• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tema, Gaya Arsitektur dan Kasus Proyek

Dalam dokumen Fluidity Geometry Of Water In Motion (Halaman 29-154)

Dengan letak tapak perancangan yang berbatasan dengan kawasan tepi sungai Deli dan daerah bangunan komersial, maka penerapan arsitektur organik dan riverfront dalam bangunan kondominium dan mall ini akan dirasakan dari perpaduan perancangan bangunan yang berpadu dengan tapak dan sungai Deli. Dengan melihat belum adanya proyek bangunan komersial yang menggunakan sungai sebagai muka depan bangunan dan pengembangan terhadap kawasan tepian sungai ini, maka penulis akan menerapkan ruang terbuka hijau pada kawasan tepi sungai Deli dan pada kawasan perbatasan tapak dengan Jalan Guru Patimpus. Dengan pengolahan kawasan tepi sungai Deli menjadi sebuah ruang aktivitas manusia berinteraksi, bermain dan bersantai dengan teman ataupun

LIFFESTYLE & REKREASI

ORGANIC KONTEMPORER

FLUIDITY GEOMETRY OF WATER IN MOTION

keluarga. Pada ruang terbuka hijau ini, penulis menerapkan fasilitas dengan fungsi rekreasi, edukasi dan being-well, fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh kalangan dan semua usia. Serta untuk memberikan suasana lingkungan yang dekat dengan alam, maka penulis merencanakn perairan buatan seperti kanal pada ruang terbuka hijau. Dengan adanya ruang terbuka hijau pada bangunan komersial di pusat kota ini akan menjadi ruang baru bagi masyarakat dan berperan sebagai paru-paru kota serta diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kasus proyek bangunan komersial yang berkembang di kota Medan ini untuk menerapkan konsep ruang terbuka hijau yang menyatu dengan bangunan dan alam lingkungan sekitarnya.

Arsitektur organik memiliki kecenderungan untuk terus berkembang, mengarah kepada arsitektur organik dengan bentuk biomorfik yang lebih berani dan didasari oleh pentingnya mendesain berbasis ekologi. Pernyataan ini didasari dari berbagai sumber, dan penulis mempercayai salah satu sumber sebagai sebuah kecenderungan bentuk biomorfik di masa depan yakni dari sebuah kompetisi perancangan bangunan tinggi yang diadakan oleh eVolo Architecture (www.ecolo-arch.com)5. Aplikasi ide-ide organik dari masa ke

masa mengalami perubahan, walaupun perubahannya lebih dikarenakan perkembangan teknologi.

Contoh bangunan tinggi yang menggunakan tema arsitektur organik dengan bentuk metafora adalah sebagai berikut:

5 eVolo architecture adalah sebuah jurnal desain dan arsitektur yang berbasis di Amerika Serikat yang telah berdiri sejak 2006. Kompetisi ini juga merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan menemukan bakat muda yang gagasannya dapat merubah persepsi dan pemahaman tentang arsitektur dan hubungannya dengan lingkungan dan alam

Gambar 4.1 Shan-Shui City

Gambar 4.2 Urban Forest (Sumber : eVolo Skyvrapper Competition)

Jika ditinjau kembali dari pengertian arsitektur kontemporer serta hasil referensi dari jurnal eVolo Architecture, istilah kontemporer sering digunakan untuk menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai. Desain yang kontemporer menapilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk desain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Gaya arsitektur kontemporer dengan mengusung tema organik seringkali menggunakan metafora sebagai perwujudan dari urbanisme kota yang lebih maju. Dengan mengandalkan pendekatan arsitektur organik kontemporer yang menjadi karakter hasil akhir rancangan yanagn mencerminkan kekhasan tapak kawasan muka sungai.

BAB V

DEALING WITH CONCEPT

Ketika masuk ke dalam transformasi konsep ke dalam perancangan, terdapat kesalahan yang tidak disadari dalam perancangan kasus proyek bangunan komersial, yaitu perletakan main entrance bangunan. Ketika asistensi dengan dosen pembimbing, perletakan bangunan pada bagian belakang akan menyebabkan pengunjung malas untuk berjalan kaki dari jalan besar menuju pintu utama, ditambah lagi dengan kondisi cuaca yang panas dan pada saat hujan. Serta ruang terbuka hijau yang terletak luas pada area depan tanpa ada generator aktivitas mendampinginya, tidak akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari beberapa contoh proyek bangunan komersial yang berhasil, misalnya Sun Plaza, dengan perletakan pintu utama pada bagian depan area yang berbatasan dengan jalan besar akan menjadi generator aktivitas utama. Revisi perancangan dimulai dari perletakan bangunan dan integrasi bangunan dengan ruang terbuka hijau yang diusulkan pada konsep awal.

