• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENULISAN KATA

Dalam dokumen Makala Bahasa Indonesia lesneia. pdf (Halaman 38-42)

Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

BAB 5 PENULISAN KATA

5.1 GABUNGAN KATA GANTI DAN KATA DEPAN

1. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya.

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yangmengikutinya. -ku, -mu serta-

nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misal : Apa yang kaumiliki boleh kauambil.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. 2. Kata depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misalnya :

a. Ayahnya pergi ke luar negeri. b. Bermalam sajalah di sini.

c. Di mana ada Ani, di situ ada Harun. d. Ia datang dari Surabaya kemarin.

e. Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. f. Kain itu terletak di dalam lemari.

g. Ke mana saja ia selama ini?

h. Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan. i. Mari kita berangkat ke sekolah.

j. Mereka ada di rumah.

k. Saya pergi ke sana-sini mencarinya. Perhatikan penulisan berikut :

Jangan mengesampingkan persoalan yang penting itu. Kami percaya sepenuhnya kepadanya.

Ia keluar sebentar. Kemarikanbuku itu.

Amin lebih tua daripadaAmat.

Semua orang yang terkemukadi desa itu hadir dalam rapat.

Surat perintah itu dikeluarkandi Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.

Selain sebagai kata depan penulisan di dan ke (sebagai awalan), penulisannya selalu dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.

Misalnya : Diambilnya buku itu dan dimasukkannya ke dalam tas. Akhmad diangkat menjadi ketua dalam perkumpulan itu.

Catatan.

Bila “di” dan “ke” tidakdapat kita ganti dengan kata “dari”, maka kita katakan sebagai awalan.

Dengan demikian penulisannya dirangkaikan. Sebaliknya jika “di” dan “ke”dapat kita ganti dengan

“dari” tentulah termasuk kata depan dan penulisannya dipisahkandari kata yang mengikutinya.

5.2 KATA “SI DAN “SANG” DAN PARTIKEL

A. Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: sang Kancil, si pengirim B. Partikel lah, kah, tah dan pun.

Partikel lah, kah, tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apakah yang tersirat dalam surat itu?

Bacalah buku itu baik-baik!

Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia. Apatah gunanya bersedih hati?

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus. Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang. Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.

Catatan.

Kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.

Misalnya: Adapunsebab-sebabnya belum diketahui.

Baik mahasiswa, maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi. Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

Tetapi perhatikan ini:

Sekali pun ( sekali saja ) ia belum menyumbang. Walaupun ia miskin, ia selalu gembira.

Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misalnya: Harga kain itu Rp 100.000 perhelai

Mereka masuk ke dalam ruangan satu persatu.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. 1. Apa yang kau miliki boleh kau miliki.

2. Buku ku, buku mu, dan bukunya tersimpandiperpustaan.

3. Ayahnya pergi keluar negeri. 4. Bermalam sajalah di sini.

5. Dimana ada Adi, disitu ada Ani. 6. Ia datang dari Surabaya kemarin.

7. Ia ikut terjun ketengah kancah perjuangan. 8. Kain itu terletak didalam lemari.

9. Kemana saja ia selama ini?

10. Kita perlu berpikir sepuluh tahun kedepan.

11. Mari kita berangkat ke sekolah. 12. Mereka ada dirumah.

13. Saya pergi kesana-sini mencarinya.

5.3 SINGKATAN DARI AKRONIM

A. Akronim (dieja menurut suku kata)

1. Akronim yang unsur-unsurnya terdiri atas huruf-huruf besar. Huruf-huruf besar yang membentuknya terdiri atas huruf-huruf awal kata. Contoh: ABRI<a-bri> (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), ASI<a-si> (Air Susu Ibu), HUT<hut> (hari ulang tahun), PAM <pam> (perusahaan air minum), SIM <sim> (Surat Izin Mengemudi). Produktivitas: sangat produktif

 (tambahan) Unsur pembentuk yang bukan hanya huruf pertama kata saja, pada umumnya disusun sedemikian rupa dengan tujuan 1) sehingga bisa dieja sebagai akronim, bukan singkatan, contoh: MURI (Museum Rekor Indonesia, alih-alih MRI), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, alih-alih WLHI), atau untuk membedakan dengan akronim yang huruf penyusunnya sama, contoh: WITA (Waktu Indonesia Tengah, untuk membedakan dengan WIT, Waktu Indonesia Timur), MTs (Madrasah Tsanawiyah, untuk membedakan dari singkatan dua huruf MT-MT yang lain). Akronim sering tetap ditulis dengan huruf kapital, walaupun untuk yang bersuku lebih dari dua sering dijumpai ditulis dalam bentuk non-kapital (dianggap sebagai kategori 2 di bawah), contoh: Walubi (Wali Umat BuddhaIndonesia)

