• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu pemilihan daerah penelitian dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini digunakan pertimbangan daerah kabupaten yang memiliki luas panen produksi padi sawah tertinggi diantara kabupaten lainnya yang ada di Sumatera Utara.

Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah

(2)

Pada tabel 6 diketahui informasi luas panen, produksi dan rata-rata produksi padi sawah di Provinsi Sumatera Utara yang dirinci per kabupaten. Di Provinsi Sumatera Utara terdapat 26 kabupaten/kota yang menghasilkan Padi Sawah. Dengan pertimbangan luas lahan padi sawah yang paling besar maka terpilihlah Kabupaten Simalungun sebagai daerah penelitian.

Untuk penentuan lokasi penelitian, yaitu lokasi kecamatan dan desa penelitiandigunakan metode Cluster sampling. Cluster sampling adalah penentuan daerah penelitian yaitu Cluster daerah penelitian merupakan sub daerah penelitian dari total daerah penelitian.

Melalui metode cluster sampling pada setiap jenjang daerah penelitian akan dipilih satu daerah dari beberapa daerah dengan kriteria tertentu. Kriteria daerah adalah daerah penghasil padi sawah yang paling tinggi, sehingga daerah tersebut dianggap sebagai daerah sentra produksi padi sawah dari setiap kelompoknya.

Kabupaten Simalungun mempunyai 16 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun yang digunakan sebagai sentra utama produksi padi sawah dalam mencapai swasembada beras. 16 kecamatan yang menjadi sentra utama produksi padi sawah adalah terdapat di Kecamatan : Hutabayu Raja, Tanah Jawa, Jawa Maraja Bah Jambi, Pematang Bandar, Hatonduhan, Dolok Panribuan, Jorlang Hataran, Sidamanik, Panei, Panombean Panei, Siantar, Gn Malela, Gn. Maligas, Bandar Huluan, Bandar dan Ujung Padang.

(3)

Tabel 7. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun 2014

Kecamatan Luas Panen

Pamatang Sidamanik 1018 5752 56,50

Girsang Sipuangan Bolon 983 5655 57,54

Tanah Jawa 9135 56358 56,75

Hatonduhan 5987 36703 61,30

Dolok Panribuan 7370 43808 61,30

Jorlang Hataran 4702 27409 58,29

Panei 4349 24971 57,42

Panombeian Panei 4877 27661 56,72

Raya 1588 4429 49,37

Pematang Bandar 7394 46189 62,47

Bandar Huluan 1842 11038 59,92

Bandar 1841 11294 61,35

Bandar Malisam 236 1404 59,48

Ujung Pandang 3049 17740 58,18

Kabupaten Simalungun 88533 526331 59,45

Sumber: Dinas Peratanian Kabupaten Simalungun 2015

(4)

Tabel 8. Luas LahanPadi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Tahun 2014

No Nagori (Desa)/Kelurahan Luas Lahan

1 Mekar Mulia 175

8 Panambean Marjanji 211

9 Tanjung Pasir 211

Melalui Tabel 8 diketahui Desa Bah Jambi II memperoleh luas lahan padi sawah yang tertinggi sebesa 500 Ha, sehingga Desa Bah Jambi II dianggap sebagai daerah sentra produksi padi sawah di Kecamatan Tanah Jawa.

3.2. Metode Penentuan Besar Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang berada di daerah penelitian yaitu di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

(5)

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel serta tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

Di Desa Bah Jambi II populasi petani padi sawah masuk ke dalam kelompok tani yang ada di desa tersebut, yang umumnya petani menanam padi sawah dengan jumlah 504 orang petani yang tergabung dalam 21 Kelompok tani. Berikut daftar nama kelompok tani di Desa Bahjambi II Kecamatan Tanah Jawa disertai dengan jumlah anggota tiap kelompok yang dijadikan sebagai acuan penarikan jumlah sampel.

Tabel 9. Daftar kelompok tani di Desa Bahjambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

(6)

Untuk mendapatkan besar sampel yang dapat menggambarkan populasi petani padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n = Besarnya Sampel N = Besarnya Populasi E = Margin error (10 %)

Besarnya sampel petani Padi sawah di Desa Bah Jambi II untuk diteliti dihitung sebagai berikut:

n =

n =

n =

n= 83,4 =

83

Berdasarkan rumus Slovin di atas maka, banyaknya petani padi sawah yang dijadikan sampel untuk Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah sebesar 83 orang.

n

= �

(7)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan, baik dengan cara wawancara, pengamatan langsung dilapangan maupun pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Simalungun, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini. Adapun data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Data Sekunder yang Dikumpulkan dari Pihak Lembaga/Instansi Terkait

No Instansi/Lembaga Jenis Data/Informasi

1 Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Jawatahun 2015.

Produksi Padi Sawah (Ton) Menurut Kabupaten 2009-2014

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata

Produksi Padi Sawah Kabupaten Simalungun tahun 2013 dan 2014

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/ Kota, 2013 2 Dinas Pertanian

Kabupaten Simalungun

Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produktivitas Padi Sawah menurut

Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun 2014.

Data pengadaan Alsintan Tahun 2011-2015 Kabupaten Simalungun.

Laporan distribusi Padi,benih,pupuk Kabupaten simalungun Tahun 2011-2015 Data penetapan/penunjukan peserta Definitif Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)

Kabupaten Simalungun tahun 2016 3 Badan Ketahanan Pangan

Kabupaten Simalungun

(8)

4 Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan,Kehutanan Kabupaten Simalungun

Daftar kelompok tani di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

Pengawalan dan pendampingan penyuluh SDM pertanian untuk mendorong

peningkatan produksi padi. 5 Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Sumatera Utara

Laporan tahunan tentang inovasi untuk swasembada berkelanjutan.

Inovasi Tekonologi &Ketahanan Pangan

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis (1), yaitu analisis sikap petani terhadap program dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Simalungununtuk meningkatkan produksi padi sawah dalam mendukung Program Swasembada Berasdengan menggunakan metode skoring melalui analisis penskalaan likert.

(9)

Tabel 11. Kategori Jawaban Pernyataan Sikap Positif Petani Terhadap kegiatan program Swasembada Beras.

No Kategori Jawaban Skor

1 SS (Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 R (Ragu-Ragu) 3

4 TS (Tidak Setuju) 2

5 STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Untuk pernyataan negatif juga diberikan skor untuk masing-masing pilihan jawaban dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 12. Kategori Jawaban Pernyataan Sikap Negatif Petani Terhadap Kegiatan Program Swasembada Beras.

No Kategori Jawaban Skor

1 SS (Sangat Setuju) 1

2 S (Setuju) 2

3 R (Ragu-Ragu) 3

4 TS (Tidak Setuju) 4

5 STS (Sangat Tidak Setuju) 5

Untuk mengukur skala likert tersebut digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

T : Skor standar X : Skor responden

xrataan : Rata-rata skor kelompok S : Deviasi standar kelompok Kategori interpretasi nilai T, apabila: T > 50 = Sikap Positif

T ≤ 50 = Sikap Negatif (Azwar, 1995).

(10)

Berdasarkan uji T tersebut, dapat diketahui sikap petani apakah positif atau negatif terhadap Kegiatan atau Program Swasembada Beras yang dicanangkan pemerintah dalam meningkatkan produksi padi di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Jika petani bersikap negatif, hal ini menunjukkan bahwa Program Swasembada Beras kurang maksimal membantu petani untuk meningkatkan produksinya dan untuk mencukupi sendiri kebutuhan masyarakat terutama dalam mengkonsumsi beras. Sebaliknya jika petani bersikap positif maka program tersebut berjalan dengan maksimal dan sesuai yang di canangkan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun dan petani juga mengikuti program tersebut untuk meningkatkan produksi mereka.