Pada awal skenario konsep pada perancangan tapak ini, penulis membagi beberapa jenis sistem sirkulasi, yaitu sistem sirkulasi pejalan kaki, sistem sepeda, kendaraan dan sirkulasi barang/ servis. Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan dalam sebuah tapak. Pada perancangan tapak ini. Sistem sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan, barang, dan pejalan kaki di dalam dan keluar-masuk tapak. Selain itu, sistem sirkulasi tapak juga menghubungkan tapak tersebut dengan jaringan sistem sirkulasi di luar tapak. Dimulai dari perencanaan sistem sirkulasi pejalan kaki yang dicirikan oleh fleksibilitas dari gerakan, berkecepatan rendah, menggunakan skala manusia. Pada perencanaan sirkulasi pejalan kaki, penulis merencanakan suatu lingkungan pejalan kaki

yang aman dengan memisahkan sistem pejalan kaki dengan kendaraan. Lingkungan pejalan kaki ini terhubung dengan ruang terbuka hijau dan sungai. Sirkulasi pejalan kaki ini dapat diakses dari jalan Guru Patimpus dan juga tersedia akses pejalan kaki yang berasal dari Podomoro Deli city sehingga pejalan kaki tidak harus menggunakan kendaraan untuk mencapai ke dalam bangunan. Dengan menyediakan akses dari Podomoro City ke dalam tapak perancangan juga akan menguntungkan bagi kedua pihak pemilik bangunan komersial. (Gambar 5.1)

Gambar 5.1 Skenario Awal Perancangan Tapak

Pada batas tapak sebelah barat, penulis juga diarahkan oleh dosen pembimbing untuk menyediakan akses berupa jembatan yang menghubungkan pejalan kaki dari daerah Sei Deli menuju tapak. Sehingga perancangan mengalami perubahan namun tetap menerapkan konsep sebelumnya.

Akses pejalan kaki dari Podomoro City Akses pejalan kaki

.

Gambar 5.2 Revisi Rancangan Tapak

Pada gambar (Gambar 5.2) di atas merupakan revisi yang menunjukkan integrasi antara bangunan dan lingkungan tapak. Dengan perletakkan bangunan komersial pada area depan berbatasan dengan jalan besar sebagai generator aktivitas akan memberikan kemudahan pencapaian pejalan kaki menuju bangunan, serta sebagai magnet penting untuk memaksimalkan keuntungan operasional proyek. Namun, konsep sirkulasi pada awal perancangan memiliki kelemahan, dimana akses keluar masuk hanya melalui jalan besar, hal ini akan menambah kemacetan pada jalan besar. Maka dari itu, penulis merngusulkan pembukaan jalan Tembakau Deli sebagai akses keluar masuk penghuni kondominium dan servis. Sehingga sirkulasi antara permukiman yang berbatasan sebelah selatan tapak perancangan dengan sirkulasi penghuni atau pengunjung kondominium lebih aman dan nyaman. (Gambar 5.3)

Gambar 5.3 Konsep Sirkulasi Keterangan:

A. Akses masuk pengunjung mall. B. Akses keluar pengunjung mall. C. Jalur pejalan kaki pada ruang terbuka. D. Jalur kendaraan menuju basemen.

E. Area penjemputan dan penurunan penumpang. F. Akses pejalan kaki dari Podomoro City. G. Jalur keluar kendaraan dari basemen. H. Akses keluar masuk servis.