2. Akronim dari nama badan atau nama diri. Singkatan ini terdiri atas huruf-huruf bagian kata yang membentuk singkatan itu. Singkatan ini dilafalkan sebagai sebuah kata, sehingga disebut akronim. Huruf awal akronim ditulis dengan huruf besar. Contoh: Bappenas <ba- pe-nas> (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Depdiknas<dep-dik-nas> (Departemen Pendidikan Nasional), Bakin,<ba-kin>. (Badan Koordinasi Intelijen Negara), Kapolri<ka-pol-ri> (Kepala Kepolisian Republik Indonesia), Wagub <wa-gub> (Wakil Gubernur). Produktivitas: sangat produktif

3. Akronim pada pola ini adalah akronim yang seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang (bukti pelanggaran), rudal (peluru kendali), sosbud (sosial budaya),toserba (toko serbaada), pemilu (pemilihan umum). Produktivitas: cukup produktif B. Singkatan (dieja menurut huruf pembentuknya - inisialisme; pada umumnya sudah tidak produktif lagi)

 Singkatan ini terdiri atas huruf besar. Huruf besar yang dijadikan pola singkatan tersebut adalah huruf-huruf awal kata. Pada singkatan ini tidak diperlukan tanda titik. Contoh: APBN <a-pe-be-en> (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), BBM <be- be-em> (bahan bakar minyak), SLI <es-el-i> (sambungan langsung internasional), PT <pe-te>. (Perseroan Terbatas), TVRI <te-ve-er-i> (Televisi Republik Indonesia), WNA <we-en-a> (Warga Negara Asing). Produktivitas: sangat produktif

 Singkatan pada gelar kesarjanaan dan sapaan. Singkatan dapat terdiri atas huruf awal kata atau dapat pula berbentuk akronim. Tanda titik digunakan pada setiap huruf besar hasil singkatan. Contoh: S.H. <es-ha> (Sarjana Hukum), S.Psi. <es-psi> (Sarjana Psikologi), M.M.<em-em> (Magister Manajemen), S.Ag. <es-ag> (Sarjana Agama), K.H. <ka-ha> (Kyai Haji), R.A.<er-a> (Raden Ajeng). Produktivitas: tidak produktif

 Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil. Singkatan tersebut berasal dari huruf awal kata. Dalam pembentukannya harus digunakan tanda titik di antara huruf-huruf pembentuk singkatan itu. Contoh: a.n. <a-en> (atas nama), d.a. <de-a> (dengan alamat), p.p.<pe-pe> (pulang pergi), u.p.<u-pe> (untuk perhatian), a.l. <a-el> (antara lain), y.l.<ye-el> (yang lalu). Produktivitas: tidak produktif.

 Singkatan yang terdiri atas huruf-huruf kecil, yang dibentuk dari huruf-huruf awal. Singkatan ini (biasanya) terdiri atas tiga huruf kecil dan dibubuhi tanda titik pada akhir singkatan. Contoh: dll.<de-el-el> (dan lain-lain), dsb.<de-es-be> (dan sebagainya), dkk.<de-ka-ka> (dan kawan-kawan), ybs.<ye-be-es>(yang bersangkutan), tsb.<te-es- be> (tersebut), yad.<ye-a-de> (yang akan datang). Produktivitas: tidak produktif.

 Pola singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran. Tanda titik tidak digunakan pada pola singkatan ini. Contoh: Rp (rupiah), cm (sentimeter), kg (kilogram), MHz (megahertz), Ca (kalsium). Produktivitas: tidak produktif

 Singkatan huruf dan angka (numeronim)

1. Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan jumlah huruf. Contoh: P2KP (atau PPKP - Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), P3AD (atau PPPAD - Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat), P3DT (atau PPPDT - Proyek Peningkatan Pembangunan Desa Tertinggal), P3GB (atau PPPGB - Pusat Pengembangan Pendidikan Guru Bahasa), P4 (atau PPPP - Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), P3K (atau PPPK - pertolongan pertama pada kecelakaan), organisasi G-8 dan G-20, dsb.

2. Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan tanggal/tahun. Contoh: UUD45 (atau UUD 1945 - Undang Undang Dasar (tahun) 1945), G-30S/PKI (atau G30S - Gerakan 30 September), Y2K (Year 2000 Problem - Masalah Tahun 2000; lihat w:Y2K)

3. Terdiri dari huruf dan angka, yang melambangkan jenjang. Contoh: S-1, S-2, S-3, D-3, dsb., atau perbandingan: Kw-2, Kw-3, Sp-1, Sp-2

4. (terutama dalam bahasa Inggris) Untuk memendekkan kata yang panjang, angka melambangkan jumlah huruf yang disingkat/dihilangkan. Contoh: l10n (localization -pelokalan), i18n (internationalization - internasionalisasi), v11n (versification - versifikasi)

BAB 6

Dalam dokumen Makala Bahasa Indonesia lesneia. pdf (Halaman 38-42)

Dokumen terkait