• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 BAHAN DAN METODE

4.1 Identifikasi dan Deskripsi Jenis Ektoparasit

Berdasarkan hasil pengamatan secara mikroskopis terhadap ikan kerapu macan yang diteliti, diketahui bahwa jenis parasit yang sering menginfeksi insang ikan tersebut adalah Diplectanum sp. yang merupakan parasit monogenea, Oodonium sp. yang termasuk ke dalam parasit protozoa filum Sarcomastigophora, dan jenis parasit yang menyerang permukaan tubuh yaitu Trichodina sp. dari famili Trichodinidae, dan Benedenia sp. dari famili Capsylidae berdasarkan buku identifikasi Kabata (1985) dan Dana et al., (1984).

4.1.1 Jenis Ektoparasit Insang

Pengamatan mikroskopik menunjukkan ektoparasit lain yang menyerang kerapu macan dengan ciri-ciri memiliki alat penempel dengan bentuk tubuh seperti cacing monogenea dan biasanya menyerang bagian insang. Gejala klinis yang diperoleh selama penelitian berupa kerusakan pada bagian insang akibat ditumpangi oleh parasit tersebut. Menurut Rakovac et al, (2002) parasit yang memiliki alat pengait yang melebar (untuk mengaitkan diri pada inang) yang disebut anchor dan dilengkapi dengan organ penempel tambahan yang dinamakan lamelle atau squamodisc merupakan Diplectanum sp. (Gambar 3). Agen infeksi dan kondisi patologis antara ikan budidaya dan ikan alam mempunyai insidensi berbeda. Diplectanum sp. adalah parasit monogenea yang menyebabkan reaksi proliferatif sel-sel epitel insang yang terkena infeksi.

Gambar 3. Diplectanum sp. (10x40)

Parasit monogenea termasuk Diplectanum sp. mempunyai siklus hidup yang langsung, sederhana, tidak melibatkan inang perantara dan hanya melibatkan satu inang saja sehingga bila kondisi perkembangannya baik, maka parasit ini akan berkembang lebih cepat tanpa memerlukan inang perantara (Anshary et al., 2001). Siklus hidup parasit ini dimulai dari telur parasit yang menetas dalam waktu 5-8 hari yang berkembang menjadi parasit muda (Oncomiracidia) yang dilengkapi dengan cilia berfungsi sebagai alat gerak untuk menemukan inang baru, di inang biasanya tumbuh dan berkembang di bagian insang (Koesharyani, 2001).

Jenis ektoparasit lainnya yang menyerang kerapu macan mempunyai bentuk bulat dan tidak memiliki flagella. Gejala klinis yang menunjukkan bahwa parasit ini menyebabkan luka pada bagian tubuh dari ikan kerapu macan. Menurut Kabata (1985) parasit yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit inang-inangnya adalah rizoid Oodonium sp. (Gambar 4). Penyakit ini lebih dikenal dengan nama velvet yang merupakan ektoparasit yang menginfeksi kulit dan insang. Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini ikan mengalami anoreksia dan terjadi pendarahan pada insang. Gejala ikan yang terinfeksi Oodonium dengan kondisi yang sudah parah pada kulitnya akan terlihat lapisan seperti beludru.

Gambar 4. A. Oodonium sp. (10x10); B. Permukaan tubuh yang luka akibat terinfeksi Oodonium sp.

Dana et al., (1994) mengatakan bahwa Oodonium sp. termasuk ke dalam parasit protozoa, filum Sarcomastigophora, subfilum Mastigophora, famili Blantoniidae, genus Oodinium dan spesies Oodinioum sp. Adapun filum Sarcomastigophora ini dibedakan atas tiga kelompok subfilum yakni Mastigophora, Sarcodina dan Opalinata. Dimana stadia parasit atau disebut trofont berbentuk bulat. Ukurannya terggantung pada jenis dan stadia siklus hidupnya berukuran lebar 15-70 μm dan mencapai panjang 150-670 μm. Trofont tidak berflagella sehingga tidak dapat berenang bebas. Trofont biasanya diseliputi oleh suatu membran tipis transparan yang memperlihatkan struktur sitoplasmik, terdapat bentuk seperti akar (rizoid) yang digunakan untuk melekatkan diri pada substrat.

4.1.2 Jenis Ektoparasit Kulit

Dari pengamatan ditemukan ektoparasit berbentuk seperti lonceng dan memiliki cilia pada sisi tubuhnya. Cilia yang digunakan sebagai alat gerak. Pada saat parasit ini bergerak parasit ini akan melebarkan dan memendekkan tubuhnya. Menurut Hidayaturrohman (1990), bahwa parasit yang berbentuk seperti lonceng terbalik ini merupakan Trichodina sp.(Gambar 5). Sisi dorsalnya cembung, dapat dikontraksikan serta memiliki dua mahkota bercilia. Sisi bagian ventral sedikit cekung dan berfungsi sebagai alat penghisap. Mulut terdapat di tengah alat penghisapnya dan dikelilingi oleh cincin yang menempel padanya, terdiri dari 20-30 tanduk-tanduk kecil. Bila parasit ini memanjangkan atau memendekkan tubuhnya, mulutnya akan melebar atau menyempit. Parasit ini tidak tahan hidup lama tanpa adanya inang.

B A

Gambar 5. Trichodina sp. (10x10)

Menurut Irianto, (2005) Trichodina sp. merupakan jenis Protozoa dari kelompok Ciliata yang memiliki bulu getar, memiliki bentuk badan seperti cawan, berdiameter 5μm, dengan bulu getar terangkai pada kedua sisi sel. Trichodina sp. merupakan parasit yang mudah memisahkan diri menjadi dua bagian yang lebih kecil dan kemudian masing-masing bagian akan kembali memperbanyak diri. Menurut Kabata (1985), Trichodina sp. termasuk dalam famili Trichodinidae, sub ordo Mobilina, ordo Petrichida dan kelas Ciliophora.

Secara visual selama penelitian jenis ektoparasit ini menyerang ikan kerapu macan dengan menampakkan gejala klinis seperti adanya warna pada permukaan tubuh yang memucat jika dibandingkan dengan ikan yang normal (Gambar 6) dan gejala lainnya seperti adanya bagian tubuh ikan yang rusak atau mengalami luka akibat sering menggosok-gosokkan tubuh pada permukaan akuarium. Dari pemeriksaansecara mikroskopik Trichodina sp. banyak ditemukan pada bagian kulit serta insangdari ikan kerapu macan yang diserang.

Gambar 6. A. Infeksi Trichodina sp. warna tubuh ikan menjadi pucat, B. Warna tubuh ikan kerapu macan normal

Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), Trichodina sp. menyebabkan penyakit gatal (Trichodinasis) pada ikan dan pada bagian tubuh ikan yang diserangnya terutama kulit, sirip dan insang. Kabata (1985), menyatakan bahwa ikan yang terkena infeksi Trichodina sp. menyebabkan sirip ikan menjadi rusak, demikian pula pada insangnya. Bila sudah demikian, kehadiran bakteri dan jamur sebagai agen penyakit sekunder sangat besar kemungkinan menyerang kulit dan menyerang ikan dalam skala pembenihan.

Klinger & Floyd (1998) mengatakan bahwa Trichodina sp. merupakan salah satu parasit yang sering menyerang ikan budidaya, terutama bagian kulit dan insang. Infeksi dalam jumlah yang sedikit tidak akan mengakibatkan kerugian pada budidaya ikan. Namun, jika ikan mengalami stress atau kualitas air menurun, maka parasit ini akan berkembang biak dengan cepat dan mengakibatkan kerugian yang besar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa infeksi dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan ikan tampak pucat, nafsu makan turun dan sensitif terhadap infeksi bakteri.

Dari hasil pengamatan secara mikroskopik ditemukan jenis ektoparasit lainnya yang menyerang kerapu macan dengan bentuk bentuk pipih seperti cacing yang memiliki alat pengait pada bagian posterior tubuhnya dengan gejala infeksi pada ikan kerapu macan yang terserang seperti pernafasan ikan meningkat dan produksi lendir yang berlebihan pada permukaan tubuh inang yaitu Benedenia yang banyak menyerang bagian insang dan permukaan tubuh ikan. Ciri-cirinya memiliki panjang 1,4-2,7 mm, bentuk pipih agak oval, bagian anterior terdapat sepasang alat penempel, sedangkan pada bagian posterior terdapat haptor yang dilengkapi dengan sepasang alat pengait (Zafran, 1998) pada Gambar 7.

Dibandingkan dengan parasit insang, parasit kulit yang ditemukan pada ikan budidaya jenisnya sangat sedikit, dan umumnya jenis yang banyak ditemukan adalah Bendenia sp. yang merupakan skin monogenetic trematodes atau disebut juga parasit kulit, karena banyak ditemukan pada lendir tubuh ikan atau bagian kulit tubuh ikan. Menurut Kabata, (1985) bahwa ektoparasit Benedenia termasuk ke dalam ordo Dactylogridae, famili Capsylidae, genus Benedenia dan spesies Benedenia sp. Menurut Gusrina (2008), bahwa Benedenia sp. sering menyerang ikan kerapu macan terutama di bagian kulit dan insang dan menyerang kulit bahkan beberapa ikan yang terserang parasit ini menunjukkan gejala klinis abnormal pada mata yaitu terjadi kebutaan. Insang merupakan organ penting yang sangat dibutuhkan oleh organisme perairan sebab insang merupakan organ primer untuk pertukaran gas-gas juga berperan dalam proses osmoregulasi.

Dokumen terkait