengdu, RRC

Nota Saling Pengertian Antara Pemerintah Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Republik Indonesia dan Pemerintah Kota Chengdu Provinsi Sichuan Republik Rakyat Cina mengenai Kerjasama Kota Bersaudara pada tahun 2002. 5. Dengan Kota Milwaukee, Amerika Serikat

Memorandum Saling Pengertian Kerjasama Kota Bersaudara (Sister City) antara Kota Medan (Indonesia) dengan Kota Milwaukee (Amerika) tahun 2014.

Kota Ichikawa di Jepang sebagai salah satu kota yang cukup berpengaruh pada arus globalisasi sekarang ini dirasa sangatlah bermanfaat untuk tujuan pengembangan pembangunan di berbagai aspek serta untuk tujuan mengembangkan persahabatan guna menyumbang dalam perdamaian dan kemakmuran dunia.

Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kota Ichikawa menuangkan keinginannya untuk membentuk kerjasama dengan tujuan meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan sebagai suatu dasar hubungan antara penduduk kedua kota, pertukaran gagasan demi kemajuan dan perkembangan kota serta sebagai suatu sarana untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik antara kedua negara terutama dalam bidang-bidang ekonomi dan perdagangan, pariwisata, olahraga, pendidikan dan kebudayaan yang sesuai guna kepentingan

kota dan provinsi yang tertuang dalam “Keinginan Bersama untuk Pembentukan Hubungan Kerjasama antara Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, Provinsi Sumatera Utara, Republik Indonesia dan Pemerintah Kota Ichikawa, Chiba Prefecture, Jepang” yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Medan pada tanggal 8 Agustus 1989.

Kerjasama tersebut berbentuk Kerjasama Kota Bersaudara (Sister City) yang kemudian dituangkan dalam suatu perjanjian yang berbentuk nota kesepakatan yaitu Memorandum of Understanding (MoU). Kerjasama Sister City/Kota bersaudara antara Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kota Ichikawa sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak tanggal 4 November 1989 yang tertuang dalam “Pernyataan Bersama Kota Bersaudara antara Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Republik Indonesia dan Kota Ichikawa, Chiba Prefecture, Jepang” yang ditandatangani oleh Walikota Medan pada saat itu A. S. Rangkuty dan Walikota Ichikawa Kunio Takahashi.

Adapun isi dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kota Ichikawa adalah sebagai berikut :

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

PEMERINTAH KOTA MEDAN, PROPINSI SUMATERA UTARA REPUBLIK INDONESIA

DAN

PEMERINTAH KOTA ICHIKAWA PREFECTURE CHIBA JEPANG

PERTUKARAN PERSAHABATAN

Sehubungan dengan hubungan kerjasama antara pemerintah Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Republik Indonesia dengan Pemerintah Kota Ichikawa, Jepang yang telah terbina dalam waktu yang lama hingga sekarang, sejak penandatanganan Kesepakatan Kota Bersaudara pada tanggal 4 November 1989.

Selama kurun waktu tersebut, kedua kota telah melaksanakan berbagai program pertukaran secara aktif, seperti bidang-bidang administrasi, pendidikan, kesejahteraan budaya serta bidang lain untuk mempererat hubungan baik untuk keuntungan pembangunan dan kemajuan kedua kota.

Dengan maksud untuk memperdalam dan meningkatkan pembangunan hubungan kota bersaudara kedua kota kita serta untuk menjadikan program pertukaran lebih berhasil melalui inisiatif anggota masyarakat, wakil dari kedua kota telah mengadakan pembicaraan secara intensif tentang pedoman dasar bagi pelaksanaan program pertukaran pada masa dating, kedua kota telah sepakat untuk:

Pasal 1

Program Pertukaran Bidang Administrasi

1-1 Kedua kota akan saling mengundang delegasi resmi bidang administrasi, untuk sementara waktu satu kali dalam 3 (tiga) tahun. Dalam hal ini, bila delegasi dari Kota Medan mengunjungi Kota Ichikawa, biaya-biaya selama berada di Jepang akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Ichikawa. Bila delegasi Kota Ichikawa mengunjungi Kota Medan, biaya-biaya selama berada di Kota Medan akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Medan. Secara prinsip, jumlah delegasi dimaksud yang ditanggung oleh masing-masing kota haruslah sama. Ketentuan yang sama akan diterapkan pada program yang ditentukan dalam Memorandum Saling Pengertian ini. 1-2 Kedua kota akan berusaha untuk meningkatkan kegiatan program

pertukaran antara anggota dewan Kota Medan dan Kota Ichikawa. Pasal 2

Program Pertukaran Bidang Pendidikan

2-1 Bahwa kedua kota akan mengirim delegasi Program Pertukaran Remaja selang setahun di waktu-waktu mendatang. Jumlah peserta delegasi sebanyak 10 (sepuluh) orang termasuk 1 (satu) orang guru pendamping dan masa tinggalnya harus di dalam waktu 2 (dua) minggu.

