• Tidak ada hasil yang ditemukan

1Husni Bopeng (W akil Ketua DPRD, Ketua DPC PAN Ternate)

Dalam dokumen Perempuan Partai Politik dan Parlemen St (1) (Halaman 140-145)

di DPRD Ternate Oleh:

IV. 1Husni Bopeng (W akil Ketua DPRD, Ketua DPC PAN Ternate)

Sebelum terjun ke politik dan menjadi anggota DPRD Ternate, Husni Bopeng dikenal sebagai seorang pengusaha, atau tepatnya kontraktor. Ibu dari tiga orang anak yang sudah menjelang dewasa tersebut adalah isteri dari Umar Mahmud Bopeng, Ketua Fraksi PAN di DPRD Malut. Umar Mahmud Bopeng sendiri telah menjadi anggota DPRD Malut sejak 2004, dan kemudian terpilih kembali untuk periode kedua pada Pemilu 2009. Selain menjadi Ketua Fraksi, Umar Mahmud Bopeng adalah Ketua Majelis Pertimbangan Partai pada Dewan Pimpinan Wilayah PAN Maluku Utara.

Popularitas suami sebagai salah seorang pimpinan PAN di Malut yang juga menjadi anggota DPRD Malut tersebut tampaknya turut mendongkrak elektabilitas Husni Bopeng pada Pemilu 2009 yang lalu. Meskipun berada di urutan ke-3 dalam daftar caleg PAN untuk daerah pemilihan (Dapil) II DPRD Kota Ternate, Husni Bopeng yang sering dipanggil sebagai Nini oleh koleganya di Dewan, berhasil mengumpulkan suara terbanyak dalam Pemilu 2009, mengalahkan sebagian besar caleg pria yang diajukan partai yang dipimpinnya. Dari 12 orang caleg PAN untuk DPRD Ternate di Dapil II, delapan orang di antaranya adalah pria, sedangkan empat orang lainnya perempuan, termasuk Nini.

Terkait keterlibatannya dalam politik dan akhirnya menjadi anggota DPRD Ternate, Husni Bopeng antara lain mengemukakan6:

“ Saya memulai karir politik sejak 2004. Pada mulanya saya ikut-ikutan saja karena sejak awal saya adalah simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN). Tetapi yang membuat saya kemudian terjun langsung ke politik karena suami saya juga. Suami adalah anggota DPRD provinsi (Malut) dari PAN, sudah dua

6 Waw ancara dengan Husni Bopeng, legislator perempuan DPRD Ternate dari PAN, Juli 2012. Husni yang sering dipanggil Nini di lingkungannya adalah Wakil Ketua DPRD sekaligus Ketua DPC PA N Ternate.

periode sejak 2004. Jadi saya terjun ke politik lebih dominan karena suami. Awal mulanya saya ikut-ikutan. Suami saya kampanye dalam pemilu (2004) saya ikut mendampingi. Walaupun saya juga pengurus partai [ketika itu] sebagai wakil ketua bidang pemberdayaan perempuan, saya belum begitu aktif. Pada 2009 saya sebenarnya belum berniat terjun langsung ke politik menjadi caleg. Namun karena desakan partai untuk memenuhi kuota keterwakilan perempuan dan juga karena dukungan masyarakat yang kecewa dengan memilih laki-laki, setelah duduk [di DPRD]mereka “ lupa” [kepentingan rakyat], saya akhirnya ikut terpacu untuk menjadi caleg… Ternyata kemudian saya memperoleh suara terbesar, mengalahkan Ketua DPC PAN pada waktu itu” .

IV.2. Gamaliya Vulkanita Barakati (W akil Ketua DPD II Golkar, anggota Komisi II DPRD Ternate)

Vulkanita dapat dikatakan relatif baru memasuki dunia politik. Ia merupakan anggota legislatif termuda di antara 25 orang anggota DPRD Ternate. Legislator perempuan yang mewakili Partai Golkar ini mengaku bahwa popularitas suaminya sebagai Camat termuda se Maluku Utara turut memberi andil dan kontribusi keberhasilannya, sehingga terpilih sebagai anggota

DPRD Ternate periode 2009-2014. Sebelum menjadi anggota Dewan, Vulkanita sebenarnya adalah ibu rumah tangga biasa yang setia mendampingi suami dan mengurus anak-anaknya yang masih kecil7.

