Menggambar atau melukis adalah proses pembuatan tanda sebelum dilakukan atau dikerjakan. Adapun tujuan dari menggambar adalah mempermudah dan meminimalkan kesalahan dalam proses perkerjaan. Agar dalam proses pekerjaan berjalan lancar maka dibutuhkan alat-alat dan mesin sebagai berikut :
1. Alat Gambar a. Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat dimana permukaan dan bagian sisinya adalah rata dan lurus serta atasnya terdapat guratan-guratan ukuran (skala ukuran millimeter dan inchi). Umumnya panjang mistar baja adalah 300 mm sampai 1.500 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah millimeter dan satuan satu millimeter.
Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tebal serta memeriksa keratan suatu benda. Pada proses pembuatan casing mistar yang digunakan adalah mistar baja, karena ukuran benda kerja tidak terlalu besar dan mempunyai permukaan yang rata.
Gambar 2.12. Mistar Baja b. Mistar gulung
Mistar gulung memiliki fungsi yang sama seperti mistar baja, yang membedakan adalah bentuk dan panajangnya ukuran, sehingga mistar gulung dapat digunkan untuk mengukur benda-benda yang panjang. Mistar ini terdapat ukuran-ukuran (skala) baik
ukuran inci maupun ukuran centimeter. Mistar guluing tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi, karena tingkat ketelitianya adalah setengah millimeter. Mistar gulung dibuat dari baja yang tipis dengan tebal ± 1 mm , sifatnya lemas atau lentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang cembung, cekung, dan menyudut. Dalam pelaksanaan pembuatan casing digunakan mistar gulung dengan alasan karena penggunaannya lebih praktis dan mudah dalam penggunaannya serta cukup untuk mengukur bahan pembuatan casing.
Gambar 2.13. Mistar gulung c. Penyiku (Siku mati/Solid square)
Penyiku termasuk alat ukur dan juga alat gambar, alat ini terdiri atas daun dan blok yang terbuat dari baja. Bloknya lebih tebal dari daunnya dan panjang daunnya menbentuk sudut 900. Siku mati ada yang memiliki ukuran dengan ketelitain 1 mm dan 1/32”, dan ada yang tanpa ukuran.
Kegunaan dari penyiku sebagai alat bantu untuk memeriksa ketegak-lurusan atau kesikuan suatu benda, memriksa kesejajaran garis dan alat bantu dalam membuat garis pada benda karja.
d. Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai gambar pada benda kerja untuk proses lebih lanjut, sehingga diharapkan batas-batas pengerjaannya tetap dapat terlihat. Penitik terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang dikeraskan. Sedangkan ujungnya runcing membentuk sudut 30° sampai 60°. Dan cara penggunaan adalah: Pegang penitik dengah tangan kiri, tempatkan pada benda kerja. Penitik harus tegak lurus dengan banda kerja. Penitik dipukul dengan menggunakan palu satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisinya jika sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar didapatkan titik yang jelas, dengan syarat jangan terlalu keras.
Gambar 2.15. Penitik e. Penggores
Penggores adalah salah satu alat gambar yang digunakan untuk menarik garis – garis gambar pada benda kerja sehingga dihasilkan goresan atau gambar pada benda kerja. Penggores dibuat dari baja karbon tinggi yang dikeraskan dan ditemper (disepuh), bagian tengahnya di kartel (diberi guratan) untuk pemegang agar tidak terlalu halus dan licin. Cara penggunaan alat gores untuk mendapatkan garis lurus di atas benda kerja, penggores harus dimiringkan membentuk sudut 20° sampai 25°. Dan tekan penggores pada benda kerja. Condongkan penggores kearah maju., untuk mendapatkan garis lurus ataupun sudut siku, maka kita juga perlu menggunakan alat bantu seperti mistar baja ataupun penggaris siku.
