• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1.1 Identifikasi Biaya

Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan operasional dan mesin-mesin. Sarana- sarana tersebut memerlukan biaya yang harus dikeluarkan agar proyek pengelolaan sampah tersebut dapat berlangsung. Biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi : biaya investasi dan biaya operasional.

i) Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama yang digunakan untuk mempersiapkan sarana-sarana pendukung pengolahan sampah. Biaya investasi meliputi biaya pembangunan tempat pengelolaan sampah, biaya investasi kantor dan biaya investasi mesin-mesin.

Pada tempat pengolahan sampah, sampah dikeringkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam sampah sehingga meringankan beban mesin pencacah, kemudian sampah masuk ke dalam mesin pencacah (crusher machine). Hasil sampah yang telah melalui proses pencacahan kemudian dipadatkan menggunakan mesin press. Sampah-sampah yang telah dipadatkan kemudian dikemas ke dalam karung-karung dan siap dikirim untuk proses pembakaran PT. Indocement. Mesin-mesin yang dibeli untuk pengelolaan sampah ini merupakan mesin-mesin produk Mitrand yang merupakan perusahaan penyedia alat-alat berat untuk PT. Indocement. Mesin-mesin yang dibeli dari Mitrand diantaranya satu unit mesin pencacah, dua unit mesin press manual dan satu unit mesin penjahit karung. Kantor yang digunakan untuk mengatur administrasi pengelolaan sampah

berukuran 15 meter persegi. Keseluruhan peralatan yang digunakan untuk keperluan kantor dan keperluan administrasi kantor dibebankan pada biaya investasi.

Pengambilan sampah dan pengangkutan hasil pengelolaan ditunjang oleh satu unit truk pengangkut dan dua unit gerobak motor. Truk pengangkut dibeli dari PT. Indocement seharga Rp. 100.000.000 dan dibantu subsidi dari PT. Indocement sendiri. Untuk biaya investasi pabrik dan kantor, didapat total Rp. 149.190.600. Nilai tersebut didapat dari pengeluaran dalam pembangunan area pengolahan sampah, ruang kantor dan gudang, kamar kecil dan pemasangan instalasi listrik. Harga tanah tidak dimasukkan ke dalam pengeluaran karena tanah tersebut mendapatkan pinjaman dari kecamatan Citeureup untuk jangka waktu 10 tahun. Biaya investasi mesin didapat total Rp. 218.309.000 untuk pembelian mesin crusher, mesin saring, mesin press, mesin penjahit karung, truk pengangkut dan sepeda motor pengangkut. Biaya alat dan invetaris kecil sebesar Rp. 930.000, sehingga total keseluruhan biaya investasi untuk UPK Citeureup sebesar Rp. 283.429.600.

Tabel 1. Biaya Investasi

Biaya Investasi Pabrik dan Kantor

Pengeluaran TOTAL

Area pengolahan sampah

51.615.600 Ruang kantor dan gudang

Kamar kecil

Instalasi listrik dan air

Pengatapan Tambahan 21.800.000

Pembuatan Saluran 20.700.000

Betonisasi Lantai UPK 18.000.000

Peningkatan daya listrik 20.275.000

Pembuatan dinding penyekat pengolahan plastik 16.800.000

Biaya Mesin Operasional

Pengeluaran TOTAL

Mesin crusher

83.000.000 Mesin saring bermotor

Mesin press

Truk pengangkut sampah 100.000.000

Sepeda motor pengangkut 34.000.000

Modifikasi blade dan bearing mesin crusher 609.000

Mesin Jahit Karung 700.000

SUB TOTAL 218.309.000

ii)Biaya Operasional

Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pengeluaran yang setiap bulannya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume produksi masuk ke dalam biaya tetap, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh kapasitas produksi. Biaya yang masuk ke dalam biaya tetap diantaranya biaya gaji pegawai staff, pajak bumi dan bangunan, dan biaya perawatan kendaraan. Biaya bahan baku, biaya listrik, biaya bahan bakar, gaji pegawai pengolah dan kenek, serta biaya pembelian aset-aset yang berumur kurang dari satu tahun masuk ke dalam biaya variabel. Setiap tahunnya dikeluarkan pengeluaran rutin untuk aset-aset yang memiliki umur ekonomis satu tahun, tetapi untuk timbangan, dilakukan pembelian setiap lima tahun sekali. Air minum dan suplemen dibutuhkan setiap bulan sebesar Rp. 190.000 untuk seluruh pengolah sampah yang ada.

1. Biaya gaji pegawai

Terdapat dua kelompok pegawai dalam pengelolaan sampah ini, yaitu pegawai staf dan pegawai harian. Pegawai harian terdiri dari pengolah dan kenek. Semuanya mendapatkan upah yang sama setiap bulannya. Pegawai staf terdiri dari pegawai administrasi, pengawas dan pemimpin. Hanya pegawai harian yang

dimasukkan ke dalam biaya tetap. Gaji pegawai staff setiap bulannya sebesar Rp. 1.250.000 untuk pemimpin UPK dan Rp. 800.000 untuk pengawas dan bagian administrasi, sedangkan untuk pengolah sebesar Rp. 600.000 dan kenek sebesar Rp. 450.000.

2. Biaya pajak bumi dan bangunan

Besarnya pajak bumi dan bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh UPK Citeureup sebesar Rp. 432.6006

3. Biaya perawatan mesin dan kendaraan

. Pada analisis finansial, PBB dimasukkan kedalam biaya, namun pada analisis ekonomi, PBB tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya.

Setiap tahunnya mesin, kendaraan dan lokasi pengelolaan sampah dilakukan perawatan. Mesin crusher, truk dan sepeda motor mengganti olinya setahun dua kali dan diservice dengan memanfaatkan fasilitas dari PT Indocement, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar, selain itu, mesin crusher juga perlu diservice bagian pisau pemotong dan dynamo starternya. Apabila pisau pemotong sudah tidak bisa diservice lagi, maka dilakukan pembelian melalui PT Indocement. Mesin jahit karung hanya dirawat bagian motornya di tempat service dynamo bersamaan dengan perawatan dynamo starter

mesin crusher. 4. Biaya bahan baku

Bahan baku dalam pengelolaan sampah ini adalah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, pasar, atau industri. Sampah tidak memiliki nilai di

6

masyarakat, sehingga Unit Pelayanan Kebersihan tidak membutuhkan biaya untuk mendapatkan bahan baku.

5. Biaya listrik

Listrik yang digunakan berasal dari mesin pencacah dan mesin jahit karung. Penggunaan listrik untuk kantor digunakan hanya untuk penerangan. Setiap bulannya UPK mengalokasikan biaya untuk listrik sebesar Rp. 1.500.000. 6. Biaya bahan bakar kendaraan dan mesin

Bahan bakar dimasukkan ke dalam biaya tetap karena setiap bulannya bahan bakar telah ditetapkan jumlah solar dan bensin yang digunakan. Nilai solar (yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan mesin) ditentukan atas dasar harga pasar. Analisis finansial menggunakan harga pasar yang ada di Indonesia, sehingga menggunakan harga pasar yang sudah dikenakan subsidi oleh pemerintah yaitu sebesar Rp. 4500, sedangkan untuk analisis ekonomi harga yang digunakan adalah harga pasar dunia7

Tabel 2.Biaya Tetap

yaitu sebesar Rp. 8650 untuk solar dan Rp. 7910 untuk premium. 7 Pengeluaran Keterangan Biaya Setiap Bulan Finansial Ekonomi Gaji Pegawai Staff Pemimpin 1.250.000 15.000.000 15.000.000 Pengawas dan Adm. 800.000 19.200.000 19.200.000 Pajak Bumi Bangunan 432.600 0 Pemeliharaan Mesin Crusher V Belt 180.000 180.000

Ganti Oli Crusher 150.000 150.000

Tabel 3. Biaya Variabel

6.1.2 Identifikasi Manfaat

Setiap bulannya UPK Citeureup mempunyai kapasitas produksi 40 ton RDF yang dihargai sebesar Rp. 225.000 setiap tonnya oleh PT Indocement. PT. Indocement merupakan satu-satunya konsumen yang membeli RDF tersebut. Pada tahun pertama dan kedua, produksi RDF masih 50 dan 75 persen, untuk tahun- tahun berikutnya UPK sudah bisa produksi maksimal. Selain penjualan RDF,

starter Service mata crusher 800.000 800.000 Pemeliharaan Truk Service 750.000 750.000

Ganti Oli Truck 200.000 200.000 Pemeliharaan

Motor

Service 90.000 90.000

Oli Motor Kaisar 60.000 60.000

Pemeliharaan Mesin Jahit Karung Service 150.000 150.000 Pemeliharaan Tempat pengelolaan

Kuli Cabut Rumput

300.000 300.000

TOTAL Biaya Tetap 37.362.600 36.930.600

Pengeluaran Keterangan Finansial Ekonomi

Listrik 18.000.000 18.000.000

Bahan Bakar Truk 5.400.000 10.380.000

Motor 432.000 759.360 Mesin Crusher 18.090.000 34.773.000 Gaji Pengolah 14.400.000 14.400.000 Gaji Kenek 21.600.000 21.600.000 Sekop 300,000 300,000 Serok 150,000 150,000 Sarung tangan 110,000 110,000 Sepatu bot 180,000 180,000 Timbangan 180,000 180,000 Jarum jahit 100,000 100,000 Benang 1,500,000 1,500,000 Karung 625,000 625,000 Air minum (suplemen) 2,280,000 2,280,000

penerimaan juga didapat dari pemberian subsidi oleh PT. Indocement sebesar Rp. 5.000.000 setiap bulannya, serta penerimaan dari iuran warga yang sampahnya telah diangkut oleh UPK yang setiap bulannya sebesar Rp. 4.000.000.

6.1.3 Kelayakan Investasi Pengelolaan Sampah dan Tingkat Pengembalian

Investasi

Dari hasil perhitungan kelayakan investasi yang dilakukan pada tingkat diskonto 12 persen diperoleh NPV, IRR, dan Nett B/C. Pada analisis finansial dengan tingkat diskonto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 365.469.343, nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha pengelolaan sampah yang dilakukan menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan yaitu sebesar 365.469.343, karena NPV memiliki nilai yang lebih besar dari nol. Nilai Nett B/C didapat sebesar 1,994 yang berarti setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih akan didapat manfaat bersih sebesar 1,994. IRR didapat nilai sebesar 30,387 persen, yang didapat lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan. Dengan melihat perolehan NPV > 0, NBCR > 1, dan IRR > 12 persen menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tersebut layak dilaksanakan secara finansial pada tingkat diskonto 12 persen.

Penggunaan tingkat diskonto yang sama pada analisis ekonomi, diperoleh nilai NPV negatif sebesar Rp. -154.008.176 yang menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tersebut merugikan dari sisi ekonomi. Nilai NBCR didapat sebesar 0,581 yang berarti setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih akan didapat manfaat bersih sebesar 0,581. IRR didapat nilai sebesar 3,720 persen, yang nilainya lebih kecil dari tingkat diskonto yang digunakan. Dengan melihat perolehan NPV < 0, NBCR < 1, dan IRR < 12 persen menunjukkan bahwa

pengelolaan sampah tersebut tidak layak untuk dilaksanakan secara ekonomi pada tingkat diskonto 12 persen.

Melihat nilai yang dihasilkan dari perhitungan analisis finansial, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah tersebut layak untuk dilaksanakan dari sisi pelaksana kegiatan, namun dari sisi masyarakat UPK tersebut tidak layak dijalankan. Hal ini terlihat dari terpenuhinya syarat-syarat kelayakan investasi secara finansial, yaitu NPV>0, Nett B/C>1, dan IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan, sedangkan pada perhitungan analisis ekonomi, proyek tidak layak dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat kelayakan. Didapat NPV<0, Nett B/C<1 dan IRR yang lebih kecil dari tingkat diskonto yang digunakan.

Dari penghitungan nilai NPV yang dihasilkan dari analisis finansial maupun ekonomi, dapat diketahui tingkat pengembalian investasi untuk proyek UPK tersebut. Lamanya pengembalian investasi proyek tersebut yaitu 4,260 tahun dilihat dari analisis finansial, sedangkan untuk analisis ekonomi pengembalian investasi lebih panjang dari umur proyek 10 tahun, yaitu 28, 810 tahun sehingga UPK ini juga tidak layak dilanjutkan menurut analisis ekonomi.

6.2 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Hasil pembahasan arus manfaat-biaya (cash flow) membutuhkan analisis perubahan nilai dari komponen input atau output. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pada harga jual atau perubahan pada harga bahan bakar yang digunakan. Analisis perubahan nilai akan menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi pada kelayakan proyek, sekaligus melihat sejauh mana kelayakan proyek tersebut ketika ada perubahan harga input maupun output.

Dokumen terkait