Meskipun Vulkanita berada di urutan ke-11 dari 12 orang caleg yang diajukan Golkar di Dapil I untuk DPRD Kota Ternate, namun ia akhirnya berhasil meraih dukungan ketiga terbesar di dapilnya, mengalahkan tiga perempuan dan enam pria lainnya di dapil yang sama. Di dapil yang mencakup wilayah Kecamatan Ternate Selatan dan Kecamatan Pulau Moti ini Golkar berhasil memperoleh tiga kursi dari 12 kursi DPRD yang tersedia untuk Kota Ternate. Ibu dari dua orang anak yang masih balita ini bisa dikatakan sebagai wajah baru dalam politik di Ternate. Sebelum menjadi anggota DPRD, Vulkanita sebenarnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang sewaktu-waktu aktif di kegiatan PKK lantaran posisinya sebagai isteri Camat, yakni Camat Pulau Moti, kemudian Camat Ternate Selatan. Terkait pengalamannya masuk ke dalam DPRD, Vulkanita antara lain menceritakan:

“ Kebetulan suami saya menjabat sebagai camat, [yakni] Camat Kecamatan Pulau Moti, masih dalam lingkup wilayah Kota Ternate. Di situ sebagai isteri camat, saya disibukkan dengan kegiatan PKK.

Setelah suami saya dipindah-tugaskan sebagai Camat Ternate Selatan, kesibukan saya di PKK juga meningkat. Mungkin karena kedekatan saya dengan masyarakat dan kebetulan orangtua saya juga sudah lama di Golkar, saya mula-mula diminta sebagai penasehat KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) dan saya bersedia… Beberapa tahun kemudian, pada akhir 2008, saya diminta oleh DPD Golkar Kota Ternate untuk menjadi caleg. Karena merasa terpanggil dan juga karena pengalaman saya dengan masyarakat di lapangan, saya akhirnya bersedia setelah meminta dukungan suami dan keluarga. Alhamdulillah saya akhirnya terpilih”8.

Namun demikian meningkatnya aktivitas di luar rumah sebagai wakil rakyat tidak mengubah pola hidup Vulkanita seperti telah dijalaninya selama ini. Kegiatan rutin yang bersifat domestik rumah tangga seperti mencuci pakaian, memasak, dan mengurus anak tetap dilakukannya. Begitu pula jadwal rutinnya, perempuan yang pernah kuliah di Jurusan Perikanan Universitas Pattimura ini masih tetap menjalani kegiatan rutinnya sebagai ibu rumah tangga, antara lain kegiatan berbelanja ke pasar tradisional setiap dua hari sekali.

8 Ibid.

Sebagai wajah-wajah baru di DPRD Kota Ternate, Husni Bopeng, Vulkanita, Merlisa, dan Erni Drakel berusaha memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawab mereka sebagai wakil rakyat pada umumnya dan wakil kaum perempuan pada khususnya. Namun demikian, menurut Husni Bopeng dan Vulkanita, tidak mudah bagi mereka yang berstatus legislator perempuan berperan maksimal seperti yang diharapkan masyarakat. Apalagi mereka hanya berjumlah empat orang dari total 25 orang anggota DPRD Ternate. Karena itu selama sekitar tiga tahun menjadi anggota DPRD, Husni Bopeng dan Vulkanita mengaku bahwa mereka berempat telah mencoba bekerja maksimal untuk menyerap dan kemudian memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat Ternate, khususnya kaum perempuan. Diakui, baik oleh Husni Bopeng maupun Vulkanita, peran ganda mereka, sebagai politisi atau legislator perempuan di satu pihak, dan peran domestik sebagai ibu rumah tangga di pihak lain, tidak begitu mudah, apalagi kadang-kadang harus menghadapi cibiran kaum pria yang belum sepenuhnya percaya pada kemampuan mereka sebagai wakil kaum perempuan.

Dalam dokumen Perempuan Partai Politik dan Parlemen St (1) (Halaman 140-145)