• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Menonton

INDONESIA RCTI Efek Menonton

3) Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Menonton

Waktu petani menonton program berita Seputar Indonesia terbukti berhubungan dengan efek menonton yaitu efek kognitif, efek afektif, efek behavioral, maupun efek total. Kasus yang membuktikan hubungan tersebut, diuraikan sebagai berikut:

a) Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Total

Hasil menunjukkan bahwa waktu menonton berhubungan sangat nyata dengan efek total menonton (p= 0.000 < 0.01) pada tingkat keeratan yang cukup berarti (C= 0.648). Artinya terdapat perbedaan waktu menonton diantara efek total menonton yang rendah dan tinggi (Tabel 13).

49 Tabel 13 Persentase responden menurut waktu menonton dan efek total

menonton Seputar Indonesia Waktu

menonton

Efek total menonton Total (%) Rendah (%) Tinggi (%)

Sore 42.5 5.0 47.5

Pagi dan sore 2.5 50.0 52.5

Total 45.0 55.0 100.0

Responden yang menonton pada dua waktu (pagi dan sore hari) lebih banyak yang memperoleh efek total yang tinggi dibandingkan dengan responden yang menonton pada waktu sore hari. Hal tersebut disebabkan beberapa responden yang menonton dalam satu waktu (sore hari), menyaksikan program berita Seputar Indonesia diselingi dengan melakukan pekerjaan lain dan seringnya bertindak outflow (mengganti channel ke program lain). Hal ini menyebabkan efek total yang timbul rendah pada diri responden yang menonton pada satu waktu (sore hari). Fakta tersebut dapat dilihat dari pernyataan responden yang menonton Seputar Indonesia pada pagi dan sore hari sebagai berikut:

“Kalo Pak Us nonton berita setiap hari pagi dan sore teh, ya biar nambah pengetahuan, terus bisa nilai mana pejabat yang bener atau engga, buat kedepannya mah Pak Us bakalan nonton Seputar Indonesia terus teh soalnya beritanya bagus” (Us, 49 tahun).

b)Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Kognitif

Hasil menunjukkan bahwa waktu menonton berhubungan sangat nyata dengan efek kognitif menonton (p= 0.002 < 0.01) pada tingkat keeratan yang cukup berarti (C= 0.441). Artinya terdapat perbedaan waktu menonton diantara efek kognitif menonton yang rendah dan tinggi (Tabel 14).

Tabel 14 Persentase responden menurut kategori waktu menonton dan efek kognitif menonton Seputar Indonesia

Waktu menonton Efek kognitif Total (%)

Rendah (%) Tinggi (%)

Sore 22.5 25.0 47.5

Pagi dan sore 2.5 50.0 52.5

Total 25.0 75.00 100.00

Responden yang menonton dalam dua waktu (pagi dan sore hari) lebih banyak yang memperoleh efek kognitif tinggi dibandingkan dengan responden yang menonton pada waktu sore hari. Hal tersebut disebabkan pada waktu sore hari banyak pilihan program televisi yang menarik sehingga beberapa responden sering mengganti channel ke program lain. Selain itu, pada sore hari biasanya ada beberapa responden yang mengikuti kumpul kegiatan SLPHT/SLPTT atau organisasi lain, sehingga responden menonton program Seputar Indonesia hanya pada bagian awal saja. Hal ini

50

menyebabkan perubahan perilaku yang timbul rendah pada diri responden yang menonton hanya satu waktu (sore hari). Fakta tersebut dapat dilihat dari pernyataan responden yang menonton Seputar Indonesia pada pagi dan sore hari sebagai berikut:

“Setiap pagi dan sore hari mah bapak nonton Seputar Indonesia neng, biar nambah pengetahuan bapak tentang berita-berita yang lagi hangat gitu neng, kaya berita tentang Pilkada Jawa Barat neng” (Es, 49 tahun).

c) Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Afektif

Hasil menunjukkan bahwa waktu menonton berhubungan sangat nyata dengan efek afektif menonton (p= 0.000 < 0.01) pada tingkat keeratan yang cukup berarti (C= 0.626). Artinya terdapat perbedaan waktu menonton diantara efek afektif menonton yang rendah dan tinggi (Tabel 15).