2-2 Bahwa kedau kota akan menyelenggarakan program penerimaan dan pengiriman para trainee dalam rangka program kerjasama internasional. Kedua kota harus menyampaikan keinginannya sendiri mungkin dengan mempertimbangkan situasi negara dan situasi ekonomi.

Pasal 3

Program Pertukaran Bidang Ekonomi

3-1 Bahwa kedua kota mengharapkan dan mendukung kesejahteraan ekonomi dan akan bekerja sama dengan kamar dagang dan industri mapun perusahaan-perusahaan yang ada di kedua kota untuk melaksanakan pertukaran bidang ekonomi secara positif pada setiap kesempatan.

Pasal 4

Program Pertukaran Anggota Masyarakat

Bahwa kedua kota berusaha meningkatkan berbagai program di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga untuk lebih memperdalam pengertian tentang program pertukaran kepada masyarakat. Pada saat yang sama kedua kota akan memberikan segala kemudahan ketika kunjungan masyarakat dilaksanakan.

Pasal 5 Lainnya

Proses konkrit dari memorandum saling pengertian ini akan ditangani oleh pejabat yang berwenang dari kedua kota.

Pasal 6

Setiap perbedaan yang timbul dari penafsiran atau pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini, harus diselesaikan secara bersahabat melalui konsultasi atau perundingan antara para pihak.

Pasal 7

Salah satu pihak dapat mengusulkan secara tertulis mengenai revisi atau perubahan atas Memorandum Saling Pengertian ini. Setiap revisi atau perubahan yang telah disepakati oleh para pihak akan berlaku pada tanggal yang ditentukan oleh para pihak.

Pasal 8

8-1 Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandatangannya.

8-2 Memorandum Saling Pengertian ini akan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan secara otomatis dapat diperpanjang selama 5 (lima) tahun berturut-turut, kecuali apabila salah satu pihak memberitahukan pihak lainnya secara tertulis mengenai maksudnya untuk mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini 6 (enam) bulan sebelum masa berakhirnya.

8-3 Apabila Memorandum Saling Pengertian ini diakhiri, pengaturan-pengaturan atau kegiatan-kegiatan yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini akan tetap berlaku hingga pengaturan-pengaturan atau kegiatan-kegiatan tersebut selesai dilaksanakan.

Sebagai bukti, yang bertanda tangan di bawah ini, yang telah diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.

Dibuat rangkap tiga di Medan pada tanggal Delapan November tahun Dua Ribu, dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris, semua naskah tersebut memiliki kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terjadi penafsiran yang berbeda dari naskah Memorandum Saling Pengertian ini, maka naskah Bahasa Inggris yang berlaku.

PEMERINTAH KOTA MEDAN PEMERINTAH KOTA ICHIKAWA

PROVINSI SUMATERA UTARA PREFEKTUR CHIBA, JEPANG

REPUBLIK INDONESIA

Drs. H. Abdillah, Ak. MBA

WALIKOTA MEDAN WALIKOTA ICHIKAWA

MITSUYUKI CHIBA

Dengan adanya Memorandum Saling Pengertian ini, Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kota Ichikawa secara resmi menjalin kerjasama antar kedua kota dalam berbagai bidang yang telah disebutkan di atas. Dan telah banyak pula kegiatan yang dilakukan seperti Program Pertukaran Pelajar, berbagai kunjungan-kunjungan yang telah dilaksanakan dan lain sebagainya yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dengan adanya kesepakatan ini pula hubungan kedua negara antara Indonesia dan Jepang menjadi lebih akrab. Dan hal inilah yang sebenarnya menjadi tujuan dalam diadakannya kerjasama antar Pemerintah Daerah/Kota yang ada di dunia.

