• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.5. Hubungan Konsumsi Gizi (Protein) dengan Produktivitas

Hasil penelitian tentang variabel konsumsi gizi (Protein) terhadap produktivitas kerja ditemukan sebanyak 77,1% produktivitas kerja pekerja wanita baik jika tingkat kecukupan protein yang baik dan ada sebanyak 75,0% produktivitas kerja yang kurang baik dengan tingkat kecukupan protein yang kurang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa lebih banyak produktivitas kerja yang baik dengan tingkat kecukupan protein yang baik.

Dari hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p= 0,000 (p< 0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat kecukupan protein dengan produktivitas kerja pada wanita pekerja informal di industri pengolahan ubi.

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa kebiasaan makan wanita pekerja yang mengandung sumber protein adalah tempe (94,12%), tahu (90,2%) ikan teri (90,2%), telur (78,43%), sayuran sumber kacang–kacangan, yaitu kacang panjang (94,12%), kacang hijau (56,86%). Asupan makanan sumber protein dalam kehidupan sehari-hari yang dikonsumsi oleh responden sudah mencukupi kebutuhan akan sumber protein pada wanita pekerja informal.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purnamasari dan Ulfah (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Konsumsi Energi dan Protein terhadap Kelelahan pada Pekerja Wanita di Industri Bulu Mata Palsu PT Hyup Sung Purbalingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi dan protein dalam makanan para pekerja sangat menunjang produktivitas dalam pekerjaannya. Pada penelitian ini sebanyak 50 % pekerja mengalami defisit energi. Defisit energi terjadi karena pekerja mengkonsumsi makanan di bawah AKG, yaitu 1800 kkal-2200 kkal (usia 14-49 tahun), sedangkan pekerja yang mengalami kekurangan protein sebanyak 48,1 %. Pada penelitian ini faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan adalah tingkat konsumsi energi. Pekerja yang mempunyai tingkat energi defisit akan mempunyai probabilitas terjadi kelelahan sebanyak 75,57%.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Handayani (2008) dengan judul Hubungan Tingkat Konsumsi dan Penggunaan Cetakan terhadap Produktivitas Kerja yang salah satu dari tujuan penelitiannya menganalisis hubungan tingkat konsumsi energi, protein dan zat besi dengan produktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat konsumsi energi dan protein dengan produktivitas kerja. Persentase Tingkat Kecukupan Energi terbesar pekerja berada pada katagori normal yaitu sebesar 40,3%. Lebih dari separuh pekerja (53,2%) memiliki tingkat konsumsi protein dengan kategori defisit tingkat berat dan hanya 17,8% pekerja yang memiliki Tingkat Kecukupan Protein kategori normal.

Menurut Almatsier (2002), sumber protein berasal dari hewani dan nabati, sumber protein nabati adalah tahu, keju, dan kacang-kacangan beserta hasil olahannya antara lain tempe. Pada tempe terdapat dua kelompok vitamin yaitu vitamin larut air (vitamin B kompleks) dan vitamin larut dalam lemak (Vitamin A, D, E, K). Protein berguna untuk pertumbuhan yaitu membangun jaringan-jaringan tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi.

Kekurangan zat gizi, yaitu energi dan protein, dapat menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu sehingga terjadi penurunan berat badan demikian juga kemampuan (produktivitas) kerja menurun. Kekurangan ini dapat berlanjut dan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi konsumsi gizi akhirnya akan mudah terserang infeksi (penyakit) (Drajat Martianto, 1992).

Kekurangan akan karbohidrat, protein dan zat lemak di dalam tubuh dapat menyebabkan kurangnya energi yang dihasilkan dari pembakaran ketiga unsur tersebut, akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai

kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian (peka berbagai penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja sangat lemah, dan lain-lain). (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Selain itu, salah satu zat gizi utama yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh dengan baik adalah Protein. Protein memiliki fungsi yang luar biasa bagi tubuh. Hal ini dikarenakan molekul protein memiliki kandungan oksigen, karbon, nitrogen, hydrogen, dan sulfur. Sebagian protein juga mengandung fosfor. Seluruh kesatuan kompleks inilah yang berfungsi untuk meregenerasi sel dan gen dalam tubuh. Makanan yang mengandung protein merupakan bagian penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh mulai dari rambut hingga ujung kaki, kulit, organ dalam tubuh sampai ke tulang dan otot. Protein berfungsi sebagai bahan dasar pembangun tubuh dan regulator gen. Protein juga diperlukan sebagai bahan pembantu dalam memelihara struktur tubuh, mempercepat reaksi kimia dalam tubuh, berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi, melawan infeksi, dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung dalam tubuh. Hormon yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri dari protein. Mineral dan vitamin yang bergabung dengan protein membentuk enzim yang berperanan besar untuk kelangsungan proses pencernaan dalam tubuh. Demikian juga zat kekebalan tubuh (antibodi) mengandung protein. Protein juga mengatur tekanan osmosa, pada

keseimbangan cairan dan PH (asam-basa darah). Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrient (zat gizi) dan metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah.

Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan tersedianya karbohidrat yang tidak mencukupi maka untuk menyediakan energi, sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan.

Asumsi peneliti berdasarkan teori dan hasil penelitian, bahwasanya konsumsi gizi, yaitu Protein mempengaruhi terhadap produktivitas kerja. Makanan yang mengandung protein merupakan bagian penting dalam pembentukan hormon dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang berguna untuk menghindari pekerja dari kurangnya imunitas tubuh seperti sakit, lesu dan lemah sehingga produktivitas kerja meningkat.

5.6. Hubungan Konsumsi Gizi (Fe) dengan Produktivitas Kerja pada Wanita

Dokumen terkait