Tabel 15 Persentase tabel silang hubungan waktu menonton dengan efek afektif

Waktu menonton Efek afektif Total (%)

Rendah (%) Tinggi (%)

Sore 40.0 7.5 47.5

Pagi dan sore 2.5 50.0 52.5

Total 42.5 57.5 100.00

Responden yang menonton dalam dua waktu (pagi dan sore hari) lebih banyak memperoleh efek afektif tinggi dibandingkan dengan responden yang menonton pada waktu sore hari. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pilihan program menarik pada waktu sore hari sehingga beberapa responden sering mengganti channel ke program lain, mengakibatkan responden tidak terlalu fokus menonton program berita Seputar Indonesia, maka afek afektif yang timbul dalam diri responden yang menonton pada sore hari rendah. Fakta tersebut dapat dilihat dari pernyataan responden yang menonton Seputar Indonesia sore hari sebagai berikut:

Kalo bapak nonton Seputar Indonesia dalam seminggu paling cuma 3 kali aja neng, itu pun cuma sore doang neng, jadi bapak engga tau berita apa yang lagi marak, jadi sikap bapak ya biasa-biasa aja nilai berita-berita yang ditayangin” (Rs, 50 tahun).

d)Hubungan Waktu Menonton dengan Efek Behavioral

Hasil menunjukkan bahwa waktu menonton berhubungan sangat nyata dengan efek behavioral menonton (p= 0.000 < 0.01) dan tingkat keeratannya cukup berarti (C= 0.669). Artinya terdapat perbedaan waktu menonton diantara efek behavioral menonton yang rendah dan tinggi (Tabel 16).

51 Tabel 16 Persentase responde menurut waktu menonton dan efek

behavioral menonton Seputar Indonesia

Waktu menonton Efek behavioral Total (%)

Rendah (%) Tinggi (%)

Sore 45.0 2.5 47.5

Pagi dan sore 2.5 50.0 52.5

Total 47.5 52.5 100.0

Responden yang menonton dalam dua waktu (pagi dan sore hari) lebih banyak memperoleh efek behavioral tinggi dibandingkan dengan responden yang menonton pada waktu sore hari. Hal ini disebabkan pada waktu sore hari beberapa responden menonton program berita Seputar Indonesia tidak fokus karena diselingi dengan melakukan pekerjaan lain, sehingga efek behavioral yang timbul pada diri responden rendah. Fakta tersebut dapat dilihat dari pernyataan responden yang menonton Seputar Indonesia pada pagi dan sore hari sebagai berikut:

Sering nyampein ide-ide kalo rapat kelompok tani teh, ya karena pak Us setiap pagi dan sore nonton berita, jadi punya gambaran ide-ide gitu, pak Us kan juga ketua kelompok tani teh, jadi harus banyak referensi informasi gitu teh, salah satunya dengan nonton Seputar Indonesia teh” (Us, 49 tahun).

Kasus perilaku menonton dengan efek menonton lainnya tidak menunjukkan hubungan. Secara umum, responden dengan perilaku menonton yang berbeda memiliki efek menonton yang relatif sama. Hal ini diperkuat dengan teori Whitney dalam Nuruddin (2009) yang mengungkapkan bahwa pengaruh televisi begitu kuat terhadap kehidupan manusia sudah diduga dan disadari ketika media massa itu pada tahun 1962 mulai dimunculkan di tengah-tengah masyarakat. Pengaruh dari media massa tersebut bisa positif dan negatif tergantung dari perilaku khalayak menonton dan pihak pengelolaanya. Jadi, tidak ada perbedaan yang berarti diantara beberapa perilaku menonton dengan efek menonton Seputar Indonesia.

Hasil pengujian yang diuraikan diatas membuktikan bahwa perilaku menonton berhubungan dengan efek menonton. Hipotesis yang berbunyi “ada hubungan antara perilaku menonton dengan efek menonton program berita Seputar Indonesia RCTI” dapat diterima.

53

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perilaku menonton petani terhadap program berita Seputar Indonesia RCTI adalah tergolong sering dengan durasi yang cukup lama. Petani sebagian besar menonton pada waktu pagi dan sore hari bersama keluarga dalam suasana yang tenang. Petani memiliki efek menonton yang tergolong cukup tinggi dari setiap jenis efek. Efek menonton paling tinggi adalah efek kognitif yang diikuti efek behavioral dan efek afektif. Hal ini terlihat dari tingginya pemahaman petani RT 02/06 Desa Cibatok Satu terhadap informasi penting, tingginya kecenderungan berperilaku setelah menyaksikan program berita Seputar Indonesia, serta tingginya perubahan sikap atau perasaan petani terhadap isu-isu penting dari program berita Seputar Indonesia.