Gambar 2.16. Penggores 2. Alat Kerja dan Mesin
a. Mesin pemotong plat (Guillotine)
Mesin potong guillotine merupakan mesin potong dengan ukuran besar yang memanfaatkan sistem kerja hidrolis. Mesin ini dapat memotong bahan plat dengan ukuran relatif lebar. Prinsip kerja mesin ini yaitu untuk memotong, sehingga didapat hasil yang sangat presisi. Hasil proses potongan lurus dan tidak ada bahan yang terbuang seperti pada pemotongan dengan gergaji. Pada gunting ini dapat menyayat plat ukuran menengah dan yang ukurannya besar. Besar tekanan sayat dan dengan demikian daya sayat sebuah gunting guillotine tergantung pada tebal dan kekuatan tarik plat yang akan disayat. Disamping itu, tekanan sayat dan mutu sayatan bergantung pada kemiringan pisau gunting satu sama yang lain (maksimal 14o). Gunting guillotine ini digunakan untuk memotong plat benda kerja pada pemotongan lurus, untuk menyingkat waktu.
Gambar 2.17. Mesin pemotong plat b. Gunting tuas
Gunting tuas digunakan untuk pemotongan plat yang mempunyai ketebalan 1 mm - 3 mm, tetapi penggunaan gunting
tuas ini lebih sering digunakan untuk pemotongan plat-plat strip. Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.18. Gunting tuas
Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong plat ini digerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Posisi plat yang dipotong terletak pada pisau bawah yang tetap.
c. Mesin Las
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) atau yang biasa disebut las listrik berfungsi untuk menyambungkan dua buah benda logam atau lebih dengan cara mencairkan kedua benda tersebut. Jenis mesin yang digunakan adalah mesin las arus bolak-balik (AC). Transformator las yang digunakan mempunyai kapasitas hingga 140 ampere.
Dalam pelaksanaan pengelasan, mesin las tidak dapat terlepas dari bahan tambah yang biasa disebut elektroda. Elektroda dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis berdasarkan besar arus yang digunakan, jenis bahan dan fluksnya.
Tabel 2.3. Nilai Pedoman Elektroda dan Kekuatan Arus (Wiryosumarto, H. Okumura, T. 1996: 124) Tebal Bahan
Dalam (mm) Diameter Elektroda(mm) Digunakan (Ampere)Arus Las yang dapat
Sampai 1 1,5 20-35 1-1,5 2 35-60 1,5-2,5 2,6 60-100 2,5-4 3,25 90-150 4-6 4 120-180 6-10 5 150-220 10-16 6 200-300 8 22 – 26 280-400
Dalam pengelasan tidak semua hasil pengelasan akan baik/ sempurna dan biasanya banyak terdapat cacat las. Banyak hal yang mempengaruhi hasil dari pengelasan itu sendiri, antara lain adalah waktu pengelasan, persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, bahan yang digunakan serta jenis las yang digunakan, posisi pengelasan dan keterampilan welder. Dibawah ini macam-macam dari jenis cacat
Gambar 2.19. Mesin las d. Mesin gerinda tangan
Mesin gerinda tangan berfungsi untuk menggerinda atau mengurangai dimensi benda kerja. Mesin gerinda tangan memiliki ukuran yang kecil dan ringan dibandingkan dengan mesin gerinda lain, sehingga mesin ini mudah dioperasikan dengan posisi yang sulit. Gerinda tangan ini, digunakan dalam proses pembuatan untuk menghaluskan tepi atau permukaan benda kerja sebagai proses finising.
Gambar 2.20. Mesin gerinda tangan e. Mesin bor tangan
Bor tangan adalah suatu alat yang berfungsi untuk melubangi benda kerja. pada pengerjaan ini, bor tangan digunakan untuk membuat lubang sambungan baut. Disamping lain digunakan untuk pekerjaan lain yang berhubungan dengan melubangi, seperti membuat lubang pada rangka dan jalur system kelisrtikan.
Gambar 2.21. Mesin bor tangan
Hal- hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeboran antara lain :
1) Kecepatan Putaran Mesin Bor (C. Van Terheijden dan Harun, 1981 : 75)
Rumus : ...(1)
Keterangan :
n = Kecepatan putaran ((r)/min) V = Kecepatan potong (m /min)
D = Diameter gurdi (mm) π = Konstanta ( 3,14 ) d v n . 1000 .
