• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN, PROVINSI

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

2.4.2 Identifikasi Faktor Eksternal

Identifikasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Peluang dapat dimanfaatkan oleh organisasi secara positif untuk memaksimalkan strategi yang akan dilakukan. Sedangkan unuk ancaman, dalam konteks ini organisasi perlu mempertimbangkan setiap faktor yang berasal dari luar organisasi namun dapat mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Identifikasi faktor eksternal meliputi berbagai aspek yang terdiri atas 1) ketersediaan sumberdaya perikanan, 2) pencemaran lingkungan, 3) kondisi nelayan, dan 4) perkembangan revolusi industri digital.

Adapun faktor peluang yaitu sebagai berikut :

1. Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu prioritas dalam proses pembangunan baik di Nasional maupun Jawa Barat

Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan tercermin dari terus digalakkannya Dukungan untuk mengedepankan arah dan kebijakan pembangunan nasional yang meletakkan sektor kelautan sebagai prioritas melalaui pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan optimal dan lestari. Dalam hal ini, sektor kelautan dan perikanan mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah, serta memelihara keberlanjutan pembangunan.

2. Peningkatan konsumsi produk perikanan

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan konsumsi perikana masyarakat Indonesia melalui berbagai program, seperti sosialisai gemar makan ikan, budidaya, dan penguatan teknologi.

3. Adanya pemanfaatan internet of things dalam mendukung pertumbuhan suatu sektor perekonomian

Peningkatan kualitas maupun kuantitas perikana dan kelautan di Indonesia dapat tercapai salah satunya dengan memperkuat penggunaan teknologi berbasi internet.

Internet of things (IoT) dapat mendukung industri perikanan sekaligus meningkatkan kapasitas nelayan dan pembudidaya ikan dalam meningkatkan hasil perikanan yang berdaya saing.

4. Potensi inovasi dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang

Inovasi dan teknologi dalam sektor kelautan dan perikanan berperan penting dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil kelautan dan perikanan termasuk nilai tambahnya. Inovasi teknologi perikanan diharapkan dараt mendorong pada perbaikan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Hal ini penting guna menjadikan kegiatan di sektor kelautan dan perikanan perikanan lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi, dan ramah lingkungan.

Adapun faktor tantangan yaitu sebagai berikut : 1. Perkembangan pasar global

Adanya pasar global seperti penerapan Asean Free Trade Agreementmenjadi peluang untuk pengembangan produk perikanan sekaligus menjadi ancaman bagi produk perikanan di dalam negeri karena masuknya produk impor yang lebih bersaing dari segi harga dan kualitas.

2. Persoalan iklim dan lingkungan

Menurut Enviromental Protection Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya. Perubahan iklim dapat berdampak salah satunya bagi sektor kelautan dan perikanan. Selain itu, juga terdapat degradasi dan pencemaran perairan yang menyebabkan penurunan produktivitas perikanan.

3. Eksploitasi Sumberdaya Perikanan dan IUU fishing (Illegal, Unreported, Unregulated)

Eksploitasi yang tinggi menyebabkan besarnya tekanan terhadap sumberdaya sehingga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas Sumber daya Perikanan sehingga terjadi overfishing. Masih terjadi pelanggaran berupa IUU fishing (Illegal, Unreported, Unregulated) atau kegiatan penangkapan ikan secara illegal, tidak dilaporkan, dan tidak mematuhi aturan

4. Keterbatasan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur sektor kelautan dan perikanan di Jawa Barat masih terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas

diantaranya adalah dermaga, tempat pelelangan ikan, serta infrastruktur untuk mendukung distribusi.

2.4.3 Matriks Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths) - S Kelemahan (Weakness) – W 1. Potensi sumberdaya

kelautan dan perikanan 2. Dukungan peraturan

perundang-undangan dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan.