Secara keseluruhan karakteristik petani yang menunjukkan hubungan dengan perilaku menonton meliputi usia berhubungan nyata negatif dengan frekuensi menonton, usia berhubungan cukup nyata dengan waktu menonton, tingkat pendidikan berhubungan cukup nyata dengan frekuensi menonton, dan tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan kehadiran orang lain. Karakteristik petani yang berhubungan dengan efek menonton ditunjukkan oleh tingkat pendidikan berhubungan cukup nyata dengan efek behavioral. Sebagian besar perilaku menonton menunjukkan hubungan dengan efek menonton, diantaranya frekuensi menonton berhubungan sangat nyata dengan efek menonton, durasi menonton berhubungan sangat nyata dengan efek menonton, dan waktu menonton berhubungan dengan efek menonton.

Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

1. Pihak televisi swasta (RCTI), agar menambah durasi tayang berita Seputar Indonesia atau slot beritanya lebih diperpanjang dan sebaiknya menambah segmentasi khalayak yang menonton berdasarkan faktor usia, segmentasi khalayak yang menonton tidak dipatokan pada usia 15 tahun hingga 40 tahun saja.

2. Pihak masyarakat diharapkan aktif mencari tontonan yang mengandung unsur informasi tidak hanya aktif dalam mencari program hiburan yang saat ini sifatnya banyak yang tidak mendidik.

3. Pihak akademisi dan pihak-pihak yang berminat meneliti efek menonton program berita sebaiknya perlu mengembangkan penelitian ini untuk menguji konsep efek menonton program berita pada media penyiaran publik, berlangganan, dan komunitas. Penelitian ini menunjukkan perlunya pihak akademisi dalam memilih media massa yang pengaruhnya sangat kuat terhadap publik. Bagi pihak yang ingin melakukan penelitian terhadap efek menonton program berita perlu mengkaji lebih dalam terhadap efek menonton.

4. Pihak pemerintah, sebaiknya bekerjasama dengan pihak televisi swasta dalam membuat regulasi dalam rangka mensinergikan beragam program tayangan televisi dengan efek yang ditimbulkan kepada khalayaknya.

55

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto E, Komala L, Karlinah S. 2007. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung (ID): Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Awaliyah R. 2012. Efektivitas Media Komunikasi Bagi Petani Padi di Kecamatan Gandus Kota Palembang (Kasus Program Ketahanan Pangan). [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Cangara HF. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta (ID): Rajagrafindo Persada.

DeFleur ML, Lowery SA. 1994. Milestones in Mass Communication Research: Media Effects, Third Ed. USA (US): Longman Publishers.

Desa Cibatok Satu. 2011. Data Monografi Desa Cibatok Satu. Bogor (ID): Kantor Desa Cibatok Satu.

Effendy OU. 1984. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung (ID): Bina Cipta. __________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunkasi. Bandung (ID): Citra

Aditya Bakti.

Feberia P. 2012. Efek Program Siaran “Bentang Parahyangan” Bandung TV

Terhadap Khalayak (Kasus: RW 04 Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung dan RW 12 Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Franklin CD. 1998. Better Understanding of Impact of Work Interferences on Organizational Commitment. Marriage and Family Review. Chicago (US): The University of Chicago Press.

Hadiyanto. 2004. Perilaku dan motif menonton televisi pada peternak di dua tipologi desa di Kabupaten Bogor [catatan penelitian]. Jurnal Media Peternakan. 27(1): 30-37 [internet]. 10.42 [diunduh 2012 Oktober 28]. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac/index.php/mediapeternakan/article/vi ew/708/ 187.pdf.

Harahap AS. 2001. Hubungan Karakteristik Guru dengan Perilaku Menonton dan Persepsinya terhadap Program Hiburan TPI: Kasus Guru SMU Negeri Kodya Depok. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Harikedua VV. 2009. Efek Berita Kriminal Terhadap Perilaku Khalayak Terhadap Remaja (Kasus: SMP Taman Siswa, Jakarta Pusat). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Jahja R, Irvan M. 2006. Menilai tanggungjawab sosial televisi. Depok (ID): Piramedia.