BAB IV

STATUS HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL SISTER CITY (KOTA BERSAUDARA) YANG DIBUAT OLEH PEMERINTAH KOTA MEDAN

DAN PEMERINTAH KOTA ICHIKAWA

A. Bentuk-bentuk Kerjasama Antar Pemerintah Daerah yang Berbeda Negara

Dari berbagai bentuk kerjasama Sister City yang dilakukan pemerintah daerah dengan berbagai kota di seluruh dunia, disini dipaparkan berbagai bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Antara lain:

1. Sister City Jakarta (Indonesia) dan Beijing (China)

Hubungan kerjasama antara Indonesia dan RRC ini terjalin karena adanya kebutuhan dan kepentingan yang ada di antara masing-masing negara. Kerjasama Indonesia dengan RRC ini kemudian beralih kepada hubungan kerjasama internasional yang lebih spesifik yaitu hubungan kerjasama internasioanal antar kota yang di sebut Sister City. Contohnya adalah hubungan kerjasama Sister City antara kota Jakarta dengan kota Beijing.

Hubungan kerjasama yang telah terjalin antara Jakarta dengan Beijing sejak tahun 90-an dan tepatnya pada tahun 1992.Kerjasama Sister City antara Kota Jakarta dengan Kota Beijing diawali dengan adanya Letter of Intent (LoI) pada tanggal 22 April 1992 di Beijing, tentang kerjasama di bidang perdagangan antara KADIN Tingkat I Jakarta dan China Council for The Promoting of International Trade (CCPIT) Beijing Sub-Council. Kemudian

ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding (MoU) pada tanggal 4 Agustus 1992 di Jakarta.61 Melihat pengalaman inilah maka pemerintah Jakarta menandatangani Program Exchange tentang program kerja sama Sister City periode 2012-2013 di Balai Kota DKI Jakarta, tanggal 9 Mei 2012 lalu. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Mr. Xia Zhanyi, Wakil Walikota Beijing.62

Dari kerjasama Sister City Jakarta dan Beijing ini juga memiliki maksud agar masing-masing publik dapat meraih pembangunan berkala. Dengan adanya studi banding di beberapa sektor daerah, masing-masing daerah semakin terpacu untuk menjadikan beberapa kebutuhan terpenuhi dengan jalan yang lebih baik. Adapun bidang-bidang yang boleh dijadikan subjek kerjasama sebagai wujud dari kebijakan publik antar daerah/kota dalam kerjasamanya sebagai kerjasama Sister City,63

a) Kerjasama ekonomi dalam bidang perdagangan, investasi, ketenagakerjaan, kelautan dan perikanan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kehutanan, pertanian, pertambangan dan kependudukan, lingkungan hidup, serta pariwisata dan perhubungan.

adalah sebagai berikut :

b) Kerjasama sosial budaya dalam bidang pendidikan, kesehatan, kepemudaan, kewanitaan, olahraga dan kesenian.

c) Dan juga bentuk-bentuk kerjasama lainnya.

61

Kajian Evaluasi Pengelolaan Kerjasama Sister City antara Kota-kota di Indonesia dengan Kota-kota di Luar Negeri, diakses pada tanggal 3 Februari 2015.

62 Ibid.

63

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, Panduan Umum Tata Cara Hubungan Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah, DPESB Deplu, 2003, hlm. 14.

Bagi Jakarta dan Beijing kerjasama Sister City ini menciptakan adanya peluang kerjasama yang diharapkan dapat saling menguntungkan. Bidang-bidang kerjasama yang tercantum dalam program pertukaran kerjasama Sister City Jakarta-Beijing antara lain pemerintah kota Beijing akan mengundang Jakarta untuk berpartisipasi dalam Chinese Language Training. Sebaliknya, Pemerintah Provinsi DKI akan mengundang delegasi olahraga dari Beijing cabang tenis meja dan gymnastic. Selain itu, Beijing dan Jakarta akan bekerja sama di bidang transportasi kota dan pengelolaan limbah daerah serta program pertukaran lembaga perwakilan kedua kota. Selanjutnya Pemerintah Provinsi DKI akan mengundang Pemerintah Kota Beijing untuk berpartisipasi dalam Enjoy Jakarta Sister City Basketball Tournament dan Jakarta 10 K.64

2. Sister City Surabaya (Indonesia) dan Seattle (Amerika Serikat)

Seattle adalah salah satu kota terbesar di Washington D.C serta kota pelabuhan terbesar di bagian barat Amerika. Sebagai pusat dari aktivitas perdagangan dan kebudayaan, Seattle memainkan peran yang sangat penting sebagai gerbang ke benua Amerika yang menghubungkan Pasifik Timur Barat dengan pelabuhan trans-Pasifik dan Eropa. Sebagai kota yang sangat sibuk dengan mobilitas manusia, kebudayaan dan teknologi, Seattle mempunyai populasi heterogen dengan latar belakang bermacam macam etnik. Ada bermacam macam kelompok etnik dan asal usul ras yang tinggal di kota seperti White Caucasian, Afrika, Asia, Hawaii, Hispanik, dll. Sepanjang tahun, pertumbuhan populasi Seattle di daerah perkotaan tidak membuat

64

perubahan yang berarti. Sebaliknya, sama dengan kota- kota metropolitan lain di seluruh dunia, pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan di Seattle terjadi di daerah pinggiran.

