• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Sikap Petani atas Seluruh Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah dengan Produktivitas dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Hubungan antara Sikap Petani atas Seluruh Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah dengan Produktivitas dan

Pendapatan Petani Padi Sawah.

Untuk menganalisisbagaimana hubungan sikap petani atas program peningkatan produksi padi sawah dengan produktivitas maupun pendapatan petani maka sebelumnya perlu diketahui berapa produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian.

Produktivitas dan Pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diuraikan pada tabel 34 berikut ini.

Tabel 34. Total biaya, Penerimaan, Pendapatan Padi Sawah Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

No Uraian Jumlah Seluruh Petani Rata-rata/petani Rata-rata/Ha

1 Luas Lahan (Ha) 73,53 0,886 -

2 Produksi (Kg) 407.550 4910,241 5542,636 3 Harga Jual - 4071,687 - 4 Biaya Tetap (Rp) 7.454.857 89.817 101.385 Biaya PBB/sewa (Rp) Penyusutan (Rp) 3.329.286 4.125.571 40.111 49.705 45.277 56.107 5 Biaya Variabel (Rp) 573.619.675 6.911.080 7.801.165 Benih (Rp) 21.419.500 258.066 291.302 Pupuk (Rp) 121.789.100 1.467.338 1.656.318 Pestisida (Rp) 58.710.000 707.349 798.449 Tenaga Kerja (Rp) 371.701.075 4.478.326 5.055.094 TKLK (Rp) 361.131.935 4.350.987 4.911.355 TKDK (Rp) 10.569.140 127.339 143.739 6 Total Biaya (Rp) 581.074.533 7.000.897 7.902.550 7 Penerimaan (Rp) 1.681.807.200 20.262.737 22.872.394 8 Pendapatan (Rp) 1.100.732.668 13.261.839 14.969.844 Sumber : Lampiran 19a – 26 Tahun 2017.

Penerimaan atau nilai produksi merupakan perkalian jumlah produksi (Kg) dengan harga jual (Rp). Penerimaan padi sawah dalam dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (mt) dan per petani per musim tanam. Satu musim tanam dihitung dalam 2-3 bulan.

Dari tabel 34 diketahui bahwa total produksi padi sawah di desa Bah jambi II berjumlah 407.550 kg dengan total luas lahan 73,53 Ha dan dengan harga jual berkisar antara Rp 3.500/Kg – 4.500/Kg dengan rata-rata sebesar Rp 4.071/ petani.Penerimaan usahatani padi sawah yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebesar Rp.20.262.737/petani/mt dan Rp 22.872.394/ha/mt.

Biaya usahatani padi sawah merupakan jumlah dari biaya tetap usahatani (biaya PBB/sewa dan biaya penyusutan) dan biaya variabel usahatani (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja). Biaya usahatani dalam hal ini dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (mt) per petani. Satu mt dihitung dalam satuan 2-3 bulan.

Dari tabel 34, biaya tetap usahatani padi sawah di Desa Bah Jambi II adalah sebesar Rp 89.817/petani/mt dan Rp 101.385/ha/mt. Sedangkan biaya variabel usahatani padi sawah sebesar Rp 6.911.080/petani/mt dan Rp 7.801.165/ha/mt. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani responden adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 4.478.326/petani/mt dan Rp 5.055.094/ha/mt yang terdiri dari terdiri dari tenaga kerja luar keluarga Rp 4.350.987/petani/mt dan Rp 4.911.255/ha/mt dan biaya tenaga kerja dalam keluarga Rp 127.339/petani/mt dan Rp 143.739/ha/m. Tenaga kerja luar keluarga lebih banyak dikeluarkan pada usahatani padi sawah di Desa Bah Jambi II yaitu sebesar 3207,64 HKP, sedangkan tenaga kerja dalam keluarga hanya 581,47 HKP . Upah harian tenaga kerja luar keluarga di Desa Bah Jambi II berkisar Rp 45.000-50.000/ra.

