• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Parasitoid-Inang

Dalam dokumen Siti Herlinda Chandra Irsan (Halaman 41-45)

BAB IV. BIOLOGI DAN TAKSONOMI PARASITOID

B. Hubungan Parasitoid-Inang

B. Hubungan Parasitoid-Inang

Klasifikasi parasitoid dapat dikategorikan menjadi beberapa subkategori tergantung cara menyerang dan tipe inangnya. Parasitoid berdasarkan posisi menyerangnya dapat dikelompokkan sebagai endoparasitoid (=parasitoid internal) dan ektoparasitoid (=parasitoid eksternal). Endoparasitoid ialah parasitoid yang berkembang di dalam tubuh inang. Ektoparasitoid ialah parasitoid yang memarasit atau

mengisap cairan inang dari posisi luar tubuh inang. Parasitoid soliter ialah parasitoid yang hanya satu individu parasitoid dapat berkembang pada satu individu inang. Sebaliknya bila lebih dari satu individu parasitoid dapat berkembang pada satu individu inang disebut sebagai parasitoid gregarius.

Berdasarkan fase inang yang diserangnya, parasitoid dapat dibagi menjadi parasitoid telur, larva, telur-larva, telur-larva-pupa, larva-pupa, pupa, dan imago. Parasitoid telur ialah parasitoid yang menyerang fase telur inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase telur inang juga. Parasitoid larva atau nimfa ialah parasitoid yang menyerang fase larva atau nimfa inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase larva atau nimfa inang tersebut. Parasitoid telur-larva ialah parasitoid yang menyerang fase telur inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase larva inang. Parasitoid telur-larva-pupa ialah parasitoid yang menyerang fase telur inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase pupa inang. Parasitoid larva-pupa ialah parasitoid yang menyerang fase larva inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase pupa inang. Parasitoid pupa ialah parasitoid yang menyerang fase pupa inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase pupa inang tersebut. Parasitoid imago (sangat jarang ditemukan) ialah parasitoid yang menyerang fase imago inang dan menyelesaikan perkembangan pradewasanya pada fase imago inang tersebut.

Parasitoid juga dapat diklasifikasikan berdasarkan hirarkinya dalam rantai makanan, yaitu parasitoid primer, hiperparasitoid, dan kombinasi parasitoid primer dan hiperparasitoid (fakultatif). Parasitoid primer (konsumen tingkat I) ialah parasitoid yang memarasit serangga fitofag. Hiperparasitoid ialah parasitoid yang memarasit parasitoid lainnya. Hiperparasitoid terdiri atas parasitoid skunder, tersier, kwartier, dan seterusnya. Parasitoid skunder (konsumen tingkat II) ialah parasitoid yang memarasit parasitoid primer. Parasitoid tersier (konsumen tingkat III) ialah parasitoid yang memarasit parasitoid skunder. Parasitoid kwartier (konsumen tingkat IV) ialah parasitoid yang memarasit parasitoid tersier. Parasitoid fakultatif ialah parasitoid yang dapat berperan sebagai parasitoid primer dan kadang-kadang sebagai hiperparasitoid.

Siti Herlinda & Chandra Irsan. Pengendalian Hayati Hama Tumbuhan Parasitoid yang menyerang inang yang sama dapat dibedakan

spesiesnya berdasarkan, antara lain perubahan bentuk atau warna inangnya. Parasitoid yang menyerang Myzus persicae dari keluarga Aphidiidae cenderung memperlihatkan warna inang yang terparasit (mumi) kuning metalik, sedangkan yang diserang parasitoid dari keluarga Aphenelidae berwarna hitam (Gambar 4.1) (Irsan et al. 2005).