Hubungan persahabatan antara Surabaya dan Seattle secara resmi dimulai pada tanggal 29 September 1992 ketika kedua kota menyepakati MoU. Melihat pentingnya kesetaraan dan asas saling menguntungkan serta keinginan untuk mempromosikan kerjasama yang menguntungkan, maka pemimpin kedua kota menunjukkan niat mereka untuk membangun ”aliansi” sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut di daerah perkotaan, manejemen kota pelabuhan, pelestarian lingkungan, pendidikan, seni, pengetahuan dan teknologi. Menindaklanjuti pembangunan kerja sama, kedua belah pihak telah berhubungan dengan penuh semangat mengupayakan dalam mengejar ikatan yang kuat yang termasuk dalam bidang :

(1) Manajemen Perkotaan; (2) Manajemen Pelabuhan;

(3) Perlindungan Lingkungan Hidup; (4) Pendidikan;

(5) Kesenian dan Kebudayaan; (6) IPTEK;

(7) Pengembangan Dunia Usaha.65

3. Sister City Semarang (Indonesia) dan Brisbane (Australia)

MoU Sister City Kota Semarang dengan mitranya Negara Bagian Brisbane, Australia, merupakan fokus tulisan ini. MoU pertama kali

65

Sumber : http://kerjasama.surabaya.go.id/file/SEATTLE-AMERIKA.pdf diakses pada 3 Februari 2015.

ditandatangani di Brisbane, Quensland pada tanggal 23 September 1991 oleh Gubernur Ismail dan Wayne Goss, Premeir Queensland kala itu. Dirasa cukup memuaskan, setelah lima tahun berjalan, kerjasama yang memang direncanakan akan diperpanjang setiap lima tahun sekali itu diperpanjang untuk pertama kali, setelah setahun masa kerjasama itu habis, yaitu 14 Juni 1997. Periode kedua kerjasama berakhir pada 14 Juli 2002, namun melalui sedikitnya dua kali rapat dengan Komisi A DPRD Provinsi, yakni 12 April dan 12 Juli, akhirnya masa kerjasama periode kedua yang habis disepakati untuk diperpanjang untuk periode ketiga. Selanjutnya dalam kunjungan sepekan (7-13 September) delegasi Jawa Tengah ke Brisbane, MoU perpanjangan kerjasama untuk yang kedua kalinya ditandatangani, kali ini oleh Gubernur Semarang yaitu Mardiyanto, dan Premeir Brisbane yaitu Petter Beatti di Gedung Parlemen pada tanggal 10 September 2002. Sebagaimana periode-periode sebelumnya, setelah habis periode ketiga pada Desember 2007 MoU kembali ditandatangani untuk yang ketiga kalinya.

Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya kerjasama Sister City Semarang dengan Brisbane adalah terbukanya hubungan internasional kota Semarang, terjalinnya tukar menukar informasi, ide, pengetahuan dan budaya. Hal ini sangat diperlukan untuk memperluas wawasan bagi masyarakat kota Semarang, khususnya bagi aparat Pemerintah Kota Semarang. Pihak-pihak yang menikmati manfaat dari pelaksanaan kerjasama Sister City adalah kalangan pemerintah dan masyarakat Kota Semarang. Pada program tukar menukar staf pemerintah kota Semarang dan Brisbane, ternyata diperoleh

manfaat yang luar biasa. Para staf pemerintah masing-masing kota dapat merasakan perbedaan budaya kerja dan kinerja. Terlihat bahwa budaya kerja dan kinerja aparat pemerintah kota Semarang cukup jauh berbeda dengan staf pemerintah kota Brisbane. Sehingga dari program ini, Walikota Semarang kemudian menggalakkan disiplin kerja pegawai dan peningkatan kinerja.

Sedangkan Pemerintah Kota Brisbane, selalu melihat suatu kemanfaatan kerjasama Sister City dalam strategi jangka panjang. Meskipun ada beberapa bidang atau kerjasama yang relatif tidak aktif atau kurang memberikan hasil yang signifikan bagi pembangunan kota, mereka tidak serta merta menilai kerjasama tersebut gagal atau tidak bermanfaat. Pemerintah Kota Brisbane yakin bahwa setiap kerjasama yang dilakukan pasti akan mendatangkan manfaat, apabila hal itu tidak terlihat dalam jangka pendek pasti akan muncul dalam jangka panjang.