I. Akses pejalan kaki dari jalan Sei Deli

J. Jalur kendaraan penghuni atau pengunjung kondominium

Dalam merancang dengan konsep organik, ketiga elemen yaitu manusia, lingkungan dan bangunan merupakan satu kesatuan yang harmonis, dimulai dari konsep perancangan tapak, konsep ruang terbuka hijau, konsep sirkulasi manusia dan kendaraan,

H J A E G D B C I F

konsep faktor keamanan dan keselamatan, konsep kulit bangunan, konsep rencana ruang dalam bangunan, konsep struktur, konsep ME dan konsep pasokan energi, konsep aspek keberlanjutan dan lain-lain. Penulis membuat sketsa konsep rancangan tapak yang memperlihatkan konsep penggunaan lahan secara fisik dan fungsional, perletakan bangunan, akses manusia dan kendaraan, ruang terbuka dan hijau. Perancangan tapak merupakan seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alam guna menunjang kegiatan-kegiatan manusia.

Pada skenario pertama, ppenulis merencanakan jalur sikulasi untuk menurunkan maupun untuk menjemput penumpang pada area inner court, sehingga dapat menyebabkan sirkulasi crossed ketika kendaraan hendak menurunkan penumpang, menjemput penumpang atau keluar. Setelah asistensi dengan dosen pembimbing, maka yang perlu diperhatikan dalam perancangan sirkulasi kendaraan ini adalah perletakan

Gambar 5.4 Revisi Konsep Sirkulasi Area

Drop off

Area Tunggu

pintu masuk dan area antar-jemput yang nyaman dan aman. Perletakan area untuk menurunkan penumpang dan menjemput ini dipisahkan dalam jarak yang cukup jauh untuk menghindari terjadinya crossing pada sirkulasi kendaraan ini. (Gambar 5.4)

Sedangkan sirkulasi kendaraan penghuni ini lebih bersifat privat dikarenakan fungsi unit hunian harus memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan yang maksimal. Akses keluar-masuk kendaraan penghuni menuju tapak menggunakan jalan Tembakau Deli untuk menghindari kemacetan yang sering terjadi pada jalan Guru Patimpus, serta perwujudan kenyamanan dan kelancaran sirkulasi kendaraan penghuni menuju tapak. Sedangkan sirkulasi servis ini diakses dari jalan Tembakau Deli menumpang sirkulasi kendaraan penghuni, namun akses sirkulasi servis menuju bangunan ini disatukan dengan sirkulasi kendaraan pengunjung ketika menuju ke lantai basemen bangunan. Dengan akses menuju tapak yang disatukan dengan sirkulasi servis, namun perletakan tujuan servis ini berbeda dengan sirkulasi penghuni, sehingga sirkulasi penghuni menuju pintu masuk bangunan fungsi kondominium tetap memiliki nilai privasi.

Perencanaan sistem sirkulasi kendaraan pada perancangan tapak merupakan sistem yang paling rumit dibanding dengan sistem sirkulasi lainnya, sehingga seringkali perancangan sistem kendaraan ini menentukan penyusunan elemen tapak lainnya. Sirkulasi kendaraan ini dibagi lagi menjadi sirkulasi pengunjung mall dan penghuni kondominium. Akses keluar dan masuk pengunjung dari luar tapak menuju tapak ini melalui jalan Guru Patimpus. Pintu masuk bangunan atau area menurunkan penumpang ini memiliki jalur yang cukup panjang dari luar tapak menuju tapak, hal ini bertujuan untuk menghindari kemacetan yang dapat berdampak bagi jalan arteri primer tapak ini.

Gambar 5.5 Konsep Awal Perancangan Tapak

Perencanaan sirkulasi pejalan kaki dan ruang terbuka hijau ini mengambil ide dari bentuk organik yaitu tetesan air dengan berbagai bentuk pergerakan yang tercipta dari aliran sungai. Sirkulasi pejalan kaki dan ruang terbuka hijau ini dirancang pada tepian sungai Deli, sehingga menunjukkan bahwa bentuk organik dari perancangan tapak ini seolah-olah mengalir dari sungai menuju tapak. Sirkulasi pejalan kaki dari luar tapak menuju tapak hingga masuk ke dalam bangunan dapat merasakan pemandangan dari ruang terbuka hijau yang dirancang sebagai ruang aktif dan pasif. Pada ruang terbuka aktif ini, setelah asistensi dengan dosen pembimbing penulis menambah perencanaan fungsi lapangan olahraga seperti basket, skateboard sebagai aktivitas anak muda saat ini. Dan kegiatan olahraga ini direncanakan pada area perencanaan tapak awal yang menerapkan green-campus. Kegiatan green-campus pada bangunan komersial dinilai kurang efektif, disebabkan faktor pengguna bangunan yang sebagian besar berasal dari daerah komersial sekitar tapak. Pada rancangan tapak ini, aktivitas yang dapat dilakukan

