• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Teknik Analisis Data

2) Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Kesejateraan

Semakin tinggi jenjang pendidikan responden harapannya semakin sejahtera rumah tangganya. Hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat kesejahteraan dapat dilihat pada Tabel 25 berikut:

Tabel 25. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tingkat Kesejateraan No Tingkat Kesejahteraan Tingkat Pendidikan Jumlah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA f % f % F % F % f % 1 Keluarga Sejahtera 1 4 10 11 27,5 5 12,5 5 12,5 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 0 0 5 12,5 6 15,0 4 10,0 15 37,5 Jumlah 4 10 16 40,0 11 27,5 9 22,5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 25 menjelaskan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera sebesar 12,5% responden hanya tamat

SD, 15% responden tamat SMP, dan 10% responden tamat SMA. Responden yang tergolong kedalam tingkat Keluarga Sejahtera I terdiri dari 10% responden tidak tamat SD, 27,5% responden tamat SD, 12,5% responden tamat SMP dan 12,5% responden tamat SMA. Responden dalam membuat minyak kelapa tidak dituntut untuk memiliki pendidikan tertentu, akan tetapi hanya membutuhkan kemampuan khusus dalam membuat minyak kelapa. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan tingkat kesejahteraan, dimana distribusi tingkat kesejahteraan pada masing-masing tingkatan pendidikan persentasenya tidak jauh berbeda antara Keluarga Sejahtera I dengan Keluarga Sejahtera. 3) Hubungan Interaksi Sosial Responden dengan Tingkat

Kesejahteraan

a) Interaksi dalam Keluarga

Komunikasi yang baik akan membuat hubungan dalam rumah tangga berjalan harmonis. Salah satu waktu komunikasi antar anggota keluarga terjalin yaitu ketika seluruh anggota keluarga berkumpul. Makan bersama merupakan hal yang bisa mengumpulkan seluruh keluarga dalam satu tempat dan satu waktu. Tabel 26 akan menunjukkan hubungan frekuensi responden makan bersama keluarga dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 26. Hubungan Komunikasi Responden dalam Keluarga dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Frekuensi Makan Bersama

Jumlah Seminggu Sekali Sebulan Sekali Tidak Pernah f % f % f % f % 1 Keluarga Sejahtera 1 16 40,0 3 7,5 6 15 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 11 27,5 4 10,0 0 0 15 37,5 Jumlah 27 67,5 7 17,5 6 15 40 100,0

Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 26 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 27,5% responden seminggu sekali makan bersama keluarga, 10% responden sebulan sekali makan bersama keluarga dan tidak ada responden yang tidak pernah makan bersama keluarga. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 40% responden seminggu sekali makan bersama keluarga, 7,5% responden sebulan sekali makan bersama keluarga dan responden yang tidak pernah makan bersama keluarga sebanyak 15% responden.

Berdasarkan data diatas, diketahui tidak ada hubungan antara komunikasi responden dalam keluarga dengan tingkat kesejahteraan. Seharusnya semakin sering interaksi di dalam keluarga dalam hal ini makan bersama maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan responden namun hasil diatas menunjukkan hal sebaliknya yaitu responden yang tergolong ke dalam Keluarga Sejahtera I lebih sering daripada responden Keluarga Sejahtera. Hal ini dimungkinkan karena anggota rumah tangga responden yang tergolong Keluarga Sejahtera

lebih banyak memiliki kesibukan sehingga waktu bersama keluarga berkurang.

b) Hubungan Interaksi Responden dalam Masyarakat dengan Tingkat Kesejahteraan

Interaksi responden dalam masyarakat menunjukkan peran serta responden dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat. Semakin banyak mengikuti kegiatan dalam masyarakat berarti semakin besar interaksinya dengan masyarakat. Keaktifan responden didalam masyarakat dapat dilihat melalui frekuensi responden dalam mengikuti kegiatan sosial di masyarakat. Tabel 27 akan menunjukkan hubungan frekuensi responden dalam mengikuti kegiatan sosial di masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 27. Hubungan Interaksi Responden dalam Masyarakat dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Keikutsertaan dalam Kegiatan Sosial

