• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA

C. Hubungan Masyarakat dengan Sekolah

C. Hubungan Masyarakat dengan Sekolah

1. Pentingnya Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Mengapa sekolah harus berhubungan dengan masyarakat ? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dikemukakan terlebih dahulu beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah, hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.

1. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat.

2. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.

3. Sekolah adalah lembaga social yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

4. Kemajuan Sekolah dan kemajuan masyarakat saliang berkolerasi; keduanya saling membutuhkan.

5. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena masyarakat memerlukan.

Betapa pentinganya hubungan sekolah dengan masyarakat itu, dapat pula ditinjau dari sudut pandangan historis, sebagai berikut;

d. Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitarnya.

e. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk hidup masyarakat, sehingga.

f. Sekolah haruslah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.

3. Sebaliknya, masyarakat harus dan wajib membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diolah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.

4. Dari sejarah pendidikan kita mengenal adanya arbeid school (seklah kerja) seperti yang didirikan oleh Ovide Decroly di Belgia, sekolah kerja yang didirikan oleh Kerschenteiner di Jerman, dan oleh John Dewey di Amerika Serikat. Semua itu merupakan usaha-usaha dari para ahli didik yang menunjukan kepada kita bepata pentingnya sekolah itu harus berintegrasi dengan masyarakat.

5. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, untuk memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata merupakan tanggungjawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dengan masyarakat beberapa masalah tersebut bisa dikurangi.42

Disamping ketidaktahuan masyarakat, pihak-pihak lainnya sebagai pengguna jasa pendidikan belum memiliki kepedulian yang tinggi. Masyarakat cendrung hanya menginginkan hasil dari dari pada proses.43 Masyarakat hanya sensitif terhadap kebijakan persekolahan jika hal itu menyangkut dengan pemungutan dana. Situasi inilah yang mempersulit adanya control yang utuh dari masyarakat tentang pentingnya hubungan Sekolah dengan masyarakat. Padahal salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan didirikannya Komite Sekolah, maksud semua itu adalah, agar masyarakat ikut berpartisipasi, kerjasama, dan mengambil perannnya sebagai stakeholder pendidikan dengan pihak Sekolah untuk menjawab kebutuhan masyarakat banyak.

2. Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, T. Sianipar meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yakni kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari sudut kepentingan sekolah,

42

Drs. Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Hal 189

43

Drs. Amiruddin Siahaan, M.Pd, dkk. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.

pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan msyarakat bertujuan untuk:

1. Memelihara kelangsungan hidup sekolah

2. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. 3. Memperlancar proses belajar-mengajar.

4. Memproleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksaan program sekolah.

Sedangkan ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:

1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spritual.

2. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

3. Menjamin relevansi program sekolah dengan kbutuhan masyarakat.

4. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkatkan kemampuannya.

Secara lebih kongkret lagi, tujuan diselengarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah:

1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.

2. Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksaan program sekolah.

4. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

5. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.44

3. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya. Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan mengatakan: bahwa hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu (1) hubungan edukatif, (2) hubungan cultural, dan (3) hubungan institusional.

44

a. Hubungan edukatif.

Maksudnya ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik, antara guru di sekolah dan orangtua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini maksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak/murid. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orangtua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma social yang hendak ditanamkan pada anak-anak didik mereka.

Keinginan orangtua untuk mencerdaskan putra-putri mereka tentu hal ini sejalan dengan amanat UU , yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu kerjasama antara guru dan orangtua harus terjalin dengan baik, sebab penanaman ilmu, ahklak, etika, moral pada diri anak tentu tidak seenaknya oleh guru, karena hal itu akan mempengaruhi kehidupan anak tersebut dimasa depan. Harus ada peran serta orangtua untuk menentukan sikap dan kepribadian putra putri mereka.

b. Hubungan Kultural.

Ialah usaha kerja sama antara Sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi maju-mundurnya kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dsb. Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu dapat merupaka titik pusat dan sumber tempat terpencarnya sumber nomra-norma kehidupan (norma-norma agama, etika, social, estetika, dsb.) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju.