3. Komitmen kuat untuk mengelola sektor kelautan dan perikanan.

4. Dukungan dana APBD 5. Ketersediaan UPTD yang

memadai

1. Kelembagaan dan struktur penganggaran yang belum kompatibel dengan pembagian pengurusan saat ini.

2. Terbatasnya SDM

3. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung

perkembangan teknologi kelautan dan perikanan

4. Monitoring dan pencatatan data yang masih lemah dan belum terintegrasi.

5. Terbatasnya anggaran dari sumber lainnya

Peluang (Opportunities) - O Strengths + Opportunities (S+O)

Weaknesses + Opportunities (W+O)

1. Sektor Kelautan dan

perikanan merupakan salah satu prioritas dalam proses pembangunan baik di

Nasional maupun Jawa Barat 2. Peningkatan konsumsi

produk perikanan

3. Adanya pemanfaatan internet of things dalam mendukung pertumbuhan suatu sektor perekonomian

4. Potensi inovasi dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan yang terus berkembang

1. Pemanfaatan teknologi aplikasi berbasis internet dalam mendukung aktivitas perikanan tangkap dan pelayanan umum

2. Penguatan kelembagaan berbasis masyarakat di sektor kelautan dan perikanan dari level desa, Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan melibatkan semua stakeholder terkait

1. Penguatan kualitas dan kuantitas SDM melalui peningkatan pelatihan, memberikan peluang untuk

melanjutkan pendidikan, dan perekrutan pegawai teknis perikanan, termasuk penyuluh 2. Menjaring mitra dan meningkatan

kerjasama dalam pemanfaatan teknologi di bidang kelautan dan perikanan

Ancaman (Threateats) – T Strengths + Threateas (S +T)

Weakness + Threateas (W +T) 1. Perkembangan pasar global

2. Persoalan iklim dan lingkungan

3. Eksploitasi Sumberdaya Perikanan dan IUU fishing (Illegal, Unreported, Unregulated)

4. Keterbatasan Infrastruktur yang dapat mencakup seluruh wilayah Jawa Barat

1. Penegakan kepastian hukum yang jelas dalam mengatasi persoalan IUU 2. Meningkatkan kegiatan

pendampingan dan penyuluhan bagi nelayan dan pembudidaya dalam meningkatkan kapasitas nelayan dan

rumahtangga nelayan

1. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak termasuk swasta dalam mendukung

pengembangan teknologi tepat guna dan penguatan modal dalam sektor kelautan dan perikanan 2. Menigkatkan kapasitas SDM

dinas dan masyarakat

nelayan/pembudidaya ikan dalam kegiatan pengelolaan dan

pengolahan hasil perikanan agar memiliki nilai tambah

IFAS (Internal

III. PRMASALAHAN DAN ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN, PROVINSI JAWA

BARAT

Pembangunan di bidang kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023 menghadapi tantangan yang cukup berat terkait dengan permasalahan pada aspek tata kelola, produksi, tata niaga, sosial, lingkungan dan regulasi.

Kompleksitas permasalahan tersebut perlu diselesaikan secara bertahap melalui inovasi dan kolaborasi seluruh komponen pemerintahan, masyarakat dan swasta guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang adil dan makmur. Secara prinsip pembangunan sektor kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023 mengacu pada tiga pilar utama yang dijadikan sebagai pedoman, yaitu;

1. Sektor kelautan dan perikanan harus mampu berkontribusi pada percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah, antara lain berupa peningkatan volume produksi, nilai ekspor, pajak, sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyediaan lapangan kerja dan kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan (on a sustainable basis)

2. Kontribusi ekonomi diperoleh dengan menganut prinsip kemandirian dimana pembangunan kelautan dan perikanan beserta hasil ekonominya dilakukan dan dinikmati oleh masyarakat jawa barat secara adil, dan pada saat yang sama tetap menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dengan pihak asing secara rasional dengan saling menguntungkan dan bertanggungjawab. Muara dari pilar kebijakan kedua adalah distribusi kesejahteraan (welfare distribution) yang dinikmati oleh seluruh masyarakat di Jawa Barat.

3. Kegiatan berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan dilakukan dengan tetap mempertimbangkan secara rasional daya dukung ekosistem laut, pesisir dan perairan tawar dalam menyediakan sumberdaya tersebut. Ekologi menjadi pilar penting sebagai tujuan dari pelaksanaan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan, demi terwujudnya pembangunan kelautan dan perikanan (sustainability marine and fisheries development).