Jumlah Sangat Sering Sering Jarang

f % f % f % f %

1 Keluarga sejahtera 1 6 15,0 12 30,0 7 17,5 25 62,5

2 Keluarga Sejahtera 1 2,5 13 32,5 1 2,5 15 37,5 Jumlah 7 17,5 25 62,5 8 20,0 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 27 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 2,5% responden sangat sering mengikuti kegiatan sosial, 32,5% responden sering mengikuti kegiatan sosial dan responden yang jarang mengikuti kegiatan sosial 2,5% responden. Responden yang

tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I yang sangat sering mengikuti kegiatan sosial berjumlah 15% responden, yang sering mengikuti kegiatan sosial berjumlah 30% responden, sedangkan yang jarang mengikuti kegiatan sosial sebanyak 17,5% responden.

Kegiatan-kegiatan didalam masyarakat merupakan salah satu sarana dimana responden bisa berinteraksi dengan lingkungannya secara langsung. Interaksi yang terjalin baik dengan masyarakat berarti kerukunan bertetangga juga baik sehingga jarang ada konflik. Berdasarkan data diatas, diketahui tidak ada hubungan antara interaksi responden dalam masyarakat dengan tingkat kesejahteraan. Seharusnya semakin tinggi tingkat kesejahteraan responden maka semakin banyak responden berkontribusi untuk masyarakat namun hal diatas menunjukkan hal sebaliknya yaitu responden yang tergologng Keluarga Sejahtera I lebih sering daripada responden yang tergolong Keluarga Sejahtera. Hal ini dimungkinkan karena lebih banyak memiliki kesibukan sehingga waktu bersama untuk mengikuti kegiatan sosial lebih sedikit.

b. Hubungan Kondisi Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan 1) Hubungan Pendapatan dengan Tingkat Kesejahteraan

a) Pendapatan dari Industri Minyak Kelapa

Tabel 28 akan menunjukkan hubungan pendapatan dari industri minyak kelapa dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 28. Hubungan Pendapatan dari Industri Minyak Kelapa dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Pendapatan dari Industri Minyak Kelapa

Jumlah Rendah Sedang Tinggi

F % f % f % f %

1 Keluarga sejahtera 1 10 25 3 7,5 12 30,0 25 62,5

2 Keluarga Sejahtera 4 10 4 10,0 7 17,5 15 37,5 Jumlah 14 35 7 17,5 19 47,5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 28 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 10% responden berpenghasilan rendah, 10% responden berpenghasilan sedang dan 17,5% responden berpenghasilan tinggi. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 25% responden berpenghasilan rendah, 7,5% responden berpenghasilan sedang dan 30% responden berpenghasilan tinggi.

Berdasarkan data diatas, terdapat hubungan antara pendapatan industri minyak kelapa dengan tingkat kesejahteraan dimana persentase tertinggi terdapat pada kategori pendapatan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena bagi responden industri minyak kelapa merupakan tumpuan perekonomian.

b) Pendapatan Non Industri Minyak Kelapa

Tabel 29 akan menunjukkan hubungan pendapatan dari non industri minyak kelapa dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 29. Hubungan Pendapatan dari Non Industri Minyak Kelapa dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Pendapatan dari Non Industri Minyak Kelapa

Jumlah Tidak Memiliki

Pendapatan Rendah Sedang Tinggi

f % f % f % f % f %

1 Keluarga Sejahtera 1 11 27,5 4 10,0 10 25 0 0 25 62,5

2 Keluarga Sejahtera 4 10,0 3 7,5 6 15 2 5 15 37,5 Jumlah 15 37,5 7 17,5 16 40 2 5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 29 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 10% responden tidak memiliki pendapatan dari non industri minyak kelapa, 7,5% responden berpenghasilan rendah, 15% responden berpenghasilan sedang dan 5% responden berpenghasilan tinggi. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 27,5% responden tidak memiliki penghasilan dari non industri minyak kelapa, 10% responden berpenghasilan rendah, 25% responden berpenghasilan sedang dan 0% responden yang berpenghasilan tinggi.