Untuk membuktikan Hipotesis (2)yaitu analisishubungan antara sikap petani atas program swasembada beras dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah di Kabupaten Simalungun dengan menggunakan Metode Korelasi Rank Spearman. Korelasididefenisikan sebagai tingkat keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dua variabel bisa memiliki korelasi positif, korelasi negatif, atau tidak berkorelasi.

Korelasi Positif: Dua Variabel dikatakan berkorelasi positif jika mereka

cenderung berubah bersama-sama pada arah yang sama.

Korelasi Negatif: Dua variabel dikatakan berkorelasi negatif jika mereka

cenderung berubah pada arah yang berlawanan.

Tidak Berkorelasi atau korelasi bernilai nol: Dua variabel tidak berkorelasi jika

(11)

Untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, digunakan parameter yang disebut Koefisien korelasi. Koefisien korelasi populasi diukur dengan ρ dan diestimasi dari koefisien korelasi sampel yang dinotasikan dengan r.

Koefisien korelasi sampel diperoleh dengan rumus berikut:

Dimana xi = Xi – X dan yi = Yi – Y Atau

nilai dari koefisien korelasi berada pada kisaran (-1 s/d 1). Uji Signifikansi Parameter (Uji t), nyata atau tidak nyata. Secara manual, uji signifikansi perameter korelasi dapat dicari dengan rumus berikut:

Dimana :

r

s

=

Koefisien Korelasi Rank Spearman

di = Selisisih skor antara dua variabel n = Jumlah Petani Sampel

Diuji dengan uji signifikansi, dengan rumus sebagai berikut:

r

xy

=

1 1

1 1

r = � −

� − � −

r

s

= 1 −

� � −

t = r

s

(12)

Besar nilai dari derajat keeratan dapat digunakan klasifikasi korelasi dua variabel menurut (Guilford dalam Sukirno, 2003) yang ditunjukkan pada tabel 13.

Tabel 13. Nilai Korelasi menurut Guilford

Koefisien korelasi Keterangan

r ≤ 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel

0,2 ≤ r ≤ 0,4 Hubungan antara kedua variabel lemah

0,4 ≤ r ≤ 0,7 Hubungan antara kedua variabel sedang

0,7 ≤ r ≤ 0,9 Hubungan antara kedua variabel kuat

0,9 ≤ r ≤ 1 Hubungan antara kedua variabel sangat kuat

Nilai koefisien korelasi sebesar -1 atau 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi ≥ α (0,05) ; H0 diterima dan H1 ditolak (Tidak ada Hubungan)

Jika signifikansi < α (0,05) ; H0 ditolak dan H1 diterima (Ada Hubungan)

(Supriana, 2010).

Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel Sikap Petani terhadap variabel Produktivitas dan Pendapatan Petani

H1 : Adanya hubungan yang nyata antara variabel Sikap Petani terhadap variabel Produktivitas dan Pendapatan Petani

(13)

Method of Successive Interval (MSI).Metode suksesif interval merupakan proses

mengubah data ordinal menjadi data interval.

Apabila suatu pernyataan atau pertanyaan diajukan dengan menggunakan skala Likert, maka akan diperoleh data ordinal, di mana tidak menunjukkan perbandingan suatu jawaban secara nyata. Dengan data interval, perbandingan antar jawaban yang sebenarnya akan terlihat sehingga selanjutnya dapat diolah untuk memperoleh suatu nilai jawaban responden.

Data ordinal adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif seperti contoh dibawah ini, misalnya:

Angka 1 mewakili “sangat tidak setuju” Angka 2 mewakili “ tidak setuju” Angka 3 mewakili “netral” Angka 4 mewakili “setuju”

Angka 5 mewakili “sangat setuju”

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika hanya mempunyai data berskala ordinal maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut.

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

(14)

3.5.1 Defenisi

1. Sikap Petani adalah reaksi atau tanggapan petani tentang suatu program atau hal yang dicanangkan yang berkaitan dengan usahatani mereka. Sikap petani bisa positif dan bisa negatif.

2. Produksi beras adalah hasil kegiatan usahatani beras yang dihitung dalam satuan ukuran ton.

3. Sarana produksi adalah seluruh masukan (input) yang dikorbankan dalam memproduksi beras untuk menghasilkan suatu keluaran (output).

4. Produktivitas adalah perbandingan antara produksi padi sawah yang diperoleh dengan faktor produksi luas lahan yang dikorbankan (Ha).

5. Pendapatan adalah selisih dari total produksi penerimaan usahatani yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

6. Permintaan beras adalah tingkat kebutuhan konsumen akan komoditi beras di pasar setempat yang diukur dalam satuan Ton.

7. Penawaran beras adalah daftar yang menunjukkan produksi beras, dimanapetani padi ingin dan dapat menjual padi pada berbagai tingkat harga untuk periode tertentu.

8. Ketersediaan pangan/beras adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

(15)

10. Net Consumer Beras (Konsumen Bersih) artinya penduduk Indonesia lebih banyak yang membeli daripada memproduksi beras.

11. Program Intensifikasi adalah usaha yang dilakukan petaniuntuk meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah JawaKabupaten Simalungun.

2. Komoditi yang diteliti adalah Padi Sawah 3. Waktu penelitian adalah tahun 2017.

(16)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Luas dan Letak Geografis

Desa Bah Jambi II merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 420 Ha atau 0,420 Km2. Penduduk Desa Bahjambi II berjumlah sebesar 1835 jiwa yang tersebar di 7 Hutadengan perincian sebagai berikut :

1. Huta I Karang Tengah : 60,00 Ha 2. Huta II Cinta Dame IV : 50,00 Ha 3. Huta III Suka Selamat : 45,00 Ha 4. Huta IV Cinta Dame III : 40,00 Ha 5. Huta V Kampung Baru : 80,00 Ha 6. Huta VI Banjar Pardamean : 85,00 Ha 7. Huta VII Hitetano : 60,00 Ha

Desa Bah Jambi II terletak pada ketinggian tempat sebesar 250-275 mdpl dan mempunyai jarak + 3 Km arah Barat dari Kantor Camat Kecamatan Tanah Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut :

(17)

4.1.2 Luas Lahan berdasarkan Fungsi di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

Sebagian besar areal lahan yang ada di Nagori Bah Jambi II merupakan dataran rendah. Lahan tersebut dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di Nagori Bah Jambi II dapat terlihat pada tabel 14 berikut :

Tabel 14. Luas Lahan berdasarkan Fungsi di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

No Peruntukkan Lahan Luas Presentase

1 Perkebunan 37,00 Ha 8,82 %

2 Tegalan/ Perladangan 5,70 Ha 1,36 %

3 Perumahan/ Pemukiman 23,30 Ha 5,55 %

4 Persawahan 347,81 Ha 82,81 %

5 Kolam/ Perikanan 0,32 Ha 0,07 %

6 Perkantoran/ Sarana Sosial Kantor Pangulu

Sumber: Balai penyuluhan pertanian,perikanan, dan kehutanan (BP4K) Kabupaten Simalungun Nagori Bah Kambi II 2016

(18)

4.1.3 Status Kepemilikan Lahan dan keadaan Tanah

Desa Bah Jambi II memiliki Status kepemilikan lahan yang terdiri dari lahan milik rakyat sebesar 416,42 Ha, milik desa sebesar 3.58 Ha dan tidak ada lahan milik pemerintah yang terletak di Desa Bah Jambi II.

Tanah di Nagori Bah Jambi II merupakan tanah liat bercampur pasir.Hampir sebagian besar lahan di Nagori Bah Jambi II diperuntukkan untuk persawahan dan sebagian lagi untuk lahan pertanian pangan seperti : Palawija dan Holtikultura. Dengan keadaan tanah yang tergolong datar sehingga mudah untuk membuat jaringan irigasi sebagai sarana penunjang pola pertanian teknis dan juga tanah dataran rendah tersebut sangat cocok dimanfaatkan sebagai area perkebunan rakyat seperti : Kelapa Sawit, Cacao, dan lain sebagainya.

