• Tidak ada hasil yang ditemukan

I WANT TO CHANGE

Dalam dokumen MIND-iPULATION (Halaman 49-57)

I WANT TO CHANGE

Saya yakin hampir semua orang pasti menginginkan keadaan yang lebih baik dari hari kemarin. Hanya orang apatis-lah yang tidak menginginkan keadaan yang lebih baik. Mereka hanya pasrah pada nasib yang sepertinya sudah ditetapkan Tuhan untuknya. Berdiam diri dan tidak berusaha merubah nasibnya hanya itu yang mereka lakukan. Mungkin itu akibat pemahaman yang keliru mengenai takdir itu sendiri. Untuk merubah nasib ada beberapa prinsip yang harus ditanamkan jauh di dalam hati nurani manusia, yaitu :

Perubahan Harus Dimulai Dari Diri Sendiri

Perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Kita tidak bisa terus-terusan menyalahkan keadaan dan orang lain atas nasib buruk yang menimpa diri kita. Kita juga jangan berlarut-larut menyalahkan diri sendiri. Berandai-andai dengan waktu juga tidak akan membawa perubahan. Satu-satunya cara untuk merubah keadaan adalah dengan mengubah diri kita sendiri. Apa maksudnya?

Manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika kita ingin merubah nasib, maka kita harus melihat kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita. Melihat kelebihan sebagai nilai tambah yang kita punya dan melihat kekurangan sebagai sesuatu yang harus kita perbaiki. Merubah diri kita bukan berarti tidak menjadi diri kita sebenarnya, dan meniru-niru kepribadian orang lain. Merubah diri kita adalah melihat nilai tambah yang ada dalam diri kita dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam diri kita. Dengan begitu apa yang kita inginkan dapat lebih cepat tercapai.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS: Ar Rad: 11).

Jangan Berputus Asa

Memang kadangkala hidup ini terasa berat, seakan-akan kita tidak sanggup menanggung beban penderitaan ini seorang diri, dan (mungkin) sempat berfikir untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri, yang kita anggap dapat menyelesaikan masalah. Ada juga mereka yang mencari pelarian dengan meminum minuman beralkohol atau menggunakan narkotika untuk sekedar berhalusinasi pergi ke surga sementara waktu dan meninggalkan semua masalah dibelakang. Namun ketika

49

mereka tersadar dari mabuknya, ternyata masalah tersebut masih tetap ada, dan mungkin malah bertambah banyak karena mereka tertangkap polisi dan terancam dipenjara karena mabuk-mabukan atau penyalahgunaan narkotika.

Salah satu hal yang harus kita yakini bahwa selalu ada harapan untuk hari esok yang lebih baik. Janganlah kita berputus asa. Begitu luasnya bumi kita ini sehingga kita tidak perlu takut tidak akan kebagian rejeki. Begitu banyaknya peluang untuk meraih sukses asal kita mau berjalan keluar rumah dan berusaha menjemput rejeki.

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS: An Nisaa’: 97).

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: An Nisaa’: 100).

Jangan Takut dan Lemah

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, hambatan terbesar datangnya bukan dari luar tetapi dari dalam diri kita sendiri. Salah satu hambatan itu adalah rasa takut dan lemah. Perasaan takut dan lemah muncul dari kekhawatiran kita akan hasil akhir; bahwa apa yang akan kita lakukan atau kerjakan tidak berjalan sebagaimana mestinya; dan nasib buruk mungkin akan menimpa kita dikemudian hari; atau kita hanya menghawatirkan apa yang akan diperbincangkan orang lain akan apa yang sedang atau akan kita lakukan; atau kita takut jika berhadapan dengan orang lain. Padahal kita tahu bahwa tidak ada seorang pun yang tahu masa depan; tidak ada seorang pun yang tahu akan hasil akhir; tidak ada seorang pun yang tahu apakah nasib baik atau nasib buruk yang akan menimpanya dikemudian hari. Manusia hanya diwajibkan berusaha dan menyerahkan hasil akhirnya pada Allah SWT. Bukankah Allah SWT sudah menjamin rezki seluruh mahluk hidup.

Dalam bab sebelumnya juga dibahas tentang the law of attraction atau hukum tarik-menarik. Dalam hukum ini disebutkan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Jika kita takut gagal, maka justru kegagalanlah yang akan menimpa kita. Jika kita takut miskin, maka justru kemiskinanlah

50

yang akan menimpa kita. Jika kita membenci seseorang, maka justru semakin bertambahlah kebencian kita akan orang tersebut. Daripada kita berfokus pada apa yang tidak kita inginkan, akan jauh lebih baik jika kita berfokus pada apa yang kita inginkan.

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS: Al Baqarah: 268).

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS: Al An’am: 151).

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS: Al Israa’: 31).

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS: Luqman: 34).

(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (QS: Al Ahzab: 39).

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS: Fushshilat: 30).

51

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS: Al Maa’idah: 14).

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS: Al Baqarah: 243).

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS: At Taubah: 18).

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS: An Nisaa’: 104).

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS: At Taubah: 28).