Jogging dan Cycling Track

Green-campus

Area Tunggu dan Halte Bus

Area Refreshing dan Area Bermain Air Mancur Area Foodcourt Otdoor

segala kalangan usia berupa jogging dan cycling track, serta merencanakan sebuah area

food court outdoor, Sedangkan pada ruang terbuka yang bersifat pasif ini penulis

merencanakan taman dan penghijauan. (Gambar 5.6)

Dengan berbagai konsep pada ruang terbuka, pejalan kaki atau pengunjung mall dapat berkumpul, bersantai, bermain dengan teman, keluarga dan merasakan pemandangan ruang alam disekitarnya. Tujuan dari ruang terbuka selain sebagai area santai dan ruang hijau, ruang terbuka ini berperan sebagai transisi sebelum mencapai generator aktivitas yang terdapat pada bangunan fungsi mall.

Gambar 5.6 Revisi Rancangan Ruang Terbuka

Merancang lansekap yang menangani hubungan antara manusia, alam, dan teknologi bahan, tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan, sebab

Lapangan Basket

Arena Skateborad, Jogging dan Cycling Track Area Foodcourt Otdoor

Area Tunggu dan Halte Bus

Area Refreshing dan Area Bermain Air Mancur

tanaman selain bernilai estetis juga meningkatkan kualitas lingkungan. Elemen lansekap terdiri dari elemen keras dan elemen lembut. Elemen keras merupakan area perkerasan bagi sirkulasi pejalan kaki, dengan tema organik ini maka penulis menggunakan material yang diambil dari alam yaitu batu alam yang memliki permukaan yang lebih rata dan tidak licin, sehingga jalan ini tetap aman digunakan ketika cuaca hujan dan dapat digunakan oleh penyandang cacat. Sedangkan elemen lembut pada ruang terbuka hijau ini perlu penataan dan perancangan yang mencakup habitus tanaman. 6 Elemen lembut ini terdiri dari tanaman dan air dengan segi botani tanaman yang terdiri dari pohon, perdu, semak, penutup tanah dan rerumputan yang bertujuan sebagai pelindung manusia dari panas matahari, ruang hijau yang dapat mengurangi polusi, kebisingan, dan pemanasan global dalam perkotaan. Pembangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan warga kota sering tidak seimbang dengan usaha-usaha mempertahankan kualitas kehidupan masyarakat, dimana luas pembangunan fisik tidak sepadan dengan luasan daerah terbuka hijau yang seharusnya dimiliki oleh suatu daerah perkotaan yang sedang berkembang.

6 Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/ morfologi, sesuai dengan ekologis dan efek visual.

Selanjutnya pada tahapan rancangan konseptual ini adalah membuat zoning serta sketsa rencana denah lantai bangunan mall dan kondominium. Konsep zoning perancangan bangunan (Gambar 5.7) dimana perencanaan denah lantai bangunan ini dibagi berdasarkan zona secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal, pada perencanaan bangunan komersial ini penulis merencanakan dua massa bangunan pada tapak yang terdiri dari massa pertama yang berfungsi sebagai generator aktivitas utama dari fungsi bangunan mall ini. Sedangkan pada massa kedua ini terdiri dari fungsi mall, fungsi penunjang kondominium, ramp kendaraan dan tempat parkir bagi penghuni kondominium, serta fungsi hunian vertikal (tower). Perletakkan massa pertama dan kedua ini dihubungkan oleh perencanaan inner court (dapat dilihat pada Gambar 5.4). Dimulai dari rencana denah lantai dasar bangunan ini dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona publik dan zona privasi. Zona publik ini terdiri dari food-court indoor pada massa pertama, pada massa kedua direncanakan supermarket dan retail-retail yang disewakan, kedua massa ini terhubung dengan ruang terbuka hijau dengan fungsi aktif dan pasif . Sehingga perencanaan tapak ini sesuai dengan tema organik yang mewujudkan hubungan yang harmonis dari aktivitas manusia yang terbuka dengan lingkungan alam.

