• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Ulkus Dekubitus jiww

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan Ulkus Dekubitus jiww"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Dekubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoreksia atau iskemik jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.

B. PENYEBAB 1. Faktor Intrinsik

Penuaan (regenerasi sel lemah), sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, status gizi, underweight atau kebalikannya overweight.

Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)

 Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.

 Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.  Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan

insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.

 Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight  Anemia

 Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar albumin darah menurun

 Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus

 Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

(2)

Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Tanda cidera awal adalah kemerahan (hiperemis) yang tidak hilang apabila ditekan ibu jari

2. Pada cidera yang lebih berat dijumapi ulkus dikulit 3. Timbul rasa nyeri

4. Demam

5. Peningkatan leukosit 6. Edema

7. Edema

Penilaian dekubitus berdasarkan skore Norton:

Item Skore

Kondisi fisik umumBaik

LumayanBuruk

Sangat buruk Kesadaran

ComposmetisApatis

Konfus/ soporisStupor/coma Aktivitas

Ambulan

Ambulan dengan bantuanHanya bisa duduk

Tiduran Mobilitas

Bergerak bebas

4 3 2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

(3)

Sedikit terbatasSangat terbatasTak bisa bergerak Inkontinensia

Tidak

Kadang-kadang

Sering inkontinensia urine

Sering inkontinensia alvi dan urine 2 1

4 3 2 1

Ket: risiko dekubitus jika skore total<= 14

D. LOKASI ULKUS 1. Tuberositas ulkus

Akibat tekanan pada keadaan duduk karena foodrest pada kurs roda terlalu tinggi sehingga BB tertumpu pada daerah ischium.

2. Sacrum

Terjadi bila berbaring terlentang, tidak mengubah posisi. Secara teratur salah posisi waktu duduk di kursi roda juga saat penderita merosot kew tempat tidur dengan sandaran miring.

3. Lutut

Terjadi bila pasien lama berbaring telungkup sedangkan sisi lateral lutut terkena karena lama berbaring pada satu sisi.

4. Siku

Sering dipakai sebagai penekan tubuh atau pembantu mengubah posisi. 5. Jari kaki

Dapat terkena pada posisi telungkup, sepatu yang terlalu sempit. 6. Scapula dan Processus spinous vertebrae

Dapat terkena akibat terlalu lama terlentang dan gesekan yang sering.

(4)

Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobilitas/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.

Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan kulit. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya.

Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya dekubitus;.

Faktor terenggannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.

Keadaan ini terjadi bila penderita immobilitas, tidak dibaringkan terlentang mendatar, tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur kebawah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan penghalang, misalnya bantal kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya akan mencegah pergerakan dari kulit, yang sekarang terfiksasi dari alas, tetapi rangka tulang tetap cederung maju kedepan. Akibatnya terjadi garis-garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan yang sekan-akan tergunting pada tempat-tempat tertentu, dan akan terjadi penutupan arteriole dan arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga menggunting ini disebut Shering Forces.

Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas tempatnya berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan terjadinya lipatan-lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada penderita yang kurus dengan kulit yang kendur. Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat menarik/mengacaukan (distorsi) dan menutup pembuluh-pembuluh darah.

Sebagai tambahan dari efek iskemik langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus diperhatikan terjadinya kerusakan penumpukan trombosit dan edema.

(5)

1. Stadium I

Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet. Perubahan suhu kulit menjadi lebih dingin atau hangat. Perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak). Perubahan sensasi gatal atau nyeri. Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini biasanya reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.

2. Stadium II

Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. Cirinya luka superficial, abrasi, belepuh atau membentuk lubang yang dangkal. Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15 hari. 3. Stadium III

Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan , berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.