4.1.4 Kondisi Demografi

a. Keadaan Penduduk

(19)

Tabel 15. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten SimalungunTahun 2016

No Nama Huta Jumlah Penduduk Total

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Pada tabel 15 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu berjumlah sebesar 1835 jiwa yang tersebar di 7 huta/dusun yang ada di Desa bah Jambi II dan penduduk yang terbanyak terdapat pada huta 1 karang tengah yang berjumlah 899 jiwa dan yang paling sedikit yaitu terletak pada huta IV Cinta Dame III yang berjumlah sebesar 115 jiwa.

Tabel 16. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikannya di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

No Umur Jumlah Penduduk/Tingkat Pendidikan

Belum/Tida

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

(20)

Tabel 17. Komposisi Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

No Pekerjaan Jumlah Penduduk

1 Petani 982

2 Buruh Tani 228

3 PNS 24

4 TNI 3

5 Pegawai BUMN 23

6 Pedagang 129

7 Pensiunan 166

8 Pekerja lain-lain 280

Jumlah 1835

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Pada tabel 17 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan yang berada di Desa Bah Jambi II berjumlah sebesar 1835 jiwa dan pekerjaan yang mendominasi di desa ini yaitu seorang petani dengan jumlah penduduk sebesar 982 jiwa dan yang paling kecil terdapat pada profesi TNI yang hanya berjumlah 3 jiwa saja.

4.1.5 Sarana dan Prasarana

Di Nagori ini telah terhubung dengan daerah lain melalui jalan nagori. Keadaan jalan nagori secara umum belum baik, dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) hal ini sedikit memberikan harapan dalam rangka pembenahan jalan-jalan dan sistem drainase yang ada di Nagori Bah Jambi II, tetapi pada saat ini apabila musim hujan tiba masih ada di beberapa tempat mengalami kerusakan jalan akibat air yang melimpah ke jalan.

(21)

Tabel 18 Jarak dan Kondisi Jalan Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten SimalungunTahun 2016

No Jenis Prasarana Kualitas/ Panjang Keterangan

1 Jalan kabupaten - Tidak ada

2 Jalan Nagori 3 Km Belum Diaspal

3 Jalan Dusun 4 Km Belum Diaspal

4 Jembatan 70 Km Ada

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Dari tabel 18 diketahui bahwa kondisi jalan yang belum diaspal yaitu jalan nagori dan jalan dusun yang merupakan jaln utama untuk masuk ke Desa Bah Jambi II dengan panjang 3 km dan 4 km.

4.1.6 Fasilitas Permukiman

Rumah penduduk Desa Bah Jambi II sudah permanen dan keseluruhan atap warga sudah menggunakan seng. Di depan rumah warga terdapat halaman yang dapat dimanfaatkan warga untuk menanam bunga dan pohon rindang. Beberapa pemukiman penduduk di desa ini juga dijadikan sebagai warung-warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.

Tabel 19. Sarana-Sarana Yang Ada Di Desa Bah Jambi II Tahun 2016

Kategori Jumlah

(22)

Dari tabel 19 diketahui bahwa sarana yang paling banyak selain bangunan rumah yang berjumlah 3.162 yaitu gereja yang berjumlah 4 bangunan sedangkan saran pendidikan yang ada di Desa Bah jambi II yaitu adanya 1 SD dan 1 sekolah PAUD, untuk SMP dan SMA rata-rataterdapat di daerah Kecamatan Tanah Jawa. Rata-rata penduduk Desa Bah Jambi II bersekolah di SMP maupun SMA tanah jawa dan jarang di luar Kecamatan dikarenakan jarak yang jauh antara kecamatan Tanah Jawa dengan kota, seperti Kota Pematang Siantar.

4.1.7 Fasilitas Pemerintahan

Fasilitas pemerintahan yang ada di desa Bah Jambi II adalah sebagai berikut : Tabel 20. Fasilitas-Fasilitas Pemerintahan Tahun 2016

Kategori Jumlah

Kantor Kepala Desa 1

Balai Desa 1

Posyandu 3

Puskesmas Pembantu 1

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Dari tabel 20 diketahui bahwa Desa Bah Jambi II memiliki fasilitas pemerintahan diantaranya balai desa, posyandu dan puskesmas pembantu yang dipakai oleh bidan desa setempat. Balai desa yang berada di desa ini juga dipakai untuk rapat kelompok tani atau rembuk desa untuk menentukan waktu tanam atau pembahasan lainnya mengenai pertanian.

(23)

4.2 Karakteristik Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

Pada Tabel 21 berikut akan ditampilkan karakteristik kelompok tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Tabel 21. Karakteristik Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

Sumber: Balai penyuluhan pertanian,perikanan, dan kehutanan (BP4K) Kabupaten Simalungun Nagori Bah Kambi II 2016

Dari tabel 21 diketahui bahwa terdapat 21 kelompok tani, untuk tingkat pemula terdapat 12 kelompok tani (57,14 %) kemudian untuk tingkat lanjut terdapat 4 kelompok tani (19,04 %) dan untuk tingkat madya terdapat 5 kelompok (23,80 %), maka Desa Bah Jambi II didominasi oleh kelompok tani pemula.

(24)

4.3 Karakteristik Petani Sampel di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

Karakteristik Petani adalah ciri-ciri petani yang sangat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Karakteristik petani menggambarkan kondisi atau keadaan serta status petani tersebut. Karakteristik responden di dalam penelitian akan sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi dan produktivitasnya.

Karakteristik sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, kepemilikan lahan, dan jumlah tanggungan tiap petani. Karakteristik petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22. Karakteristik Petani Sampel di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

No Karakteristik Satuan Rentang Rataan

1 Luas Lahan Ha 0.2 – 2,2 0,886

2 Umur Tahun 29 – 66 48,99

3 Tingkat Pendidikan Tahun 6 – 12 9,494 4 Pengalaman Bertani Tahun 3 – 45 20,181

5 Jumlah Tanggungan Jiwa 0 – 7 3,301

Sumber: Lampiran 1, 2017

(25)
(26)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah dalam Rangka Swasembada Beras

Peningkatan produksi Padi Sawah merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambah produksi petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta keberlanjutan usahatani padi sawahnya. Pemerintah Kabupaten Simalungun membuat program-program yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan produksi padi sawah dalam mempertahankan swasembada beras yang sudah bertahan di Kabupaten Simalungun.

Untuk mengetahui program pemerintah, maka dilakukan dengan cara mengumpulkan data tertulis maupun wawancara langsung dengan penyuluh maupun dengan petani yang berada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Berdasarkan data dan informasi yang sudah dikumpulkan maka program yang dilakukan pemerintah Kabupaten Simalungun untuk meningkatkan Produksi Padi Sawah di dalam rangka Swasembada Beras didaerah penelitian diantara adalah sebagai berikut.

5.5.1 Program Penyuluhan Pertanian

(27)

kepada petani sesuai dengan komoditi yang diusahakan di lahannya tidak terkecuali di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Upaya peningkatan produksi padi di Kabupaten Simalungun difokuskan pada penerapan penggunaan benih unggul/bersertifikat, dengan tidak mengabaikan bantuan sarana produksi lainnya. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah diatas 80%, bebas dari biji gulma dan penyakit.

Kantor penyuluhan di Kabupaten Simalungun dikenal dengan nama Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang terletak di Kecamatan Panei Tongah. BP3K ini membuat kesepakatan dengan kelompok tani untuk komoditi padi sawah agar meningkatkan produksi padi sawah sebesar 5.22%, sesuai dengan kontrak kinerja BP3K tentang Pengawalan dan Pendampingan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Swasembada Padi.