Masyarakat memiliki berbagai macam adat istiadat, dan kebudayaan. Itu harus dilestarikan, karena itu akan menjadi ciri khas daerah tersebut, untuk pelestarian dan menjaga adat istiadat dan kebudayaan itu agar berkembang dan maju, masyarakat harus kerjasama dengan pihak sekolah, dan memungkin ini dijadikan salah satu mata palajaran/kurikulum agar tetap utuh dan turun temurun.

c. Hubungan Institusional

Yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan Negara atau swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam golongan, jabatan, status social, dan berbermacam-macam-bermacam-macam pekerjaan, sangat memerlukan adanya hubungan kerja sama itu. Dengan adanya hubungannya ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga tersebut, baik berupa tenaga pengajar, pemberi cearama tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan materi kurikulum, maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran pelaksaan program sekolah.45

Instansi-instansi lain, seperti lembaga kursus, sekolah lain, maupun perusahaan-perusahaan baik milik pemerintah ataupun swasta. Semuanya itu adalah stakeholder pendidikan, pihak sekolah harus menjalin kerjasama, agar dapat saling membantu. Pihak sekolah membutuhkan berbagai alat, fasilitas, dan sarana prasarana untuk kelancaran kegiatan pendidikan. Sedangkan perusahaan-perusahan mereka membutuhkan lulusan/out put yang berkualitas, yang siap menghadapi tantangan dan perkembangan zaman.

4. Peran Serta Masyarakat

Sebagaimana yang dikemukakan terlebih dahulu, bahwa masyarakat yang merupakan lembaga ketiga sebagai lembaga pendidikan, dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, jangan diharapakan pendidikan dapat berkembang dan tumbuh sebagaimana yang diharapakan.

Masyarakat yang duduk sebagai anggota Komite Sekolah adalah wujud dari implementasi desentralisasi pendidikan. Untuk terlibat secara langsung dengan berbagai kebijakan sekolah secara proporsional. Masyarakat yang tergabung sebagai anggota Komite Sekolah, semakin memahami arah dan kebijakan pemerintah tentang pendidikan.46

Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan (sekolah):

45

Drs. Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Hal 194

46

Drs. Amiruddin Siahaan, M.Pd dkk. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.

1. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah. 2. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap

membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.

3. Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung, perpustakaan, panggung-panggung keseian, dan sebagainya.

4. Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberikan keterangan-keterangan yang mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak didik.

5. Masyarakatla sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.47

Setelah kita melihat adanya peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, yang tidak kalah pentingnya adalah pihak sekolah harus menggalang partisipasi masyarakat, partisipasi masyarakat mengacu kepada adanya keikutsertaan masyarakat secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksaaan pendidikan.

Koentjaraningrat, (1982) menggolongkan partisipasi masyarakat ke dalam tipologinya, ialah partisipasi kuantitaif dan partisipasi kualitatif. Partisipasi kuantitatif menunjuk pada frekuensi keikutsertaan masyarakat terhadap implementasi kebijakan, sedangkan partisipasi kualitatif menunjuk pada tingkat dan derajatnya. Partisipasi masyarakat juga dapat dikelompokkan berdasarkan posisi individu dalam kelompoknya. Pertama, partisipasi masyarakat dalam aktivitas bersama dalam proyek khusus. Kedua, partisipasi anggota masyarakat sebagai individu dalam aktivitas bersama pembangunan.

Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikemukan bahwa sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya:

47

1. Sekolah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan dalam menyelenggrakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik.

2. Sekolah dengan tenaga kependidikannya menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembahuruan tapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternatif pemecahannya.

3. Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik.48 Selanjutnya keterlibatan masyarakat dalam program-program pendidikan sekolah, dapat dilihat melalui bentuk komunikasi. Sebab pada hakikatnya komunikasi adalah satu bentuk keterlibatan, dan keterlibatan bearati partisipasi aktif dalam program dan kegiatan sekolah. Ada beberapa bentuk keterlibatan yang bisa digunakan, yaitu:

1. Kunjungan keluarga

2. Pertemuan dengan orangtua siswa

3. Sukarelawan masyarakat yang menaruh perhatian dalam dunia pendidikan; 4. Perwakilan masyarakat pada panitia penasehat atau pertimbangan

pendidikan.49

Dokumen terkait