Program Sister City antara Kota Semarang dengan Kota Brisbane diperlukan untuk perbandingan dalam banyak hal. Jalinan kerjasama itu bisa dimanfaatkan untuk melihat kemajuan kota lain, yang kemudian diadaptasikan dengan kondisi objektif Kota Semarang. Namun, kerjasama Sister City Semarang dan Brisbane yang telah dilakukan sejak 1991 sampai sekarang kerjasama tersebut belum terdengar gaungnya. Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh Semarang karena belajar banyak soal pertanian, pengembangan perkotaan, lingkungan hidup, transportasi dan pariwisata, perdagangan dan industri, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan kebudayaan. Bidang-bidang tersebut memang menjadi muatan

kerjasama Kota Semarang dan Brisbane yang ditandatangani 23 September 1991.

Suatu keharusan bagi pihak pemerintah Kota Semarang untuk menentukan substansi bidang-bidang kerjasama dalam perjanjian tersebut. Pemerintah Kota hendaknya betul-betul menghitung manfaat dan mudarat atas kerjasama Sister City ini. Ketika sampai pada realisasi nantinya, kerjasama itu diharapkan bisa benarbenar berimbas positif, langsung kepada masyarakat. Apalagi ketika simbol kerjasama Sister City antara kedua kota beda negara ini benar-benar terbentuk nyata.66

Pada umumnya, masalah yang dihadapi dan tantangan pengembangan kerjasama hubungan luar negeri, yaitu :

a. Kegiatan yang bersifat high cost (biaya tinggi) karena kegiatan yang dilakukan senantiasa harus mengacu kepada standart dan protokol internasional dengan prinsip resiprocal (perlakuan timbal balik).

b. Perlunya sinkronisasi masing-masing kebijakan dari 2 (dua) atau lebih kebijakan Pemerintah Kota dan atau Negara yang mempunyai kekhasan masing-masing, sesuai dengan nilai yang dianut dan budaya yang berkembang di negara dan atau kota masing-masing.

c. Perlunya penyesuaian dengan mitra kerjasama di luar negeri yang relatif lebih disiplin dan konsisten, khususnya dalam waktu penyelenggaraan dan sistem anggaran yang dianut.

66

Diakses pada tanggal 3 Februari 2015. Sumber :

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=187320&val=6444&title=EFEKTIVITAS%2 0KERJASAMA%20SISTER%20CITY%20KOTA%20SEMARANG%20%28INDONESIA%29% 20DENGAN%20BRISBANE%20%28AUSTRALIA%29%20TAHUN%202002-2007

d. Hambatan komunikasi yang dilakukan yang bersifat komunikasi jarak jauh/antar negara (antar bangsa) melalui teknologi tinggi (internet, e-mail dan SLI), sehingga sangat mempengaruhi waktu kegiatan, perubahan jadwal, personil yang terlibat dan acara yang bersifat protokoler.

e. Perlunya secara luas stakeholders dan masyarakat untuk aktif memanfaatkan hubungan dan kerjasama yang dikembangkan baik di dalam negeri dan luar negeri yang sudah terjalin selama ini, agar hasil dari hubungan dan kerjasama tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan Kota Medan. f. Sedangkan di bidang hubungan kerjasama dalam negeri dapat dikatakan tidak

banyak masalah yang menonjol, oleh karena itu sejauh ini relatif cepat dan mudah diatasi. Beberapa solusi yang perlu diupayakan adalah peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia, sekaligus mengembangkan bentuk-bentuk kerjasama dan kemitraan yang lebih operasional dan efektif guna mengambil manfaat yang lebih optimal dari kerjasama antar daerah yang sudah terjalin.

B. Mekanisme Pembuatan Perjanjian Internasional oleh Pemerintah Daerah

Mekanisme kerjasama Sister City ini dapat dilihat dari dasar hukum pembuatannya di Indonesia, antara lain :

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Perubahan-perubahannya;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina Tahun 1961 Mengenai Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina Tahun 1963 Mengenai Hubungan Konsuler;

3. Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri; 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional; 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor

09/A/KP/XII/2006/01 tentang Panduan Umum Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah;

7. Permendagri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri.

Tata Cara/Prosedur Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah67 1. Penjajakan Kerjasama Luar Negeri

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal penjajakan ini, sebagaimana yang diatur dalam Permendagri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri dan Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 09/A/KP/VII/2006/01 tentang Panduan Umum Tata Cara Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :

Dokumen terkait