Kansong U. 2009. Television News Reporting and Writing: Panduan Praktis Menjadi Jurnalis Televisi. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Karlinah S, Komala S. 1999. Komunikasi Massa. Jakarta (ID): Universitas Terbuka.

Kerlinger FN. 2004. Asas-Asas Penelitian Behavioural. Landung RS, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Foundation of Behavioural Research Third Edition.

56

Komala L, Ardianto E. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya Offset.

Kurniasih E. 2006. Hubungan antara Perilaku Menonton Tayangan Sinetron Religius dengan Sikap Remaja Terhadap Agama Islam (Kasus Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 22, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusumah FA. 2010. Motivasi dan Perilaku Menonton serta Penilaian Khalayak terhadap Program Acara Televisi (Kasus Pemirsa Megaswara TV di RW 01 Kelurahan Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan RW 17 Kelurahan Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Leeuwis C. 2004. Communication for Rural Innovation. Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Science Ltd. Kundli-India (IN): Replika Press Pvt. Ltd. Mazdalifah. 1999. Hubungan Keterdedahan Tayangan Kekerasan di Televisi

dengan Aspek Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Anak Kasus Murid SD Negeri 1 Gunung Batu Bogor Barat. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

McQuail D. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Ed ke-2. Dharma A dan Ram A, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Mass Communication Theory.

Miller RG, Steinberg. 1975. A New Analysis of Antarpribadi Communication. Chicago (US): Science Research Associates, Ltd.

Moeliono AM. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta (ID): Balai Pustaka.

Morissan MA. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tanggerang (ID): Raminda Prakarsa.

Mugniesyah SS. 2006. Modul Mata Kuliah Pendidikan Orang Dewasa. Bogor (ID): Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

Mulyana D. 2010. Persepsi Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Reality

Show Jika Aku Menjadi” di Trans TV (Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pengikut Mata Kuliah Psikologi Sosial Angkatan 2006, 2007, dan 2008). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Napitupulu DK. 2011. Efek Tayangan Sulanjana di Megaswara TV Dalam Pelestarian Kebudayaan Lokal (Kasus: Desa Babakan RW. 01, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Novelina P. 2004. Hubungan Karakteristik Individu, Sikap dan Perilaku

Menonton Tayangan Berita Kriminal di Televisi (Kasus Desa Tambun Raya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurfalah F. 2007. Pengaruh Tayangan Sinetron Religius Terhadap Perilaku Beragama Ibu Rumah Tangga Muslimah (di Desa Kedung dan Desa Tuk Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon). [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nuruddin. 2009. Komunikasi Massa. Jakarta (ID): Rajawali Press.

Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) Tahun 2012 [internet]. 10.30

57 [diunduh 2013 Maret 10]. Tersedia pada: http://www.kpi.go.id/index. php/2012-05-03-16-16-23/peraturan-kpi.

Priyatno D. 2009. Lima Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta (ID): Andi Offset.

Purnamawati ND. 2007. Gambaran psychological well-being pegawai negeri sipil pria yang pensiun di usia dewasa madya (Studi kasus pada empat pria pensiunan pegawai negeri sipil). [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia [internet]. 10.30 [diunduh 2013 Mei 5]. Tersedia pada: http://www.lontar.ui.ac.id/opac/ui/template.jsp?inner=detail.jsp?id=1244 51&lokasi=lokal.

Rakhmat J. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya.

_________. 2005. Psikologi Komunikasi Ed Revisi. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya.

RCTI. Profil RCTI [internet] 14.50 [diunduh 2013 Maret 10]. Tersedia pada: http://www.rcti.tv.

Ruben BD. 1992. Communication and Human Behavior. Thrid Edition. New Jersey (US): Prentice-Hall, Inc.

Sari ES. 1993. Audience Research Pengantar Studi Peneltian Terhadap Pembaca, Pendengar dan Pemirsa. Yogyakarta (ID). Andi Offset.

Sari RP. 2008. Efektivitas Iklan Sosis di Televisi dalam Membentuk Citra Produk Sosis (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Severin WJ, Tankard JR. 1979. Communication Theories. Origins, Method. Uses. New York (US): Hasting House, Publishers.