Pilar tersebut menjadi dasar untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dan melaksanakan progam pembangunan di sektor kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat melaksanakan program-program yang dapat memberikan kemanfaatan yang besar bagi seluruh pelaku di sektor kelautan dan

perikanan. Upaya pembinaan bagi nelayan, pembudidaya ikan, pengusaha perikanan skala kecil dan masyarakat pesisir bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif di dalam pembangunan melalui upaya inovasi dan kolaborasi. Selain itu, program-program yang ada diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha perikanan, penciptaaan nilai tambah produk, pemerataan ekonomi, penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang kelautan dan perikanan Jawa Barat.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat juga terus berusaha mendorong pengembangan usaha komersial di bidang kelautan dan perikanan yang berorientasi pasar, meningkatkan dan memperluas keanekaragaman produksi ikan, perluasan dan pemerataan kesempatan berusha dan kesempata kerja, serta peningkatan konsumsi ikan (demand side). Selain itu dari aspek lingkungan, upaya perlindungan terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan juga dilakukan melalui rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir. Upaya-upaya tersebut dipandang penting untuk dilakukan guna memenuhi kebutuhan pangan, kesehatan dan industri, serta meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan nelayan.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Berpijak dari pemahaman terhadap kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang substantif terkait dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum akar permasalahan di bidang kelautan dan perikanan, antara lain:

1. Biaya input yang relatif tinggi dan rendahnya harga output.

2. Pengembangan perikanan tangkap di wilayah pantura Jawa Barat relatif lebih massif dibandingkan dengan perkembangan di wilayah selatan Jawa Barat.

3. Mahalnya harga kapal dengan bobot mati 30 ton.

4. Masih terbatasnya jumlah perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan perikanan.

5. Masih terbatasnya pengembangan perikanan budidaya, termasuk ketersediaan lahan untuk budidaya.

6. Belum dapat dipenuhi secara optimal permintaan perikanan.

7. Terbatasnya pemahaman pebudidaya ikan mengenai konsep-konsep produksi.

8. Minimnya fasilitas dan infrastruktur di wilayah selatan Jawa Barat sehingga sumberdaya perikanan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.

9. Masih terbatasnya teknologi yang dihadapi oleh nelayan tangkap diantaranya adalah global positioning system dan fish finder yang belum dimiliki oleh sebagian besar nelayan.

10. Pendidikan nelayan yang masih rendah.

11. Tidak adanya kawasan khusus budidaya perikanan serta belum cukup tertatanya pasar dalam pengembangan perikanan budidaya.

12. Pasar masih berkembang dengan jaringan yang bersifat individu.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih untuk periode 2018-2023 dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2018-2023). Sehingga penelahaan terhadap visi, misi dan program kepala daerah yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan dilakukan dengan mengacu pada RPJMD. Perumusan prioritas program pembangunan di bidang kelautan dan perikanan harus sejalan dan mendukung terhadap pencapaian visi kepala daerah terpilih. Secara lebih detail, visi, misi dan program pemerintahan Provinsi Jawa Barat dalam 5 (lima) Tahun ke depan dijabarkan sebagai berikut;

a. Visi Pembangunan Jawa Barat 2018 - 2023

Perumusan visi pembangunan Jawa Barat merupakan hasil analisis terhadap kondisi dan tantangan yang dihadapi serta mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat. Visi yang dicanangkan merupakan panduan dalam menetapkan tujuan dan sasaran program pembangunan di Jawa Barat dalam 5 (lima) Tahun ke depan. Visi pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat 2018-2023 adalah;

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai berikut:

Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.

Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup, dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan pemerintahan, antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.

b. Misi Pembangunan Jawa Barat 2018 – 2023

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:

1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.

2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.

3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.

4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat periode Tahun 2013-2018, merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat periode Tahun 2005-2025.Orientasi pembangunan jangka menengah tersebut adalah “Mencapai Kemandirian Masyarakat Jawa Barat”. Guna mewujudkan rencana pembagunan pada tahapan ini makan perlu upaya dari seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan untuk memunculkan inovasi-inovasi dan kolaborasi dalam memecahkan setiap tantangan dan permasalahan yang ada di sektor kelautan dan perikanan.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, terdapat 4 (empat) misi yang terkait dengan Dinas Kelautan dan Perikanan. Misi tersebut adalah; Misi ke-2, yaitu Melahirkan Manusia yang Berbudaya,

Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif; Misi ke-3, yaituMempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan; Misi ke-4, yaitu Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan; Misi ke-5, yaitu, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Namun demikian, dari 4 (empat) misi yang berkaitan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, prioritas utama misi di bidang Kelautan dan perikanan yang harus dicapai adalah misi ke-4;“Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan”.

