• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim

6.4 Identifikasi Faktor-faktor Penentu Adaptasi Petani terhadap Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan beberapa responden melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Adaptasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah merubah pola tanam mereka. Tujuan responden melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim adalah agar petani dapat mengatasi dan mengoptimalkan hasil usahatani mereka, sehingga dapat memperbaiki tingkat pendapatan sebelumnya akibat adanya perubahan iklim. Semakin banyak

Tahun Pola Tanam Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan (Rp/Ha/ Tahun) % Perubahan pendapatan 2009 Padi-Padi 14.000.000 4.715.401 9.058.349 - 2010 Ubi Jalar-Ubi Jalar 17.339.505 2.217.633 15.121.827 66,94 Perbedaan 3.339.505 -2.497.768 6.063.523

responden yang melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, maka diharapkan akan memperbaiki tingkat pendapatan mereka.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam adaptasi petani dianalisis menggunakan model regresi logistik. Variabel independen yang menjadi faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah tingkat pendidikan (TPDK), lama bertani (LBTI), luas area (LARA), dan pemahaman petani terhadap perubahan iklim (PPTI). Variabel dependen dalam model ini adalah keputusan petani untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, yang bernilai “satu” dan keputusan petani untuk tidak melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim yang bernilai “nol”. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi petani dalam Melakukan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

Log-Likelihood = -5,238

Test that all slopes are zero : G = 40,573, DF = 4, P-Value = 0,000 Goodness-of-Fit Test Method Chi-Square DF P Pearson 20,9641 32 0,932 Deviance 10,4764 32 1,000 Hosmer Lemeshow 5,3794 8 0,716 Measures of Association :

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 329 96,8 Discordant

11 3,2 Somers’ D 0,94

Ties 0 0,0 Goodman-Kruskal Gamma 0,94

Total 340 100 Kendall’s Tau-a 0,48

Sumber : Data primer (diolah), 2011

Keterangan : * Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%

Predictor Coef P Odds Ratio

Constant -30,4276 0,998

Tingkat Pendidikan 22,1910 0,998 4,33941E+09

Lama Bertani 0,0143 0,856 1,01

Luas Area 5,9534 0,322 385,08

Model regresi logistik yang didapat dari model dapat dituliskan sebagai berikut : Zi = -30,4276 + 22,1910TPDK + 0,0143LBTI + 5,9534LARA + 4,6070PPTI

Pengujian keseluruhan model logit untuk menyatakan model logit dapat menjelaskan keseluruhan atau memprediksi pilihan individu pengamatan dapat menggunakan uji G, dengan membandingkan antara nilai G dan nilai Khi-kuadrat tabel pada a tertentu dengan derajat bebas k-1. Jika menggunakan program Minitab dapat dilihat dari nilai P yaitu model regresi logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan petani untuk melakukan adaptasi terhadap iklim jika P yang dihasilkan kurang dari taraf nyata yang dipilih. Hasil olahan data pada halaman sebelumnya diperoleh nilai Log-likelihood sebesar -5,238 yang menghasilkan nilai G sebesar 40,573 dengan nilai P yaitu 0,000. Nilai P yang dihasilkan berada di bawah taraf nyata lima persen (α = 5%), maka dapat dismpulkan bahwa model logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi keputusan petani untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hasil olahan data menunjukkan bahwa Goodness of-Fit-Test atau uji kebaikan model dapat dilihat pada metode Pearson, Deviance dan Hosmer-Lemeshow. Nilai P yang dihasilkan pada ketiga metode tersebut menunjukkan nilai P yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata 5%, sehingga model layak untuk digunakan.

6.4.1 Variabel yang Signifikan

Hasil olahan data menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai P sebesar 0,032 adalah pemahaman petani terhadap perubahan iklim. Variabel pemahaman petani terhadap perubahan iklim bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin petani paham akan adanya

perubahan iklim maka semakin besar kecenderungan petani untuk melakukan adaptasi. Pemahaman petani mengenai perubahan iklim seperti kesadaran petani akan adanya perubahan iklim, informasi yang didapat oleh petani dari berbagai sumber akan membantu para petani untuk merubah pola pikir mereka. Responden akan menyadari bahwa kegiatan usahatani dengan bentuk usahatani yang sama seperti bentuk pola tanam yang sama padahal kondisi iklim telah berubah maka akan menyebabkan pendapatan mereka mengalami penurunan. Pemahaman yang kurang yang dimiliki oleh petani mengenai perubahan iklim, cenderung untuk tidak melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini ditunjukan dari kondisi di lapangan bahwa dari 37 responden, hanya 17 responden yang melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim yaitu dengan cara merubah pola tanam mereka.

Nilai odds ratio sebesar 100,19 menunjukkan bahwa tambahan satu pemahaman petani terhadap perubahan iklim maka peluang untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim 100,19 kali lebih tinggi dibandingkan peluangnya untuk tidak melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, dengan asumsi yang lain dianggap konstan (ceteris paribus). Hal ini menunjukkan bahwa setiap pemahaman petani terhadap perubahan iklim mengalami peningkatan, maka peluang untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 43% responden memahami adanya perubahan iklim. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman petani Desa Purwasari terhadap perubahan iklim cenderung masih rendah, oleh karena itu potensi atau peluang untuk melakukan adaptasi semakin besar jika pemahaman petani terhadap perubahan iklim ditingkatkan.

6.4.2 Variabel yang Tidak Signifikan

Hasil olahan data menunjukkan bahwa variabel yang tidak signifikan diantaranya yaitu tingkat pendidikan (TKPD), lama bertani (LBTI), dan luas area (LARA). Variabel tingkat pendidikan tidak signifikan karena memiliki nilai P sebesar 0,998 yang artinya lebih besar dari taraf nyata lima persen (α = 5%). Tingkat pendidikan yang dimiliki responden yang melakukan adaptasi maupun yang tidak melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim pada umumnya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), sehingga responden yang melakukan perubahan pola tanam maupun yang tidak merubah pola tanam pada umumnya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar.

Variabel lama bertani tidak signifikan karena nilai P yang dimiliki lebih besar dari taraf nyata lima persen yaitu sebesar 0,856. Petani baik yang sudah lama bertani maupun yang belum lama bertani tidak mempengaruhi petani untuk melakukan adaptasi atau tidak melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Variabel luas area tidak signifikan karena memiliki nilai P sebesar 0,322 yang artinya lebih besar dari taraf nyata lima persen, sehingga dapat diabaikan secara statistik. Responden yang melakukan adaptasi atau responden yang tidak melakukan adaptasi pada umumnya hanya memiliki luas area yang sempit, sehingga luas area tidak mempengaruhi petani untuk beradaptasi.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN