• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MTS ISLAMIYAH SULUH MEDAN

Wardatus Saniah1, Yusuf Hadijaya2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui motivasi kerja guru di MTs Islamiyah Suluh Medan, (2) mengetahui disiplin kerja guru di MTs Islamiyah Suluh Medan, dan (3) mengetahui hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di MTs Islamiyah Suluh Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dengan populasi seluruh guru MTs Islamiyah Suluh Medan yang berjumlah 37

orang guru. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik probability

sampling dengan menggunakan metode total sampling, dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 37 orang. Data dikumpulkan dengan

menggunakan skala Likert yang telah di uji validasi dan reabilitasnya.

Data di analisis dengan teknik regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan di terima dan telah teruji secara empiris. Hasil analisis hipotesis I menunjukkan bahwa terdapat

hubungan sangat lemah dan signifikan antara Motivasi Kerja (X1) dengan

Kinerja Guru (Y) sebesar 0.117 dengan koefisien determinasi (r2) yang

diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 0.014 yang memberikan makna

bahwa Motivasi Kerja (X1) memberikan hubungan sebesar 0.014 x 100 %

= 1,4 % terhadap Kinerja Guru (Y). Hasil analisis hipotesis II menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah dan signifikan antara

Disiplin Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y) sebesar 0.252 dengan koefisien

determinasi (r2) yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 0.063 yang

memberikan makna bahwa Disiplin Kerja (X2) memberikan hubungan

sebesar 0.063 x 100 % = 6,3 % terhadap Kinerja Guru (Y).

Kata Kunci:Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Kinerja Guru

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul. Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah

1Alumni Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sumatera Utara

Wardatus Saniah , Yusuf Hadijaya

merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan, dan fungsi. Untuk mengemban misi, mewujudkan visi, mencapai tujuan, dan menjalankan fungsinya sekolah memerlukan tenaga profesional, tata kerja organisasi, dan sumber-sumber yang mendukung baik finansial maupun non finansial.

Guru merupakan salah satu sumber daya manusia (SDM) yang berada di sekolah. Kinerja guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Tinggi rendahnya prestasi siswa berkaitan erat dengan kinerja guru yang sehari-hari mendampingi siswanya. Oleh karena itu guru yang memiliki kinerja yang baik merupakan guru yang diharapkan oleh lembaga maupun siswanya untuk terus melakukan tugasnya dengan baik. (Hurit, 2015).

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya(Prabu, 2009). Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai serta mengevaluasi pembelajarannya(Siska, 2016). Kinerja guru di sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Kinerja guru akan dirasakan oleh siswa atau orang tua siswa. Untuk itu guru harus benar- benar kompeten dibidangnya dan guru juga harus mampu mengabdi secara optimal(Badawi, 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru, yaitu motivasi kerja. Menurut Manullang (2006:166) “Motivasi kerja tidak lain dari suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja”. Motivasi kerja seorang guru akan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain prestasi, pengakuan/penghargaan, tanggung jawab, memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja. Sedangkan faktor eksternal antara lain gaji/upah, hubungan antara pekerja, supervise teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan(Nawawi, 2006).

Selain motivasi kerja, kinerja guru juga dipengaruhi oleh mental dari guru itu sendiri. Mental guru ini dapat juga dipengaruhi oleh disiplin kerja guru. Disiplin kerja guru merupakan salah satu bagian dari

Hubungan Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Islamiyah Suluh Medan

kematangan kepribadian seseorang dan merupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan perusahaan dan dapat tercapainya tujuan organisasi. Disiplin kerja guru terlihat dari penggunaan waktu kerja yang tepat, teladan pemimpin, pengawasan yang dilakukan atasan atau kepala sekolah, penggunaan sarana dan prasarana, ketaatan pada aturan kerja, dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Disiplin dalam bekerja juga sangat penting artinya bagi guru. Karena itu, kedisiplinan harus ditanamkan secara terus menerus kepada guru. Penanaman yang terus menerus menyebabkan disiplin tersebut menjadi kebiasaan bagi guru. Disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk meraih cita-citanya serta kesuksesan dalam bekerja, karena tanpa adanya kedisiplinan maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan yang buruk dalam tingkah lakunya.

Berdasarkan pra observasi yang dilakukan di MTs Islamiyah Suluh Medan, terdapat beberapa masalah yang ditemui diantaranya kinerja guru rata-rata belum optimal terlihat dari tingkat absensi guru yang cukup tinggi berdasarkan rekapitulasi presensi guru dan kurang kreatif menggunakan metode pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Rustam selaku Kepala Sekolah, terdapat masalah lain yang dihadapi yaitu kurangnya disiplin kerja guru dalam hal ketepatan jam pelajaran. Setiap guru rata-rata tiga kali datang terlambat ke sekolah dalam seminggu sehingga menimbulkan situasi yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran dan kesadaran guru mengenai arti penting disiplin kerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya juga masih rendah.

METODE PENELITIAN

Jenis Penlitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian expost facto. Desain expost facto yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menguji apa yang telah terjadi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel melalui angka-angka dengan metode statistik yang memenuhi beberapa uji persyaratan analisis.

Wardatus Saniah , Yusuf Hadijaya

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru MTs Islamiyah Suluh Medan sebanyak 37 orang. Sedangkan sampel yang akan digunakan adalah 37 orang. Jumlah sampel diperoleh dengan

menggunakan teknik probability sampling. Dalam pengambilan sampel

metode yang akan digunakan adalah total sampling. Menurut Arikunto,

apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua populasinya sebagai sampel sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan dan pengumpulan data sekunder melalui dokumen yang tersedia di MTs Islamiyah Suluh Medan. Dalam hal ini ada tiga jenis metode yang akan digunakan, yaitu kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup yaitu sejumlah pertanyaan yang jawabannya sudah dibatasi sehingga responden tidak mungkin memilih jawaban selain alternatif jawaban yang ditawarkan. Lembar koesioner (lembar angket) menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Hampir Tidak Pernah (HTP), dan Tidak Pernah (TP). Sesuai dengan model skala Likert, maka untuk butir pernyataan positif diberi skor untuk jawaban SL=4, SR=3, HTP=2, dan TP=1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor untuk jawaban SL=1, SR=2, HTP=3, dan TP=4. Yang terlibat dalam pengisian kuesioner tersebut adalah guru-guru yang sudah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Instrumen ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan informasi tentang motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja guru di MTs Islamiyah Suluh Medan sesuai dengan rumusan masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya menujukkan sebaran skor motivasi kerja guru sebanyak 15 orang (40,6%) berada di atas rata-rata kelas, 11 orang (29,7%) berada pada rata-rata kelas dan sebanyak 11 orang (29,7%) berada pada rata-rata kelas. Berdasarkan data di atas maka motivasi kerja guru umumnya berada di atas rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

No Kelas Interval f Absolut F.Relatif

1 35 - 42 2 5,5%

Garis besar

Dokumen terkait