Pencapaian misi tersebut dimanifestasikan dalam kebijakan program dan kegiatan Tahunan, dalam skenario pencapaian pembangunan jangka menengah.

Program Prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur merupakan satu kesatuan dalam skenario pembangunan Jawa Barat, dimana program prioritas selama periode waktu Tahun 2018 – 2023 yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi daerah serta berkaitan dengan implikasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut;

Program unggulan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat merupakan hal-hal yang strategik dan untuk itu perlu dikedepankan dalam upaya mencapai visi dan misi. Program unggulan RINDU, meliputi:

1. Akses pendidikan untuk semua, meliputi:

a. Sekolah Juara b. Guru Juara c. SMK Juara

d. Perguruan Tinggi Juara e. Budaya Juara

f. Perempuan Juara g. Olah Raga Juara h. Millenial Juara

2. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:

a. Kesehata Juara (Layak Rawat, Puskesmas Juara, Revitalisasi Rumah Sakit, Mobil Kekasih, JAminan Kesehatan masyarakat miskin terintegrasi dengan JKN, Poskestren)

b. Anak Juara (Zeri Stunting, Ngabaso/Ngabring Ka Sakola) 3. Pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, meliputi:

a. Petani Juara b. Nelayan Juara c. Industri Juara d. Pasar Juara e. UMKM Juara

f. Gudang tani dan ikan Juara

4. Pengembangan destinasi dan infrastrukur pariwisata, meliputi:

a. Pariwisata Juara b. Ekonomi Kreatif Juara

5. Pendidikan agama dan tempat ibadah Juara, meliputi:

a. Pesantren Juara

b. Mesjid dan tempat ibadah juara c. Ulama Juara

d. Manusia Pancasila

6. Insfrastruktur konektivitas wilayah, meliputi:

a. 100% jalan mulus di Jawa Barat

b. Pembangunan dan perbaikan jalan kereta 7. Gerakan bangun desa (Gerbang desa), meliputi:

a. 1 desa 1 Bumdes/One Village One Company (OVOC) b. Desa Digital

c. Patriot Desa/One CEO One Bumdes d. Kampung Keluarga Juara

e. Desa Sejahtera mandiri f. Desa Wisata

g. Sapa Warga h. Posyandu Juara i. Mobil Siaga

8. Subsidi gratis Golongan Ekonomi Lemah (Golekmah), meliputi:

a. Rumah Harapan Sejahtera

b. Beasiswa Perguruan Tinggi c. Buruh Juara

9. Inovasi pelayanan publik dan penataan daerah, meliputi:

a. Birokrasi Juara (pengembangan Smart Province/Jabar Digital Province meliputi:

Pembangunan Command Center, Integrated government Dashboard, Jabar satu data dan satu peta, open data, unit Jabar Digital Service, revitalisasi dan intergrasi website jabar juara, dan pengadaan Reformasi juara)

b. ASN Juara c. APBD Juara d. BUMD Juara

Beberapa program unggulan yang tercantum diatas terkait dengan tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan baik secara langsung maupun tidak. Progran Gudang Ikan Juara dan Nelayan Juara merupakan salah satu program yang terkait langsung karena menjadi ranah dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Sedangkan untuk program 1 desa 1 Bumdes (OVOC), komoditas yang dikembangkan dapat berupa komoditas kelautan dan perikanan.

Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih terkait dengan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan tersaji dalam Tabel 4 dibawah ini;

Tabel 4. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Kelautan dan PerikananTerhadap Pencapaian Visi, Misi dan Progam Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi :Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

No. Misi dan

Penghambat Pendorong

Misi 4 : Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan

b. Ketersediaan sumberdaya manusia

a. Harga input produksi yang tinggi dan kualitas yang rendah b. Semakin tingginya

alih fungsi lahan c. Terbatasnya sarana

dan prasarana yang

a. Komitmen

Visi :Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

Penghambat Pendorong

Program 2 : Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Utara Program 6 : Program Peningkatan Teknologi Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan d. Menurunnya luasan

dan kualitas

e. Penerapan teknologi budidaya ikan g. Terbatasnya sarana

dan prasarana yang belum memadai sesuai dengan perkembangan teknologi penangkapan h. Struktur armada

masih tradisional i. Penerapan teknologi

penangkapan terbatas

j. Belum optimalnya Pelabuhan c. Peningkatan

kualitas dan kuantitas SDM

Perikanan

d. Konsolidasi UPTD, OPD dan tepat manfaat dan sasaran

Visi :Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

Penghambat Pendorong

Program 8 :

b. Ketersediaan sumberdaya

a. Terbatasnya sarana dan prasarana pengolahan b. Pendayagunaan

Masyarakat Pesisir

b. Konsolidasi UPTD, OPD dan

Visi :Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

No. Misi dan Program

Permasalahan pelayanan Dinas

Kelautan dan Perikanan Prov.