Kecamatan Tanah Jawa termasuk dalam sentra produksi padi sawah yang diawasi oleh Pemerintah Kabupaten Simalungunkarena merupakan kecamatan dengan produksi padi sawah tertinggi di Kabupaten Simalungun. Kegiatan yang dilakukan pemerintah dari pihak penyuluhan yang rutin diantaranya adalah Demonstrasi Plot (Demplot), Kursus Tani, Kunjungan Penyuluh Pertanian, dan Rembuk Tani desa.

a. Demonstrasi Plot (Dempot)

(28)

Kegiatan percontohan/demplot tingkat kecamatan bertujuan sebagai media pembelajaran yang dilaksanakan oleh penyuluh untuk meningkatkan atau menumbuhkan minat pelaku usaha/petani untuk mengembangkan produksi petani sesuai pengawasan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) kecamatan.

Pelaksanaan program-program demplot dilaksanakan di lahan BP3K kecamatan dan dilahan petani, masing-masing satu kali kegiatan yang dilakukan dalam satu bulan mulai dari kegiatan pembersihan lahan, pengolahan lahan hingga program penerapan teknologi varietas unggul baru seperti Mekongga dan Ciherang dengan cara dan dosis pemupukan sesuai rekomendasi, Penerapan teknik penanaman jajar legowo 2:1, 3:1, dan 4:1, penerapan teknologi mina padi, penerapan teknoogi PTT padi sawah. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga penyuluh (anggota pemerintah), ketua dan anggota kelompok tani yang berada di desa Bah Jambi II.

Pembiayaan kegiatan percontohan/demplot di BP3K/kecamatan dibebankan kepada program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian, pengawalan dan pendampingan penyuluhan SDM pertanian pada satuan kerja Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2016

b. Kursus Tani

(29)

Kegiatan kursus tani dilakukan rutin satu bulan sekali yang dimulai bulan Juni tahun 2016, peserta kursus tani yang mengikuti yaitu kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang berada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Para peserta yang mengikuti kursus tani diberikan bahan pembelajaran yaitu berupa program booster padi yakni score untuk tanaman padi, penggunaan pupuk organik, penggunaan kapur pertanian , program penerapan pupuk kompos, program penangkaran benih dan didalam kursus tani bukan hanya komoditi padi yang dibahas tetapi juga komoditi jagung.

Kursus tani dilakukan di huta yang berbeda beda setiap bulannya, yang berlokasi di rumah atau warung penduduk desa Bah Jambi II yang sudah ditentukan dan kadang dilakukan di dalam kantor kepada desa dengan jumlah peserta kurang lebih 35 orang dari berbagai kelompok tani yang ada di Desa Bah Jambi II.

Petani yang mengikuti kursus tani dapat melakukan tanya jawab kepada pemberi materi tentang masalah yang dihadapi di lahannya dan seputar pengetahuan padi yang lainnya yang dapat memberikan pengetahuan baru bagi petani dalam mengelola padi sawahnya.

c. Latihan dan Kunjungan Penyuluhan Pertanian

(30)

petani melalui kunjungan penyuluh pertanian ke kelompok tani maupun gabungan kelompok tani, kegiatan ini dijalankan mulai bulan April sampai Desember.

Kunjungan penyuluhan pertanian juga dapat mengetahui langsung keadaan dan masalah petani padi sawah yang dikunjunginya dan para petani juga dapat langsung bertanya dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari penyuluh dan program yang dijalankan yaitu pelatihan program penggunaan pupuk organik di lahan petani, penggunaan pupuk non organik yang berimbang dan pelatihan menggunakan penggaris sawah.

Pelatihan dan Kunjungan Penyuluh Pertanian dilakukan di lahan petani yang bermasalah sehingga petani juga dapat memberitahu keluhan dan bertanya solusinya langsung kepada penyuluh. Selain dilahan kunjungan dilakukan juga di desa setempat untuk melihat saluran irigasi maupun sarana lainnya yang berkaitan dengan keberlangsungan usahatani padi sawah.

d. Rembuk Tani Desa

Rembuk tani dilaksanakan di Kecamatan Tanah Jawa sebagai salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara petani, pengurus kelompok tani, penyuluh pertanian, petugas penyuluh lapangan yang dilakukan secara rutin sebulan sekali dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan usahataninya. Tujuan dari rembuk tani adalah merencanakan kegiatan usahatani, menyusun jadwal pelaksanaanya, mengidentifikasi masalah dan pemecahannya serta mengevaluasi hasil usaha taninya.

(31)

Desa Bah Jambi II yang jumlahnya berkisar sebesar lebih kurang 30 orang yang dipimpin oleh penyuluh pertanian atau petugas penyuluh lapangan.

Rembuk tani yang dilakukan biasanya dilakukan di balai desa maupun di lokasi rumah penduduk yang sudah ditentukanoleh ketua kelompok tani , rembuk tani sangat bermanfaat terutama dalam menentukan waktu tanam petani padi sawah tiap dusun atau hutanya yang ada di Desa Bah Jambi II, program musyawarah pemberantasan hama tikus, program sosialisasi varietas benih unggul, program sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi, dan program sosialisasi Sekolah Lapang Pemgelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

Waktu tanam yang berada di Desa Bah Jambi II berbeda-beda dikarenakan minimnya buruh tani atau tenaga kerja luar keluarga terutama untuk proses penanaman, penyiangan maupun panen. Jarak waktu tanam antara huta berkisar satu atau dua bulan.

5.1.2 Pemberian Bantuan Saprodi Padi

Pemberian sarana produksi padi dalam hal ini adalah kegiatan pemberian peralatan, perlengkapan dan fasilitas pertanian yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan produksi pertanian.

(32)

Petani yang menerima bantuan sarana produksi padi harus bergabung atau memiliki kelompok tani karena bantuan yang diberikan bukan untuk perseorangan tetapi dalam bentuk kelompok dan dalam jumlah yang sudah ditentukan perkelompok. Jenis varietas yang dibantu yaitu sesuai dengan dengan usulan yang diajukan kelompok tani ke Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun.

Dari informasi yang diperoleh diketahui bahwa bantuan benih yang diterima petani dari pemerintah tidak mencukupi kebutuhan perkelompok tani atau per petani yakni minimal 1 kg per rante (ra). Kualitas benih yang diberikan juga buruk yang ditandai dengan warna benih yang kemerah-merahan karena pemberian bantuan benih tidak sesuai dengan waktu tanam petani di hutanya, sehingga waktu pakai benih sudah lewat dari batas pemakaian (kadaluwarsa). Oleh karena itu sebagian petani tidak memakai bantuan benih tersebut dan sebagian juga tetap memakainya.

Desa Bah Jambi II mendapatkan bantuan benih dua tahun terakhir yaitu tahun 2015 dan 2016 dengan jumlah kelompok tani yang berbeda tiap tahunnya. Daftar kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa yang Mendapatkan Bantuan Benih Tahun 2015

No Kelompok

(33)

Dari tabel 23 dilihat bahwa kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih di Desa Bah Jambi II hanya 3 kelompok tani dengan jumlah pemberian benih yang sama yaitu sebesar 650 kg per kelompok tani. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah bantuan dan juga bantuan diberikan serentak kepada kecamatan lainnya. Dua kelompok tani diantaranya merupakan kelompok tani yang sering mengalami kegagalan panen di dusunnya dikarenakan hama tikus.

Daftar kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini.

Tabel 24. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun yang Mendapatkan Bantuan Benih Tahun 2016

5 Harapan Tani Amiruddin Parsuhib

8 Pardamean Jaya Elbinson Panjaitan

25 375 Mekongga

9 Pardamean Makmur Arifin Panjaitan

25 375 Mekongga

Sumber: Laporan Akhir Dinas Pertanian Simalungun, 2016

(34)

yang mendapatkan bantuan sedangkan tahun 2016 terdaftar ada 9 kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih jenis Mekongga.