Tabel 2.4. Diagram hubungan diameter bor dan kecepatan potong (Terhijen, 1981 : 83)
Tabel 2.5. Kecepatan potong untuk bos jenis HSS (Sumantri, 1989 : 262)
No Bahan Meter/menit Feet/menit
1 Baja karbon rendah (0.05-0.30 % C) 24,4-33,5 80-100
2 Baja karbon menengah (0,30-0,60 % C) 21,4-24,4 70-80
3 Baja karbon tinggi (0,60-1,70 % C) 15,2-18,3 50-60
4 Baja tempa 15,3-18,3 50-60
5 Baja campuran 15,2-21,4 50-70
6 Setainless Steel 9,1-12,2 30-40
7 Besi tuang lunak 30,5-45,7 100-150
8 Besi tuang keras 20,5-21,4 70-100
9 Besi tuang dapat tempa 24,4-27,4 80-90
10 Kuningan dan Bronze 61,0-91,4 200-300
11 Bronze dengan tegangan tarik tinggi 21,4-45,7 70-150
12 Logam monel 12,2-15,2 40-50
13 Aluminium dan Aluminium paduan 61,0-91,4 200-300
14 Magnesium dan Magnesium paduan 79,2-122,0 250-400
15 Marmer dan batu 4,6-7,6 15-25
f. Mesin penekuk/Bending
Adapun alat yang digunakan pada proses pembuatan casing seperti mesin bending atau mesin penekuk. Di dalam proses penekukan, apabila dirakit antara bagian yang satu dengan bagian yang lain saling presisi. Pada proses penekukan plat pada casing ini kami menggunakan mesin pelipat rahang. Adapun bagian-bagian dari mesin lipat rahang : Badan atau kaki mesin, Balok klem, Handel balok klem, dan Bandul bahan penekan. Urutan cara menggunakan mesin lipat ini adalah sebagai berikut :
1) Tentukan batas bahan plat yang akan dilipat terlebih dahulu,
2) Buka balok klem penjepit dan kemudian ditekan sehingga terjepit, dan
3) Angkat balok penekan atau penekuk sampai mencapai sudut yang dikehendaki.
Kelebihan dari mesin pelipat rahang ini adalah dapat membentuk berbagai lipatan, juga mempunyai kemampuan melipat plat maksimal 1,5 mm dengan lebar 1000 mm. Pada rahang penjepit atas dapat dinaikkan setinggi 125 mm dengan memutar engkol. Sudut lipatan dapat diatur dengan menggunakan penahan daun lipat yang berupa baut pengatur.
Untuk mengoperasikan mesin penekuk plat, harus memperhatikan jenis bahan. Bahan harus bersifat elastik, karena bahan akan mengalami perubahan bentuk jalur yang disebabkan oleh adanya kekuatan dari luar. Bahan akan menerima kekuatan tekan dan tarik. Jika bahan tidak mempunyai sifat elastik, maka plat akan patah pada waktu pembengkokan terjadi. Daerah yang tidak menderita kekuatan tarikan dan tekanan disebut daerah netral. Karena bersifat elastik, maka saat terkena kekuatan tarik dan tekan bahan akan kembali kebentuk semula dan melawan kekuatan yang telah dibebankan (spring back). Untuk itu saat menekuk sudut penekukan harus lebih dari 90o.
Gambar 2.22. Spring Back
Untuk menghitung besarnya sudut Spring Back dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 2.6 Harga Faktor Pemantulan (K) dari Beberapa Macam Bahan (Pardjono & Hantaro 1991 : 112)
Bahan R/S K St. 37 1 10 0,990,97 Stainless Steel 1 10 0,960,92 Alumunium 99 % 1 10 0,990,98 Kuningan 1 10 0,910,93
Maka sudut pembengkokan plat, ...(2) (Pardjono & Sirod Hantoro, 1991 : 111)
Keterangan :
K = Faktor Pemantul Kembali
2
= Sudut Pembengkokan
1
= Sudut Efektif
Bahan-bahan plat yang dibengkokan siku 900, bagian sebelah luar akan mengalami pemanjangan, sedangkan bagian dalam mengalami penekanan. Dari beberapa percobaan ternyata terjadi perpanjangan pada plat-plat yang dibengkokan. Plat-plat mengalami pertambahan ukuran. Hal tersebut mempengaruhi penyediaan bahan. Karena bahan akan memenjang, maka ukuran bahan sebelum
1 2
K4
S X
dibengkokan harus lebih pendek dari ukuran yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhitungkan terlebih dahulu.
Gambar 2.23. Penekukan Plat
Untuk menghitung plat yang akan dibengkokkan dapat menggunakan rumus di bawah ini :
b
L
L
L
L
1
2
... (3) 0 0 180 . .