Pada perencanaan lantai dasar bangunan, perletakkan pintu masuk utama pada massa pertama ini terdapat pada sisi utara dan selatan bangunan, pada sisi utara dapat diakses langsung oleh sirkulasi pejalan kaki, sedangkan pada sisi selatan merupakan akses masuk bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan. Sedangkan pada sisi timur massa utama ini terdapat akses yang menghubungkan food-court antara ruang dalam

(indoor) dan ruang luar (outdoor). Pada massa kedua ini terbagi menjadi zona publik dan

privasi. Zona publik yang merupakan fungsi mall, penulis merencanakan sebuah atrium, supermarket dan retail-retail. Sedangkan zona privasi yang merupakan fungsi kondominium ini direncanakan lobby, dan back-office bagi fungsi hunian. Perencanaan

pada lantai kedua massa pertama ini direncanakan bioskop, sedangkan pada lantai bangunan massa kedua ini direncanakan sebuah department store beserta retail-retail untuk kebutuhan fashion. Departement store yang direncanakan merupakan merek yang telah menikmati reputasi merek kuat di pasar yang sudah ada di Asia sebagai sebuah

department store terkemuka. Pada lantai ketiga massa kedua bangunan fungsi mall ini

penulis merencanakan restoran dan cafe sebagai generator aktivitas manusia dalam mall. Konsep sirkulasi publik/ pengunjung mall pada lantai fungsi mall serta basemen dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 5.8 Konsep Zona Fungsi Pusat Perbelanjaan dan Parkir

Program ruang yang dihasilkan dari analisa pengguna fungsi mall kemudian akan direncanakan dalam rancangan skematik. Pada rancangan basemen ini, area servis diletakkan pada lantai basemen pertama. Perletakkan area servis di atas tapak dinilai kurang efektif dan efisien untuk perencanaan bangunan komersial di daerah pusat kota, sebab batas selatan tapak langsung berbatasan dengan permukiman Tembakau Deli. Penulis ingin memaksimalkan semua view tapak dari luar ke tapak dan sebaliknya dengan

Parkir Basemen Fungsi Pusat Perbelanjaan

pendekatan konsep organik yang mengintegrasikan rancangan bangunan, tapak dan lingkungan alam sekitarnya.

Perencanaan basemen seringkali menjadi daerah parkir dengan suasana yang sepi dan gelap. Oleh karena itu, perencanaan retail-retail kecil pada area lobby basemen ini bertujuan untuk meningkatkan keramaian dan aktivitas pengguna bangunan pada lantai basemen.

Gambar 5.9 Rencana Denah Lantai Basemen 1 & 2 Area servis pada

lantai basemen pertama Perencanaan retail pada lantai basemen Perencanaan retail pada lantai basemen Area parkir karyawan

Perencanaan denah lantai pusat perbelanjaan atau mall ini tidak lepas dari peran keberadaan Anchor Tenant7 seperti Department Store, Toko Buku, bioskop, dan

Supermarket. Srategi bisnis ini menjadi salah satu hal penting bagi keberhasilan pengembangan suatu pusat perbelanjaan.

Gambar 5.10 Rencana Ruang Dalam Fungsi Pusat Perbelanjaan

Perencanaan zona tempat parkir bagi penghuni berada pada lantai empat, lima dan enam. Program ruang untuk kapasitas parkir zona penghuni ini menggunakan perkiraan dengan setiap unit kamar memiliki satu mobil. Hasil program ruang pada analisa kebutuhan penghuni fungsi hunian ini direncanakan dengan total 178 unit kamar, maka dihasilkan perancangan skematik denah parkir bagi penghuni kondominium (Gambar 5.11). Zona parkir bagi penghuni kondominium ini memiliki tingkat privasi yang tinggi, sehingga pada akses menuju lobby lift ini penghuni juga harus menggunakan kartu identitas elektronik.