Selain bantuan benih padi yang diberikan kepada petani padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, Dinas Pertanian Simalungun juga memberikan bantuan berupa pupuk organik di tahun 2015 yang diberikan serentak dengan pemberian bantuan pemberian benih padi kepada kelompok tani yang sama yang dapat dilihat pada tabel 25.

Nama kelompok tani yang mendapatkan subsidi pupuk tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun yang Mendapatkan Bantuan Pupuk Tahun 2016

Sumber: Laporan Akhir Dinas Pertanian Simalungun, 2015

(35)

Pupuk yang diberikan bukan termasuk pupuk gratis hanya saja pemerintah sudah menyediakan semua jenis pupuk yang RDKK nya disusun oleh penyuluh di desa tersebut dan petani dapat membelinya di tempat tersebut dengan adanya potongan harga yang meringankan.

Sarana produksi pertanian lainnya yang diberikan selain benih dan pupuk, pemerintah juga memberikan bantuan berupa pestisida untuk para petani. Pestisida sangat membantu petani dalam memberantas hama dan penyakit baik itu dalam bentuk herbisida, insektisida, fungisida, obat-obatan dan racun lainnya yang dapat berfungsi selain untuk memberantas hama penyakit juga dapat membasmi rumput seperti racun rumput sehingga mengurangi biaya tenaga kerja. Pestisida yang dibantu oleh pemerintah yaitu pestisida untuk memberantas hama tikus yang diberikan kepada kelompok tani pada tahun 2013.

Untuk bantuan pestisida jarang diberikan karena masalah yang dihadapi dilahan petani berbeda-beda. Oleh karena itu untuk meminta bantuan pestisida, jenis pestisida yang dibutuhkan tidak hanya satu jenis tetapi harus bermacam-macam sesuai kendala yang dihadapi di lahan dan petani lebih sering meminta dan menerima bantuan benih, peralatan dan pupuk daripada pestisida dikarenakan juga pestisida yang tidak terlalu mahal harganya dipasaran.

(36)

Kelompok tani yang mendapatkan bantuan hand tractor dapat mencari penghasilan tamabahan karena rata-rata petani di Desa Bah Jambi II memakai jasa mesin tractor dan tenaga kerja untuk menjalankan tractor yang biasanya dibayar per rante (ra) dan penghasilannya dapat dibagi rata dengan anggota kelompok tani lainnya yang lebih tepatnya dikatakan bagi hasil sesuai dengan berapa luas (ra) yang dikerjakan.

Tabel 26. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2011-2015 Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

Nama Alsintan Jumlah Alsintan

Jumlah

2011 2012 2013 2014 2015

Hand Tractor 3 13 1 24 34 75

Tractor Roda 4 0 0 0 0 3 3

Pompa Air 0 0 0 0 2 2

Cultivator 0 0 0 0 0 0

Rice Transplanter 1 0 0 0 2 3

Sumber: Dinas Pertanian Simalungun, 2016

Pada tabel 26. diketahui bahwa pemberian alsintan untuk Kecamatan Tanah Jawa berjumlah 83 yang terdiri dari hand tractor, tractor roda 4, pompa air, cultivator dan rice transplanter dan bantuan diberikan dari tahun 2011-2015 yang setiap tahunnya diberikan bantuan alsintan walaupun hanya 1 jenis alsintan seperti tahun 2013 yaitu pemberian hand tractor.

(37)

5.1.3 Perbaikan Infrastruktur

Perbaikan infrastruktur yang dilakukan adalah berupa perbaikan jalan usahatani atau jalan menuju ke pasar untuk menjual hasil produksi yang diperoleh petani padi sawah dan juga berupa perbaikan saluran irigasi untuk melancarkan air irigasi maupun drainase bagi petani padi sawah agar tidak mengalami kekeringan.

Sebagian petani menyatakan saluran air irigasi dalam keadaan lancar dan baik baik saja di hutanya karena dusun atau huta untuk petani tersebut tidak mengalami kekeringan tetapi sebagian petani juga menyatakan buruk dan akan direhabilitasi tahun ini sehingga serempak tidak menanam padi sawah lagi sampai selesainya rehabilitasi irigasi.

Air di desa Bah Jambi II dapat dikatakan bersih dan lancar di beberapa huta atau dusun dan air di desa tersebut tidak tercemar oleh lingkungan. Airnya bersih dan jauh dari tumpukan sampah.

Perbaikan jalan di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun sangat penting bagi petani di desa tersebut karena jalan menuju ke Desa Bah Jambi sangat buruk. Jalannya tidak diaspal dan berlapiskan tanah biasa dengan timbunan batu batu besar agar tidak licin ketika hujan.

(38)

Tabel 27. Data Perbaikan Jalan dan Saluran Irigasi Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Nagori Pekerjaan Harga

115.000.000 1.00 115.000.000

Sumber: Dinas Pertanian Simalungun, 2016

Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa perbaikan saluran irigasi dan jalan yang sudah dilakukan berada di Huta Cinta Damei 4 dan daerah jalan Desa Bah Jambi II dengan luas lahan 45 Ha untuk perbaikan irigasi dan 1 unit jalan utama Desa Bah Jambi II yang di kembangkan atau diperbaiki menggunakan anggaran pemerintah.

5.1.4 Program Kelembagaan Usaha Pelayanan Petani berupa Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

(39)

Rendahnya minat petani untuk mengikuti program AUTP dikarenakan persyaratan yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan lahannya, program AUTP di Kabupaten Simalungun memberi syarat kriteria kerusakan lahan yang diganti dengan uang atau lahan yang dapat diasuransikan, kerusakan lahan harus mencapai 75% - 100% baik itu karena hama dan penyakit atau keadaan alam yang terduga lainnya.Sedangkan kerusakan lahan pada padi sawah petani tidak sampai 75 % hanya setengahnya saja atau kurang dari 75% dan petani mengalami kerugian yang besar dengan hanya menjual sisa produksi saja, sehingga petani merasa kurang puas dengan persyaratan tersebut dan tidak ingin mengikuti program AUTP kembali.

Tabel 28. Daftar Nama Kelompok Tani Yang Mengikuti Program Asuransi Usahatani Padi Desa Bah Jambi II

No Nama

Sumber: Dinas Pertanian Simalungun, 2016

(40)

dimiliki. Semakin besar luas lahannya semakin besar juga jumlah preminya dikarenakan asuransi untuk membayar kerugian apabila terjadi kerusakan juga dihitung per rante (ra) dari setiap petani yang mengikuti program AUTP.

Sosialisasi Program AUTP sudah disampaikan melalui rembuk tani baik itu di desa maupun melalui kelompok taninya masing-masing. Program AUTP sangat menguntungkan bagi petani padi sawah walaupun tidak bisa menutupi kerugian biaya yang dikeluarkan sampai dinyatakan gagal panen.

5.2 Sikap Petani Terhadap Seluruh Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah yang Dilakukan Pemerintah dalam Rangka Swasembada Beras

Sikap petani terhadap program dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dalam rangka swasembada beras dapat diketahui dari penilaian petani terhadap kegiatan dan program yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Simalungun, seperti program penyuluhan pertanian, bantuan sarana produksi padi, perbaikan infrastruktur, dan program asuransi usaha tani padi yang sudah dijabarkan sebelumnya.

Untuk mengetahui bagaimana sikap petani terhadap program peningkatan produksi padi sawah yang sudah dijalankan, maka kepada 83 petani padi sawah, diberikan 55 pernyataan positif dan 55 pernyataan negatif yang berhubungan dengan empat program peningkatan produksi padi sawah seperti terlihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 7, kemudian diukur melalui skor 5 sampai 1 untuk

(41)

Xi = Total skor positif setiap sampel + Total skor negatif setiap sampel.