Siagan E. 2000. Analisis Isi Berita Pembangunan di Rajawali Citra Televisi Indonesia dalam Tahun 1997. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Silitonga RE. 2009. Perilaku Menonton dan Persepsi Mahasiswa Terhadap

Program Jelajah di Trans TV (Kasus: Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Pengikut Mata Kuliah Komunikasi Bisnis, Semester Genap Tahun Ajaran 2008/2009). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Tim Redaksi LP3ES. 2006. Jurnalisme: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta (ID): Pustaka LP3ES Indonesia.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran [Internet]. 23.50 [diunduh 2013 Maret 10]. Tersedia pada: http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-16-16-23/undang-undang. Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor Tahun 2013 [internet]. 20.00

[diunduh 2013 Mei 20]. Tersedia pada: http://www.jabar.bps.go.id.

Vera N. 2007. Kekerasan dalam Media Massa; Perspektif Kultivasi. Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur [internet]. 09.57 [diunduh 2013 Mei 10]. Tersedia pada: http://209.85.175.104?q=cache: lbhh4195j98j: jurnal.bl.ac.id.

Wahyuni HI. 2000. Televisi dan Intervensi Negara: Konteks Politik Kebijakan Publik Industri Penyiaran Televisi pada Era Orde Baru. Yogyakarta (ID): Media Pressindo.

59

61 Lampiran 1 Denah lokasi penelitian

Sumber: Data monografi Desa Cibatok Satu (2011)

62

Lampiran 2 Jadwal pelaksanaan penelitian tahun 2013

Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan proposal skripsi Kolokium Penyebaran angket Perbaikan proposal Pengambilan data lapangan Pengolahan dan analisis data

Penulisan draft skripsi

Uji petik Sidang skripsi Perbaikan laporan penelitian

63

Lampiran 3 Hasil uji validitas dan reliabilitas

Validitas efek menonton program berita Seputar Indonesia RCTI

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Pertanyaan 1 125.4000 455.600 .816 . .959 Pertanyaan 2 125.9000 467.211 .556 . .961 Pertanyaan 3 125.9000 444.989 .846 . .958 Pertanyaan 4 125.7000 452.233 .539 . .961 Pertanyaan 5 126.2000 452.622 .585 . .960 Pertanyaan 6 128.7000 480.233 .105 . .963 Pertanyaan 7 125.4000 458.267 .737 . .959 Pertanyaan 8 126.3000 453.344 .821 . .959 Pertanyaan 9 129.1000 468.989 .522 . .961 Pertanyaan 10 125.1000 468.100 .553 . .961 Pertanyaan 11 129.1000 482.100 .112 . .962 Pertanyaan 12 125.5000 463.833 .640 . .960 Pertanyaan 13 125.8000 441.289 .787 . .959 Pertanyaan 14 129.0000 472.000 .402 . .961 Pertanyaan 15 125.6000 462.933 .623 . .960 Pertanyaan 16 127.9000 460.767 .491 . .961 Pertanyaan 17 126.4000 462.711 .752 . .960 Pertanyaan 18 125.8000 456.400 .663 . .960 Pertanyaan 19 125.6000 454.933 .738 . .959 Pertanyaan 20 125.5000 451.389 .765 . .959 Pertanyaan 21 125.9000 451.433 .783 . .959 Pertanyaan 22 126.7000 453.344 .393 . .964 Pertanyaan 23 126.6000 457.822 .584 . .960 Pertanyaan 24 126.6000 438.044 .878 . .958 Pertanyaan 25 126.4000 463.156 .509 . .961 Pertanyaan 26 126.4000 456.489 .602 . .960 Pertanyaan 27 127.2000 453.067 .787 . .959 Pertanyaan 28 126.6000 452.711 .797 . .959 Pertanyaan 29 125.9000 449.878 .822 . .959 Pertanyaan 30 126.1000 428.989 .864 . .958 Pertanyaan 31 126.1000 442.544 .837 . .958 Pertanyaan 32 126.4000 461.600 .791 . .960 Pertanyaan 33 126.0000 440.000 .880 . .958

64 Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .961 .963 33

Reliabilitas efek menonton program berita Seputar Indonesia RCTI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .895

