• Tidak ada hasil yang ditemukan

HURUF MIRING

Dalam dokumen Makala Bahasa Indonesia lesneia. pdf (Halaman 34-38)

Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

B. HURUF MIRING

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya :

Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagamakarangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya :

Huruf pertama kata abad ialah ia. Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital. Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Misalnya :

Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

4.6 KATA DASAR, TURUNAN, BENTUK ULANG

1.KATA DASAR

kata dasar (akar kata) = kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks), tetapi perbedaan kedua bentuk ini tidak dibahas di sini.

Kata dasar bisa membentuk satu kesatuan kalimat, yaitu: 1. Ular yang mati itu sangat panjang .

2. Aku pergi ke sekolah dengan ayah.

3. Budi datang ke rumahku dengan sangat cepat. 4. Kakak suka makan kue bakpia dari kota Jogjakarta.

5. Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur. Kalimat – kalimat di atas disusun dari kata – kata dasar

Contoh: sahabat, daerah, datang, pergi, panas, dingin, jalan, marah, pintar 1. Sahabat, kata dasar dari persahabatan

2. Daerah, kata dasar dari kedaerahan 3. Dating, kata dasar dari kedatangan 4. Pergi, kata dasar dari bepergian 5. Panas, kata dasar dari dipanaskan 6. Dingin, kata dasar dari didinginkan 7. Jalan, kata dasar dari menjalankan 8. Marah, kata dasar dari dimarahi 9. Pintar, kata dasr dari terpintar 2. KATA TURUNAN

Definisi Kata Turunan

Sederhananya, kata turunan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan, baik berupa awalan, sisipan atau akhiran, maupun gabungan kata. Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk kalimat selain kata dasar dalam setiap penulisan artikel.

Untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang definisi kata turunan, simak macam-macam bentuk kata turunan;

Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh;

catatan (kata dasar [catat], mendapat akhiran [-an]) berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-]) gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])

Kata turunan berupa gabungan singkatan dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh;

mem-PHK-kan mem-PTUN-kan

Kata turunan berupa gabungan kosa kata asing dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh;

me-recall di-upgrade

Kata turunan juga dapat berupa gabungan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital. Kata turunan ini, penulisannya dirangkai menggunakan tanda hubung ( – ). Contoh; pro-Indonesia

non-Indonesia pan-Afrika

Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya. Contoh;

sebar luaskan bertepuk tangan garis bawahi

Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata itu ditulis serangkan dengan imbuhannya. Contoh;

menyebarluaskan pertanggungjawaban melipatgandakan mencampuradukan

Kata turunan yang salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh;

adipati adikuasa aerodinamika aeromodeling antarkota antarprovinsi antibiotik antiteroris anumerta audiogram bikarbonat biokimia bioetanol caturtunggal caturmarga dasawarsa dasasila dekameter demoralisasi demiliterisasi dwiwarna dwitunggal ekawarna ekstrakurikuler inframerah infrastruktur inkonvensional intoleransi kosponsor mahasiswa mancanegara monoteisme monorail multilateral narapidana nonkolaborasi pascasarjana paripurna poligami politeknik poliklinik pramuniaga pramusaji prasangka purnawirawan saptakrida semiprofesional subseksi swadaya telepon transmigrasi tritunggal ultramodern

Jika kata [maha] merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata berimbuhan, maka gabungan keduanya ditulis terpisah dan unser-unsur pembentuknya dimulai dengan huruf kapital. Contoh;

Kita serahkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih

Tapi, jika kata [maha] sebagai unsur gabungan merujuk pada Tuhan, namun diikuti oleh kata dasar, gabungan katanya ditulis serangkai. Ketentuan ini tidak berlaku untuk kata dasar [esa]. Contoh; Hanya Tuhan yang Mahakuasa yang bisa menentukan nasib kita.

Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.

Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang sudah kita serap dalam bahasa Indonesia, seperti [pro], [kontra] dan [anti], dapat kita jadikan sebagai kata dasar. Contoh;

Lebih banyak masyarakat yang kontra, ketimbang pro terhadap kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak.

Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah. Itu tadi uraian tentang kata turunan. 3. BENTUK ULANG

Kata ulang adalah bentuk kata yang merupakan pengulangan kata dasar. Pengulangan ini dapat memiliki atau menciptakan arti baru.

Kata ulang terdiri dari beberapa macam, yaitu: 3.1. Pengulangan seluruh

Kata ulang ini terdiri dari kata dasar yang diulang secara keseluruhan. Contoh: buku – buku, anak – anak, ibu – ibu, bapak – bapak, dan lain – lain. 1. Kami mengumpulkan buku – buku untuk anak – anak korban kebanjiran.

2. Ibu – ibu PKK menghadiri acara yang dilaksanakan oleh ibu walikota pada hari minggu besok. 3. Tanah longsor menimbun rumah – rumah yang ada di kampung Duren pada hari selasa yang lalu. 3.2. Pengulagan sebagian

Kata ulang ini adalah kata ulang yang berasal dari kata dasar yang mengalami pengulangan hanya pada bagian awal atau akhirnya saja.

Contoh: Tetangga, pepohonan, perumahan, perbukitan, dan lain – lain. 1. Orang itu hidup dengan sangat tertutup tak heran tetangga mencurigainya. 2. Ketika aku berlibur di desa, aku melihat perbukitan yang sangat indah.

BAB 5

Dalam dokumen Makala Bahasa Indonesia lesneia. pdf (Halaman 34-38)

Dokumen terkait