X =

+

Keterangan:

S = Standar Deviasi (Simpangan Baku) Xi2 = Total Skor Xi2

(Xi)2 = Total skor Sikap positif dan negatif dikuadratkan

n = Jumlah Sampel

Keterangan:

T : Skor standar X : Skor responden

x

rataan : Rata-rata skor kelompok

S : Standar Deviasi

Kategori interpretasi nilai T, apabila: T > 50 = Sikap Positif

T ≤ 50 = Sikap Negatif

(Azwar, 1995).

S =

(42)

Melalui uji T tersebut, diketahui secara langsung sikap petani terhadap seluruh program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi sawah dalam rangka swasembada beras. Apabila T > 50 = Sikap Positif maka, program yang dilakukan berhasil dan berdayaguna untuk peningkatan

produksi padi sawah begitu juga sebaliknya apabila T ≤ 50 = Sikap Negatif maka,

program tidak berhasil membantu petani dalam usahatani padi sawahnya. Hasil uji T tersebut dapat dilihat pada setiap lampiran perhitungan sikap yaitu pada lampiran 10,13,15,17 dan 18.

Hasil skoring terhadap ke empat program setiap petaninya diperlihatkan pada lampiran 18. Distribusi petani berdasarkan sikap diperlihatkan pada tabel 29 berikut ini.

Tabel 29. Sikap petani Terhadap Seluruh Program Peningkatan Produksi Padi Sawah dalam Rangka Swasembada Beras di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 38 45,78 %

2 Negatif 45 54,22 %

Total 83 100

Sumber: Diolah dari lampiran 18

(43)

Sehingga dari informasi yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa umumnya sikap petani terhadap seluruh program peningkatan produksi padi sawah dalam rangka swasembada beras di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun adalah Negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum maksimal dalam menjalankan programnya dan belum mencapai tujuan dari program yang direncanakan baik itu dari pihak pemerintah ataupun dari pihak petani itu sendiri.

Sikap negatif ini terutama pada Program Penyuluhan, Program Bantuan Pemberian Sarana Produksi Padi dan Program Perbaikan Infrastruktur, sedangkan sikap positif ada pada Program pengembangan kelembagaan usaha pelayanan petani berupa Asuransi Usahatani Padi (AUTP).

Untuk menjelaskan sikap petani secara lebih rinci dan mengetahui alasan sikap negatif dan positif untuk setiap programnya, maka berikut ini dijabarkan sikap petani berdasarkan masing-masing program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi sawah.

5.2.1 Sikap Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian

Sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian yang berada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diketahui dengan mewawancarai petani dilapangan dengan meminta tanggapan terhadap 20 pernyataan positif dan 20 pernyataan negatif tentang program penyuluhan di desa tersebut.

(44)

Program penyuluhan pertanian yang ada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun kurang berjalan dengan baik, dapat diketahui berdasarkan alasan-alasan yang diberikan petani saat diminta menanggapi pernyataan tentang program penyuluhan pertanian yang ada di Desa Bah Jambi II, petani menanggapi bahwa program penyuluhan yang telah dicanangkan kurang berjalan aktif dan petani lebih cenderung menerapkan pengetahuan petani sendiri untuk mengelola lahan padi sawahnya sehingga sikap yang ditimbulkan tidak sesuai dengan tujuan terbentuknya program penyuluhan di desa tersebut.

Hasil skoring terhadap program penyuluhan pertanian setiap petani diperlihatkan pada lampiran 10. Distribusi petani berdasarkan sikap yang diperlihatkan pada tabel 30 berikut ini.

Tabel 30. Sikap petani terhadap program penyuluhan yang ada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 37 44,58 %

2 Negatif 46 55,42 %

Total 83 100

Sumber: Diolah dari lampiran 10

(45)

Adapun sikap negatif ini diantaranya disebabkan oleh kegiatan kursus tani dan kunjungan penyuluh pertanian yang jarang dilakukan sementara, petani memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti program penyuluhan pertanian untuk kemajuan usahatani padi sawahnya sepanjang kegiatan penyuluhan tersebut berjalan aktif dan dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah terutama penyuluh di Desa Bah Jambi II tersebut.

sikap negatif petani juga karena, program penyuluhan pertanian yang kurang aktif dan kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dengan para petani sehingga apabila ada informasi atau permasalahan seputar usahatani padi sawah maka para petani hanya berembuk desa saja dengan kelompok tani lainnya maupun gabungan kelompok tani tanpa keikutsertaan para penyuluh.

Alasan petani yang menyatakan sikap positif terhadap program penyuluhan dikarenakan petani yang mengikuti program penyuluhan merasa mendapatkan informasi yang dapat memperbaiki cara pengelolaan usahatani padi sawah petani untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi atau minimal mengurangi biaya yang dikeluarkan. Sikap positif ini juga berkenaan dengam cara pola tanam yang baik, penggunaan pestisida dan pupuk sesuai dosis anjuran dan perhatian lainnya yang diberikan pemerintah dari tahun ke tahun.

5.2.2 Sikap Petani Terhadap Program Pemberian Saprodi Padi

(46)

terhadap program pemberian sarana produksi padi yaitu dengan cara memberikan 20 pernyataan positif dan 20 pernyataan negatif yang berhubungan dengan bantuan sarana produksi padi sawah yang pernah diterima petani padi sawah Desa Bah Jambi II.

Petani yang ingin mendapatkan bantuan benih, pupuk, pestisida maupun alat dan mesin pertanian harus bergabung dengan kelompok tani di desanya atau dinagorinya karena untuk meminta bantuan juga harus melalui kelompok tani dengan menyusun RDKK/RDK, bukan bersifat individual. Petani di Desa Bah jambi II hampir seluruhnya sudah bergabung ke kelompok tani yang tersebar di 21 kelompok tani dari 7 huta/dusun yang terletak di Desa Bah Jambi II.

Hasil skoring terhadap program pemberian sarana produksi padi setiap petaninya diperlihatkan pada lampiran 13. Distribusi petani berdasarkan sikap yang diperlihatkan pada tabel 31 berikut ini.

Tabel 31. Sikap petani terhadap program Pemberian Saprodi Padi di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 35 42,17 %

2 Negatif 48 57,83%

Total 83 100

Sumber: Diolah dari lampiran 13

(47)

Dapat disimpulkan bahwa sikap petani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun terhadap program pemberian sarana produksi padi yang meliputi kegiatan bantuan benih, bantuan pupuk, bantaun pestisida, dan bantuan alat dan mesin pertanian umumnya adalah negatif.

Alasan-alasan petani cenderungan bersikap negatif atas program bantuan sarana produksi padi ini dikarenakan mutu, jumlah dan waktu pemberiannya tidak tepat. Misalnya untuk pemberian benih padi, sebagian benih padi yang diberikan kepada petani dalam keadaan kualitas yang buruk seperti warna benih yang kemerah-merahan dan sebagian petani juga menerima benih padi yang sudah kadaluwarsa atau waktu pakai yang sudah melewati batasnya, sehingga beberapa petani lebih memilih membeli kembali benih yang lain danpetani yang lain tetap memakainya. Pupuk yang diberikan juga tidak tepat pada waktu pemupukan padi sawah petani di Desa Bah Jambi II sehingga penggunaan pupuk yang diberikan tidak efektif dan efisien.

(48)

5.2.3 Sikap petani terhadap Program Perbaikan Infrastruktur

Perbaikan Infrastruktur meliputi kegiatan perbaikan jalan usahatani dan perbaikan infrastruktur, untuk mengetahui sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur di Desa bah jambi II maka petani diberikan 10 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif yang berhubungan dengan jalan usahatani dan saluran irigasi.

