• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kinerja Perekonomian dengan Kemiskinan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Hubungan Kinerja Perekonomian dengan Kemiskinan

Kemiskinan, di berbagai negara, masih menjadi salah satu pokok bahasan yang menarik. Ini didasarkan pada kondisi bahwa kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah tetapi juga negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Dengan kata lain, apabila kinerja suatu perekonomian secara terus-menerus meningkat belum tentu tingkat kemiskinan secara terus-menerus akan cenderung turun. Pertanyaannya adalah mekanisme apa saja yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan.

Aranibar (2000) mengidentifikasi beberapa pilar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, yaitu: pilar pertama,

peningkatan distribusi pendapatan, peningkatan tabungan domestik, dan penyediaan infrastruktur ekonomi untuk mendorong daya saing. Pilar kedua, equity memfokuskan pada tindakan pengurangan kemiskinan melalui kebijakan dan program secara langsung pada pendidikan, kesehatan, perumahan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan proyek untuk meningkatkan produktivitas di wilayah pedesaan. Pilar ketiga,

institutional reform dengan titik tekan pada hubungan yang transparan antara pemerintah dan masyarakat sipil untuk menjaga kebijakan yang berkelanjutan. Pada pilar ini juga termasuk usaha pemerintah untuk memodernisasi negara dan memberantas korupsi. Pilar keempat, kebijakan lingkungan yang bertujuan untuk mengelola sumber daya alam dan kualitas lingkungan. Lingkungan yang sehat dan berkualitas akan berdampak pada kualitas hidup masyarakat, tingkat kesehatan masyarakat, perbaikan indeks pembangunan manusia (IPM), dan peningkatan produktivitas ekosistem. Dilihat dari sisi indikator kinerja dalam perekonomian, ada tiga aspek penting yang perlu dipertimbangkan, yaitu (GRI, Indicator Protocol 2000-2006, www.google.com):

a. Aspek kinerja ekonomi; menjelaskan dampak langsung ekonomi terhadap aktivitas organisasi/lembaga dan nilai tambah ekonomi.

b. Aspek pasar; ketersediaan informasi tentang interaksi ekonomi di pasar tertentu. c. Aspek dampak ekonomi tak langsung; menunjukkan dampak ekonomi sebagai

Berdasarkan aspek kinerja ekonomi ada beberapa indikator yang menjadi dasar, yaitu:

a. Nilai tambah ekonomi langsung dan distribusi

b. Implikasi keuangan, risiko, dan peluang aktivitas organisasi karena perubahan Iklim

c. Manfaat yang diperoleh organisasi

d. Bantuan keuangan yang signifikan dari pemerintah

Indikator kinerja perekonomian berdasarkan aspek pasar meliputi: a. Rasio standar upah buruh yang baru masuk terhadap upah minimum daerah

b. Kebijakan, realisasi dan proporsi para suppliers lokal di lokasi yang dominan/signifikan

c. Prosedur pengupahan di suatu daerah/lokal

Adapun indikator kinerja perekonomian berdasarkan aspek dampak ekonomi tak langsung adalah:

a. Pembangunan dan dampak investasi infrastruktur serta ketersediaan jasa terutama untuk sektor publik/masyarakat

b. Dampak-dampak ekonomi lainnya

Keberadaan kemiskinan tentunya terkait dengan bagaimana distribusi/ketimpangan pendapatan yang ada dalam suatu perekonomian. Pembahasan tentang keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan distribusi pendapatan secara mendalam banyak ditemukan dalam literatur ekonomi pembangunan/hasil penelitian (misal Todaro, 2000: Cameron, 2000: Barros, at.al,

2000: Bird and Manning, 2008). Petanyaannya adalah bagaimana keterkaitan kinerja perekonomian dengan kemiskinan, terutama dari aspek kebijakan. Artinya, apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah (daerah) untuk menanggulangi kemiskinan dan bagaimana melakukannya.