Rn Lb ... (4) (Untuk sudut 900)... (5) (Untuk sudut 1200– 1800) ... (6) ... (7) ... (8) ... (9) 3 S X ) ( 2 & 1 La Rd S L X Rd Rn S Rd 0,5.(Pardjono & Sirod Hantoro, 1991 : 106-107) Keterangan :
L = Panjang keseluruhan bukaan... mm L1&2 = Panjang plat 1 dan 2... mm Lb = panjang bujur luar ... mm Rd = Jari-jari bujur dalam... mm Rn = Jari-jari dari titik pusat radius kesumbu netral... mm S = Tebal Plat ... mm
Gambar 2.24. Mesin bending g. Mesin Roll
Mesin Roll merupakan mesin kerja plat dan pipa, yang berfungsi untuk membuat radius. Mesin rol plat dan rol pipa jelas mempunyai bentuk rol yang berbeda. Mesin rol plat mempunyai bentuk yang rata pada rolnya, sedangkan rol pipa mempunyai profil setengah lingkaran. Mesin rol mempunyai tiga rol, yaitu rol tekan, rol utama dan rol pembentuk. Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan dengan menjepit plat diantara dua rol. Rol utama diputar, maka rol tekan dan rol utama berputar berlawanan arah sehingga dapat menggerakan plat. Plat bergerak linear melewati rol pembentuk. Posisi rol pembentuk berada di bawah garis gerakkan plat, sehingga plat tertekan dan mengalami pembengkokan. Akibat penekanan dari rol pembentuk dengan putaran rol penjepit ini maka terjadilah proses pengerolan. Pada saat plat bergerak melewati rol pembentuk dengan kondisi
pembengkokan yang sama maka akan menhasilkan pengerolan yang merata.
Gambar 2.25. Pengerolan
Dalam proses pengerolan, kita juga harus memperhatikan bukaan plat yang akan di roll. Menentukan bukaan dapat
mengguanakan rumus dibawah ini :
... (10) ... (11) Dimana : = 3,14 t = Tebal Plat D = Diameter Luar Dn = diameter Netral
Gambar 2.26. Mesin pengerolan 3. Peralatan Finising
a. Kompresor
Kompresor adalah alat untuk menghasilkan tekanan udara/angin yang baik dan bersih selama berlangsungnya proses pengecatan. Lubang hisap udara dilengkapi dengan filter yang dapat mencegah uap air, debu dan kotoran masuk. Konstruksinya
Dn r L . 360 360
t D Dn terdiri dari motor penggerak, kompresor udara dan tangki penyimpanan yang dilengkapi dengan katup pengaman tekanan. Motor penggerak yang digunakan yaitu motor listrik atau motor bakar (motor bensin 2 tak dan 4 tak atau motor diesel).
Gambar 2.27. Kompresor b. Spray gun
Spray gun adalah suatu peralatan pengecatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang diatomisasikan pada permukaan benda kerja. Spray gun menggunakan udara bertekanan untuk mengatomisasi/mengabutkan cat pada suatu permukaan. Prinsip pengecatan semprot dengan menggunakan spray gun sama halnya seperti pada atomisasi semprotan obat nyamuk. Apabila udara bertekanan dikeluarkan dari lubang udara pada air cap, maka tekanan negatif akan timbul pada ujung fluida, yang selanjutnya menghisap cat pada cup. Kemudian cat yang dihisap ini disemprotkan sebagai cat yang diatomisasi (dikabutkan).
4. Peralatan Bantu a. Meja
Meja ini berfungsi untuk membantu pemotongan plat lembaran yang mempunyai ukuran yang cukup panjang dan lebar. Meja ini berfungsi juga sebagai alas untuk membantu proses penandaan atau penggambaran plat lembaran. Karena bila menggambar dilakukan di lantai atau alas yang tidak bersih, dapat membuat cacat pada bahan. Meja ini mempunyai roda agar dapat digeser atau dipindah untuk mencari penerangan untuk memudahkan pelukisan plat lembaran.
Gambar 2.29. Meja bantu b. Palu
Palu adalah alat tangan ynag digunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya. Palu digolongkan menjadi dua macam yaitu : palu besi dan palu lunak.
1) Palu Besi
Palu besi digunakan sebagai alat pendukung perkakas lainnya, diantaranya adalah digunakan untuk memukul penitik guna mendapatkan beban tumbukan pada benda kerja. Palu besi memiliki ukuran dan berat yang berbed-beda, tergantung pada daya pukulan yang diperlukan. Semakin besar daya pukul yang diperlukan, maka semakin besar pula ukuran palu yang digunakan.