Sikap petani padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun terhadap program ini adalah negatif. Distribusi petani yang menyatakan positif dan negatif dapat dilihat pada tabel 32dan hasil skoring terhadap program perbaikan infrastruktur setiap petaninya diperlihatkan pada lampiran 15.

Tabel 32. Sikap petani terhadap program Perbaikan Infrastruktur di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 38 45,78 %

2 Negatif 45 54,22 %

Total 83 100

Sumber: Diolah dari lampiran 15

(49)

Keadaan jalan di Desa Bah Jambi II dapat dikatakan sangat buruk dikarenakan jalan untuk menuju desa tersebut belum diaspal dan jalannya yang bergelombang, bertanah liat, dan berbatu serta jalan yang berliku-liku, tetapi apabila sudah memasuki desa tersebut jalan yang dilalui dalam keadaan bagus karena sudah di aspal dan tidak ada tumpukan tanah yang bergelombang.

Berdasarkan informasi petani setempat tentang jalan rusak untuk masuk ke Desa bah Jambi II yang merupakan jalan utama dan jalan tunggal untuk ke desa tersebut, bahwa jalan tersebut bukan bagian dari sarana atau tanah milik Desa Bah Jambi II tetapi milik Desa Balimbingan tetapi penduduk Desa Balimbingan tidak ada yang berdomisili di Desa bah Jambi II sehingga jalan tersebut mengalami kendala dalam merehabilitasi jalan walaupun sudah mengajukan permintaan perbaikan jalan kepada pemerintah setempat.

5.2.4 Sikap Petani terhadap Program pengembangan kelembagaan usaha pelayanan petani berupa Asuransi Usahatani Padi (AUTP)

Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) merupakan program yang baru dijalankan beberrapa tahun di Kabupaten Simalungun tidak terkecuali di Desa Bah jambi II Kecamatan Tanah jawa, minat untuk mengikuti AUTP juga tinggi dikarena program tersebut sangat menguntungkan petani terutama dalam menghadapi kegagalan panen yang tidak dapat diprediksi.

(50)

dihitung maka diperoleh distribusi setiap sikap petani untuk program AUTP yang dapat dilihat pada tabel 33 berikut ini:

Tabel 33. Sikap petani terhadap Program pengembangan kelembagaan usaha pelayanan petani berupa Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 43 51,80 %

2 Negatif 40 48,20 %

Total 83 100

Sumber: Diolah dari lampiran 17

Dari tabel 32 dapat diketahui bahwa petani yang menyatakan sikap positif untuk program AUTP sebanyak 43 orang (51,80 %) sedangkan petani yang menyatakan sikap negatif sebanyak 40 orang (48,20 %). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sikap petani terhadap program AUTP untuk meningkatkan produksi padi sawah yaitu positif.

Program Asuransi Usahatani Padi yang diikuti sangat menguntungkan bagi petani karena asuransi yang dibayarkan kepada petani dapat menutupi biaya yang sudah dikeluarkan petani untuk memproduksi padi sawahnya yaitu sebesar Rp. 220.000 per ra dan petani tidak terbebani dengan jumlah upah premi yang harus dibayarkan per rante dan per musim untuk mengikuti Program AUTP.

(51)

5.3 Hubungan antara Sikap Petani atas Seluruh Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Untuk menganalisisbagaimana hubungan sikap petani atas program peningkatan produksi padi sawah dengan produktivitas maupun pendapatan petani maka sebelumnya perlu diketahui berapa produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian.

Produktivitas dan Pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diuraikan pada tabel 34 berikut ini.

Tabel 34. Total biaya, Penerimaan, Pendapatan Padi Sawah Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

No Uraian Jumlah 5 Biaya Variabel (Rp) 573.619.675 6.911.080 7.801.165

Benih (Rp) 21.419.500 258.066 291.302

Pupuk (Rp) 121.789.100 1.467.338 1.656.318

Pestisida (Rp) 58.710.000 707.349 798.449

Tenaga Kerja (Rp) 371.701.075 4.478.326 5.055.094

TKLK (Rp) 361.131.935 4.350.987 4.911.355

TKDK (Rp) 10.569.140 127.339 143.739

6 Total Biaya (Rp) 581.074.533 7.000.897 7.902.550 7 Penerimaan (Rp) 1.681.807.200 20.262.737 22.872.394 8 Pendapatan (Rp) 1.100.732.668 13.261.839 14.969.844 Sumber : Lampiran 19a – 26 Tahun 2017.

(52)

Dari tabel 34 diketahui bahwa total produksi padi sawah di desa Bah jambi II berjumlah 407.550 kg dengan total luas lahan 73,53 Ha dan dengan harga jual berkisar antara Rp 3.500/Kg – 4.500/Kg dengan rata-rata sebesar Rp 4.071/ petani.Penerimaan usahatani padi sawah yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebesar Rp.20.262.737/petani/mt dan Rp 22.872.394/ha/mt.

Biaya usahatani padi sawah merupakan jumlah dari biaya tetap usahatani (biaya PBB/sewa dan biaya penyusutan) dan biaya variabel usahatani (biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja). Biaya usahatani dalam hal ini dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (mt) per petani. Satu mt dihitung dalam satuan 2-3 bulan.

Dari tabel 34, biaya tetap usahatani padi sawah di Desa Bah Jambi II adalah sebesar Rp 89.817/petani/mt dan Rp 101.385/ha/mt. Sedangkan biaya variabel usahatani padi sawah sebesar Rp 6.911.080/petani/mt dan Rp 7.801.165/ha/mt.

Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani responden adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 4.478.326/petani/mt dan Rp 5.055.094/ha/mt yang terdiri dari terdiri dari tenaga kerja luar keluarga Rp 4.350.987/petani/mt dan Rp 4.911.255/ha/mt dan biaya tenaga kerja dalam keluarga Rp 127.339/petani/mt dan Rp 143.739/ha/m. Tenaga kerja luar keluarga lebih banyak dikeluarkan pada usahatani padi sawah di Desa Bah Jambi II yaitu sebesar 3207,64 HKP, sedangkan tenaga kerja dalam keluarga hanya 581,47 HKP . Upah harian tenaga kerja luar keluarga di Desa Bah Jambi II berkisar Rp 45.000-50.000/ra.

(53)

padi sawah di Desa Bah Jambi II adalah Pupuk urea, SP-36, NPK, TSP, ZA, KCL, Ponska, dan SS.

Biaya terbesar ketiga adalah biaya pestisida sebesar Rp 707.349/petani/mt dan Rp 798.449 /ha/mt. Pestisida yang digunakan terdiri dari herbisida, insektisida dan fungisida. Pestisida yang umumnya digunakan adalah Matador, Rajatrin, Combitox, Virtako, Spontan, Decis, Nurelle, Fujiwan, Filia, Appalaud, dan Dafat.

Biaya terbesar keempat adalah biaya benih yaitu sebesar Rp 258.066/petani/mt dan Rp 291.302/ha/mt. Varietas benih padi sawah yang pada umumnya digunakan oleh para petani di Desa Bah Jambi II adalah Ciherang dan sebagia kecil menggunkan varietas Mekongga, rentang harga benih padi sawah sebesar Rp 6.000-7.500/kg dengan kebutuhan benih ± 2 kg/ra.

Biaya terbesar kelima adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp49.705/petani/mt dan Rp 56.107/ha/mt. Alat-alat yang digunakan umumnya di Desa Bah Jambi II adalah hand tractor, arit, alat semprot mesin, alat semprot manual, cangkul, parang, penggaris sawah, dan ember.