Gambar 4.1. Perbedaan warna dan bentuk Myzus persicae sehat (a) dan diparasit oleh Aphidiidae (b), dan diparasit Aphenelidae (c) (Irsan et al. 2005)

Imago parasitoid dan hiperparasitoid dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan letak lubang keluar dari tubuh inangnya. Lubang keluar imago parasitoid dari mumi M. persicae berukuran besar, tepinya rata dan terletak di bagian dorsal abdomen. Lubang keluar imago hiperparasitoid dari mumi M. persicae ukurannya kecil, tepinya tidak rata dan posisi lubang keluar beragam (Gambar 4.2). Imago hiperparasitoid dapat muncul pada sisi dorsal, lateral dan ventral toraks maupun abdomen mumi. Letak lubang keluar imago parasitoid tersebut dapat dijadikan ciri dalam menentukan spesies parasitoid dan hiperparasitoid (Irsan et al. 2005).

Berdasarkan kisaran spesies inangnya, parasitoid dapat dikategorikan sebagai parasitoid monofag, oligofag, dan polifag. Parasitoid monofag ialah parasitoid yang memiliki kisaran inang terbatas pada satu genus atau satu spesies inang. Parasitoid oligofag ialah parasitoid yang memiliki kisaran inang beberapa genus tetapi

masih dalam satu famili. Parasitoid polifag ialah parasitoid yang memiliki kisaran inang luas pada beberapa famili serangga inang.

Gambar 4.2. Perbedaan lubang keluar imago parasitoid dan hiperparasitoid pada mumi Myzus persicae (a) lubang keluar imago parasitoid (perbesaran 10 kali), (b) lubang keluar imago hiperparasitoid (Irsan et al. 2005)

Parasitoid dapat dikelompokkan berdasarkan fase aktif tumbuh tidaknya inang, yaitu idiobiont dan koinobiont. Idiobiont ialah parasitoid yang menyerang inang yang dalam fase tidak tumbuh aktif, seperti telur dan pupa tetapi parasitoid ini juga dapat menyerang fase larva dengan cara terlebih dahulu melumpuhkannya. Parasitoid idiobiont misalnya adalah Trichogramma sp. Koinobiont ialah parasitoid yang menyerang inang yang aktif tumbuh, seperti larva, nimfa atau imago dan tidak melumpuhkan inang tersebut dengan kata lain inang diberi kesempatan tumbuh dan berkembang, lalu setelah mencapai fase berikutnya (pupa atau imago) baru inang mati, contohnya Aphelinus sp. yang memarasit M. persicae (Gambar 4.3). Umumnya koinobiont adalah endoparasitoid, sedangkan idiobiont adalah ektoparasitoid. Koinobiont cenderung endoparasitoid karena pradewasanya relatif lebih aman bila di dalam tubuh inang yang aktivitasnya mobil, sedangkan idiobiont cenderung sebagai ektoparasitoid karena inang pasif dengan resiko rendah untuk terlepas dari tubuh inang. Strategi kehidupan idiobiont dan koinobiont memiliki banyak perbedaan seperti yang terurai pada Tabel 4.1.

Parasitoid merupakan serangga yang berperilaku mirip parasit

Siti Herlinda & Chandra Irsan. Pengendalian Hayati Hama Tumbuhan tetapi parasitoid berbeda dengan parasit (Tabel 4.2). Perbedaan antara

parasitoid dengan parasit, yaitu pertama parasitoid mematikan inang, sedangkan parasit tidak. Inang parasitoid biasanya dari kelas takson yang sama, yaitu serangga atau artropoda lainnya, sedangkan parasit memiliki inang dari takson yang berbeda. Ukuran parasitoid cenderung lebih besar dari tubuh inangnya, sedangkan parasit cenderung berukuran lebih kecil dibandingkan inangnya. Parasitoid berperan sebagai parasit hanya pada fase larva saja, sedangkan fase imago hidup bebas tetapi parasit berperan sebagai parasit fase larva dan imago. Parasitoid tidak memerlukan inang perantara, sedangkan parasit memerlukannya. Sebagai parameter dinamika populasi, aksi parasitoid lebih mirip predator dibandingkan parasit, sedangkan parasit aksinya berbeda dengan predator.

Gambar 4.3. Aphelinus sp., parasitoid koinobiont yang sedang menusukkan ovipositornya pada nimfa Myzus persicae yang masih aktif bergerak (Irsan et al. 2005)

Dalam dokumen Siti Herlinda Chandra Irsan (Halaman 41-45)

Dokumen terkait