2) Palu plastik
Palu Plastik dibuat dari bahan kayu, plastic, karet, tembaga dan kuningan. Bahan-bahan tersebut hanya dipasang pada ujung pangkalnya saja. Alat ini digunakan untuk mengetok/memukul benda kerja yang kedudukannya kurang tepat dan daharapkan dengan palu plastik permukaan benda yang pukul tidak mengalami goresan.
3) Palu karet
Palu karet bisanya juga digunakan untuk memukul benda kerja yang lunak dan tidak membutuhkan perubahan bentuk yang besar. Palu ini terbuat dari karet elastis, sehingga dalam penggunananya tidak akan merusak benda kerja.
4) Palu las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan
mengeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Pada saat melakukan pembersihan terak las dengan palu las berhati-hatilah karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainya.
Gambar 2.30. Macam-macam palu c. Landasan
Landasan adalah alat penumpu benda kerja sewaktu dipukul dengan palu, macam landasan ini ada 2 jenis yaitu landasan/pelana untuk kerja plat dan landasan untuk kerja tempa. Landasan kerja plat dibuat dari besi tempa yang permukaannya dilapisi dengan
baja dan dipergunakan untuk memberi bentuk pada plat logam. Permukaan landasan dibuat halus dan bentuknya bermacam-macam tergantung penggunaan dan bentuk benda yang akan dibuat.
Gambar 2.31. Landasan d. Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang disepuh pada suhu 8000 C dan kemudian dinormalkan dengan larutan khusus. Tangkai kikir tidak disepuh agar teteap dala keadaan lunak sehingga tidak getas dan rapuh. Bagian-bagaian dari kikir adalah muka, ujung, sisi, mata dan tangkai.
Fungsi dari kikir adalah untuk mengurangi dimensi bahan yang terlalau banyak dan menghaluskan tepi hasil pemotongan plat sehingga tidak akan membahayakan orang yang memegang.
Gambar 2.32. Kikir e. Mata Bor
Mata bor adalah pisau sayat yang digunakan untuk mebuat lubang pada benda kerja . Ukuran dari mata bor mulai dari 1 mm hingga puluhan millimeter, tergantung dari penggunaannya.
Terdapat berbagai macam mata bor yang digunakan untuk membuat lubang pada permukaan benda kerja. Bentuk dan bahan disesuaikan dengan bahan yang akan dibor, kecepatan pengeboaran, bentuk lubang dan tujuan pengeboran. Macam-macam mata bor tersebut antara lain bor pilin/pintal, bor alur lurus, bor rata, bor benam dan bor pusat.
Gambar 2.33. Mata bor 5. Alat Keselamatan Kerja
a. Sepatu Safety
Sepatu ini berfungsi melindungi pekerja dari kecelakaan-kecelakaan kerja yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam yang mungkin terinjak, logam pijar dan sebagainya
b. Sarung Tangan
Sarung tangan dari bahan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari percikan api atau keadaan benda kerja yang tidak terlalu panas, beram dan benda kerja yang kasar permukaanya. Sarung tangan dari bahan kulit yang telah dimasak dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan.
c. Kacamata
Kecelakaan kerja pada umumnya sebagian besar diakibatkan oleh faktor manusia yang bekerja,misalnya mata pekerja terkena beram hasil penggerindaan dan pengeboran. Kecelakaan tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau menggunakan alat-alat keselamatan kerja, yaitu kacamata. Kaca mata ini berkaca bening dan digunakan pada saat penngerindaan dan pengeboran.
d. Pelindung Telinga
Peredam kebisingan yang digunakan adalah alat penutup telinga berbahan plastik dan karet yang lembut, sangat efektif dalam pemakaiannya sebab dalam pemasangannya sangat mudah yaitu hanya menekankan kelubang telinga dan ia akan menutup lubang telinga secara sempurna tanpa ada kebocoran. Hanya perlu diingat bahwasannya bahan plastik dan karet kurang nyaman dalam pemakaiannya, karena suara-suara bising yang timbul dari proses penggerindaan, proses pemukulan dan lain-lain, dapat menyebabkan sakit pada telinga.
E. Gambaran Produk yang Akan Dibuat