Biaya terbesar keenam adalah biaya PBB/ sewa lahan sebesar Rp 40.111/petanni/ mt dan Rp 45.277/ha/mt. Biaya PBB/ sewa lahan dihitung dalam jangka satu musim tanam selama ± 2-3 bulan.

(54)

Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel, maka dianalisis dengan alat uji korelasi Rank Spearman dengan nilai α = 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi ≥ α (0,05) ; H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi < α (0,05) ; H0 ditolak dan H1 diterima Hipotesis:

H0 : Ada hubungan antara Sikap Petani atas seluruh program (Penyuluhan pertanian, pemberian sarana produksi padi, perbaikan infrastruktur, dan program asuransi usahatani padi) terhadap Produktivitas dan pendapatan.

H1 : Tidak ada hubungan antara Sikap Petani atas seluruh program (Penyuluhan pertanian, pemberian sarana produksi padi, perbaikan infrastruktur, dan program asuransi usahatani padi) terhadap Produktivitas dan pendapatan.

Besar nilai dari derajat keeratan dapat digunakan klasifikasi kolerasi dua variabel menurut (Guilford dalam Sukirno, 2003) yang ditunjukkan pada tabel 35.

Tabel 35. Nilai Kolerasi menurut Guilford

Koefisien kolerasi Keterangan

0,0 r ≤ 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel sangat lemah

0,2 ≤ r ≤ 0,4 Hubungan antara kedua variabel lemah

0,4 ≤ r ≤ 0,7 Hubungan antara kedua variabel sedang

0,7 ≤ r ≤ 0,9 Hubungan antara kedua variabel kuat

0,9 ≤ r ≤ 1 Hubungan antara kedua variabel sangat kuat

(55)

Hasil uji korelasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap seluruh program dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun menggunakan data skor standar sikap (Nilai T) yang terlihat pada lampiran 18 yang mewakili variabel sikap (positif dan negatif) setiap petani padi sawah.

Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara sikap petani terhadap seluruh program dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dengan Produktivitas dan pendapatan yang diuji dengan Korelasi Rank Spearman hasilnya dapat dilihat pada tabel 36 berikut ini.

Tabel 36. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Seluruh Program Dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah denganProduktivitas dan Pendapatan petani.

Coefficient ,044 1,000 ,453 **

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27a

(56)

berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai signifikansi

lebih besar dari α = 0,05 (0,691 > 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,044).

Dari tabel 36 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.185 dengan nilai signifikansi 0,094.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap seluruhprogram dan kegiatan peningkatan produksi padi sawah dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,094 > 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,185).

Hubungan yang lemah tersebut menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan petani yang ada, tidak hanya dipengaruhi oleh variabel sikap petani terhadap program saja, tetapi ada variabel lain yang ada diluar model yang mempengaruhinya dan pengaruhnya relatif besar.

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap seluruh program yang diberikan, maka semakin tinggi jumlah produktivitas maupun pendapatan yang dihasilkan.

(57)

5.3.1 Hubungan Sikap Petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Petani dan Pendapatan Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 37 berikut ini.

Tabel 37. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani.

Correlation Coefficient 1,000 ,098 ,200 Sig. (2-tailed) . ,380 ,069

N 83 83 83

Produktivitas Petani

Correlation Coefficient ,098 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,380 . ,000

N 83 83 83

Pendapatan Petani

Correlation Coefficient ,200 ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,069 ,000 .

N 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27b

Dari tabel 37 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.098 dengan nilai signifikansi 0,380.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,380> 0,05) serta

memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,098).

(58)

nilai signifikansi 0,069.Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program penyuluh pertanian dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat

diketahui dari nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,069> 0,05) serta

memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,200).

Hubungan yang positif ini memberikan arti bahwa semakin tinggi sikap petani terhadap program penyuluhan pertanian yang diberikan, maka semakin tinggi jumlah produktivitas maupun pendapatan yang dihasilkan.

5.3.2 Hubungan Sikap Petani terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program bantuan sarana produksi padi dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 38 berikut ini.

Tabel 38. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Bantuan Sarana Produksi Padi dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani.

Correlation Coefficient 1,000 -,077 ,100 Sig. (2-tailed) . ,487 ,368

N 83 83 83

Produktivitas Petani

Correlation Coefficient -,077 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,487 . ,000

N 83 83 83

Pendapatan Petani

Correlation Coefficient ,100 ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,368 ,000 .

N 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(59)

Dari tabel 38 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = -0,077 dengan nilai signifikansi 0,487.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program bantuan sarana produksi padi dengan produktivitas petani adalah berhubungan negatif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,487> 0,05) serta memiliki hubungan yang

sangat lemah (r = -0,077).

Dari tabel 37 juga diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan pendapatan diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.100 dengan nilai signifikansi 0,368.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program pemberian sarana produksi padi dengan pendapatan petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,368> 0,05) serta memiliki hubungan yang sangat lemah (r = 0,100).

Hubungan yang lemah tersebut menunjukkan bahwa produktivitas dan pendapatan petani yang ada, tidak hanya dipengaruhi oleh variabel sikap petani terhadap program saja, tetapi ada variabel lain yang ada diluar modelyang mempengaruhinya dan pengaruhnya relatif besar.

(60)

5.3.3 Hubungan Sikap Petani Atas Program Perbaikan Infrastruktur Terhadap produktivitas dan pendapatan Petani Padi Sawah

Hasil uji kolerasi Rank Spearman untuk hubungan sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur dengan produktivitas dan pendapatan padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun diperlihatkan pada tabel 38 berikut ini.

Tabel 39. Hasil Analisis Hubungan Antara Sikap Petani terhadap Program Perbaikan Infrastrutur dengan Produktivitas dan Pendapatan Petani.

Correlation Coefficient 1,000 ,012 ,279* Sig. (2-tailed) . ,912 ,011

N 83 83 83

Produktivitas Petani

Correlation Coefficient ,012 1,000 ,453** Sig. (2-tailed) ,912 . ,000

N 83 83 83

Pendapatan Petani

Correlation Coefficient ,279* ,453** 1,000 Sig. (2-tailed) ,011 ,000 .

N 83 83 83

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Lampiran 27d

Dari tabel 38 diketahui bahwa dari hasil analisis hubungan sikap dengan produktivitas diperoleh nilai koefisien korelasi Rank Spearman (rs) = 0.012 dengan nilai signifikansi 0,912.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sikap petani terhadap program perbaikan infrastruktur dengan produktivitas petani adalah berhubungan positif dan tidak nyata yang dapat diketahui dari nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (0,912> 0,05) serta memiliki hubungan yang

Gambar

Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah
Tabel 7. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah menurut
Tabel 8. Luas LahanPadi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Tahun 2014
Tabel 9. Daftar kelompok tani di Desa Bahjambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (tidak nyaman terhadap luka dekubitus). Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

Chrismastuti, SE., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing, yang sangat baik dalam membimbing dan memberikan dukungan kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.. dan

Analisis data yang dilakukan terhadap kemampuan menulis mahasiswa baru dalam penguasaan Ejaan bahasa Indonesia yang meliputi pengusaan pemakaian huruf, pengusaan

Syllabus update: Cambridge International AS &amp; A Level Physical Education (9396) for examination in 2019.. We have updated

lain.Sebenarnya di Jepang tidak ada tanda batasan yang mengatur arah antrian tetapi mereka bisa mengaturnya sendiri dengan rapi karena kebiasaan budaya mengantri

Jepang adalah penduduknya yang sangat disiplin dan tertib ketika mengantri.. Sikap disipilin sudah diajarkan sejak dini di

Hambatan budaya berkaitan yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang dalam novel Aku tidak Membeli Cintamu karya Desni Intan Suri adalah

pengumpulan data serta instrument yang gunakan Pengamatan di kelas dibantu oleh observer yang duduk di belakang untuk mengamati proses pembelajaran, sementara peneliti