N of Items 17a

Part 2 Value .943

N of Items 16b

Total N of Items 33

Correlation Between Forms .966

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .983

Unequal Length .983

Guttman Split-Half Coefficient .957

a. The items are: Pertanyaan 1, Pertanyaan 2, Pertanyaan 3, Pertanyaan 4, Pertanyaan 5, Pertanyaan 6, Pertanyaan 7, Pertanyaan 8, Pertanyaan 9, Pertanyaan 10, Pertanyaan 11, Pertanyaan 12, Pertanyaan 13, Pertanyaan 14, Pertanyaan 15, Pertanyaan 16, Pertanyaan 17.

b. The items are: Pertanyaan 18, Pertanyaan 19, Pertanyaan 20, Pertanyaan 21, Pertanyaan 22, Pertanyaan 23, Pertanyaan 24, Pertanyaan 25, Pertanyaan 26, Pertanyaan 27, Pertanyaan 28, Pertanyaan 29, Pertanyaan 30, Pertanyaan 31, Pertanyaan 32, Pertanyaan 33.

Nilai koefisien validitas (alpha) sebesar 0.961, sedangkan nilai koefisien reliabilitas (Guttman Split-Half Coefficient) di atas adalah 0.957. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar dari 0.80, maka hasil uji coba kuesioner memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil uji coba kuesioner dapat dipercaya.

65 Lampiran 4 Surat penelitian

66

Lampiran 5 Rataan skor efek menonton program berita Seputar Indonesia

Efek menonton Rataan skor*

A Kognitif 4.59

1. Lebih memahami kejadian-kejadian penting 4.80 2. Menambah wawasan tentang peristiwa-peristiwa

penting

4.65 3. Lebih memahami informasi-informasi penting 4.63 4. Mengetahui tentang apa yang dipikirkan orang-

orang terhadap isu-isu penting

4.65 5. Memperoleh banyak “ilmu” untuk memahami

kondisi atau kejadian di lingkungan sendiri

4.43 6. Menambah pemahaman mengenai bahasa

Indonesia yang baik dan benar

4.53 7. Menambah berbagai macam manfaat mengenai

isu-isu penting

4.58 8. Menambah keterampilan dalam berpikir mengenai

isu-isu penting

4.40 9. Mendorong pembicaraan isu-isu penting dengan

orang lain

4.70 10. Mengarahkan perhatian terhadap isu-isu penting 4.55 11. Mengarahkan minat menonton terhadap isu-isu

penting

4.65

B Afektif 3.87

1. Menimbulkan benci atau marah terhadap kejahatan- kejahatan yang diberitakan

4.80 2. Mengubah sikap tentang kejadian-kejadian penting 4.90 3. Membangkitkan keinginan untuk dicintai lawan

jenis

1.33 4. Membangkitkan keinginan merias diri 1.78 5. Membentuk sikap peduli terhadap orang lain 4.63 6. Mengubah sikap tentang orang-orang penting 4.78 7. Meningkatkan tenggang rasa terhadap orang lain 4.83

8. Membangkitkan hasrat seksual 1.15

9. Meningkatkan rasa ingin tahu tentang berita-berita atau informasi-informasi

4.78 10. Merangsang untuk meniru cara-cara berpakaian 2.38 11. Membentuk sikap disiplin mengenai segala hal 4.73 12. Mempertegas sikap tentang berbagai masalah/isu

penting

4.75 13. Membuat sedih tentang kejadian memilukan yang

diberitakan

4.70 14. Menimbulkan rasa senang tentang berita-berita

mengembirakan

4.73

C Behavioral 3.96

1. Berpakaian secara sopan 4.53

67 untuk menonton Seputar Indonesia

3. Berperilaku baik terhadap orang sekitar 4.25 4. Meniru tindakan kekerasan yang diberitakan 1.48 5. Terampil berbicara bahasa Indonesia yang baik