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah dan pada masing-masing ada kebaikan, berusahalah untuk apa saja yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah. Dan jika kamu ditimpa sesuatu musibah maka jangan kamu berkata: seandainya aku berbuat begini pasti akan begini dan begitu, akan tetapi

52

katakanlah: Allah telah mentaqdirkan, apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, karena berandai-berandai itu membuka amalan setan.” (HR. Muslim).

“Berusahalah untuk sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan kamu lemah, dan jika kamu ditimpa suatu musibah maka jangan kamu berkata: kalau saja saya berbuat begitu dan begini maka pasti hasilnya akan begini dan begitu. Tetapi katakanlah: Allah telah mentaqdirkannya dan apa yang Dia kehendaki pasti akan Dia lakukan. Karena sesungguhnya berandai-andai akan membuka amal setan.” (HR. Muslim).

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini." (QS: Al Kahfi: 23-24).

Ikhtiar

Ikhtiar artinya berusaha. Ikhtiar dapat disamakan juga dengan berhijrah, yaitu meninggalkan kondisi hidup yang kurang menguntungkan menuju kondisi hidup yang lebih sejahtera. Namun seringkali kita beralasan dengan takdir. Kita menganggap kemalangan yang menimpa diri kita semata-mata takdir Tuhan sehingga kita menjadi apatis dan malas berusaha. Padahal tidak demikian adanya. Untuk lebih jelasnya silakan melihat kembali Bab VIII yang membahas masalah takdir dan ikhtiar.

Sesudah Kesulitan Pasti Ada Kemudahan

Roda kehidupan akan selalu berputar. Tidak selamanya kita berada di bawah, ada saatnya kita berada di atas. Yang di atas juga tidak selamanya berada di atas, suatu saat juga ia akan merasakan berada di bawah. Tidak selamanya kita muda, ada saatnya kita menjadi tua. Tidak selamanya kita kuat, ada saatnya kita menjadi lemah. Tidak selamanya kita selalu berada dalam kesulitan, ada saatnya kita mengalami kemudahan. Bukankah kehidupan ini tidak kekal. Tidak ada yang abadi. Yang hidup pasti akan merasakan mati. Semuanya bersiklus. Semuanya berproses.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS: Alam Nasyrah: 5-6).

53

X

IT’S A MIRACLE

Untuk mewujudkan apa yang kita inginkan sebenarnya sudah terkandung dalam Rukun Islam. Hanya saja mungkin sebagian umat Islam tidak mengerti maksud dan tujuan dari Rukun Islam itu sendiri. Dengan memahami maksud dan tujuannya tentu kita lebih yakin dengan apa yang kita kerjakan. Berikut ini prinsip-prinsip yang terkandung dalam Rukun Islam yang saya kutip dari tulisan elektronik berjudul “Menjalankan Rukun Islam Berarti Meningkatkan Kecerdasan Spiritual” yang disunting oleh saudara Ridwan Fakih tahun 2010, yang dapat anda cari dan unduh di

http://www.iatmikuwait.org.

"Islam itu dibangun berdasarkan rukun yang lima; yaitu: Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Nabi Muhammad itu utusanNya, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan”. (HR. Muttafaq 'alaih).

Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Iman atau keyakinan. Dalam ajaran agama Islam ada rukun Islam pertama adalah membaca Syahadat. Dalam Syahadat, kita harus menyadari dan meyakini bahwa kita sebagai manusia adalah ciptaan Tuhan dan memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi dan memiliki apa pun yang kita harapkan. Potensi dan peluang yang tidak terbatas inilah yang harus kita eksplorasi dan kembangkan dalam rangka mewujudkan impian-impian kita serta misi hidup kita bagi sesama dan dunia pada umumnya.

Syahadat Ilahiah (QS: Al Ikhlas: 1-4); bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Syahadat Kerasulan (QS: Al Fath: 29); bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW utusan Allah SWT.

Mengerjakan Sholat 5 Waktu

Hikmah dari mengerjakan sholat 5 waktu; shubuh, dzuhur atau jum’at, ashar, maghrib dan isya’ (QS: Al Baqarah: 43); yaitu untuk mendapatkan ketenangan dan keheningan hati. Sholat merupakan suatu upaya untuk menurunkan frekuensi gelombang otak sehingga mencapai alfa teta (alam bawah sadar) sampai tahap meditatif pada keheningan yang dalam. Sholat 5 waktu yang merupakan alat untuk berhubungan dengan Sang Pencipta Allah SWT. Dalam Sholat, sebenarnya merupakan tahap di mana otak kita membutuhkan istirahat untuk mencapai kejernihan dan ketenangan. Sholat 5 waktu merupakan kebutuhan kita untuk memasuki frekuensi gelombang otak yang rendah, untuk mencapai kecerdasan yang lebih tinggi, kreativitas, intuisi dan tuntunan Ilahi.