Berdasarkan data diatas, terdapat hubungan antara pendapatan dari non industri minyak kelapa dengan tingkat kesejahteraan, dimana responden yang tidak memiliki pendapatan dari non industri minyak kelapa lebih banyak pada Keluarga Sejahtera I hal ini dimungkinkan karena responden

tidak memiliki lahan atau hewan ternak yang dikerjakan. Responden yang memiliki pendapatan rendah hingga sedang dari non industri minyak kelapa lebih banyak pada responden Keluarga Sejahtera I hal ini dimungkinkan pendapatan dari non industri minyak kelapa belum dapat memenuhi kebutuhan. Responden yang memiliki pendapatan tinggi hanyak terdapat pada responden Keluarga Sejahtera, sehingga pendapatan non industri minyak kelapa memiliki kontribusi yang besar.

c) Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lain

Tabel 30 akan menunjukkan hubungan pendapatan anggota rumah tangga lain dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 30. Hubungan Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lain dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lain

Jumlah Tidak memiliki

pendapatan Rendah Sedang Tinggi

F % f % f % f % f %

1 Keluarga Sejahtera 1 14 35 4 10 6 15,0 1 2,5 25 62,5

2 Keluarga Sejahtera 10 25 4 10 1 2,5 0 0 15 37,5 Jumlah 24 60 8 20 7 17,5 1 2,5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 30 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 25% responden tidak memiliki pendapatan dari anggota rumah tangga lain, 10% responden berpenghasilan rendah, 2,5% responden berpenghasilan sedang dan 0% responden berpenghasilan tinggi. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 35% responden tidak memiliki penghasilan dari anggota

rumah tangga lain, 10% responden berpenghasilan rendah, 15% responden berpenghasilan sedang dan 2,5% responden yang berpenghasilan tinggi.

Berdasarkan data diatas, tidak ada hubungan antara pendapatan anggota rumah tangga lain dengan tingkat kesejahteraan. Seharusnya adanya pendapatan dari anggota rumah tangga lain dapat meningkatkan kesejahteraan responden namun hasil penelitian menunjukkan hal sebaliknya. Hal ini dimungkinkan penghasilan dari anggota rumah tangga lain merupakan tambahan pendapatan. Meskipun pendapatan anggota rumah tangga lain tinggi, akan tetapi bukan merupakan pendapatan utama rumah tangga responden, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga responden.

d) Total Pendapatan Rumah Tangga

Tabel 31 akan menunjukkan hubungan total pendapatan rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 31. Hubungan Total Pendapatan Rumah Tangga dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Total Pendapatan Rumah Tangga

Jumlah Rendah Sedang Tinggi

F % f % f % f %

1 Keluarga sejahtera 1 5 12,5 8 20 12 30 25 62,5

2 Keluarga Sejahtera 2 5,0 7 17,5 6 15 15 37,5 Jumlah 7 17,5 15 37,5 18 40 40 100,0

Tabel 31 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 5% responden berpenghasilan rendah, 17,5% responden berpenghasilan sedang dan 15% responden berpenghasilan tinggi. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 12,5% responden berpenghasilan rendah, 20% responden berpenghasilan sedang dan 30% responden berpenghasilan tinggi.

Berdasarkan data diatas, tidak ada hubungan antara total pendapatan rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan, dimana responden yang termasuk Keluarga Sejahtera I pada semua kategori pendapatan lebih banyak dari pada Keluarga Sejahtera. Hal ini dimungkinkan jumlah anggota rumah tangga responden bamyak sehingga kriteria-kriteria untuk masuk kedalam keluarga sejahtera tidak terpenuhi.

2) Kepemilikan Barang Berharga

Barang berharga yang dimiliki responden yaitu kendaraan, alat elektronik, perhiasan, binatang ternak dan lahan. Tabel 32 akan menunjukkan hubungan kepemilikan kendaraan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 32. Hubungan Kepemilikan Kendaraan dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Kepemilikan Kendaraan Jumlah

