• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2.1 Hubungan Pola Makan dengan Umur Menarche

Gambar 5.10 Diagram Bar Hubungan Pola Makan dengan Umur Menarche Pada Siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016

Berdasarkan Gambar 5.10 di atas dapat diketahui bahwa hubungan pola makan dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016 yang menunjukkan pada pola makan buruk 40,0% mengalami menarche pada umur dini sedangkan 60,0% pada umur normal. Pada pola makan baik 17,9% mengalami menarche pada umur dini sedangkan 82,1% pada umur normal.

RP siswi yang mempunyai pola makan buruk dibandingkan dengan siswi yang mempunyai pola makan baik terhadap umur menarche adalah 2,229 dengan 95 % CI (1,087-4,606), karena nilai rasio prevalens >1 dan interval kepercayaan mencakup angka 1,artinya pola makan buruk merupakan faktor resiko untuk terjadinya menarche dini.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,017. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016.

Kualitas asupan makanan mempengaruhi umur menarche. Hormon leptin adalah hormon yang berhubungan menimbulkan rasa kenyang dihasilkan oleh sel lemak yang mungkin dapat menjadi penghubung antara berat badan dan pubertas. Lemak tubuh merupakan determinan yang penting dalam sistem reproduksi karena lemak tubuh berhubungan dengan produksi hormon estrogen.

Konsumsi lemak yang tinggi menyebabkan tingginya kadar leptin dan estrogen dalam tubuh. Leptin serta hormon yang disekresikan dijaringan adiposa lainnya memiliki efek yang signifikan terhadap proses reproduksi. Hormon ini berperan sebagai perantara antara jaringan adiposa dan sistem reproduski untuk mensuplai dan mengatur energi yang dibutuhkan untuk reproduksi normal. Leptin memiliki peranan penting dalam berbagai tingkatan perkembangan dari berbagai

60

Penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2014), terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian menarche pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan tahun 2014 dengan p= 0,042.

5.2.2 Hubungan Status Gizi dengan Umur Menarche

Gambar 5.11 Diagram Bar Hubungan Status Gizi dengan Umur Menarche Pada Siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016

Berdasarkan gambar 5.11 dapat dilihat bahwa hubungan status gizi dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016 yang menunjukkan pada status gizi obes 64,3% mengalami menarche dini dan 35,7% pada umur menarche normal. Pada status gizi tidak obes 28,0% mengalami menarche pada umur dini sedangkan 72% pada umur normal.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,007. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016.

RP siswi dengan status gizi obes dibandingkan dengan siswi berstatus gizi tidak obes dihubungkan dengan kejadian menarche pada siswi adalah 2,296 dengan 95 % CI (1,391-3,790), karena nilai rasio prevalens >1 dan interval kepercayaan mencakup angka 1, artinya status gizi obes merupakan faktor resiko untuk terjadinya menarche dini

Hal ini sesuai dengan penelitian Sylvia (2012) pada remaja putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung dengan desain penelitian cross sectional dan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p yang didapatkan adalah 0,001. Hal ini berarti p < 0,05, maka ini menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna yang signifikan antara status gizi dengan umur menarche.

Hasil penelitian Amanda (2014) pada siswi SMP Swasta Harapan 1 dan 2 Medan, dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan umur menarche.

Dalam penelitian Aishah (2011) menyatakan bahwa remaja yang memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung mendapatkan menstruasi pertamanya

62

memiliki status gizi kurang, karena perbedaan jumlah kelenjar adiposa yang mereka punya menghasilkan jumlah sekresi kadar leptin yang berbeda. Mereka yang memiliki status gizi lebih atau diatas normal akan mendapat menarche di umur yang cepat, sedangkan mereka yang memiliki status gizi kurang atau dibawah normal mengalami menarche di umur yang lebih lambat. Lalu, mereka dengan status gizi yang normal mengalami menarche di umur yang juga normal.

5.2.3 Hubungan Aktifitas Fisik dengan Umur Menarche

Gambar 5.12 Diagram Bar Hubungan Aktifitas Fisik dengan Umur Menarche Pada Siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016

Berdasarkan Gambar 5.12 dapat dilihat bahwa hubungan aktifitas fisik dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Tahun 2016 adalah bahwa siswi dengan aktifitas fisik tidak cukup yang mengalami menarche dini sebanyak 50% dan yang mengalami menarche normal sebanyak 50%. Sedangkan, siswi dengan aktifitas fisik cukup yang mengalami menarche dini sebanyak 23%, dan yang mengalami menarche normal sebanyak 77%.

RP siswi dengan aktivitas fisik cukup dibandingkan dengan siswi dengan aktivitas fisik tidak cukup terhadap umur menarche adalah 2,176 dengan 95 % CI (1,294-3,660), karena nilai rasio prevalens >1 dan interval kepercayan mencakup angka 1, artinya aktifitas fisik tidak cukup merupakan faktor resiko untuk terjadinya menarche dini.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,003. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Fidrin (2014), yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik dengan umur menarche (p = 0,65).

64

Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi menarche dini terjadi pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche dini yaitu 78,3%, dan terendah pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche normal yaitu 20,9%. Proporsi tertinggi menarche normal terjadi pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche normal yaitu 79,1% dan terendah pada siswi yang mempunyai ibu dengan umur menarche dini 21,7%.

RP Ibu yang mempunyai umur menarche dini dibandingkan dengan Ibu yang mempunyai umur menarche normal terhadap umur menarche siswi adalah 3,478 dengan 95 % CI (2,380-5,904), karena nilai rasio prevalens >1 dan interval kepercayaan mencakup 1 artinya ibu dengan umur menarche dini merupakan faktor resiko untuk terjadinya menarche dini.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,0001. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara umur menarche ibu dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Tahun 2016.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Amalia (2012) pada remaja putri di SMPN 155 Jakarta. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p = 0,459 (p > 0,05), ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara umur menarche ibu dengan umur menarche responden.

Dokumen terkait