Biaya terbesar kedua adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp 1.467.338/petani/mt dan Rp 1.656.318/ha/mt. Pupuk yang umumnya digunakan petani pada usahatani

padi sawah di Desa Bah Jambi II adalah Pupuk urea, SP-36, NPK, TSP, ZA, KCL, Ponska, dan SS.

Biaya terbesar ketiga adalah biaya pestisida sebesar Rp 707.349/petani/mt dan Rp 798.449 /ha/mt. Pestisida yang digunakan terdiri dari herbisida, insektisida dan fungisida. Pestisida yang umumnya digunakan adalah Matador, Rajatrin, Combitox, Virtako, Spontan, Decis, Nurelle, Fujiwan, Filia, Appalaud, dan Dafat. Biaya terbesar keempat adalah biaya benih yaitu sebesar Rp 258.066/petani/mt dan Rp 291.302/ha/mt. Varietas benih padi sawah yang pada umumnya digunakan oleh para petani di Desa Bah Jambi II adalah Ciherang dan sebagia kecil menggunkan varietas Mekongga, rentang harga benih padi sawah sebesar Rp 6.000-7.500/kg dengan kebutuhan benih ± 2 kg/ra.

Biaya terbesar kelima adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp49.705/petani/mt dan Rp 56.107/ha/mt. Alat-alat yang digunakan umumnya di Desa Bah Jambi II adalah hand tractor, arit, alat semprot mesin, alat semprot manual, cangkul, parang, penggaris sawah, dan ember.

Biaya terbesar keenam adalah biaya PBB/ sewa lahan sebesar Rp 40.111/petanni/ mt dan Rp 45.277/ha/mt. Biaya PBB/ sewa lahan dihitung dalam jangka satu musim tanam selama ± 2-3 bulan.

Pendapatan Usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya Usahatani. Dari tabel 34, Pendapatan Usahatani di Desa Bah Jambi II adalah sebesar Rp 13.261.839/petani/mt dan Rp 14.469.844/ha/mt.

Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel, maka dianalisis dengan alat uji korelasi Rank Spearman dengan nilai α = 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi ≥ α (0,05) ; H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi < α (0,05) ; H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:

H0 : Ada hubungan antara Sikap Petani atas seluruh program (Penyuluhan pertanian, pemberian sarana produksi padi, perbaikan infrastruktur, dan program asuransi usahatani padi) terhadap Produktivitas dan pendapatan.

H1 : Tidak ada hubungan antara Sikap Petani atas seluruh program (Penyuluhan pertanian, pemberian sarana produksi padi, perbaikan infrastruktur, dan program asuransi usahatani padi) terhadap Produktivitas dan pendapatan.

Besar nilai dari derajat keeratan dapat digunakan klasifikasi kolerasi dua variabel menurut (Guilford dalam Sukirno, 2003) yang ditunjukkan pada tabel 35.

Tabel 35. Nilai Kolerasi menurut Guilford

Koefisien kolerasi Keterangan

0,0 r ≤ 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel sangat lemah

0,2 ≤ r ≤ 0,4 Hubungan antara kedua variabel lemah

0,4 ≤ r ≤ 0,7 Hubungan antara kedua variabel sedang

0,7 ≤ r ≤ 0,9 Hubungan antara kedua variabel kuat

0,9 ≤ r ≤ 1 Hubungan antara kedua variabel sangat kuat

Nilai koefisien kolerasi sebesar -1 atau 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel.

Hasil uji korelasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap seluruh program dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun menggunakan data skor standar sikap (Nilai T) yang terlihat pada lampiran 18 yang mewakili variabel sikap (positif dan negatif) setiap petani padi sawah.

Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara sikap petani terhadap seluruh program dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dengan Produktivitas dan pendapatan yang diuji dengan Korelasi Rank Spearman hasilnya dapat dilihat pada tabel 36 berikut ini.

Tabel 36. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Seluruh Program Dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah denganProduktivitas dan Pendapatan petani.