Motor Sepeda Motor Sepeda 0 1 2 0 1 2 f % f % f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 0 0 25 62,5 0 0 1 2,5 18 45,0 6 15 25 62,5 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 1 2,5 13 32,5 1 2,5 0 0 11 27,5 4 10 15 37,5 15 37,5 Jumlah 1 2,5 38 95,0 1 2,5 1 2,5 29 72,5 10 25 40 100,0 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 32 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 32,5% responden memiliki sebuah motor, 2,5% responden tidak memiliki motor dan 2,5% memiliki dua buah motor, selanjutnya 27,5% responden memiliki sebuah sepeda dan 10% responden memiliki dua buah sepeda. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 62,5% responden memiliki sebuah motor dan 45% responden memiliki sebuah sepeda, 15% responden memiliki dua buah sepeda dan 2,5% responden tidak memiliki sepeda. Berdasarkan data diatas, tidak ada hubungan antara kepemilikan kendaraan dengan tingkat kesejahteraan hal ini dikarenakan kendaraan seperti motor dan sepeda merupakan kebutuhan yang bukan kategori mewah tetapi sudah seperti kebutuhan pokok karena menunjang responden untuk bekerja.

Tabel 33 akan menunjukkan hubungan kepemilikan alat elektronik dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 33. Hubungan Kepemilikan Alat Elektronik dengan Tingkat Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Kepemilikan Alat Elektronik Jumlah TV Lemari Es HP TV Lemari Es HP 1 0 1 1 2 f % f % f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 25 62,5 22 55 3 7,5 11 27,5 14 35 25 62,5 25 62,5 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 15 37,5 14 35 1 2,5 5 12,5 10 25 15 37,5 15 37,5 15 37,5 Jumlah 40 100,0 36 90 4 10 16 40,0 24 60 40 100,0 40 100,0 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 33 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 37,5% responden memiliki televisi, 2,5% responden memiliki sebuah lemari es dan 35% responden tidak memiliki lemari es, selanjutnya 25% responden memiliki dua buah HP dan 12,5% responden hanya memiliki 1 buah HP. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 62,5% responden memiliki televisi, 7,5% responden memiliki sebuah lemari es dan 55% responden tidak memiliki lemari es, selanjutnya 35% responden memiliki dua buah HP dan 27,5% responden hanya memiliki sebuah HP. Berdasarkan data diatas, tidak ada hubungan antara kepemilikan televisi dengan tingkat kesejahteraan karena sebagian besar responden sudah memiliki televisi dan televisi merupakan sesuatu yang umum bagi responden dan dijadikan hiburan. Tidak ada hubungan antara kepemilikan lemari es dengan tingkat kesejahteraan hal ini dimungkinkan karena lemari es kurang dibutuhkan bagi responden. Tidak ada hubungna antara kepemilikan HP dengan tingkat kesejahteraan hal

ini karena HP sudah merupakan hal yang biasa di berbagai kalangan masyarakat dan sudah menjadi kebutuhan.

Tabel 34 akan menunjukkan hubungan kepemilikan perhiasan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden: Tabel 34. Hubungan Kepemilikan Perhiasan dengan Tingkat

Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Kepemilikan Perhiasan Jumlah Kalung Cincin Kalung Cincin 0 5 gr 7 gr 0 3 gr f % f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 22 55,0 2 5 1 2,5 24 60 1 2,5 25 62,5 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 15 37,5 0 0 0 0 15 37,5 0 0 15 37,5 15 37,5 Jumlah 37 92,5 2 5 1 2,5 39 97,5 1 2,5 40 100,0 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 34 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, tidak ada yang memiliki perhiasan berupa kalung dan cincin. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 55% responden tidak memiliki kalung, 5% responden memiliki kalung 5 gr dan 2,5% responden memliki kalung 7 gr, selanjutnya 60% tidak memiliki cincin dan 2,5% responden memiliki cincin 3 gr. Berdasarkan data diatas, tidak ada hubungan antara kepemilikan perhiasan dengan tingkat kesejahteraan, hal ini dimungkinkan perhiasan sudah digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.