4. Stadium IV

(6)
(7)

Faktor tekanan, toleransi jaringan,

durasi & besar tekanan

Hambatan mobilitas fsik Keterbatasan

gerak

Iskemik jaringan & infeksi

Perubahan temperatur kulit Tidak mendapat

suplai nutrisi & leukosit yang cukup

hipoksia

Kematian jaringan

Dekubitus Resiko infeksi Aliran darah menurun/

menghilang Tekanan eksternal >

tekanan dasar

Lap. Kulit hilang secara lengkap, meluas & luka

dalam

Inkontinensia urinarius fungsional Hilang sebagian

lapisan kulit kerusakan

integritas kulit

Ketidakseimbanga n nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh Gangguan citra

tubuh

Penurunan peristaltik usus

Anoreksia

Tingkat kesakitan tinggi

Gangguan rasa nyaman Kerusakan

integritas jaringan Nyeri akut

(8)

H. PENATALAKSANAAN 1. Observasi keadaan kulit

Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada kulit. Observasi dilakukan untuk menentukan karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensial atau aktual mengalami kerusakan. Tanda peringatan dini yang menunjukkan kerusakkan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau bintil-bintil pada area yang menanggung beban berat tubuh mungkin disertai hiperemia.

2. Mobilisasi

Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri ke bentuk posisi yang lebih terlindungi. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk menghilangkan tekanan yang dialami sehingga luka dekubitus tidak bertambah luas. 3. Status nutrisi

Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitius lakukan diet TKTP. 4. Nyeri

Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus 5. Infeksi

Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksinya. Bila dapat dikultur, maka antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.

I. PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian

1) Identitas 2) Keluhan utama

3) Riwayat keperawatan sekarang 4) Riwayat keperawatan dahulu 5) Riwayat kesehatan keluarga 6) Pola fungsi

a. Aktivitas/ istirahat

Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang gerak. Pada area yang sakit gangguannya misalnya otot perubahan tunas.

b. Sirkulasi

(9)

c. Eliminasi

Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna mungkin hitam kemerahan , bila terjadi, mengidentifiasi kerusakan otot. d. Nutrisi dan cairan

Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah. e. Neurosensori

Gejala : area kebas/kesemutan f. Pernapasan

Gejala :menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla, kerusakan neurology, paralysis abdominal dan otot pernapasan.

g. Integritas ego

Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah.

h. Keamanan

Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot tetanik, sampai dengan syok listrik).

7) Pemeriksaan diagnostik

a. Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel – sel jaringan b. Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makan, dan aktivitas jasmani

b. Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan (pada luka dekubitus) c. Kerusakan integritas kulit

d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah ke jaringan faktor mekanik (tekanan eksterna dan gaya tarikan)

e. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekubitus)

f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit (luka dekubitus) g. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (tidak

nyaman terhadap luka dekubitus)

(10)

i. Inkontinensia urinarius fungsional berhubungan dengan kelemahan struktur panggul atau konstipasi

3. Perencanaan (NCP) No Diagnosa

keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makan, dan aktivitas jasmani

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

selama .... x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil: inflamasi pada rongga mulut  Bising usus

dalam batas normal 5- 35 x/mnt

 Berat badan meningkat

 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

1. Kaji kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 2. Informasikan

kepada keluarga faktor yang dapat

menimbulkan mual dan muntah 3. Ajarkan pada

Program therapi, diet, dapat menurunkan nafsu makan

Pemenuhan nutrisi TKTP

Pemeriksaan menilai hasil laborat dalam nilai

(11)

perubahan pigmentasi 6. Monitor

kekeringan, rambut kusam dan mudah patah 7. Monitor pucat,

kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva 8. Bantu klien

dalam makan dan libatkan keluarga dalam pemberian makanan 9. Ciptakan

lingkungan yang nyaman saat makan

Menilai nutrisi dari kekuatan akar rambut

Konjungtiva berwarna pink

Keluarga dapat mendorong klien untuk makan

Lingkungan dapat mempengaruhi nafsu makan klien

2 Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan (pada luka dekubitus)