Bagian ini akan membahas berbagai kebijakan pengurangan kemiskinan di beberapa daerah/negara. Kebijakan makro ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme (Arana, 2004).

Pertama, perubahan harga relatif (perubahan harga relatif, pola kesempatan kerja dan keranjang konsumsi). Kedua, perubahan permintaan tenaga kerja Eviews (berpengaruh terhadap tingkat kesempatan kerja/upah). Ketiga, perubahan tingkat return aset (termasuk adanya pajak). Keempat, perubahan tingkat transfer untuk publik (baik secara tunai maupun tidak). Kelima, perubahan dalam lingkungan masyarakat (kesehatan dan jaminan keamanan publik). Secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber: Aranibar (2000)

Gambar 2.1. Mekanisme Kebijakan Makro Ekonomi untuk Pengurangan Kemiskinan

Kebijakan pengurangan kemiskinan memerlukan adanya strategi nasional yang dilaksanakan dengan penuh komitmen oleh pemerintah, politikus, perguruan tinggi dan LSM. Bagian-bagian penting dalam strategi nasional pengurangan kemiskinan Aranibar (2000), yaitu:

a. Reformasi dalam kebijakan Negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah, politikus dan seluruh masyarakat.

b. Penguatan masyarakat sipil.

c. Memprioritaskan penggunaan sumber daya untuk pengurangan kemiskinan.

Kerangka penelitian lain yang dikembangkan oleh Balisacan, Pernia dan Asra (2003) pada kasus kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Bardhan dan Bowles (1998)

Gambar 2.2. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Kemiskinan Pendapatan Perkapita Pertumbuhan PDRB Faktor lainnya -kebijakan public -infrastuktur -teknologi -keuangan

Bardhan dan Bowles (1998) menyarankan beberapa kebijakan yang perlu diterapkan dalam pengurangan tingkat kemiskinan, yaitu:

a. Reformasi kebijakan pertanahan dan konservasi sumber daya lingkungan (seperti irigasi dan perikanan).

b. Peningkatan pendapatan masyarakat miskin kota melalui kepemilikan rumah dan modal sosial.

c. Peningkatan partisipasi lokal dalam penyediaan barang publik di perkotaan. d. Peningkatan akses kredit dan jaminan sosial kepada UMKM.

e. Dukungan untuk infrastruktur dan bantuan sekolah. f. Transaksi yang fair untuk mengurangi biaya transaksi.

g. Menciptakan persepsi masyarakat bahwa ketidakadilan dapat menciptakan perbedaan dalam dukungan politik dan kebijakan peningkatan kesejahteraan serta redistribusi.

h. Kebijakan anti-kemiskinan.

i. Peningkatan anggaran pendidikan dan asuransi kesehatan.

Berdasarkan laporan International Monetary Fund (2005) dapat diketahui bahwa Pemerintah Kamboja menerapkan strategi “segi empat” untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pencapaian yang diharapkan dari strategi tersebut adalah perbaikan kondisi sosial-ekonomi seperti pertumbuhan makro ekonomi, inflasi yang terkendali, peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perlindungan lingkungan hidup, penguatan dan peningkatan infrastruktur, pertumbuhan industri yang kuat, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan, reformasi

administrasi publik dan hukum, pertumbuhan investasi swasta, pertumbuhan sektor jasa termasuk pariwisata.

Bank Dunia (tanpa tahun) merumuskan kebijakan pengurangan kemiskinan di Indonesia melalui beberapa program, yaitu: peningkatan fasilitas jalan dan listrik pedesaan, perbaikan tingkat kesehatan melalui fasilitas sanitasi yang lebih baik, membatasi pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin, pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin, membangun lembaga-lembaga pembiayaan mikro yang memberi manfaat pada penduduk miskin, perbaikan atas kualitas pendidikan dan penyediaan pendidikan transisi untuk sekolah menengah, mengurangi tingkat kematian ibu pada saat persalinan, menyediakan lebih banyak dana untuk daerah miskin, merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran.

Dokumen terkait