Tabel 35, 36 dan 37 akan menunjukkan hubungan kepemilikan binatang ternak dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden:

Tabel 35. Hubungan Kepemilikan Sapi dengan Tingkat Kesejahteraan No Tingkat Kesejahteraan Kepemilikan Sapi Jumlah 0 8 12 f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 25 62,5 0 0 0 0 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 13 32,5 1 2,5 1 2,5 15 37,5 Jumlah 38 95,0 1 2,5 1 2,5 40 100,0

Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 35 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 32,5% responden tidak memiliki sapi, 2,5% responden memiliki 8 ekor sapi dan 2,5% memiliki 12 ekor sapi. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, tidak ada yang memiliki sapi.

Tabel 36. Hubungan Kepemilikan Kambing dengan Tingkat Kesejahteraan No Tingkat Kesejahteraan Kepemilikan Kambing Jumlah 0 2 3 4 5 15 f % f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 19 47,5 2 5 2 5 1 2,5 1 2,5 0 0 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 12 30 1 2,5 1 2,5 0 0 0 0 1 2,5 15 37,5 Jumlah 31 77,5 3 7,5 3 7,5 1 2,5 1 2,5 1 2,5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 36 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 30% responden tidak memiliki kambing, 2,5% responden memiliki 2 ekor kambing, 2,5% memiliki 3 ekor kambing dan 2,5 responden memiliki 15 ekor kambing. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 47,5% tidak memiliki kambing, 5% memiliki 2 ekor kambing, 5% memiliki 3 ekor kambing, 2,5% memiliki 4 ekor kambing dan 2,5% memiliki 5 ekor kambing.

Tabel 37. Hubungan Kepemilikan Ayam dengan Tingkat Kesejahteraan No Tingkat Kesejahteraan Kepemilikan Ayam Jumlah 0 1-10 11-20 21-30 31-40 f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 2 5,0 19 47,5 1 2,5 0 0 0 0 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 7 17,5 7 17,5 1 2,5 2 5 1 2,5 15 37,5 Jumlah 9 22,5 26 65,5 2 5,0 2 5 1 2,5 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 37 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 17,5% responden tidak memiliki ayam, 17,5% responden memiliki 1-10 ekor ayam, 2,5% responden memiliki 11-20% ayam, 5% responden memiliki 21-30 ekor ayam dan 2,5% memiliki 31-40 ekor ayam. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 5% tidak memiliki ayam, 47,5% memiliki 1-10 ekor ayam dan 2,5% memiliki 11-20 ekor ayam. Berdasarkan data-data diatas, ada hubungan antara kepemilikan hewan ternak dengan tingkat kesejahteraan hal ini dimungkinkan kepemilikan hewan ternak dapat dijadikan pendapatan tambahan rumah tangga responden.

Tabel 38 akan menunjukkan hubungan kepemilikan sawah dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga responden: Tabel 38. Hubungan Kepemilikan Sawah dengan Tingkat

Kesejahteraan

No Tingkat Kesejahteraan

Kepemilikan Sawah (ubin)

Jumlah 0 15 20 30 40 f % f % f % f % f % f % 1 Keluarga sejahtera 1 17 42,5 2 5,0 1 2,5 4 10,0 1 2,5 25 62,5 2 Keluarga Sejahtera 9 22,5 1 2,5 1 2,5 3 7,5 1 2,5 15 37,5 Jumlah 26 65,0 3 7,5 2 5,0 7 17,5 2 5,0 40 100,0 Sumber : Data Primer Tahun 2015

Tabel 38 menunjukkan bahwa responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera, 22,5% responden tidak

memiliki sawah, 2,5%, responden memiliki 15 ubin sawah, 2,5% responden memiliki 20 ubin sawah, 7,5% responden memiliki 30 ubin sawah dan 2,5 responden memiliki 40 ubin sawah. Responden yang tergolong kedalam Keluarga Sejahtera I, 42,5% responden tidak memiliki sawah, 5%, responden memiliki 15 ubin sawah, 2,5% responden memiliki 20 ubin sawah, 10% responden memiliki 30 ubin sawah dan 2,5 responden memiliki 40 ubin sawah. Berdasarkan data diatas, ada hubungan antara kepemilikan lahan sawah dengan tingkat kesejahteraan hal ini dimungkinkan karena kepemilikan lahan sawah dapat menjadi pendapatan tambahan rumah tangga responden.

88 A. Kesimpulan

1. Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Industri Minyak Kelapa

Dokumen terkait