Correlations Sikap terhadap Seluruh Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Produktivitas Petani Pendapatan Petani Spearm an's rho

Sikap terhadap Seluruh Program Peningkatan Produksi Padi Sawah

Correlation Coefficient 1,000 ,044 ,185 Sig. (2-tailed) . ,691 ,094 N 83 83 83 Produktivitas Petani Correlation Coefficient ,044 1,000 ,453 ** Sig. (2-tailed) ,691 . ,000 N 83 83 83 Pendapatan Petani Correlation Coefficient ,185 ,453 ** 1,000 Sig. (2-tailed) ,094 ,000 . N 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27a

Dari tabel 36 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitasdiperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.044 dengan nilai signifikansi 0,691. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap seluruhprogram dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dengan produktivitas petani adalah

berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai signifikansi

lebih besar dari α = 0,05 (0,691 > 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,044).

Dari tabel 36 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.185 dengan nilai signifikansi 0,094.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap seluruhprogram dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,094 > 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,185).

Hubungan yang lemah tersebut menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan petani yang ada, tidak hanya dipengaruhi oleh variabel sikap petani terhadap program saja, tetapi ada variabel lain yang ada diluar model yang mempengaruhinya dan pengaruhnya relatif besar.

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap seluruh program yang diberikan, maka semakin tinggi jumlah produktivitas maupun pendapatan yang dihasilkan.

Untuk menjelaskan dan mengetahui hubungan sikap petani terhadap produktivitas dan pendapatan secara lebih rinci, maka berikut ini penjabaran hubungan sikap petani berdasarkan masing-masing program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi sawah.

5.3.1 Hubungan Sikap Petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Petani dan Pendapatan Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 37 berikut ini.

Tabel 37. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani. Correlations Sikap terhadap Program Penyuluhan Pertanian Produktivit as Petani Pendapatan Petani Spear man's rho

Sikap terhadap Program Penyuluhan Pertanian Correlation Coefficient 1,000 ,098 ,200 Sig. (2-tailed) . ,380 ,069 N 83 83 83 Produktivitas Petani Correlation Coefficient ,098 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,380 . ,000 N 83 83 83 Pendapatan Petani Correlation Coefficient ,200 ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,069 ,000 . N 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27b

Dari tabel 37 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.098 dengan nilai signifikansi 0,380.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,380> 0,05) serta

memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,098).

Dari tabel 37 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.200 dengan

nilai signifikansi 0,069.Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program penyuluh pertanian dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,069> 0,05) serta

memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,200).

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian yang diberikan, maka semakin tinggi jumlah produktivitas maupun pendapatan yang dihasilkan.

5.3.2 Hubungan Sikap Petani terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program bantuan sarana produksi padi dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 38 berikut ini.

Tabel 38. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani. Correlations Sikap terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi Produktivitas Petani Pendapatan Petani Spear man's rho

Sikap terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi

Correlation Coefficient 1,000 -,077 ,100 Sig. (2-tailed) . ,487 ,368 N 83 83 83 Produktivitas Petani Correlation Coefficient -,077 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,487 . ,000 N 83 83 83 Pendapatan Petani Correlation Coefficient ,100 ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,368 ,000 . N 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 38 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = -0,077 dengan nilai signifikansi 0,487.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program bantuan sarana produksi padi dengan produktivitas petani adalah berhubungan negatif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,487> 0,05) serta memiliki hubungan yang

sangat lemah (r = -0,077).

Dari tabel 37 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.100 dengan nilai signifikansi 0,368.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program pemberian sarana produksi padi dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,368> 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,100).

Hubungan yang lemah tersebut menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan petani yang ada, tidak hanya dipengaruhi oleh variabel sikap petani terhadap program saja, tetapi ada variabel lain yang ada diluar modelyang mempengaruhinya dan pengaruhnya relatif besar.

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap program bantuan sarana produksi padi yang diberikan, maka semakin tinggi jumlah pendapatannya.