Setelah dilakukan tindakkan asuhan keperawatan tanda-tanda dan gejala infeksi  Klienmampu

medeskripsikan proses penularan

1. kaji faktor yang meningkatkan resiko infeksi: lanjut usia, respon imune

rendah dan

malnutrisi

2. cuci tangan setiap sebelum dan sesudah

individu terhadap infeksi

Meminimalkan penyebaran bakteri dari tangan

(12)

penyakit, faktor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaann ya

 klien mempunyai kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi prilaku hidup sehat

klien & keluarga cara menjaga personal hygine untuk

melindungi

tubuh dari

infeksi : cara mencuci tangan yang benar 4. jelaskan kepada

klien dan

keluarga tanda & gejala infeksi

5. kolaborasi

dengan ahli gizi : asupan nutrisi TKTP

6. pantau tanda & gejala infeksi: peningkatan suhu tubuh, nadi, perubahan

teknik aseptik pada klien yang panas atau demam, kulit kemerahan, muncul pus

Menjaga tubuh klien dari paparan bakteri

(13)

pengunjung bila diperlukan, dan anjurkan

penggunaan APD pada klien 9. Kolaborasi

dengan tim

medis untuk pemberian terapi sesuai indikasi, dan pemeriksaan laboratorium

pembawa bakteri dan

mikroorganisme lain

Pemberian

antibiotik untuk mempertahankan daya tahan tubuh

3 Kerusakan integritas kulit

Setelah dilakukan tindakkan asuhan keperwatan

selama ....x24 jam integritas kulit baik denga kriteria hasil:

 Integritas kulit dan membran mukosa baik: kulit utuh dan berfungsi dengan baik

 Regenerasi sel dan jaringan membaik

 Hipersensitif respon immune terkendali

 Perfusi jaringan baik

keluarga bahaya pemakaian alat

yang dapat adekuat sesuai kondisi

4. Lakukan

perawatan luka sesuai kondisi

Dapat

membedakan janis perawatan

cairang kurang lebih minimal 1500 cc/hari

Perawatan luka untuk mencegah

infeksi dan

(14)

dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

5. Moilisasi/ ubah posisi tidur klien tiap 2 jam sesuai jadwal

6. Jaga kebersihan kulit dan alat tenun kilen agar tetap bersih,

kering dan

terhindar dari lipatan/kerutan

tenmpat untuk regenerasi sel

Mencegah terjadi ulkus pada bagian yang tertekan

Lipatan yang ada pada tubuh dapat menyebabkan lekukan hingga beresiko

menyebabkan luka 4 Kerusakan

integritas jaringan berhubungan dengan menurunnya

sirkulasi darah ke jaringan faktor mekanik (tekanan eksterna dan gaya tarikan)

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selam .... x 24 jam integritas jaringan membaik dengan kriteria hasil:

 Perfusi jaringan normal

 Tidak ada tanda-tanda infeksi  Ketebalan dan

tekstur jaringan normal

 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang 5. Mandikan pasien

dengan air

Pakaian yang longgar tidak dapat menghambat

Kemerahan tanda

(15)

 Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

hangat dan sabun

6. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan

nekrotik, tanda infeksi lokal 7. Ajarkan keluarga

tentang luka dan perawatan luka 8. Kolaborasi ahli

gizi pemberian diet TKTP

9. Lakukan teknik perawatan luka dengan steril

kotoran dengan bersih

Dapat mengetahui tinggkatan luka

Melatih keluarga perawatan secara mandiri

5 Nyeri akut

berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekubitus)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam nyeri berkurang sampai menghilang dengan kriteria hasil:

 Mampu

1. Kaji nyeri secara komperhensif: lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi,

intensitas, faktor pencetus

2. Monitor skala nyeri dan reaksi nonverbal

3. Gunakan teknik

Mengetahui jenis nyeri secara komperhensif

Menentukan tingkat skala nyeri ringan/

(16)

teknik

mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)  Tidak

menunjukkan respon nono verbal adanya nyeri

 Tanda vital dalam rentang yang diharapkan

komunikasi teraputik untuk mengetahui pengalaman nyeri

4. Kontrol faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon klien terhadap

ketidaknyamana n: suhu ruangan, cahaya,

kegaduhan 5. Ajarkan teknik

nonfarmakologis : relaksasi, distraksi, terapi musik, masase 6. Informasikan

kepada klien tentang prosedur

yang dapat sebelumnya dan cara mengatasi

Membuat suasana

rileks pada

lingkungan

Menstimulasi pemngeluaran hormon oksitoksin

Dapat mencegah penyebab nyeri pada klien

(17)

menghilngkan nyeri

6 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit (luka dekubitus)

Setelah dilakukan tindakkan asuhan keperawatan selam .... x 24 jam klien mampu memandang positif terhadap citra tubuh dengan kriteria hasil:

 Body image

positif

 Mendiskribsikan secara fakrual perubahan fungsi tubuh

 Mempertahankan interaksi sosial

1. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya

2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya

3. Jelaskan tentang perngobatan, 5. Fasilitasi kontak

dengan individu

lain dalam

kelompok kecil

Menilai pasien tentang tubuhnya

Menilai seberapa sering klien menilai negatif

Menciptakkan harapan kepada klien

Dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan

Dapat mengutaran perasaan kepada orang lain dan terkait penyakit (tidak nyaman terhadap luka dekubitus)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam hubungan saling percaya

(18)

mengontrol kecemasan  Mengontrol nyeri  Kualitas tidur dan istirahat adekuat terhadap situasi stres

4. Identifikasi tingkat kecemasan 5. Bantu klien

untuk

Menilai dari sudut pandang pasien

Menilai kecemasan pasien

Ungkapan klien dapat mengurangi kecemasan

Teknik relaksasi dapat

mengeluarkan hormon oksitoksin

Menjaga klien tetap tenang agar tidak

mempengaruhi tekanan darah

8 Hambatan

mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, nyeri pada luka dikubitus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam mobilitas fisik tidak terhambat dengan kriteria hasil:

 Klien meningkat dalam aktivitas fisik

 Mampu mandiri total

1. Monitor vital sign sebelum/ sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

2. Ajarkan teknik ambulasi & berpindah yang aman kepada

klien dan

Menilai

kemampuan klien dalam latihan

(19)

 Membutuhkan bantuan orang laon klien seperti kruk, kursi

roda, dan

walker

4. Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh

Membantu klien unutk memenuhi adl secara mandiri atau memandirikan pasien

Latihan untuk menguatkan

anggota tubuh pasien

9 Inkontinensia urinarius fungsional berhubungan dengan kelemahan struktur panggul atau konstipasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam eliminasi klien dalam batas normal dengan

eliminasi secara mandiri

 Mengosingkan kandung kemih secara tuntas  Mengkonsumsi

cairan dalam jumlah adekuat  Tidak terjadi

hematuri, dan partikel pada urin  Tidak ada rasa

1. Monitor

eliminasi urin, frekuensi,

konsistensi, bau, volume dan untuk mencatat haluaran dan (produksi urin, pola

perkemihan, masalah

Menilai kualitas berkemih klien dalam sehari

Urine dapat keluar dengan tuntas

Memonitor berapa banyak urin yang keluar dalam sehari

(20)

sakit pada saat berkemih

berkemih) 5. Anjurkan pasien

untuk minum minimum 1500 cc/hari

Pemenuhan cairan dalam sehari disesuaikan

dengan jenis aktivitas, berat

badan dan

penyakit pasien. Umumnya rata-rata setiap orang minimum 1500cc/ hari

4. Evaluasi Keperawatan

a. Perawatan luka ulkus dapat menjaga kelembapan dan meningkatkan regenerasi sel jaringan

b. Tidak terjadi infeksi

c. Klien mampu melakukan mobilisasi secara mandiri d. Tidak terjadi pelebaran luka

e. Klien tidak menjadi tidak percaya diri

J. REFERENSI

Amin huda & hardi kusuma. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & nanada nic noc. 2015. Jakarta: mediaction

Capernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2. Jakarta : EGC.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : untuk memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan post apendiktomi.. Hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam

Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diagnosa yang muncul 3 yaitu : Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit, gangguan kebutuhan nutrisi:

gatrointestinal t.d klien susah makan, dan sering memegang perut karena sakit. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5×24 jam diharapkan pemenuhan kebutuhan

Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari diagnosa yang muncul 3 yaitu : Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit, gangguan

Perencanaan asuhan keperawatan untuk diagnosa resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload yaitu Perawatan Jantung 1.02075 setelah dilakukan asuhan keperawatan

KESIMPULAN DAN SARAN Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

Tujuan asuhan keperawatan ini setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan masalah nyeri dapat teratasi dengan criteria hasil yaitu tingkat nyeri L.08066 keluhan

Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 24 jam, diharapkan nutrisi anak terpenuh Kriterian Hasil :