Jabar

Faktor

Penghambat Pendorong

Wilayah Utara Program 14 Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan

Program kerja pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang terdapat dalam rencana pembangunan jangka menengah tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok program, yaitu;

1. Program nelayan juara yaitu peningkatan social ekonomi nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan, serta petambak garam yang unggul dan berdaya saing tinggi;

2. Program Gudang Ikan Juara yaitu peningkatan produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat Jawa Barat, serta peningkatan pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan berbasis bisnis kelautan dan perikanan secara online, terpadu dan berkelanjutan;

3. Program Laut Juara yaitu ekosistem dan lingkungan yang sehat dan menunjang pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan (Sustainable Fisheries)

Tiga program utama dalam bidang kelautan dan perikanan periode 2018-2023 dijabarkan secara lebih rinci sebagai berikut;

1. Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya

a. Pemenuhan kebutuhan ikan dalam negeri (swasembada) dan menjadi pendukung net exporter

b. Distribusi manfaat ekonomi dari pembangunan kelautan dan perikanan kepada segenap pelaku usaha perikanan khususnya nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah serta pedagang hasil perikanan skala kecil

c. Pertumbuhan ekonomi melalui penerapan IPTEK dan manajemen professional

d. Modernisasi armada nelayan tradisional di daerah-daerah yang telah mengalami overfishing seperti di Pantura melalui pemberian pinjaman modal berikut pelatihan teknis serta pendampingan manajemen agar mampu menangkap ikan di KTI, Laut Cina Selatan, SEEI Samudera Pasifik dan ZEEI Samudera Hindia

e. Relokasi nelayan dari daerah-daerah overfishing ke daerah-daerah underfishing. Armada nelayan yang telah dimodernisasi sebaiknya direlokasi

f. Penerapan sistem rantai dingin dalam penanganan hasil tangkapan ikan dari mulai ikan disimpan sampai ke tangan konsumen akhir produk perikanan

g. Revitalisasi pelabuhan perikanan menjadi kawasan industri perikanan terpadu yang efisien, produktif dan ramah lingkungan.

h. Pengembangan 10 komoditas unggulan berbasis kewilayahan dan bisnis perikanan budidaya terpadu

2. Industri Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

a. Revitalisasi industri pengalengan ikan, cold storage, dan lain-lain sehingga lebih efisien dan berdaya saing

b. Diversifikasi dan pengembangan produk

c. Pembinaan dan pengawasan mutu produk perikanan mulai dari tingkat produsen, distribusi sampai ke pasar akhir baik di dalam negeri maupun sampai ke luar negeri

d. Pembangunan dan operasionalisasi pasar-pasar ikan higienis

e. Pengadaan sarana pengangkutan produk perikanan dari lokasi produsen ke lokasi konsumen ikan seperti; mobil box pendingin, angkutan laut, dan angkutan udara.

f. Kampanye dan sosialiasai panen lauk juara dan juara makan ikan

g. Pembentukan board of commodities seperti udang, kakap, kerapu, baronang, rumput laut dan tepung ikan

h. Penguatan dan pengembangan ekspor produk perikanan

3. Industri Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

a. Ekstraksi natural produk dari biota-biota laut untuk industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika dan bioenergy

b. Rekayasa genetika untuk menghasilkan induk dan benih yang unggul c. Bioremediasi pencemaran lingkungan

4. Industri Kelautan dan Kawasan Pesisir

Program pengembangan kawasan pantai Jawa Barat yang luasnya sekitar 814 km dibatasi untuk kegiatan;

Program pengembangan kawasan pantai Jawa Barat yang luasnya sekitar 814 km dibatasi untuk kegiatan;

Dokumen terkait