dan benar

4.25 6. Mampu memberikan saran dan pendapat dalam

musyawarah di kelompok tani dan organisasi lainnya

4.28 7. Merekomendasikan atau menyarankan kepada

orang lain untuk menonton berita

4.20 8. Akan tetap menonton Seputar Indonesia untuk

kedepannya

4.45 *Rentang skor: 1-6

68

Lampiran 6 Hasil tabulasi silang Jenis kelamin*frekuensi menonton

Count

Frekuensi Menonton

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 13 10 23

Perempuan 6 11 17

Total 19 21 40

Jenis kelamin*durasi menonton

Count

Durasi Menonton

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 11 12 23

Perempuan 6 11 17

Total 17 23 40

Jenis kelamin*waktu menonton

Count

Waktu Menonton

Total Sore pagi dan sore

Jenis Kelamin Laki-laki 13 10 23

Perempuan 6 11 17

Total 19 21 40

Jenis kelamin*Kehadiran orang lain

Count

Kehadiran orang lain

Total Sendiri Bersama keluarga

Jenis Kelamin Laki-laki 11 12 23

Perempuan 5 12 17

Total 16 24 40

Jenis kelamin*suasana menonton

Count

Suasana Menonton

Total Tenang/kondusif Berisik/ada gangguan

Jenis Kelamin Laki-laki 19 4 23

Perempuan 14 3 17

69 Jenis kelamin*efek kognitif

Count

Efek Kognitif

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 5 18 23

Perempuan 5 12 17

Total 10 30 40

Jenis kelamin*efek afektif

Count

Efek Afektif

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 11 12 23

Perempuan 6 11 17

Total 17 23 40

Jenis kelamin*efek behavioral

Count

Efek Behavioral

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 12 11 23

Perempuan 7 10 17

Total 19 21 40

Jenis kelamin*efek total

Count

Efek Total

Total

Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 11 12 23

Perempuan 7 10 17 Total 18 22 40 Usia*waktu menonton Count Waktu Menonton Total Sore pagi dan sore

Usia Dewasa Awal 2 8 10

Dewasa Pertengahan 12 11 23

Dewasa Tua 5 2 7

70

Usia*Kehadiran orang lain

Count

Kehadiran orang lain

Total Sendiri Bersama keluarga

Usia Usia Muda 4 6 10

Usia Pertengahan 9 14 23 Usia Tua 3 4 7 Total 16 24 40 Usia*suasana menonton Count Suasana Menonton Total Tenang/kondusif Berisik/ada gangguan

Usia Usia Muda 7 3 10

Usia Pertengahan 20 3 23

Usia Tua 6 1 7

Total 33 7 40

Tingkat pendidikan*waktu menonton

Count

Waktu Menonton

Total Sore pagi dan sore

Tingkat Pendidikan Rendah 17 14 31

Sedang 1 2 3

Tinggi 1 5 6

Total 19 21 40

Tingkat pendidikan*Kehadiran orang lain

Count

Kehadiran orang lain

Total Sendiri Bersama keluarga

Tingkat Pendidikan Rendah 10 21 31

Sedang 2 1 3

Tinggi 4 2 6

71 Tingkat pendidikan*suasana menonton

Count Suasana Menonton Total Tenang/kondusif Berisik/ada gangguan

Tingkat Pendidikan Rendah 26 5 31

Sedang 2 1 3

Tinggi 5 1 6

Total 33 7 40

Tingkat pendapatan*waktu menonton

Count

Waktu Menonton

Total Sore pagi dan sore

Tingkat Pendapatan Rendah 8 7 15

Sedang 7 10 17

Tinggi 4 4 8

Total 19 21 40

Tingkat pendapatan*Kehadiran orang lain

Count

Kehadiran orang lain

Total Sendiri Bersama keluarga

Tingkat Pendapatan Rendah 4 11 15

Sedang 11 6 17

Tinggi 1 7 8

Total 16 24 40

Tingkat pendapatan*suasana menonton

Count

Suasana Menonton

Total Tenang/kondusif Berisik/ada gangguan

Tingkat Pendapatan Rendah 12 3 15

Sedang 15 2 17

Tinggi 6 2 8

72

Waktu menonton*efek kognitif

Count

Efek Kognitif

Total

Rendah Tinggi

Waktu Menonton Sore 9 10 19

pagi dan sore 1 20 21

Total 10 30 40

Waktu menonton*efek afektif

Count

Efek Afektif

Total

Rendah Tinggi

Waktu Menonton Sore 16 3 19

pagi dan sore 1 20 21

Total 17 23 40

Waktu menonton*efek behavioral

Count

Dokumen terkait