7Anchor tenant adalah penyewa ruang yang mempunyai potensi besar untuk bisa menarik

pengunjung dengan skala yang besar

Anchor Tenant Anchor Tenant Anchor Tenant Anchor Tenant

Gambar 5.11 Konsep Zona dan Rencana Lantai Parkir Fungsi Hunian

Pada lantai tujuh pada bangunan merupakan atap dari podium dan lantai pertama dari bangunan menara (tower). Pada lantai tujuh ini terdapat fasilitas penunjang yang mendukung fungsi hunian vertikal yang terdiri dari lounge and bar, restoran, fitness

centre, kolam renang indoor dan outdoor, serta spa dan sauna. Para penghuni atau

pengunjung kondominium ini dapat bersantai di bar dan lounge sambil menikmati pemandangan yang berorientasi ke arah Sungai Deli. Dengan bertemakan organik, maka pada atap podium ini penulis menggunakan taman atap yang dapat diakses oleh penghuni atau pengunjung hunian sebagai pendekatan ruang dalam dengan alam. Pada taman atap

ini direncanakan ruang terbuka hijau yang dapat digunakan sebagai arena bermain dan berkumpul dan berolahraga. Ketika penghuni atau pengunjung sedang menikmati salah satu fasilitas penunjang ini, mereka juga akan merasakan keberadaan alam di sekitarnya. Proses perancangan raung dalam lantai atap podium ini dimulai dari rancangan skematik yang kemudian disesuaikan dengan program ruang fasilitas penunjang yang telah direncnakan.

Gambar 5.12 Denah Lantai Atap Podium

Lobby utama fungsi hunian ini terletak pada lantai dasar bangunan bagian belakang. Area lobby utama ini dapat diakses oleh pengunjung ataupun penghuni. Namun untuk menjaga keamanan serta kenyamanan penghuni, area lobby lif hanya dapat diakses menggunakan kartu identitas. Pada rencana denah lantai fungsi hunian pada zona tower ini direncanakan empat tipe kamar yang terdiri dari unit hunian dengan satu kamar tidurhunian dengan dua kamar tidur, unit hunian dengan tiga kamar tidur. Berikut ini adalah sirkulasi penghuni pada zona fungsi hunian

Sungai Deli

Gambar 5.13 Konsep Zona Fungsi Hunian

Kembali lagi dengan konsep organik, maka pada unit hunian ini lebih memaksimalkan bukaan sebagai perwujudan pendekatan manusia dengan alam. Unit hunian dengan satu kamar ini direncanakan dari lantai 8 (delapan) hingga lantai 12 (duabelas) (Gambar 5.14), pada unit hunian dengan dua kamar direncanakan dari lantai 13 (tigabelas) hingga lantai 17 (tujuh belas) (Gambar 5.15), pada unit hunian dengan tiga kamar dan tiga kamar dengan tambahan ruang kerja direncanakan dari lantai 18 (enam belas) hingga 29 (dua puluh sembilan) (Gambar 5.16). Perencanaan penyusunan ruang dalam unit hunian sesuai dengan program perancangan yang telah dibuat sebelumnya.

Lobby Utama Unit hunian

Gambar 5.14 Tipikal Unit Hunian Lt 8-12

Gambar 5.15 Tipikal Unit Hunian Lt 13-17

Pada rencana denah lantai atap tower ini lebih difungsikan sebagai tempat perletakkan cooling tower dan pompa. Perencanaan denah ini merupakan bentuk oval yang diambil dari bentuk metafora dengan core/ inti bangunan yang berbentuk kotak. Inti bangunan ini terdiri dari tiga lif yang melayani zona kondominium, satu lift service, dua tangga kebakaran, serta shaft sampah, ME dan utilitas.

Gambar 5.17 Konsep Sistem Struktur

Pada konsep struktur bangunan ini (Gambar 5.17), penulis menggunakan

sistem struktur baja yang diperkuat dengan sistem core untuk menahan gaya

horizontal berupa tekanan angin dan getaran gempa. Sedangkan pada struktur atap

ini menggunakan struktur rangka baja bentang lebar, penerapan struktur atap ini

hanya pada massa pertama fungsi pusat perbelanjaan. Dikarenakan paada massa

pertama ini terdapat fungsi akustik yang bebas dari kolom. Sedangkan pada

struktur lantai ini saya menggunakan struktur plat dua arah dengan kondisi

tumpuan berupa plat di atasbalok yang ditumpu kolom.

Keselamatan dan keamanan bagi seseorang dapat didefinisikan sebagai suatu

Dalam dokumen Fluidity Geometry Of Water In Motion (Halaman 29-154)

Dokumen terkait