5.3.3 Hubungan Sikap Petani Atas Program Perbaikan Infrastruktur Terhadap produktivitas dan pendapatan Petani Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 38 berikut ini.

Tabel 39. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Perbaikan Infrastrutur dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani. Correlations Sikap terhadap Program Perbaikan Infrastruktur Produktivitas Petani Pendapatan Petani Spear man's rho

Sikap terhadap Program Perbaikan Infrastruktur Correlation Coefficient 1,000 ,012 ,279* Sig. (2-tailed) . ,912 ,011 N 83 83 83 Produktivitas Petani Correlation Coefficient ,012 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,912 . ,000 N 83 83 83 Pendapatan Petani Correlation Coefficient ,279* ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,011 ,000 . N 83 83 83

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27d

Dari tabel 38 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.012 dengan nilai signifikansi 0,912.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur dengan produktivitas petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,912> 0,05) serta memiliki hubungan yang

Dari tabel 38 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.279 dengan nilai signifikansi 0,011.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan nyata yang dapat diketahui dari nilai signifikansi lebih

kecil dari α = 0,05 (0,011 < 0,05) serta memiliki hubungan yang lemah

(r = 0,279).

Hubungan yang lemah tersebut menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan petani yang ada, tidak hanya dipengaruhi oleh variabel sikap petani terhadap program saja, tetapi ada variabel lain yang ada diluar modelyang mempengaruhinya dan pengaruhnya relatif besar.

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur yang meliputi perbaikan jalan dan perbaikan saluran irigasi yang dilakukan, maka semakin tinggi jumlah produktivitas maupun pendapatan yang dihasilkan.

5.3.4 Hubungan Sikap Petani terhadap Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi Sawah Hasil uji kolerasi Rank Spearmanuntuk hubungan sikap petani terhadap program asuransi usahatani padi dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 39 berikut ini.

Tabel 40. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadapProgram Asuransi Usahatani Padi (AUTP) dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani. Correlations Sikap terhadap Program Asuransi Usahatani Padi Produktivitas Petani Pendapatan Petani Spea rma n's rho

Sikap terhadap Program Asuransi Usahatani Padi Correlation Coefficient 1,000 ,228* ,340** Sig. (2-tailed) . ,038 ,002 N 83 83 83 Produktivitas Petani Correlation Coefficient ,228* 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,038 . ,000 N 83 83 83 Pendapatan Petani Correlation Coefficient ,340** ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,002 ,000 . N 83 83 83

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27e

Dari tabel 39 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.228 dengan nilai signifikansi 0,038.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program asuransi usahatani padi dengan produktivitas petani adalah berhubungan positif dan nyata yang dapat diketahui dari nilai signifikansi

lebih kecil dari α = 0,05 (0,038 < 0,05) serta memiliki hubungan yang lemah

Dari tabel 39 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan antara sikap petani terhadap program asuransi usahatani padi dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.340 dengan nilai signifikansi 0,002.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program asuransi usahatani padi dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan nyata yang dapat diketahui dari nilai signifikansi lebih

kecil dari α = 0,05 (0,002 < 0,05) serta memiliki hubungan yang lemah

(r = 0,340).

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap program Asuransi Usahatani Padi yang diberikan, maka program tersebut berjalan dengan baik. Positif menandakan juga bahwa program tersebut berdampak positif kepada petani, karena petani tidak ragu untuk memulai kembali usahataninya pada musim tanam selanjutnya dengan jaminan asuransi yang diberikan walaupun resiko gagal panen tetap terjadi, sehingga petani merasa tidak terbebani karena masih memiliki keuntungan untuk menutupi biaya produksi yang dikeluarkan dengan tetap mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi.

Maka, Hipotesis 2 yang menyatakan ada hubungan nyata dan positif, antara sikap petani atas Program Swasembada Beras dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah tidak dapat diterima yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

BAB VI

Dokumen terkait