54

Sholat yang khusyuk akan membawa kita pada suatu kondisi dimana pikiran kita pada posisi gelombang frekuensi yang rendah. Pada posisi ini terjadi peremajaan sel-sel tubuh (rejuvenation) sehingga kita menjadi lebih tenang, lebih terasa sehat dan awet muda. Selain itu dengan sholat akan memberikan ketenangan batin (QS: Ar Ra’d: 28), membentuk kepribadian, membentengi diri dari perbuatan keji dan munkar (QS: Al Ankabut: 45), mengurangi dan menghilangkan kesusahan dan kegelisahan (QS: Al Ma’arij: 19-22).

Mengeluarkan Zakat

Definisi zakat (QS: Al Baqarah: 43, 267), yaitu pemberian yang wajib diberikan oleh Muzakki (orang yang sudah diberi beban mengeluarkan zakat) dari harta tertentu menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu, kepada golongan tertentu atau Mustahiq (Fakir, Miskin, ‘Amil, Muallaf, Gharim, dan Ibnu Sabil) (QS: At Taubah: 60).

Beramal dan mengucap syukur (charity and gratitude). Beramal bukan untuk kebutuhan orang lain semata. Justru kita butuh untuk melakukan amal karena terbukti dalam penelitian bahwa rasa iba dan kasih sayang menstimulasi pembentukan hormon yang meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan kita. Beramal dan mengucap syukur adalah sebuah pernapasan rohani, yang jika tidak kita lakukan maka kita akan mati secara spiritual dalam arti kita semakin tidak dapat mencapai tahapan aktualisasi diri atau pemenuhan diri yang sempurna.

Dalam Rukun Islam ada kewajiban membayar zakat. Membayar Zakat adalah beramal atau berbuat baik pada sesama yang merupakan ciri kecerdasan spiritual yang tinggi. Amalan ini juga merupakan bentuk aktualisasi diri dimana kita memiliki misi untuk menolong sesama kita.

Selain itu zakat berfungsi sebagai sarana pembelajaran manajemen hati (QS: At Taubah: 103), pemerataan pendapatan (QS: Al Ma’arij: 24-25), harta yang dizakati akan tumbuh dan berkembang serta mendatangkan berkah (QS: Al Baqarah: 22) serta menumbuhkan rasa solidaritas antar sesama manusia (QS: Al Maidah: 2).

Melaksanakan Puasa Ramadhan

Puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu perbuatan yang diinginkan. Sedangkan yang dimaksud puasa Ramadhan adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami-istri yang dimulai terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari dengan niat menjalankan perintah Allah SWT dengan beberapa syarat dalam bulan Ramadhan.

Puasa berfungsi sebagai sarana pembersihan diri atau detoksifikasi, yaitu membuang sisa racun-racun yang berada di dalam tubuh. Sewaktu berpuasa, kondisi tersebut merupakan sebuah

55

proses bagi tubuh untuk membersihkan diri dari segala racun-racun dan sisa pembuangan metabolisme tubuh, serta memberi waktu bagi tubuh untuk beristirahat.

Berpuasa adalah kebutuhan mutlak seseorang untuk memelihara kesehatannya, selain bahwa puasa membantu kita untuk mencapai ketenangan (frekuensi gelombang otak yang rendah) sehingga kita dapat mencapai kesadaran tertinggi (superconsciousness). Oleh karena itu dalam bulan puasa ada suatu malam yang dikenal sebagai malam lailatul qadar. Suatu malam yang diharapkan pada bulan puasa manusia mencapai tahapan meditatif ketika seseorang secara sempurna dan mencapai supra-sadar dengan kondisi jiwa yang bersih dan tenang. Ketika tahap pembersihan diri tercapai, maka umat Islam merayakannya sebagai Idul Fitri atau kembali ke fitrah (sebagai makhluk spiritual yang suci dan murni).

Adapun hikmah lain dari puasa antara lain: sebagai sarana pembelajaran manajemen hati, yaitu belajar mengendalikan keinginan yang dilarang dan dihalalkan Allah SWT. (QS: Al Fajr: 27-30); sebagai sarana belajar untuk berhemat, tidak tamak dan rakus, serta hal-hal yang mubazir atau kurang memberikan manfaat (QS: Al Isra’: 26-27); memelihara kesehatan; memperkuat rasa keimanan serta menghapus dosa-dosa.

Menunaikan Ibadah Haji

Ibadah Haji mengandung arti sengaja berkunjung ke rumah Allah SWT (Baitullah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu (QS: Al Imran: 97).

Hikmah dari ibadah haji adalah penyerahan diri secara total. Ini adalah tahapan tertinggi dalam perjalanan spiritualitas seseorang, yaitu ketika dia sudah tidak punya rasa kuatir akan apa yang akan terjadi. Dia memiliki rasa pasrah secara total kepada Tuhan, karena sebagai makhluk spiritual, dia telah mencapai penyatuan dengan sang Pencipta.

Mungkin kita dulu selalu bertanya, mengapa orang naik Haji diberangkatkan dengan doa seperti orang mendoakan mereka yang meninggal dengan diiring Azan dan Qomat. Selain mungkin bahwa ada risiko meninggal dalam menjalankan ibadah haji, hal tersebut bermakna bahwa ketika seseorang berangkat haji, berarti dia sudah menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

56

XI

Dalam dokumen MIND-iPULATION (Halaman 49-57)

Dokumen terkait